Signalling Theory ialah teori yang dikemukakan oleh Ross (1977) merupakan
pemberian petunjuk terhadap investor mengenai sudut pandang manajemen untuk
kedepannya perusahaan. Sinyal yang baik untuk perusahaan adalah hal penting dalam
pengambilan keputusan investor apabila membeli sebuah saham suatu perusahaan.
Menurut Putri dan Santoso (2020) mengacu dalam Jama’an (2008) menjelaskan
pemberian inforamasi terhadap pihak yang bersangkutan dengan suatu informasi yang
menggambarkan keunggulan perusahaan disebut teori sinyal.
Et−Et −1
∆ Et =
Et −1
Keterangan:
Rasio ini dapat dibuat dalam bentuk berapa kali atau dalam bentuk prosentase.
Apabila rasio lancar ini 1:1 atau 100%, ini berarti bahwa aktiva lancar dapat menutupi
semua utang lancar. Rasio lancar yang lebih aman adalah jika berada di atas 1 atau di
atas 100% (Harahap, 1998:301). Hal yang paling penting dalam mengukur rasio modal
kerja (rasio likuiditas) bukanlah pada besar kecilnya perbedaan aktiva lancar dengan
utang jangka pendek, melainkan harus dilihat pada hubungannya atau
perbandingannya yang mencerminkan kemampuan mengembalikan utang. Current
ratio yang tinggi mungkin menunjukkan adanya uang kas yang berlebihan dibandingkan
dengan tingkat kebutuhan atau adanya unsur aktiva lancar yang rendah likuiditasnya
(seperti persediaan) yang berlebihan. Current ratio yang tinggi tersebut memang baik
dari sudut pandang kreditor, namun dari sudut pandang investor, hal ini kurang
menguntungkan karena aktiva lancar tidak didayagunakan dengan efektif. Sebaliknya,
current ratio yang rendah relatif lebih riskan, tetapi menunjukkan bahwa manajemen
telah mengoperasikan aktiva lancar secara efektif (Djarwanto, 2004:150).
Menurut Putri dan Fuadati (2019) rasio likuiditas ialah indikator kemampuan
perusahaan melunasi kewajiban finansial saat hari yang ditentukan dengan memakai
aktiva lancar saat ini. Rasio likuiditas menjadi takaran perusahaan membayar hutang
waktu dekat yang segera berakhir. Rasio likuiditas digunakan melihat seberapa
likuidnya perusahaan. Rasio yang pakai yaitu rasio lancar (current rasio). Sejalan
dengan Signalling Theory yang menyatakan, perusahaan yang mampu melunasi
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya merupakan sinyal yang baik untuk investor
terkait kinerja dimasa depan memberikan perkembangan di masa selanjutnya.
Perusahaan yang dapat melunasi kewajiban jangka pendek memberikan sinyal positif
untuk investor menentukan keputusan asetnya karena memiliki laba bersih yang tinggi
agar tetap mampu dalam membayar kewajiban suatu perusahaan (As’ari dan Pertiwi,
2021).
Aset Lancar
Current Ratio=
Utang Lancar
Total Liabilitas
Debt ¿ Equity Ratio= x 100 %
Ekuitas
Total Kewajiban
Debt Ratio=
Total Aktiva
Metode adalah suatu cara kerja yang dapat digunakan untuk memperoleh sesuatu. Sedangkan metode penelitian dapat
diartikan sebagai tata cara kerja di dalam proses penelitian, baik dalam pencarian data ataupun pengungkapan fenomena
yang ada (Zulkarnaen, W., et al., 2020:229). Definisi Operasional Definisi operasional merupakan keterangan variabel
yang dipakai dipenelitian untuk dibahas dan disimpulkan. Variabel yang pakai antara lain variabel dependen (Y), variabel
independen (X), dan Variabel moderasi (Z).
3.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini berjumlah 45 perusahaan perdagangan, jasa dan investasi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia selama tahun 2017 sampai dengan tahun 2021.
3.2 Sampel
Sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling
adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan yang didasarkan pada kriteria tertentu untuk
memperoleh sampel yang representatif terhadap populasi penelitian. Kriteria pemilihan sampel sabagai berikut:
1. Sampel merupakan perusahaan sector LQ45 yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode 2016-2019.
2. Sampel merupakan perusahaan sector LQ45 yang mempublikasikan laporan keuangan lengkap secara
berturutturut selama periode 2017-2021.
3. Sampel merupakan perusahaan sector LQ45 yang memperoleh laba secara berturut-turut selama periode
2017-2021.
4. Sampel merupakan perusahaan sector LQ45 yang menggunakan mata uang rupiah selama periode 2017-
2021.
Tabel 3.1.
Daftar Perusahaan LQ45
No Kode Nama Perusahaan Sektor
1. ACES Ace Hardware Indonesia Tbk. Trade, Service
& Investment
2. ADRO Adaro Energy Tbk. Materials
Bentuk penelitian adalah sebuah proses yang harus dilakukan dalam perencanaan dan pelaksaan penelitian
dimana tujuannya adalah memperoleh jawaban dari pertanyaan suatu penelitian hingga ditariklah sebuah
kesimpulan penelitian. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan deskriftif kuantitatif yang menggambarkan
keadaan serta fenomena suatu objek disertai data statistik melalui data sampel penelitian kuantitatif merupakan
penelitian salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya sistematis, terencana, terstruktur dengan jelas sejak
awal hingga pembuatan desain penelitiannya, dan pengumpulan data digunakan instrumen penelitian, analisis
data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Alasan
menggunakan penelitian kuantitatif dikarenakan data yang tercantum sudah cukup jelas, dikarenakan juga
penelitian ini bermaksud untuk menguji hipotesis.
Data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang sumbernya berasal dari annual report
dalam laporan tahunan di LQ 45. Data sekunder yaitu sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain Sugiyono (2014:131).
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang sumbernya berasal dari annual report dalam laporan tahunan di
LQ 45. Menurut Sugiyono (2014:131), data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
40
Populasi dalam penelitian ini merupakan perusahaan manufaktur sektor industri dan dasar kimia, sektor aneka
industri dan sektor industri barang dan konsumsi yang telah terdaftar dalam indeks LQ 45 di Bursa Efek
Indonesia.
Indeks yang digambarkan di LQ 45 adalah salah satu indeks saham yang ada pada Bursa Efek Indonesia yang
menghitung indeks rata-rata 45 saham yang memenuhi kriteria berkapitalisasi pasar terbesar dan mempunyai
tingkat likuiditas nilai perdagangan yang tinggi. Indeks LQ 45 pertama kali dimulai pada bulan Februari 1997 dan
dievaluasi setiap enam bulan sekali.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode judgement sampling yang merupakan
salah satu bentuk purposive sampling dalam mengambil sampel yang telah ditentukan dimana sampel sengaja
dipilih untuk mewakili populasinya yang didasarkan oleh maksud, tujuan serta kriteria-kriteria
yang ditentukan. Adapun kriteria-kriteria tersebut antara lain: 1. Perusahaan LQ 45 yang menggunakan mata
uang Rupiah dalam laporan
keuangannya.
2. Perusahaan LQ 45 yang telah menyampaikan laporan keuangan tahunan berturut-turut untuk tahun 2015-
2019 dimana di dalamnya terdapat data dan informasi yang dapat digunakan dalam penelitian ini serta laporan
keuangan tahunan tersebut dilengkapi dengan laporan auditor independen
Berdasarkan kriteria diatas terdapat 45 perusahaan yang masuk kedalam LQ 45 terdapat 45 sampel 225 unit
selama 5 tahun
Tabel 3. 1
Variabel penelitian yaitu segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam variabel yang
digunakan adalah variabel Dependent, variabel Independent, variabel Moderasi sebagai berikut:
3.4.1. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel Dependent (terikat) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel independent (bebas). Variabel dependent (terikat) pada penelitian ini
adalah Audit delay sebagai variabel (Y).
43
Menurut Halim (2000:4) dalam Miradhi dan Juliarsa (2016) menyatakan bahwa, "Keterlambatan audit adalah
lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal penutupan buku hingga tanggal diterbitkannya
laporan audit.
Rentang waktu yang diukur berdasarkan lamanya hari dalam menyelesaikan proses audit oleh auditor
independen dari tanggal tutup buku pada tanggal 31 Desember sampai dengan tanggal yang tercantum dalam
laporan auditor independen dengan menggunakan laporan keuangan yang memiliki tutup buku per 31
Desember sampai dengan diterbitkannya laporan audit ialah audit delay.
Variabel Independent (bebas) adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahnnya atau timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel independent dalam penelitian ini Opini Audit
sebagai X1, Profitabilitas sebagai X2, Solvabilitas sebagai X3. 1. Opini Audit
Menurut Palim & Pratiwi (2017) Opini Audit adalah pendapat yang diberikan oleh auditor setelah melakukan
beberapa tahapan proses audit untuk menilai kewajaran dari laporan keuangan yang diberikan pihak
perusahaan. Opini audit yang baik mengemukakan bahwa laporan keuangan yang telah diaudit sesuai dengan
ketentuan standar akuntansi keuangan dan tidak ada penyimpangan material yang dapat mempengaruhi
pengambilan suatu keputusan.
Pengecualian, Tidak Wajar dan Tidak Memberikan Pendapat) akan diberi angka (
(nol).
2. Profitabilitas
Menurut Halim (2016:81) Rasio Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan mengahsilkan keuntungan
Profitabilitas pada tingkat penjualan, asset dan saham yang tertentu terdapat tiga rasio yaitu: profit margin,
return on asset (ROA) dan return on equity (ROE). Pada penelitian ini Profitabilitas ini diukur dengan melihat
Return On Assets (ROA). Akhir dari pengecekan laporan keuangan yaitu pendapat yang diberikan oleh auditor.
Pendapat Auditor berpijak pada audit yang dilaksanakan berdasarkan standar auditing dan atas temuan
temuannya.
Menurut Kasmir (2012:151) solvabilitas adalah "Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa aktiva
perusahaan dibiayai dengan utang. Maksudnya berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan
dibanding dengan aktivanya",
Menurut Hery (2016:161) solvabilitas adalah "Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa aset perusahaan
dibiyai dengan utang. Rasio solvabilitas ataupun rasio leverage ialah rasio yang digunakan dalam mengukur
seberapa besar beban utang yang harus ditanggung perusahaan dalam rangka pemenuhan aset".
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa rasio solvabilitas dapat diartikan sebagai
perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan. Jika sebuah perusahaan
mampu membayar utang-utangnya dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut akan mampu menyajikan
laporan keuangannya tepat waktu.
Menurut Setiawan (2013) dalam Miradhi & Juliansa (20016) Ukuran Perusahaan diartikan sebagai suatu skala
dimana dapat diklasifikasikan besar kecil perusahaan dengan berbagai cara antara lain dinyatakan dalam total
aktiva, nilai pasar saham, dan lain-lain. Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar kekayaan yang
dimiliki oleh suatu perusahaan serta mencerminkan ukuran dari perusahaan tersebut.
Penelitian ini menggunakan total aset yang kemuadian diukur dengan natural log (Ln) sebagai tolak ukur dari
besar kecilnya suatu perusahaan. Total aset dipilih karena mengacu pada penelitian yang menyatakan semakin
besar nilai aset suatu perusahaan, maka semakin pendek audit delay dan sebaliknya. Tidak hanya itu total aset
diseleksi untuk pengukuran perusahaan karena total aset dapat menggambarkan berapa besar skala dari
perusahaan yang dilihat dari banyak kekayaan perusahaan tersebut.
Statistik deskriptif memberikan cerminan ataupun deskripsi suatu informasi yang dilihat dari nilai rata-rata
(mean), standar deviasi, maksimum, dan minimum atas ukuran perusahaan, profitabilitas, dan solvabilitas
berdasarkan data olahan SPSS (Ghozali, 2011). Sedangkan variabel opini audit tidak di ikutsertakan
46
dalam perhitungan statistik deskriptif karena variabel-variabel tersebut memiliki skala nominal. Skala nominal
merupakan skala pengukuran kategori atau kelompok. Angka tersebut hanya dapat digunakan sebagai label
kategori semata tanpa nilai intrinsik, maka dari itu kurang tepat apabila digunakan untuk menghitung nilai rata-
rata (mean) dan standar deviasi dari variabel tersebut. Jenis penelitian kuantitatif meliputi data-data penelitian
berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau
residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki
distribusi normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011). Dalam penelitian ini uji normalitas memakai One-
Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Dasar keputusan berdasarkan pada taraf signifikan hasil hitung dengan
ketentuan sebagai berikut:
• Probabilitas > 0,05: hipotesis diterima artinya data terdistribusi secara normal • Probabilitas < 0,05: hipotesis
ditolak artinya data tidak terdistribusi secara normal
47
yakni dengan melihat nilai signifikan lebih besar dari 0.05 kesimpulannya tidak
terjadi heteroskedastitas.
Uji autokorelasi untuk mengetahui apakah pada suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan
pengganggu dalam periode t menggunakan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi korelasi,
disinyalir ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul disebabkan adanya observasi yang berurutan
sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Masalah ini timbul karena residual (kesalahan penganggu) tidak
bebas dari satu observasi ke observasi yang lainnya. Kerap ditemui pada informasi runtut waktu ataupun time
series karena "gangguan" pada individu/kelompok cenderung mempengaruhi "gangguan” pada individu/
kelompok yang sama pada periode selanjutnya. Bebas dari autokorelasi adalah model regresi yang baik. Untuk
mengetahui ada tidaknya autokorelasi,
48
sehingga dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW). Model dikatakan bebas dari autokorelasi apabila nilai DW
lebih besar dari nilai DU pada tabel.
Dikarenakan penelitian ini menggunakan variabel moderasi, Model analisis yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah Moderated Regression Analysis (MRA). Moderated Regression Analysis (MRA) atau uji
interaksi adalah aplikasi khusus regresi linear berganda dimana dalam persamaan regresinya mengandung
unsur interaksi (perkalian dua atau lebih variabel independen) (Liana, 2009 dalam sulistiawati, 2018). Jika
variabel tersebut merupakan variabel moderating maka nilai koefisien harus signifikan pada tingkat signifikan
yang ditentukan. Adapun contoh dasar berdasarkan regresi linier berganda dari penelitian ini dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Audit delay
= Opini Audit
XI
- Profitabilitas
Solvabilitas
X2
X3
= Ukuran Perusahaan
= Konstanta
B5, B6, B7
independen
= Error term
i,t
Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasan atau independen secara
individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Pengujian dilakukan
menggunakan significance level 0,05 (α-5%) artinya pengambilan keputusan pada uji t dapat dilakukan dengan
melihat nilai signifikannya pada taraf kepercayaan 0,05. Penerimaan dan penolakan hipotesis dilakukan dengan
kriteria sebagai berikut:
Jika nilai signifikannya > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan) hal tersebut berarti
variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
b. Jika nilai signifikannya < 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan) ini berarti variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
c. Jika t hitung << t tabel maka variabel independen secara individu tidak
d. Jika t hitung > t tabel maka variabel independen secara individu berpengaruh terhadap variabel dependen.
50
Koefisien determinasi (R) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan
variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R² yang
kecil menandakan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi-variabel dependen
sangat terbatas. Sebaliknya nilai R2 y yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Secara garis besar
koefisien determinasi dalam bentuk data silang (crossection) relatif rendah ini disebabkan adanya variasi yang
besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki
nilai koefisien determinasi yang tinggi.