Anda di halaman 1dari 15

PENENTUAN PROFITABILITAS (ROI) KEPUTUSAN

INVESTASI TERHADAP NILAI SAHAM DENGAN


MENGGUNAKAN SIMULASI MONTE CARLO

Ni Putu Monikha Alvionitha

2008541104

PROGRAM STUDI MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN AJARAN 2022/2023


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 latar belakang

Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada masa kini yang diharapkan dapat
memperoleh keuntungan pada masa yang akan datang (halim,2005), investasi dibedakan
menjadi dua, yaitu investasi pada asset-asset finansial (financial asset) dan investasi pada
asset-asset riil (real asset). Investasi pada aset-aset riil dapat dilakukan dalam bentuk
pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan
perkebunan, dan lain-lain. Investasi pada aset-aset finansial dapat dilakukan di pasar modal
dalam bentuk saham, obligasi, waran, opsi, dan lain-lain (Halim,2005).

Seiring perkembangan zaman, saat ini pemahaman mengenai investasi dalam bentuk surat
berharga (sekuritas) berkembang sangat pesat. Macam-macam instrumen investasi dalam
bentuk sekuritas dapat memberikan peluang bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal.
Salah satu instrumen keuangan yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal adalah
saham. Harga saham selalu mengalami perubahan setiap waktunya. Dalam melakukan
investasi pada pasar modal khususnya saham, perubahan harga saham menjadi perhatian
penting bagi investor selain kondisi emiten dan keadaan perekonomiannya. Harga saham
yang digunakan dalam melakukan transaksi di pasar modal adalah harga yang terbentuk dari
mekanisme pasar yaitu permintaan dan penawaran pasar. Jadi harga saham yang digunakan
bukanlah harga nominal dari saham tersebut. Oleh karena itu, investor harus mampu
memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.

Dalam kegiatan investasi, pergerakan harga saham ditandai oleh adanya indeks harga
saham. Indeks saham adalah suatu ukuran statistik yang menggambarkan pergerakan harga
dari sekumpulan saham. Salah satu indeks harga saham di Indonesia adalah indeks Sektor
Industri Barang Konsumsi. Alasan utama investor berinvestasi di pasar modal adalah untuk
mempersiapkan kebutuhan di masa depan melalui perencanaan finansial yang disesuaikan
dengan kemampuan keuangan saat ini. Selain itu, investasi saham di pasar modal juga untuk
memperoleh tingkat pengembalian (return). Dalam berinvestasi investor mengusahakan agar
memperoleh tingkat pengembalian terbesar dengan risiko tertentu, tingkat pengembalian yang
diharapkan sebanding dengan risiko yang akan diperoleh. Semakin besar tingkat
pengembalian yang diharapkan semakin besar pula risiko yang dihadapi oleh investor
(Tandelilin,2017).
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya
dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Munawir, 2004). Bagi perusahaan
masalah profitabilitas sangat penting karena digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba juga untuk mengetahui efektivitas perusahaan dalam
mengelola sumber-sumber yang dimilikinya. Bagi karyawan perusahaan semakin tinggi
profitabilitas yang diperoleh oleh perusahaan, maka ada peluang untuk meningkatkan gaji
karyawan. Di dalam penelitian ini profitabilitas akan diukur dengan menggunakan return on
Investment (ROI). Analisa Return On Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai
arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat
menyeluruh/komprehensif. Analisa Return On Investment (ROI) ini sudah merupakan teknik
analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan (Kasmir, 2008). Tinggi rendahnya Return On Investment
(ROI) dipengaruhi banyak faktor salah satunya modal kerja seperti perputaran kas, perputaran
piutang, dan perputaran persediaan

Apabila ingin memperoleh pengembalian, maka harus bersedia menanggung risiko.


Ketika tingkat pengembalian (return) dari beberapa saham ialah sama, maka saham dengan
risiko yang rendah akan dipilih. Begitu pula sebaliknya, ketika yang sama ialah tingkat risiko
dari beberapa saham tersebut, maka saham dengan tingkat pengembalian (return) yang lebih
tinggi yang akan dipilih. Namun, apabila return dan risiko dari saham tersebut memiliki
tingkat yang sama, maka perhitungan yang diperlukan untuk membandingkan keduanya
adalah koefisien variasi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini, koefisien variasi mempunyai
peran penting untuk membandingkan risiko per unit sahamnya. Dengan demikian, investor
dapat melihat saham mana yang dapat memberikan tingkat pengembalian yang paling tinggi.
Berdasarkan pada latar belakang tersebut, penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis
perbedaan tingkat pengembalian (return), risiko, dan koesifisien variasi.

Seorang investor membeli sejumlah saham pada saat ini dengan harapan akan
memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di masa yang
akan datang. Pada dasarnya tujuan investor melakukan investasi adalah untuk menghasilkan
sejumlah uang. Sedangkan tujuannya secara luas adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan investor. Menurut Tandelilin (2001) menyatakan bahwa hubungan tingkat
risiko dan tingkat return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan hubungan yang
searah ata linier. Artinya semakin besar tingkat risiko yang harus ditanggung oleh investor
terhadap saham yang dimilikinya, maka semakin besar pula tingkat return yang
diharapkan. Sebaliknya, semakin kecil tingkat risiko yang harus ditanggung oleh investor
terhadap saham yang dimilikinya, maka semakin kecil pula tingkat return yang diharapkan.
Berdasarkan uraian diatas dan penelitian yang berkaitan dengan risiko investasi pada
saham, penulis juga mencoba menganalisa risiko dan tingkat pengembalian investasi saham
di pasar modal khususnya Industri manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Sektor manufaktur
dipilih karena berdasarkan data Biro Pusat Statistik (BPS), sektor ini memberikan kontribusi
terbesar pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Misalnya saja pada tahun 2005,
sektor manufaktur mampu memberikan kontribusi sebesar 20,84% terhadap PDB. Industri
manufaktur dan industri pengolahan di Indonesia pada umumnya masih tergantung pada
perkembangan di luar negeri, dimana sebagian besar dari bahan bakunya merupakan barang
impor, disamping itu sebagian besar alat produksinya (mesin-mesinnya) adalah produk dari
luar negeri yang biasanya dibeli dalam bentuk hutang jangka panjang. Akibat terjadinya
depresiasi rupiah terhadap dollar menyebabkan biaya produksi semakin tinggi, kemudian
berdampak pada tingginya harga produk dan nilai hutang dalam rupiah akan semakin
membesar. Tingginya harga produk secara keseluruhan menyebabkan terjadinya inflasi yang
menyebabkan daya beli masyarakat menjadi rendah, sehingga mengakibatkan
rendahnya penjualan. Keadaan ini bertambah parah dengan naiknya tingkat suku bunga
sehingga banyak perusahaan yang kesulitan dalam menambah modalnya.

Adapun penelitian ini yang bertujuan untuk membandingkan dan melengkapi penelitian
sebelumnya. Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai tingkat pengembalian dan risiko
investasi. Oleh karena itu, penelitian ini akan memperhitungkan tingkat pengembalian
menggunakan metode simulasi monte carlo.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalah pada penelitian
ini yaitu :

1. Bagaimana menentukan profitabilitas (ROI) keputusan investasi terhadap nilai saham


dengan menggunakan simulasi monte carlo?
2. Bagaimana perbandingan perhitungan menggunakan metode simulasi monte carlo dengan
penelitian sebelumnya yang menggunakan metode risiko investasi (VaR)?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini adalah 5 saham dengan kapitalitas pasar terbesar
yang terdaftar di setiap subsektor pada sektor industri barang konsumsi periode Desember
2020 hingga Desember 2022
1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah
sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui Bagaimana menentukan profitabilitas (ROI) keputusan investasi


terhadap nilai saham dengan menggunakan simulasi monte carlo?
2. Untuk mengetahui Bagaimana perbandingan perhitungan menggunakan metode simulasi
monte carlo dengan penelitian sebelumnya yang menggunakan metode risiko investasi
(VaR)?

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :
1. Bagi Penulis:

Menerapkan ilmu pengetahuan dalam bidang finansial khususnya saham.

2. Bagi Pembaca:

Diharapkan memberikan masukan dan solusi agar menjadi bahan pertimbangan


bagi pembaca yang ingin menjadi investor dalam berinvestasi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Investasi

Secara sederhana investasi diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada
satu atau lebih dari asset selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh
penghasilan atau peningkatan nilai investasi.Memegang uang kas atau uang tunai bukan
merupakan investasi karena tidak memberikan penghasilan dan nilainya akan turun jika
terjadi inflasi. Sebaliknya, merupakan dana pada tabungan atau membeli saham merupakan
investasi, karena selain memberikan return, nilainya juga dapat diharapkan meningkat
dimasa yang akan datang.Tujuan dari investasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
para investor dan untuk mendapatkan keuntungan baik di masa sekarang maupun dimasa
yang akan datang dari aktivitas yang dilakukan pada saat ini.Keuntungan akan diperoleh
melaluiaktivitas investasi yang dilakukan dengan mengorbankan sejumlah dana pada
saat ini dengan harapan pengembalian sejumlah tertentu dimas yang akan datang
(Tandelilin,2001). Dengan demikian, aktivitas investasi dalam bentuk apapun memerlukan
analisis secaramendalam, terutama menyangkut analisis keuangannya. Alasannya adalah
karena aktivitas investasi akan membawa dampak kepada masalah keuangan dan akhirnya
akan berpengaruh terhadap tujuan perusahaan. Melalui analisis yang cukup, diharapkan
aktivitas investasi dapat mencapai tujuan perusahaan secara umum, yaitu
memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham. (Hartono,2016) mengklasifikasikan
aktivitas investasi ke dalam aktiva keuangan menjadi dua tipe:

1. Investasi Langsung Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva


keuangan yang dapat diperjual-belikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital
market), atau pasar turunan (derivative market). Aktiva keuangan yang dapat diperjual-
belikan di pasar uang (money market) berupa aktiva yang mempunyai tingkat risiko kecil,
jatuh tempo yang pendek dengan tingkat likuiditas yang tinggi. Aktiva keuangan yang
diperjual- belikan di pasar modal memiliki sifat investasi jangka panjang berupa saham-
saham (equity securities) dan surat- surat berharga pendapatan tetap (fixed income securities).
Opsi (option) dan futures contract merupakan surat-surat berharga yang diperdagangkan di
pasar turunan (derivative market). Investasi langsung tidak hanya dilakukan dengan membeli
aktiva keuangan yang dapat diperjual-belikan, namun juga dapat dilakukan dengan membeli
aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual-belikan seperti: tabungan, giro, dan sertifikat
deposito.

2. Investasi Tidak Langsung Investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-
surat berharga di perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang
menyediakan jasa-jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik. Investasi melalui
perusahaan investasi menawarkan keuntungan tersendiri bagi investor. Hanya dengan modal
yang relatif kecil, investor dapat mengambil keuntungan karena pembentukan portofolio
investasinya. Selain itu, dengan membeli saham perusahaan investasi, investor tidak
membutuhkan pengetahuan dan pengalaman yang tinggi. Dengan pembelian tersebut investor
dapat membentuk portofolio yang optimal.

2.2 Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal


Menurut Tandelilin (2010:61) pada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang
bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang
berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan efek.

2. Fungsi Pasar Modal


Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar
modal menjalankan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.

3. Jenis-jenis Pasar Modal


a. Pasar Perdana (Primary Market)
b. Pasar Sekunder (Secondary Market)
c. Pasar Ketiga (Third Market)
d. Pasar Keempat (Fourth Market)

2.3 Pelaku Pasar Modal

Berdasarkan Keppres No. 53 tahun 1990 yang dijabarkan dalam keputusan Menteri
Keuangan No. 1548/KMK.013/1990 seperti dikutip dalam “promosi dan informasi pasar
modal Indonesia, para pelaku pasar modal dibagi atas sembilan bagian, yaitu :Badan
Pengawas Pasar Modal(Bapepam), Bursa Efek, Lembaga Kliring Penyelesaian dan
Penyimpanan, Reksa Dana,Perusahaan Publik (Emiten), Perusahaan Efek, Penjamin Emisi
Efek, Perantara Pedagang Efek, Manajer Investasi, Penasehat investasi, dan Investor

2.4 Instrumen Pasar Modal

Menurut Tandelilin(2001;18), beberapa sekuritas yang umumnya diperdagangkan di


pasar modal antara lain :

a. Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang
menerbitkan saham dengan memiliki saham suatu perusahaan.

b. Obligasi merupakan surat bukti bahwa investor pemegang obligasi memberikan


pinjaman utang bagi emiten penerbit obligasi.

c. Reksadana (mutual fund) adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya


menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksadana untuk digunakan sebagai modal
berinvestasi baik dipasar modal maupun pasar uang

d. Instrumen Derivatif (opsi dan futures) Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang
nilainya merupakan turunan dari suatu sekuritas lain, sehingga nilai instrumen derivatif
sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan.

2.5 Saham

Saham merupakan salah satu dari beberapa alternatif yang dapat dipilih untuk
berinvestasi. Investasi dengan membeli saham suatu perusahaan berarti investor telah
menginvestasikan dana dengan harapan akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan
kembali saham tersebut. Saham merupakan tanda bukti memiliki perusahaan yang pemiliknya
disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa seseorang
atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah
tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut Daftar Pemegang Saham (DPS).
Pada umumnya DPS disajikan beberapa hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham
diselenggarakan dan setiap pihak dapat melihat DPS tersebut. Bukti bahwa seseorang adalah
pemegang saham juga dapat dilihat pada halaman belakang lembar saham, apakah namanya
sudah diregistrasi oleh perusahaan (emiten) atau belum. Harga saham bisa naik, tetapi juga
bisa turun. Hal tersebut merupakan risiko investasi pada saham. Agar investasinya tidak salah,
maka investor perlu melakukan penilaian terlebih dahulu terhadap saham-saham yang akan
dipilihnya, untuk selanjutnya menentukan apakah saham tersebut akan memberikan tingkat
keuntungan (return) yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan (Indarto, 2014).
2.6 Return

Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return, tanpa harus


melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Return merupakan salah satu
faktor yang memotivasi investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas
keberanian investor dalam menanggung risiko atas investasi yang dilakukanya.Sumber return
investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu yield dan capital gain (loss). Yield
merupakan return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secar
periodik dari suatu investasi. Sedangkan capital gain (loss) merupakan kenaikkan atau
penurunan harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang),
yang memberikan keuntungan atau kerugian bagi investor(Tandelilin, 2001).

2.7 Risiko Investasi Saham

Menurut Husnan(1994;145) risikodapat diartikan sebagai kemungkinan keuntungan


yang sebenarnya yang menyimpang dari keuntungan yang diharapkan.
Sedangkan menurut (Tandelilin,2001) risiko merupakan kemungkinan perbedaan antara
return aktual yang diterima dengan return yang diharapkan.Risiko investasi saham
dikelompokkan menjadi risiko sistematis dan risiko tidak sistematis. Risiko tersebut
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersifat makro dan faktor-faktor yang bersifat mikro,
yaitu meliputi:

Faktor-faktor yang bersifat makro yaitu:

1.Kondisi Ekonomi

Merupakan keadaan dimana perekonomian mengalami resesi, berkembang atau dalam


keadaan stabil. Dalam keadaan resesi, biasanya banyak perusahaan yang mengalami
kesulitan dalam memasarkan hasil produksinya. Hal ini disebabkan karena daya beli
masyarakat menurun, akibatnya para investor enggan untuk membeli saham sehingga
harga saham akan turun, maka risiko akan besar.

2.Tingkat bunga

Apabila tingkat bunga deposito meningkat, maka investor akan lebih memilih
deposito sebagai tempat untuk menginvestasikan dananya. Sebaliknya jika tingkat
bunga deposito menurun, maka investor akan memilih untuk menginvestasikan
dananya ke pasar modal.

3.Tingkat Inflasi
Merupakan indikator terjadinya kenaikkan harga barang-barang. Dalam tingkat inflasi
yang cukup tinggi, investor tidak mampu untuk membeli saham yang diperdagangkan
di bursa, akibatnya harga saham akan turun dan risiko investasi atas saham akan semakin
besar.

4.Kurs valuta asing

Adalah perbandingan antara nilai mata uang suatu negara dengan nilai mata uang
negara lain. Fluktuasi kurs yang tinggi dapat merangsang investor untuk membeli valuta
asing tersebut. Pada saat adanya isu tentang depresiasi, investor akan mengalihkan
investasinya dalam bentuk valuta asing. Akibatnya harga saham akan turun dan risiko
investasi atas saham akan semakin besar.

Faktor-faktor yang bersifat mikro yaitu:

1.Kebijakan pemerintah dibidang ekonomi.

Meliputi berbagai perangkat peraturan dalam bentuk regulasi dan deregulasi yang
bertujuan untuk meningkatkan pertunbuhan perekonomian dan pasar modal,terutamadi
bidang fiskal dan moneter. Jika pemerintah menetapkan suatu regulasi yang menguntungkan
pasar modal, misalnyamelindungi para investor yang berinvestasi dalam kondisi
perekonomian yang resesi, maka risiko investasi akan dapat dikurangi.

2.Struktur modal

Struktur modal suatu perusahaan ditunjukkan dengan perbandingan antara


penggunaan hutang jangka panjang dan modal sendiri. Struktur modal ini mencerminkan
kebijakan pembelanjaan jangka panjang perusahaan. Jika penggunaan hutang jangka
panjang lebih besar dari penggunaan modal sendiri, maka perusahaan akan menanggung
risiko pembayaran hutang yang cukup besar. Akibatnya kan mengurangi perolehan
laba perusahaan dan akan memperbesar risiko investasi saham yang akan dilakukan oleh
investor.

3.Struktur Aktiva

Mencerminkan kebijakan investasi perusahaan dalam berbagai aktiva. Operating leverage


timbul karena dalam melakukan operasinya perusahaan menggunakan aktiva dengan
biaya tetap berupa biaya penyusutan. Jika struktur aktiva perusahaan terdiri dari
saham-saham, maka perusahaan akan menanggung kewajiban untuk membayar deviden
kepada investor. Dan jika perusahaan tidak sanggup untuk membayar deviden karena rugi,
maka risiko investasi atas saham akan semakin besar, sehingga investor akan menanggung
kerugian.
4.Laba perlembar saham (EPS = Earning Per Share)

Jika investor berinvestasi pada saham perusahaan dengan EPS yang besar, maka deviden
yang diharapkan investor akan semakin besar, akibatnya risiko investasi atas saham akan
semakin kecil.

2.8 Keuntungan dan risiko investasi saham

Pasar modal memberikan banyak alternatif investasi pada berbagai jenis efek yang
diinginkan dibandingkan dengan sektor perbankan. Beberapa keuntungan yang diperoleh
dari memiliki saham (Jakarta Stock Exchange:1996) adalah :
1.Kemungkinan memperoleh capital gain, yaitu selisih positif antara harga pada saat membeli
saham dibandingkan pada saat menjual saham tersebut efek.
2.Memiliki hak prioritas untuk membeli bukti right yang dikeluarkan perusahaan
3.Kemungkinan memperoleh deviden berupa uang tunai atau saham (saham deviden) kalau
perusahaan berkembang baik
4.Kemungkinan memperoleh hak saham atas bonus
5.Waktu kepemilikan tidak terbatas dan berakhir pada saat investor menjual kembali saham
tersebut di bursa efek.
6.Memiliki hak suara di RUPS

2.9 Return on Investment (ROI)

1. Pengertian ROI Warsono (2003)

Mengemukakan profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan


keputusan. Rasio keuangan yang lainnya hanya berguna untuk menilai keefektifan operasi
perusahaan, tetapi rasio profitabilitas (profitability ratio) menunjukkan pengaruh gabungan
dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang terhadap hasil operasi. Return on Investment
(ROI) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva
yang digunakan untuk operasi perusahaan agar menghasilkan keuntungan. Menurut Sawir
(2001:19), bahwa Return on Asset (ROA) sering disamakan sebagai Return on Investment
(ROI) dengan pengertian bahwa rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan
mengelola asset secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah
dilakukan. Berdasarkan beberapa uraian tersebut maka Return on Investment (ROI)
merupakan salah satu alat pengukur prestasi pusat investasi perusahaan dengan melihat
tingkat profitabilitas perusahaan yang dihasilkan atas pengelolaan keseluruhan investasi yang
telah ditanamkan.

2. Penghitungan ROI
Menurut Syamsuddin (2004) secara matematis ROI dirumuskan:

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘


𝑅𝑂𝐼 = × 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

Tinggi rendahnya ROI memberikan indikasi seberapa jauh efisiensi penggunaan modal, dan turun
naiknya penjualan serta biaya. Diharapkan ROI yang diperoleh akan lebih besar dari biaya modal
utang/cost of debt dari dana yang digunakan.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh melalui website resmi Yahoo Finance. Sumber penelitian ini adalah semua
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berdasarkan
kriteria pemilihan sampel, maka terdapat 15 perusahaan manufaktur yang go public
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode purposive sampling. Dimana pengambilan sampel
ditentukan dengan kriteria sesuai dengan kebutuhan penelitian ini.

3.2 Definisi Operasional

a.Tingkat resiko yang merupakan kemungkinan keuntungan yang diperoleh


menyimpang dari keuntungan yang diharapkan yang diukur dengan deviasi standar.

b.Tingkat pengembalian merupakan imbalan atas keberanian investor dalam


menanggung resiko atas investasi yang dilakukannya yang diatur dengan expected return.
c.Investasi saham merupakan suatu investasi yang dilakukan oleh investor dalam bentuk
saham.

3.3 Pengukuran Variabel

Penilaian usulan investasi didasarkan atas dua parameter yaitu nilai atau keuntungan
yang diharapkan dan deviasi standar(risk).

1. Tingkat keuntungan dapat diperoleh dengan rumus:

𝑃𝑖 − 𝑃𝑜
𝑅𝑖 =
𝑃𝑜

Dimana:

Ri = Tingkat keuntungan ke-I

Po = Harga saham pada periode sebelumnya

Pi = Harga saham pada periode sekarang

2. Tingkat keuntungan yang diharapkan dari masing-masing saham dengan rumus:


𝑛
𝑅𝑖
𝐸(𝑅) = ∑
𝑛
𝑡=1

Dimana :

Ri = Tingkat keuntungan ke-I

N = Jumlah data

Resiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima
dengan yang diharapkan. Oleh karenanya, dimensi risiko ada dua, yaitu menyimpang lebih
kecil atau menyimpang lebih besar. Resiko diukur dengan menggunakan standar deviasi
dari returnyang diterima oleh investor, dimana standar deviasi dinyatakan sebagai berikut
(Husnan,2001)

3. Deviasi standar masing-masing saham :

𝑛
(𝑅𝑖 − 𝑅)2
𝜎 = √∑
𝑛−1
𝑡=1
Dimana :
𝜎 = Risiko investasi saham
Ri = Return saham pada periode i
R = Rata-rata return
n = Jumlah observasi

4. Tingkat bunga adalah tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI).


5. Kurs Valuta Asing adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika. Nilai tukar
diukur dengan kurs rata-rata.
6. Tingkat Inflasi adalah tingkat inflasi yang diukur dengan pertumbuhan indeks harga
konsumen.
7. Pertumbuhan ekonomi nasional diukur dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto
(PDB).

Anda mungkin juga menyukai