PENDAHULUAN
Dunia bisnis di era modern saat ini perkembangan aktivitias ekonomi dan
perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat bertahan dalam jangka
panjang. Untuk menghadapi persaingan yang ketat, perusahaan harus berbenah diri
Melalui kinerja yang baik, perusahaan akan mampu menjaga dan meningkatkan
Penting bagi investor dalam berinverstasi untuk memiliki pertimbangan yang matang
melalui analisa yang mantap dalam mengukur dan menguji sejauh mana bobot
ketangguhan kinerja saham perusahaan yang dia akan curahkan kucuran dananya
berinvestasi, dengan cara melihat dari kisaran lama jangka waktunya sampai
mengantisipasi risiko yang mungkin dapat terjadi seminimal mungkin. Sehingga hal
yang paling penting bagi investor adalah memahami instrumen investasi apa yang
cocok dan akan dipilih untuk digunakannya dalam berinvestasi, dan guna menggapai
tujuan dari investasi itu sendiri, yaitu perolehan keuntungan dimasa depan.
1
2
Dilihat dari sudut pandang investor, disarankan agar memiliki pengetahuan dan
tersebut. Para ahli mengaitkan beberapa faktor internal dan faktor eksternal sebagai
faktor yang mempengaruhi harga saham. Faktor internal utama adalah kinerja
perusahaan, tata kelola, aset dan posisi likuiditas, dividen dan pendapatan. Faktor
eksternal meliputi peraturan pemerintah, siklus bisnis, sikap investor, kondisi pasar,
bencana alam dan ketidakpastian politik seperti pemogokan, blokade, dan lain
Terdapat beberapa jenis atau bentuk dalam melakukan investasi. Namun, secara
umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu: Dapat dilihat dari jenis aset yang
diinvestasikan, yaitu investasi pada aset riil dan investasi pada aset finansial. Aset riil
merupakan aset yang memiliki wujud (misalnya: investasi pada tanah, emas, rumah,
dan logam mulia). Sedangkan aset finansial yaitu aset yang wujudnya tidak terlihat,
tetapi tetap memiliki nilai yang tinggi (misalnya: instrumen pasar uang, saham,
Pasar modal di Indonesia yaitu ada Bursa Efek Indonesia sebagai wadah untuk
sebagai adanya tanda pada suatu perusahaan dari modal yang dimiliki oleh investor,
menariknya saham begitu digandrungi oleh penanam modal tentu saja dalam
melakukan investasi (Elsa, Dicky, & Deni , 2022). Pasar modal tidak hanya
perekonomian.
Bagi investor muslim, sangat didorong untuk memilih emiten yang terdaftar
investasi yang berbasis syariah. Salah satu produk investasi syariah yang mulai
menarik perhatian para investor yaitu saham syariah. Ada beberapa saham syariah
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti Indeks Saham Syariah Indonesia
dan Jakarta Islamic Index (JII). Pada tanggal 17 Mei 2018 BEI meluncurkan Indeks
saham terbaru dari JII yaitu JII 70. JII 70 merupakan indeks atas 70 saham syariah
yang memiliki kapitalisasi pasar dan likuiditas transaksi yang tinggi (Indonesia,
2019).
yang masuk dalam daftar indeks tersebut mendapatkan respon positif dari investor
karena sejumlah sentimen. Dari sektor pertambangan ada sejumlah emiten yang
ADRO dan UNTR. Sektor agribisnis terdapat emiten seperti AALI yang
mendapatkan respon positif. Di sisi lain, emiten infrastruktur seperti TLKM juga
dinilai prospektif oleh investor (Andriani, 2018). Adapun perbandingan nilai JII 70
Gambar 1.1
Pada bulan November 2018 nilai JII 70 sebesar 216,55 dan mengalami
peningkatan yang cukup signifikan yaitu pada bulan Maret 2019 sebesar 234,80 atau
sebesar 8,43%. Salah satu faktor yang memotivasi investor dalam berinvestasi saham
adalah return. Besarnya tingkat return saham yang diperoleh investor ditentukan oleh
fluktuasi dari harga saham di pasar. Fluktuasi harga saham dipengaruhi oleh beberapa
faktor salah satunya adalah faktor fundamental atau faktor yang berasal dari dalam
Saham merupakan pilihan produk utama dalam pasar modal, sehingga investor
wajib melihat dan melakukan analisa terlebih dahulu terhadap kondisi keuangan pada
keuntungan pembelian saham berasal dari pembagian dividen yang dilakukan oleh
5
perusahaan dan keuntungan perbedaan harga jual dan harga beli suatu saham. Saham
mempunyai karakteristik yaitu high risk-high return yang memiliki arti semakin
tinggi keuntungan yang didapatkan maka semakin tinggi pula kerugian yang
didapakan oleh investor (Oktavia, Widodo, & Putri, 2021). Investor yang ingin
meminimalkan risiko harus dapat menganalisis dengan tepat dan cermat perusahaan
usaha, industri bahkan ekonomi-mikro makro, serta informasi pasar (Octasylva &
Fachroji, 2020).
memperkirakan saham wajar pasar dan untuk memprediksi nilai masa depan
melalui rasio-rasio keuangan dan nilai perusahaan. Tujuan dari analisis tidak hanya
menemukan perusahaan yang bernilai lebih dari yang perkiraan investor. Analisis
atas saham, tetapi pasti memiliki peran penting dalam mencapai tujuan ini (Christina
modal dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fundamental internal dan eksternal.
Variabel eksternal (makro ekonomi) berasal dari luar perusahaan yang ikut
bunga, nilai tukar, gross domestic product (GDP) dan defisit anggaran. Sedangkan
variabel fundamental internal berasal dari dalam perusahaan, yaitu variabel yang
mencerminkan kondisi dan prestasi kinerja keuangan. Salah satu alat dalam analisis
fundamental adalah analisa laporan keuangan. Rasio yang digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan dapat dikelompokkan dalam lima kelompok, yaitu: rasio
likuiditas, rasio solvabilitas, rasio pasar, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas
Dalam pergerakan harga sebuah saham, kondisi ekternal berupa kondisi politik
suatu negara dan kondisi internal berupa kebijakan suatu perusahaan tersebut atau
suatu saham. Adapun beberapa rasio keuangan untuk mempermudah para investor
memprediksi pergerakan harga saham seperti return on asset, return on equity, price
to bookkvalue, earning per share, priceeearning ratio dan banyak rasio lain lagi yang
variabel return on asset, earning per share, price earning ratio. Kemudian hasill
yang tidak signifikan terhadap harga suatu saham, EPS memiliki pengaruh terhadap
harga saham, PER memiliki pengaruh terhadap harga saham. Dan secara simultan
Penelitian yang dilakukan oleh (Utami & Darmawan, 2019) menjelaskan bahwa
variabel DER, ROA, ROE tidak memiliki pengaruh terhadap harga saham, namun
berbeda dengan EPS, MVA yang memiliki pengaruh terhadap harga saham. Di dalam
penelitian Martina Rut Utami dan Arif Darmawan ini, mereka menganjurkan untuk
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh (Hatta & Dwiyanto, 2012) variabel
yang diteliti ialah EPS, PER, DER, CR, NPM, DPR, ROA. Pada penelitian ini
variabel mikro dan makro ekonomi. Pada penelitian yang penulis lakukan ini penulis
moderating berupa earning per share adalah sebagai berikut. Penelitian yang
earning per share sebagai variabel moderating. Hal ini dibuktikan dengan
penelitiannya yang berjudul pengaruh return on equity terhadap harga saham dengan
8
earning per share sebagai variabel moderasi pada perusahaan manufaktur di bursa
efek Indonesia.
Tak hanya penelitian yang dilakukan oleh saudari Endang saja yang memakai
variabel earning per share sebagai variabel moderating. Penelitian lainnya yang
menggunakan earning per share sebagai variabel moderating adalah penelitian yang
perbedaan hasil penelitian terdahulu. Perbedaan hasil penelitian inilah yang kemudian
membuka peluang bagi penulis untuk meneliti kembali dengan metode, data, dan
dengan teori yang berbeda pula. Adanya perbedaan hasil penelitian ini membuat
(moderating) pengaruh dari rasio – rasio keuangan terhadap harga saham syariah.
Penggunaan EPS sebagai variable pemoderasi rasio – rasio keuangan terhadap harga
saham syariah di dasarkan pada Signaling Theory dan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh saudara (Efrizon, 2019), (Sudangga & Suarjaya, 2016), (Rolensa,
Dari uraian latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
penelitian terdahulu dan variabel yang penulis angkat ialah Earning per share (EPS),
Return on Asset (ROA), Debt Equity Ratio (DER), Free Cash Flow (FCF), Working
perhatian pada masalah ini dan penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih
Harga Saham Syariah Dengan Earning Per Share Sebagai Variabel Moderating
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, masalah dalam penelitian ini
dapat diidentifikasi secara spesifik bagaimanakah moderasi Earning per share (EPS)
atas pengaruh, Return on Asset (ROA), Debt Equity Ratio (DER), Free Cash Flow
(FCF), Working Capital Turnover (WCT) terhadap harga saham syariah di Jakarta
2. Apakah Debt Equity Ratio (DER) berpengaruh terhadap harga saham syariah di
3. Apakah Free Cash Flow (FCF) berpengaruh terhadap harga saham syariah di
5. Apakah Earning per share (EPS) memoderasi hubungan antara Return on Asset
(ROA), Debt Equity Ratio (DER), Free Cash Flow (FCF), Working Capital
Turnover (WCT), terhadap harga saham syariah di Jakarta Islamic Index 70 (JII
70)?
Dari uraian pertanyaan penelitian diatas, penelitian ini memiliki tujuan untuk
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Debt Equity Ratio (DER) terhadap harga
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Free Cash Flow (FCF) terhadap harga
hubungan antara Return on Asset (ROA), Debt Equity Ratio (DER), Free Cash
Flow (FCF), Working Capital Turnover (WCT) terhadap harga saham syariah di
1. Secara Teoritis
dan juga sebagai pembahasan topik baru dalam bidang saham syariah.
2. Secara Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi dunia
pendidikan khususnya dalam bidang saham syariah dan menjadi sumber rujukan
dalam penelitian dan merupakan penegasan dari batasan masalah. Ruang lingkup
penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan Jakarta Islamic Index 70 (JII 70) selama
tahun 2018-2021 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Agar penelitian yang
dilakukan ini tetap terarah, maka berdasarkan uraian diatas penulis memberikan
batasan masalah penelitian ini tentang Return on Asset (ROA), Debt Equity Ratio
(DER), Free Cash Flow (FCF), Working Capital Turnover (WCT) terhadap harga
saham syariah dengan Earning per share (EPS) sebagai variabel moderating di