Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ciri-ciri perekonomian modern adalah adanya pasar modal sebagai salah

satu elemen sistem ekonomi yang turut memacu pertumbuhan dan perkembangan

ekonomi dan bisnis. Hiruk-pikuk perekonomian negara-negara yang telah maju

selalu ditandai dengan pesatnya perkembangan industri pasar modal baik pasar

saham (equity market), pasar obligasi (bond market), maupun pasar untuk

sekuritas turunan atau derivatif (derivative market).

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau Indonesian Stock Exchange (IDX)

merupakan pasar modal yang ada di Indonesia. Bursa Efek Indonesia memiliki

peranan penting sebagai sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi, yang

merupakan salah satu alternatif penanaman modal. Bagi perusahaan, BEI

membantu perusahaan untuk mendapatkan tambahan modal dengan cara go public

yaitu kegiatan penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten

(perusahaan yang go public) kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur

oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.

Pasar modal adalah suatu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan

untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Perkembangan pasar modal di Indonesia

telah mendorong perusahaan-perusahaan untuk menjual sebagian sahamnya

kepada masyarakat. Investor harus terlebih dahulu menganalisis informasi

akuntasi yang terdapat dalam laporan keuangan kepada perusahaan besar yang

1
2

sahamnya dijual ke masyarakat, maka bursa saham bisa merupakan indeks yang

baik untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan. Harga saham terpengaruh

langsung dengan cepat oleh informasi yang tersedia.

Laporan keuangan memiliki analisis rasio keuangan yang berpengaruh

besar terhadap perubahan harga saham (Susilawati,2005:57). Saham merupakan

tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut sebagai pemegang

saham. Daya tarik yang ditawarkan saham dibandingkan dengan produk investasi

produk investasi lain dalam bentuk financial assets adalah tingkat keuntungan

atau return yang diperoleh oleh investor relatif lebih tinggi dibandingkan dengan

tabungan, deposito maupun obligasi.

Motivasi atau tujuan para investor untuk melakukan investasi di pasar

modal tidak selalu sama antar investor yang satu dengan investor yang lain. Bagi

investor yang mempunyai tujuan untuk mendapat keuntungan jangka pendek,

pada umumnya mereka menginginkan bagian dari keuntungan yang berupa

capital gain dengan cara salah satunya adalah membeli saham atau sekuritas lain

pada saat harganya murah dan menjualnya pada saat harga saham meningkat.

Sedangkan bagi investor yang berorientasi untuk mendapat keuntungan jangka

panjang (diantaranya berupa keinginan untuk memperoleh proporsi kepemilikan

di perusahaan), pada umumnya mereka kurang respon terhadap fluktuasi harga

saham.

Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

perusahaan, jika harga saham perusahaan selalu mengalami kenaikan, maka

investor menilai bahwa perusahaan berhasil dalam mengelola usahanya.


3

Kepercayaan investor sangat bermanfaat bagi emiten, karena semakin banyak

orang percaya terhadap emiten maka keinginan untuk berinvestasi kepada emiten

semakin kuat. Semakin banyak permintaan saham terhadap emiten maka dapat

menaikkan harga saham tersebut. Harga saham yang tinggi dapat dipertahankan

maka kepercayaan investor terhadap emiten juga semakin tinggi dan hal ini dapat

menaikkan nilai emiten.

Stella (2009) menemukan bahwa kondisi perusahaan mampu

mempengaruhi harga saham. Kondisi perusahaan dalam hal ini diartikan sebagai

kinerja keuangan perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan suatu hal yang

sangat penting, karena kinerja perusahaan berpengaruh dan dapat digunakan

sebagai alat untuk mengetahui apakah perusahaan mengalami perkembangan atau

sebaliknya. Ukuran kinerja perusahaan yang paling lama dan paling banyak

dugunakan adalah kinerja keuangan yang diukur dari laporan keuangan

perusahaan. Kinerja keuangan yang diukur dengan current ratio, debt to equity

ratio (DER), net profit margin, perputaran piutang, dan price earning ratio.

Samsul (2006:200) menyatakan bahwa secara garis besar harga saham

dipengaruhi oleh dua sudut pandang yaitu sudut pandang perusahaam (mikro) dan

sudut pandang pasar (makro). Berdasarkan sudut pandang mikro, yang

mempengaruhi harga saham dapat berupa profit, deviden, aliran kas, perubahan

fundamental industri yang diukur dari kinerja keuangan dan perubahan sikap

investasi. Berdasarkan sudut pandang makro, harga saham dipengaruhi oleh

tingkat inflasi, bunga, kebijakan fiskal dan moneter serta internasionalisasi.


4

Kepercayaan pemodal dalam investasi adalah presepsi mereka akan

kewajaran harga sekuritas (saham). Dalam keadaan seperti itu, pasar modal

dikatakan efisiensi secara informasional, apabila harga sekuritas-sekuritasnya

mencerminkan semua informasi yang relevan, oleh karena itu informasi yang

tidak benar dan tidak tepat tentunya akan menyesatkan para pemodal dalam

melakukan investasi pada sekuritas, sehingga hal ini akan merugikan para

pemodal. Semakin cepat dan tepat informasi sampai pada calon pemodal dan

dicerminkan pada harga saham, pasar modal yang bersangkutan semakin efisiens.

Sekian banyak informasi yang mempengaruhi investor dalam menilai

harga saham, namun faktor fundamental masih digunakan dalam penentuan harga

saham. Beberapa penelitian menunjukkan faktor fundamental mempengaruhi

harga saham. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti hanya ingin membuktikkan

atau menguatkan apakah konsep atau penelitian-penelitian yang telah dilakukan

dapat didukung. Penelitian ini hanya melihat dari informasi faktor fundamental

perusahaan apakah informasi tersebut digunakan oleh para investor untuk menilai

saham. Analisis fundamental mempunyai konsep dasar bahwa nilai saham sebuah

perusahaan menjalankan kinerja perusahaan.

Saham perusahaan yang go public sebagai komoditi investasi tergolong

berisiko tinggi, karena sifat komoditinya sangat peka terhadap perubahan-

perubahan yang terjadi, baik perubahan dari luar negeri maupun dalam negeri,

perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan,

maupun perubahan yang terjadi di dalam indutri dan perusahaan itu sendiri.
5

Perubahan-perubahan tersebut dapat berdampak positif dan dapat pula berdampak

negatif.

Tabel 1.1. Ringkasan Indeks Saham Sektor Manufaktur 2015-2016


Ringkasan Indeks
Tahun Quartal saham
2015 I 1.360,39
II 1.230,70
III 1.064,07
IV 1.151,68
2016 I 1.273,64
II 1.308,81
III 1.405,13
IV 1.368,70
Sumber: www.idx.co.id

Tabel 1 menunjukkan ringkasan dari indeks saham sektor manufaktur

Indonesia dari tahun 2015 hingga 2016. Akhir quartal pertama, indeks saham

sektor manufaktur berada pada 1.360,39 dan terus menurun hingga akhir quartal

tiga pada 1.064,07. Pada akhir tahun 2015, indeks saham berada pada 1.151,68 dan

terus meningkat hingga akhir kuartal tiga tahun 2016 pada 1.405,13. Di akhir tahun 2016

indeks saham sektor manufaktur Indonesia menurun pada 1.368,70.

Melihat kondisi pasar modal yang fluktuatif dikaitkan dengan pengaruh

global, krisis moneter dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia saat ini,

tantangan yang dihadapi semakin berat. Kebijakan moneter yang ditetapkan akibat

krisis moneter dan prospek perusahaan yang semakin tidak jelas (uncertainly),

secara langsung mempengaruhi perilaku pemodal dan kinerja emiten. Naiknya

suku bunga berjangka akibat kebijakan yang dimaksud, penyebabkan pemodal

mencari alternatif lain yang lebih menguntungkan, sehingga memberikan batas


6

yang semakin sempit bagi peningkatan penanaman modal dalam saham-saham

perusahaan yang dijual di bursa efek.

Harga saham merupakan salah satu faktor bagi investor dalam

pengambilan keputusan. Pembentukan harga saham tidak terlepas dari informasi

akuntansi, walaupun sebenarnya pembentukan harga saham merupakan judgment

of moment dari para penjual atau pembelinya. Dalam kaitan dengan penelitian ini

penulis akan mengalisis salah satu faktor yang mempengaruhi harga saham, yaitu

kondisi perusahaan. Kondisi perusahaan dalam hal ini diartikan sebagai kinerja

keuangan perusahaan.

Berdasarkan fenomena di atas, menunjukkan bahwa harga saham

perusahaan memberikan indikasi terjadinya perubahan kinerja perusahaan selama

periode tertentu. Melihat kecenderungan yang dapat mengakibatkan perubahan

harga saham, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Current Ratio, Receivable Turn Over, Debt Assets Ratio, Net Profit

Margin Dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham pada Perusahaan

Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah:

1. Apakah variabel current ratio, receivable turn over, debt assets ratio, net

profit margin dan price earning ratio berpengaruh signifikan terhadap harga

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?


7

2. Diantara variabel current ratio, receivable turn over, debt assets ratio, net

profit margin dan price earning ratio manakah yang paling berpengaruh

terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia?

C. Batasan Penelitian

Banyaknya rasio-rasio yang dapat digunakan untuk melihat pengaruh

kinerja keuangan terhadap harga saham, maka dalam penelitian ini penulis

hanya menggunakan rasio current ratio, receivable turn over, debt assets

ratio, net profit margin dan price earning ratio. Perusahaan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur karena kelompok

manufaktur adalah bagian terbesar bagi kelompok emiten yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian yang digunakan dari tahun 2013-

2015.

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas manfaat dan tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Tujuan penelitian

a. Mengetahui pengaruh current ratio, receivable turn over, debt assets

ratio, net profit margin dan price earning ratio terhadap harga

saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.
8

b. Mengetahui variabel current ratio, receivable turn over, debt assets

ratio, net profit margin dan price earning ratio yang paling

berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2. Manfaat penelitian

a. Bagi Emiten

Hasil penelitian ini dapat dijadikan input dalam menentukan

kebijakan perusahaan.

b. Bagi Investor

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi mengenai

hal-hal yang berpengaruh segnifikan terhadap harga saham di pasar

sekunder sehingga dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam menanamkan modalnya di perusahaan yang go public.

c. Bagi peneliti selanjutnya

Menerapkan teori yang sudah diperoleh selama masa perkuliahan

dan menjadikan penelitian ini sebagai sarana untuk mengembangkan diri

dalam analisis keuangan pada umumnya dan penilaian saham pada

khususnya.

Anda mungkin juga menyukai