Anda di halaman 1dari 7

Analisa Perbandingan Saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO) dengan Obligasi dan Emas

Dewi_2141229
Universitas Internasional Batam
Cendewi1122@gmail.com

Abstrak
Investasi adalah kegiatan penanaman modal secara langsung ataupun tidak langsung dengan
harapan dimasa yang akan datang investor akan mendapatkan keuntungan. Terdapat banyak
sekali pasar uang dalam bentuk investasi contohnya reksadana, saham, obligasi, deposito,
investasi emas, dan lain-lain. Banyak masyarakat lebih memilih untuk melakukan investasi
daripada ditabung, karena keunutngan yang didapatkan lebih besar daripada menabung dibank.
Isi dan tujuan dari artikel penelitian ini adalah untuk membandingan hasil analisa antara saham,
investasi emas, dan obligasi dan data yang digunakan diambil dari
website:www.id.investing.com. Hasil perbandingan analisa yang dilakukan adalah mencari risk,
expected returm, dan CV dari ketiga bentuk investasi tersebut yang kemudian akan dianalisa dan
dibandingi sesama.
Kata Kunci: Reksadana, Saham, Obligasi, Analisa Perbandingan

LATAR BELAKANG
Seiring kemajuan teknologi, terutama dalam bidang ekonomi juga membuat perubahan
terhadap kesejahteraan masyarakat. Kemajuan teknologi dalam bidang ekonomi juga
menimbuulkan kekhawatiran, terutama dalam pemerintah. Kekhawatiran yang dirasakan
pemerintah adalah kebutuhan sarana dan prasarana, peningkatan pendapatan yang waktunya
terbatas. Karena terikat oleh waktu, masyarakat mulai memilih untuk menginvestasikan asset
yang mereka punya, dengan harapan di masa yang datang akan mendapatkan keuntungan.
Menurut kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempublikasi
data capaian realisasi investasi pada Triwulan I (periode Januari – Maret) untuk Tahun 2022
yakni sebesar Rp 282,4 triliun, lebih tinggi 28,5% dibandingkan periode yang sama tahun 2021
Investasi adalah pasar modal dalam bentuk penanaman modal/asset dan dalam pasar
modal yang ada di Indonesia dalam beberapa jenis bentuk investasi, yaitu saham, reksadana,
obligasi, property dan emas. Investasi saham yang diperjual belikan dalam pasar modal, salah
satu contohnya adalah PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang bergerak dibidang tambang mineral.
Kemudian obligasi diterbitkan perusahaan atau pemerintah dengan tujuan untuk mendapatkan
return dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Selanjutnya ada reksadana, yang dimana
banyak digunakan oleh investor untuk menginvestasikan asset mereka, karena reksadana
memilki resiko yang rendah dan return yang stabil. Selain investasi,reksadana,dan obligasi, ada
juga investasi emas.
Investor menganggap dengan menginvestasikan emas, dapat memberikan return yang
besar dimasa yang akan datang. Sejak pandemic COVID-19, investasi emas menjadi salah satu
investasi yang mengalami naik daun. Ditengah pandemic, banyak investor yang mulai
menginvestasikan emas yang mereka punya, karena harga emas yang terus mengalami
peningkatan dan hanya sesekali mengalami penurunan. Investor yakin bahwa dengan investasi
pada emas akan mendapatkan banyak keuntungan. Menginvestasi emas ada beberapa cara yang
bisa dilakukan untuk menginvestasikan emas. Para investor akan membeli perhiasan emas, atau
pun mas batang seperti mas antam.
Berdasarkan informasi yang didapatkan, harga emas antam pada akhir tahun 2018 per
gram nya adalah Rp, 600.000, dan mengalami peningkatan pada tahun 2019 per gramnya Rp,
753.000 yang mendorong para investor semakin yakin untuk investasi emas. Harga emas antam
terus meningkat sampai pada saat ini 2022 harga per gramnya Rp, 900.000. Saat ini banyak
investor yang memilih menginvestasikan asset yang mereka punya kedalam
obligasi,reksadana,investasi saham dan investasi emas, karena lebih meyakinkan dengan
keuntungan yang didapat, dan dapat dipantau terus oleh investor. Setiap investasi memiliki
resikonya, dan investor harus siap menerima resiko yang akan dihadapinya.

KAJIAN TEORI
A. Investasi
Investasi merupakan kegiatan penempatan dana pada satu atau lebih dari satu jenis aset
selama periode tertentu, dengan tujuan mendapatkan penghasilan atau peningkatan nilai dalam
jangka waktu yang tekah ditentukan. Penelitian yang dilakukan oleh Karima (2018) menyatakan
bahwa manfaat investasi berpengaruh terhadap minat investasi hal ini sejalan dengan penelitian
Riyadi (2016), sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Hermawanti (2018) adalah sebaliknya
dimana manfaat investasi tidak berpengaruh terhadap minat investasi. Beberapa manfaat
investasi yaitu membantu meningkatkan kesejahteraan hidup, sebagai indikator pembangunan
ekonomi, sebagai asset masa depan yang baik serta dapat memberikan penghasilan tetap. Hal ini
dipicu oleh kesadaran setiap individu akan pentingnya investasi semakin tinggi.
Jogiyanto (2010) menyatakan bahwa return dapat berupa return realisasi (realizedreturn,
dihitung menggunakan data historis) yang sudah terjadi atau return ekspektasi (expectedreturn)
yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return dan risiko dalam
investasi memiliki hubungan positif, yaitu semakin tinggi risiko maka return yang diharapkan
juga semakin tinggi. Teori return dan juga mendukung hasil ini. Semakin besar return yang
mungkin diperoleh maka semakin besar pula minat investasi.
Dalam penelitian ini hanya lima faktor yang ingin diketahui yaitu Pengetahuan Investasi,
Manfaat Investasi, Motivasi Investasi, Modal Minimal Investasi dan Return Investasi apakah
memiliki pengaruh terhadap minat investasi atau tidak, alasan pemilihan lima variabel tersebut
adalah keterkaitan dengan objek penelitian di fakultas ekonomi dan bisnis dimana mahasiswa
tersebut sudah menjadi investor di pasar modal dan telah banyak mengikuti rangkaian sosialisasi
yang diadakan oleh Bursa Efek Indonesia Kantor Perwakilan Nusa Tenggara Barat, hal ini juga
di dukung oleh penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa lima faktor tersebut memiliki
pengaruh terhadap minat investasi mahasiswa di pasar modal. Namun dalam beberapa penelitian
terdahulu terdapat ketidak selarasan (research gap).
B. Pasar Modal
Pasar modal memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena
pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam fungsi
ekonomi, pasar modal menyediakan fasilitas untuk mempertemukan dua kepentingan, yaitu
pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang memerlukan dana (emiten).
Menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan
pasar modal “sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran umum dan perdagangan
Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan
profesi yang berkaitan dengan Efek”
Pasar modal di Indonesia merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung
perekonomian nasional negara Indonesia dengan tujuan memperkuat posisi keuangan. Jika
dilihat dari secara factual, pasar modal menjadi pusat finansial pada dunia ekonomi modern.
Jalloh (2009) mengatakan bahwa pasar keuangan berperan penting dalam meningkatkan
pertumbuhan ekonomi melalui mobilisasi sumber daya keuangan dan arus masuk modal. Pasar
modal di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang sangat rentan terhadap perekomian
makroekonomi (Faiza Muklis, 2016)
Manfaat Pasar Modal bagi Emiten, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Jumlah dana yang dapat dihimpun berjumlah besar
2. Dana tersebut dapat diterima sekaligus pada saat pasar perdana selesai
3. Tidak ada convenant sehingga manajemen dapat lebih bebas dalam pengelolaan dana/
perusahaan
4. Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga memperbaiki citra perusahaan
5. Ketergantungan emiten terhadap bank menjadi lebih kecil
Bagi investor, pasar modal memiliki beberapa manfaat, antara lain:
1. Nilai investasi berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi. Peningkatan tersebut
tercermin pada meningkatnya harga saham
2. Memperoleh dividen bagi mereka yang memiliki/memegang saham dan bunga yang
mengambang bagi pemegang obligasi
3. Dapat sekaligus melakukan investasi dalam beberapa instrumen yang mengurangi
risiko
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Dalam penelitian, penulis menggunakan data kuantitatif yang berupa data berupa angka.
Penulis menggunakan data kuantitatif sebagai acuan untuk meneliti data historis dari investasi
saham, obligasi, dan reksadana. Penelitian menggunakan data kuantitatif jauh lebih akurat
dibandingkan dengan pertanyaan subjektif.
Data yang Digunakan
Sumber data penelitian yang akan digunakan oleh penulis dalam penelitian adalah data
sekunder (data yang diambil dari berbagai sumber). Data sekunder yang didapatkan melalui
website (www.id.investing.com), dengan melihat laporan/data historis mulai dari Januari 2021
sampai dengan November 2022, melalui internet, dan jurnal-jurnal online yang berhubungan
dengan penelitiaan.
Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Metode analisi data deskriptif adalah melihat performa data yang ada dimasa lalu agar dapat
mengambil kesimpulan dari data historis tersebut. Data historis yang dikumppulkan untuk
penelitian ini diambil dari (www.id.investing.com), melalui internet, dan jurnal online.

ANALISA DAN PEMBAHASAN


Pada artikel penelitian ini penulis mengumpulkan data historis dari tiga investasi yang
sudah dipilih oleh penulis yaitu saham, obligasi, dan investasi emas, diambil dari data historis
periode Januari 2021 hingga November 2022. Berikut hasil perhitungan mencari risk, expected
return, dan CV yang sudah diubah kedalam bentuk excel:
Gambar 1.1 Hasil hitung dalam bentuk excel

Analisa:
Investasi yang memiliki persentase expected return yang tinggi maka akan semakin
bagus untuk berinvestasi pada saham tersebut. Jika dilihat dari hasil perhitungan dari ketiga
instrument diatas, maka jumlah expected return yang paling tinggi adalah saham INCO dengan
persentase 2.26%, jumlah persentase obligasi adalah 1.33%, dan jumlah expected return berada
dibawah 1 dengan persentase -0.15% yang artinya return yang diberikan sangat rendah.
Persentase resiko (risk) yang rendah maka akan semakin bagus. Kemungkinan terjadi
kerugian yang akan dialami investor akan kecil dan penurunan nilai dari asset investasi
kesempatannya akan kecil. Hasil perhitungan resiko (risk) dari ketiga, yang memiliki resiko
paling tinggi adalah saham INCO dengan persentase 13.21%, selanjutnya obligasi dengan
persentase 5.89%, dan resiko yang paling rendah adalah emas dengan persentase 3.97%.
Rendahnya persentase rasio CV maka artinya semakin bagus walaupun keuntungan
(return) yang didapatkan sedikit atau kecil. Dari ketiga diatas, yang memiliki rasio CV paling
kecil adalah -2575.18%, selanjutnya obligasi 3T dengan persentase 442,86%, dan yang rasio CV
yang paling tinggi adalah saham INCO dengan persentase 585.88%. Maka hasil yang didapatkan
setelah melihat hasil hitungan diatas adalah:
a. Saham INCO = expected return (sangat bagus), resiko (sangat tinggi), rasio CV (tidak
bagus)
b. Obligasi 3T = expected return (bagus), resiko (tidak terlalu tinggi), rasio CV (bagus)
c. Emas = expected return (tidak bagus), resiko (bagus), rasio CV (sangat bagus)
Investor yang memiliki hobi untuk memperhatikan naik turunya saham dan berani
menerima resiko yang besar, maka akan sangat cocok sekali jika berinvestasi pada saham. Jika
investor tidak ingin mengalami kerugian yang besar, maka dapat menginvestasikan asset di
obligasi. Karena obligasi lebih aman dibandingkan dengan investasi di saham, obligasi memiliki
resiko yang tidak terlalu tinggi, dan juga memiliki fixed income dalam bentuk bunga yang
dimana setiap waktu yang telah ditentukan investor akan menerima bunga tersebut. Dan investasi
yang paling aman adalah emas kerena emas memiliki harga yang stabil dan harga emas akan
mengalami kenaikan tetapi memakan waktu yang cukup lama.

KESIMPULAN
Seiring kemajuan teknologi, terutama dalam bidang ekonomi juga membuat perubahan
terhadap kesejahteraan masyarakat. Kekhawatiran yang dirasakan pemerintah adalah kebutuhan
sarana dan prasarana, peningkatan pendapatan yang waktunya terbatas. Karena terikat oleh
waktu, masyarakat mulai memilih untuk menginvestasikan asset yang mereka punya, dengan
harapan di masa yang datang akan mendapatkan keuntungan. Investasi adalah pasar modal dalam
bentuk penanaman modal/asset dan dalam pasar modal yang ada di Indonesia dalam beberapa
jenis bentuk investasi, yaitu saham, reksadana, obligasi, property dan emas. Pasar modal
memiliki peranan yang penting terhadap perekonomian suatu negara karena pasar modal
menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan. Dalam penelitian, penulis
menggunakan data kuantitatif yang berupa data berupa angka. Penulis menggunakan data
kuantitatif sebagai acuan untuk meneliti data historis dari investasi saham, obligasi, dan
reksadana. Hasil perhitungan dari ketiga instrument diatas, maka jumlah expected return yang
paling tinggi adalah saham INCO dengan persentase 2.26%, jumlah persentase obligasi adalah
1.33%, dan jumlah expected return berada dibawah 1 dengan persentase -0.15% yang artinya
return yang diberikan sangat rendah. Hasil perhitungan resiko (risk) dari ketiga, yang memiliki
resiko paling tinggi adalah saham INCO dengan persentase 13.21%, selanjutnya obligasi dengan
persentase 5.89%, dan resiko yang paling rendah adalah emas dengan persentase 3.97%. Yang
memiliki rasio CV paling kecil adalah -2575.18%, selanjutnya obligasi 3T dengan persentase
442,86%, dan yang rasio CV yang paling tinggi adalah saham INCO dengan persentase
585.88%.
DAFTAR PUSTAKA
Muklis, Faiza. 2016. Perkembangan Dan Tantangan Pasar Modal Indonesia.
(1613460599593_AL-MASRAF VOL.1 NO.1 TH 2016.pdf (iainbatusangkar.ac.id))
Burhadnurdin, Siti Aisyah Hidayati, Sri Bintang Mandala Putra. 2021. Pengaruh Pengetahuan
Investasi, Manfaat Investasi, Motivasi Investasi, Modal Minimal Investasi dan Return Investasi
Terhadap Minat Investasi Di Pasar Modal. (Microsoft Word - 137-754-2-LE (unram.ac.id))
Nasution, L. M. (2020). Statistik Deskriptif. Hikmah, 14(1), 49-55. Retrieved from (http://e-
jurnal.staisumatera-medan.ac.id/index.php/hikmah/article/view/16)

Anda mungkin juga menyukai