Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH PENGGUNAAN IPOT TERHADAP MINAT

BERINVESTASI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi


Sebagian Persyaratan Mengikuti Seminar
Sarjana Pendidikan

Oleh

SUHAIRO NASUHA SITORUS

NIM: 7193342026

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2024
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Investasi merupakan kegiatan menyerahkan uang atau modal kepada pihak

atau lembaga pengelola. Investasi bisa disebut dengan penanaman modal dan

seseorang yang menanamkan modalnya disebut dengan investor. Kegiatan

penanaman modal ini diharapkan oleh investor akan menerima keuntungan

setelah jangka waktu tertentu. Kegiatan investasi memiliki banyak jenis pilihan

dengan tingkat risiko kerugian yang beragam, mulai risiko rendah, menengah,

ataupun tinggi. Terkait dengan risiko dan imbalan, keduanya memiliki

perbandingan yang sejalan. Jika investor memilih jenis investasi dengan tingkat

risiko yang besar (big risk), maka ia akan mendapatkan imbalan yang tinggi pula

(high return) dan begitupun sebaliknya (Susanto, 2012). Oleh karena itu, penting

sekali mengetahui jenis investasi beserta risiko nya. Tinggi rendahnya imbalan

yang didapatkan seorang investor pun tergantung dengan jumlah dana yang

diinvestasikan. Semakin banyak investor menginvestasikan dana, maka semakin

besar juga imbalan yang didapatkannya. Hal ini mengartikan bahwa antara

besaran imbalan dengan besaran dana investasi memiliki kaitan yang berbanding

lurus.

Investasi dengan pendapatan negara memiliki hubungan yang positif. Semakin

mudah cara investasi, semakin banyak yang melakukan kegiatan investasi,

sehingga tingkat pendapatan negara akan naik (Ain, 2021). Berdasarkan

penjelasan tersebut, maka investasi dan pendapatan negara memiliki hubungan

yang positif atau berbanding lurus. Investasi berguna untuk memperbesar


2

kapasitas produksi ekonomi dengan cara meningkatkan stok modal.

Pembentukan modal ini dianggap sebagai pengeluaran yang akan menambah

permintaan kebutuhan masyarakat (Ain, 2021).

Berinvestasi memiliki manfaat secara akademik terkhususnya mahasiswa

Pendidikan akuntansi seperti menambah wawasan tentang ilmu ekonomi,

menerapkan ilmu ekonomi yang sudah diajarkan melalui proses perkuliahan,

dan mengasah soft skill seperti manajemen uang, analisis keuangan. Lalu

terdapat manfaat di masa mendatang untuk investor. Manfaat yang didapat oleh

investor adalah adalah penghasilan menjadi bertambah, mempersiapkan

kebutuhan masa depan, dan merdeka secara finansial. Selain bagi investor

sendiri, juga memiliki manfaat terhadap negara yaitu mendukung pertumbuhan

ekonomi. Karena investasi berdampak luas, maka ada upaya yang harus

diupayakan untuk meningkatkan jumlah investor di Indonesia dengan pasar

modal.

Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan

penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

dengan efek yang diterbitkanya, serta lembaga dan profesi yang berkaitanya

dengan efek”. Namun, analogi penjual dan pembeli disini sudah barang pasti

akan berbeda dengan pasar komuditas di pasar tradisional. Penjual dan pembeli

disini adalah penjual dan pembeli instrumen keuangan dalam kerangka

investasi.

Menurut Suherman (2019:184) Investasi merupakan salah satu dari

instrumen pembangunan yang dibutuhkan oleh suatu negara dalam rangka


3

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termaksud Indonesia. Salah satu

bentuk investasi yang sering digunakan adalah investasi yang di lakukan di

pasar modal. Dengan dibukanya Bursa efek Indonesia, investasi ini merupakan

bentuk salah satu investasi yang mudah diakses oleh masyarakat luas.

Sementara itu

Menurut Mike (2014) tidak dapat dipungkiri selain keuntungan

berinvestasi juga mempunyai resiko yang sering kali membuat para investor

berhenti ditengan jalan dalam berinvestasi, Mengapa hal itu sering terjadi

karena mereka tidak mempunyai tujuan keuangan yang spesifik dan terukur

dalam berinvestasi, akibatnya akan terjadi beberapa hal diantaranya, yaitu

sulitnya mengetahui keberhasilan investasi dan kurangnya motivasi dalam

berinvestasi.

Meskipun di indonesia pengetahuan dan penerimaan Pasar Modal belum

sebaik di negara-negara maju, Namun pertumbuhan investor di pasar modal

Indonesia dinilai cukup baik, hal itu ditunjukkan dengan semakin banyak

jumlah sekuritas yang diperdagangkan dengan kapitalisasi pasar yang cukup

besar, peran pasar modal dalam perkembangan industri-industri di berbagai

sektor. Tetapi jika di bandingkan dengan negara maju lainya seperti di

Singapura sekitar 30%, di negara malaysia berjumlah sekitar 15 %, Australia

30% sedangkan di Indonesia sendiri hanya 0,15 %. Di Indonesia, semula

terdapat dua pasar modal, yaitu (1) Bursa efek Jakarta (BEJ), dan (2) Bursa Efek

Surabaya (BES). Namun , dalam perkembangan selanjutnya dengan alasan

tertentu Bursa Efek Surabaya (BES) dilikuidasi dan digabung dengan Bursa

Efek Jakarta (BEJ), hasil penggabungan tersebut diberi nama Bursa Efek
4

Indonesia (BEI).

Menurut Ang (2017) pihak yang melakukan investasi melalui pasar

modal, baik perseorangan maupun institusi. Investor institusi terdiri dari

perusahaan yang bergerak di bidang jasa keungan maupun jasa lainya seperti

asuransi, dana pensiun, koperasi, dan badan hukum lainya tidak menutup

kemungkinan di kalangan mahasiswa, baik pemodal perseorangan maupun

institusi tersebut dapat berasal dari warga negara Indonesia (WNI) atau badan

hukum Indonesia maupun warga negara asing (WNA) dan badan hukum asing.

Menurut Danang (2016) mengatakan, bahwa mahasiswa dapat memiliki

potensi besar sebagai investor pasar modal baru. Semakin banyaknya

Universitas yang telah bergabung dalam membentuk galeri investasi, dengan

demikian banyak investor muda baru dari kalangan mahasiswa juga semakin

meningkat, salah satu contohnya telah dibukanya dan bekerja sama dengan

Bursa Efek Indonesia, yaitu Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.

Walaupun kebanyakan mahasiswa belum mempunyai penghasilan yang

tetap karena belum bekerja, tetapi minat dari mahasiswa untuk berinvestasi

cukup tinggi dan banyak peminat, Hal ini menunjukkan besarnya pasrtisipasi

mahasiswa dalam beinvestasi. Jika dilihat secara umum, pada umumnya sumber

keungan dari para mahasiswa bisa diperoleh dengan beberapa kemungkinan

cara, yakni (1) hasil tabungan yang dimiliki,(2) pemberian orang tua, (3)

beasiswa (4) uang pribadi mahasiswa yang memiliki kerja paruh waktu.

Dibeberapa kampus saat ini, dana awal yang harus disetorkan untuk membuat

account cukup yakni berkisar harga Rp 100.000,-. Modal yang disetorkan ketika

ingin beinvestasi di galeri investasi. Hal ini juga di dukung dengan diterapkanya
5

penurunan jumlah saham dari sebelumnya 500 lembar per lot menjadi 100

lembar per lot, sehinga bisa terjangkau mahasiswa jika ingin menanamkan

saham di pasar modal (galeri investasi).

Adapun pengguna yang diteliti atau populasi dalam penelitian ini adalah

mahasiswa Program studi pendidikan akuntansi 2019 dengan total populasi 66

mahasiswa. mahasiswa Program studi pendidikan akuntansi 2019 merupakan

mahasiswa yang secara akademik terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas

Ekonomi Universitas Negeri Medan. Meskipun minat dan niat mahasiswa cukup

tinggi untuk berinvestasi terutama di awal pembelajaran, namun tidak sedikit

dari mahasiswa untuk menurungkan minat dan niat untuk berinvestasi ketika

teori yang di pelajari di bangku perkuliahan dipraktikan di dunia nyata. Ada

banyak faktor yang mempengaruhi mengapa hal tersebut bisa terjadi,

diantaranya adalah mahasiswa banyak yang kesulitan dalam melakukan

transaksi, masih memiliki keraguan dalam berinvestasi serta minimnya seminar

dan edukasi mengenai investasi.

Kemudahan dalam bertransaksi merupakan suatu hal yang menjadi

pertimbangan dalam melakukan transaksi. Hal ini dapat dilihat pada seorang

investor yang cenderung tidak ingin mengalami kesulitan dalam melakukan

transaksi. Fitur yang lengkap yang tidak dibarengi dengan kemudahan dalam

penggunaannya dapat berpotensi memunculkan rasa ketidakpuaan pasa diri

pengguna. Seorang investor akan cenderung menggunakan aplikasi aplikasi

dimana terdapat kemudahan di dalamnya, sebaliknya jika mereka mengalami

kesulitan dalam penggunaan maka mereka akan cenderung tidak akan

menggunakannya lagi (Makmuriyah & Vanni, 2020).


6

Dalam menarik minat pengguna, besar biaya transaksi juga perlu

diperhatikan. Biaya transaksi adalah elemen yang tergolong penting dalam

perusahaan jasa keuangan. Perusahaan jasa keuangan tidak bisa begitu saja

mengmbil keputusan besarnya tarif transaksi begitu saja. Perusahaan perlu

mengkaji terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan keputusan. Ketika

perusahaan memberikan tarif transaksi tinggi, maka perusahaan akan

berkesempatan mendapatkan profit yang besar.

Salah satu perusahaan efek yang menerapkan biaya transaksi seminimal

mungkin adalah PT Indo Primier Sekuritas. PT. Indo Primier Sekuritas adalah

perusahaan yang berjalan di bidang jasa keuangan terintegrasi pada pasar modal

yang menetapkan biaya transaksi aplikasi yang ringan. Perusahaan ini melayani

baik individu maupun kelompok dalam hal tansaksi pada pasar modal. Pada tahun

2002, founders dari IndoPrimier membeli perusahaan efek ini dan diberi nama

PT. Indo Primier Securities yang kemudian berubah menjadi PT. Indo Primier

Sekuritas pada tahun 2017 (IndoPrimier, 2022).

PT. IndoPrimier berperan sebagai perantara perdagangan efek, penjamin

emisi efek, dan manajemen investasi. Nasabah-nasabah yang terkait

dikategorikan menjadi 2 golongan yaitu retail dan institusi (IndoPrimier, 2022).

Pada tahun 2007, IndoPrimer meluncurkan suatu ekosistem keuangan yang

berbasis dengan teknologi yaitu IPOT (IndoPrimier online technology) sebagai

awal mula dari solusi keuangan yang terintegrasi dan menyeluruh bagi

masyarakat luas. Di tahun yang sama diluncurkan pula IPOTSTOCK, suatu

aplikasi yang berguna untuk mengakses informasi mengenai data-data

perdagangan pasar modal (IndoPrimier, 2022).


7

Aplikasi IPOT memiliki keunggulan yang terletak pada penetapan biaya

transaksinya yang cukup ringan yaitu 0,19% untuk pembelian dan 0,29% untuk

penjualan (IndoPrimier, 2022). Berdasarkan penelitian Aziz et al. (2020), biaya

transaksi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berinvestasi.

Hal ini sejalan dengan penelitian Rifky & Wibisono (2019) dimana biaya

transaksi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap minat berinvestasi

dan loyalitas aplikasi mobile game online.

Selain biaya transaksi yang ringan, aplikasi IPOT juga menampilkan

fitur yang membantu pengguna dalam bertransaksi di pasar modal. Menurut

penelitian Ramadayani et al. (2022), kelengkapan fitur (complete feature)

memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pengguna aplikasi

zoom meeting hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Abrilia & Tri

(2020) dan Rukani & Marlena (2021) yang menghasilkan kesimpulan yang sama.

Menurut penelitian Ghifary et al. (2022), kemudahan penggunaan pada

mobile banking memiliki pengaruh yang signifikan terhadap minat berinvestasi.

Hasil ini didukung pula oleh penelitian Br & Andre (2019) yang membuahkan

hasil bahwa terdapat pengaruh positif pada variabel kemudahan penggunaan

terhadap minat berinvestasi.

Berdasarkan uraian diatas sehingga peneliti tertarik untuk melaksanakan

penelitian yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN IPOT TERHADAP

MINAT BERINVESTASI”.

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi adalah kumpulan persoalan yang berkaitan dengan suatu

masalah yang diteliti. Identifikasi masalah penting dilakukan agar penelitian


8

terarah dan jangkauan masalah tidak terlalu luas.

Sesuai dengan penjelasan di latar belakang tersebut, maka penulis

mengidentifikasi beberapa permasalahan yang ada, yaitu meliputi:

1. Terdapat sejumlah mahasiswa mengurungkan minat dan niat berinbestasi

akibat kesulitan dalam bertransaksi.

2. Sebagian mahasiswa masih memiliki keraguan dalam berinvestasi serta

minimnya seminar dan edukasi mengenai investasi.

1.3 Pembatasan Masalah

Di karenakan luasnya cakupan masalah pada penelitian ini, dan keterbatasan

waktu, Perlunya batasan masalah supaya tujuan penelitian ini semakin terarah

untuk masalah yang dikaji. Berdasarkan pada latar belakang serta identifikasi

masalah di atas, sehingga peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan yang

dibahas yaitu: Pengaruh Penggunaan IPOT terhadap minat berinvestasi

mahasiswa pendidikan akuntansi 2019 Universitas Negeri Medan.

1.4 Rumusan Masalah

Rumusan masalah suatu hal yang penting untuk mengambil keputusan dari

akhir penulisan proposal. Adapun rumusan masalah pada penulisan skripsi ini

yaitu:

1. Apakah ada pengaruh yang signifikant antara penggunaan IPOT terhadap

Minat Berinvestasi?

1.5 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang serta rumusan masalah, tujuan dari

penelitian ini yaitu meliputi:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara


9

penggunaan IPOT terhadap minat berinvestasi.

1.6 Manfaat Penelitian

Yang menjadi beberapa manfaat dari penelitian ini yaitu meliputi:

a. Manfaat Teoritis

Adapun yang menjadi manfaat teoritis dalam penelitian ini diharapkan

melalui penelitian ini bisa menjadi acuan dalam pertimbangan untuk

menentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi minat dalam

melaksanakan investasi khususnya bagi mahasiswa.

b. Manfaat Praktis

1. Manfaat bagi Penulis, sebagai sarana untuk mengaplikasikan teori yang

didapatkan selama di perkuliahan khususnya tentang investasi dan sebagai

menambahkan pengalaman dan sarana latihan dalam memecahkan

masalah yang di dalam suatu perusahaan sebelum terjun langsung ke

dalam dunia kerja.

2. Manfaat bagi akademis, penelitian ini berguna untuk pengembangan ilmu

pengetahuan tentang ilmu investasi. Khususnya yang berkaitan tentang

pengaruh penggunaan IPOt terhadap minat berinvestasi.

3. Bagi mahasiswa, sebagai masukan kepada mahasiswa untuk dapat

meningkatkan minat berinvesasi melalui penggunaan IPOT


51

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis


2.1.1 Teori Behavioral Finance

Behavioral finance adalah pola penalaran investor yang dilibatkan dengan


proses emosional dalam mengambil keputusan (Ricciardi & Simon, 2000).
Behavioral finance juga merupakan suatu perilaku seseorang yang berkaitan
dengan aplikasi atau praktek keuangan. Dalam behavioral finance, keterlibatan
sifat, emosi, dan kesukaan melekat dalam diri manusia sebagai mahluk sosial
untuk memutuskan suatu tindakan. Perilaku keuangan ini dibangun dari berbagai
asumsi dan ide perilaku ekonomi (Rizkiana & Kartini, 2017). Sifat dan emosi
yang ada dalam diri seseorang seperti keinginan untuk memuaskan kepentingan
pribadi yang sifatnya sementara berpengaruh besar dalam manajemen keuangan,
sehingga hal tersebut juga dapat mempengaruhi keputusan seseorang untuk
berinvestasi.

Behavioral finance berkaitan dengan faktor psikologis investor dalam


pengambilan keputusan investasi, seperti rasa takut dan cemas karena keputusan
tersebut harus diambil secara tepat dan cepat karena bila salah dalam mengambil
sebuah keputusan, maka akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh sebuah
keuntungan yang diharapkan tersebut. Banyak investor yang tidak bijak dalam
mengambil sebuah keputusan, sehingga mengakibatkan kerugian untuk dirinya
sendiri. Faktor psikologi seorang investor dalam mengambil keputusan investasi
menyebabkan investor tersebut melakukan tindakan yang tidak rasional dan tidak
dapat diprediksi, sehingga munculnya sebuah keputusan investasi ini dilandaskan
pada emosi, sifat, dan pengetahuan yang memunculkan kendali diri menjadi
terlalu percaya diri.

2.1.1 Investasi

Investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat

ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Umumnya


52

investasi dibedakan menjadi dua, yaitu : investasi pada financial assets dan

investasi pada real assets. Investasi pada financial assets dilakukan di pasar uang,

misalnya berupa sertifikat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang,

dan lainya. Sedangkan investasi pada real assets diwujudkan dalam bentuk

pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukuan pertambangan,

pembukuan perkebunan dan lainya.

PSAK nomor 13 dalam Standar Akuntasi Keuangan per 1 Oktober 2004,

investasi adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan

kekayaan (accretion of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,

royalti, dividen dan uang sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat

lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui

hubungan perdagangan. Pengetahuan investasi merupakan suatu informasi atau

pemahaman yang berkaitan dengan investasi itu sendiri. baik kekurangan dan

kelebihan investasi ataupun keuntungan dan kerugia dalam berinvestasi untuk

tujuan memperoleh keuntugan dimasa depan (Rusli, 2020).

2.1.2 Minat Berinvestasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia minat didefinisikan sebagai

perhatian, kesukaan, kecenderungan hati. Menurut Decroly (2018), minat adalah

pernyataan suatu kebetulan yang tidak terpenuhi. Kebutuhan itu timbuh dari

dorongan hendak memberi kepuasan kepada suatu insting. Minat anak terhadap

benda-benda tertentu dapat timbul dari berbagai sumber antara lain perkembangan

insting dan hasrat, fungsi-fungsi intelektual, pengaruh lingkungan, pengalaman,

kebiasaan, pendidikan dan sebagainya.


53

Minat merupakan suatu perasaan suka seseorang terhadap objek tertentu

dari suatu peristiwa maupun benda. Minat seseorang menunjukkan seberapa

upaya untuk mencapai sesuatu. Minat berkembang sebagai hasil dari suatu

kegiatan dan akan menjadi sebab untuk digunakan kembali dalam kegiatan yang

sama(Rusli, 2020)

Trisnatio (2017) menyatakan bahwa Minat berinvestasi saham merupakan

suatu perasaan tertarik terhadap kegiatan investasi di pasar modal serta merasa

senang untuk melakukannya secara kontinyu. Perasaan tertarik tersebut bukan

karena adanya paksaan tapi karena keinginan dan rasa ketertarikan yang tinggi

untuk mencapai tujuannya, dalam hal ini adalah untu mendatkan return di Pasar

Modal.

Minat berinvestasi merujuk pada ketertarikan, keinginan, atau dorongan

individu untuk terlibat dalam kegiatan investasi. Ini mencakup ketertarikan

terhadap pemahaman konsep-konsep dasar investasi, pasar modal, serta instrumen

keuangan lainnya. Minat berinvestasi dapat muncul dari kesadaran individu

terhadap pentingnya mengelola keuangan pribadi, merencanakan masa depan

finansial, dan memahami cara memanfaatkan peluang investasi (Mastura, 2020).

Minat investasi merupakan hasrat atau keinginan yang kuat pada seseorang untuk

mempelajari segala hal yang berkaitan dengan investasi hingga pada tahap

mempraktikannya (berinvestasi) (Rizki, 2017).

Adapun indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur minat

berinvestasi adalah sebagai berikut:

1. Ketertarikan, diartikan sebagai adanya pemusatan atau perhatian

dan perasaan senang.


54

2. Keinginan, diartikan sebagai adanya dorongan untuk memiliki.

3. Keyakinan, diartikan sebagai adanya rasa percaya diri individu

terhadap kualitas, daya guna dan keuntungan.

2.1.3 Penggunaan IPOT

Teknologi yang sering membantu manusia dalam pekerjaannya adalah

teknologi internet (Yolanda dan Widijoko, 2014). Setiap individu maupun

organisasi dapat mengakses internet kapanpun dan dimanapun berada. Indonesia

merupakan salah satu negara dengan pengguna internet terbanyak. Populasi

penduduk Indonesia tahun 2018 mencapai 262 juta orang. Menurut Asosiasi

Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) lebih dari 50% atau sekitar 143 juta

orang telah terhubung dengan jaringan internet sepanjang tahun 2017 (Bohang,

2018). Menurut Bohang (2018) pemanfaatan internet sudah lebih jauh, bukan

hanya untuk berkomunkasi saja tetapi juga membeli barang, memesan

transportasi, namun pemanfaatan internet juga sudah bisa untuk menjalankan

bisnis, membuat karya dan bahkan berinvestasi.

Melalui teknologi maka dapat membantu para investor untuk melakukan

transaksi investasi lebih mudah dengan modal yang cukup terjangkau. Untuk

memudahkan dan meningkatkan minat para investor dalam menabung saham pada

sekuritas maka diperlukan sebuah teknologi aplikasi yang dapat menunjang

transaksi investasi. Salah satu aplikasi teknologi yang dapat digunakan untuk

membantu kegiatan berinvestasi adalah IndoPremier merupakan perusahaan

sekuritas dan penyedia jasa keuangan swasta di Indonesia yang menawarkan

investasi di pasar modal Indonesia dan manajemen investasi yang sudah terdaftar

dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) no KEP-11/PM/PPE/1996 yang


55

sudah ada sejak tahun 1996. Dibidang ini, peran IndoPremier sebagai makelar

pedagang efek, dan manajemen investasi. Terdapat 2 kategori nasabah yang

terkait, yaitu Institusi dan Retail (Individu). Untuk saat ini, Indo Premier

merupakan perusahaan sekuritas yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap

2 kategori nasabah tersebut. Kategori dibagi menjadi 3 bagian, diantaranya Fixed

Income Sales & Trading, Investment Banking, Equity Sales. Didalam kategori

investasi ini, hanya 1 tahun sejak IndoPremier berdiri pada 2003 sudah berhasil,

ditandai dengan penerbitan obligasi sebesar Rp 300 miliar. Kemudian pada tahun

2006, IndoPremier menduduki ranking 8 sebagai Rupiah Bond Underwriter

terbesar di Indonesia (Bloomberg, US) Hingga saat ini, IndoPremier telah

bertumbuh pesat menjadi salah satu perusahaan sekuritas di Indonesia

(IndoPremier, 2022). Produk utama dari IndoPremier ialah IPOT.

PT. IndoPrimier berperan sebagai perantara perdagangan efek, penjamin

emisi efek, dan manajemen investasi. Nasabah-nasabah yang terkait dikategorikan

menjadi 2 golongan yaitu retail dan institusi (IndoPrimier, 2022). Pada tahun

2007, IndoPrimer meluncurkan suatu ekosistem keuangan yang berbasis dengan

teknologi yaitu IPOT (IndoPrimier online technology) sebagai awal mula dari

solusi keuangan yang terintegrasi dan menyeluruh bagi masyarakat luas. IPOT

merupakan aplikasi investasi saham dan reksadana yang dibuat PT Indo Premier

Sekuritas. IPOT menyediakan fitur fast order yang mana nasabah dapat

melakukan transaksi jual dan beli dengan cepat melalui komputer ataupun

handphone. IPOT sendiri merupakan aplikasi transaksi efek yang terpercaya dana

aman karena sudah diawasi pihak berwajib yaitu OJK (Otoritas Jasa Keuangan)

dan terintegrasi untuk keperluan trading saham. Dengan IPOT versi terbaru akan
56

memenuhi kebutuhan nasabah dengan fasilitas dan menu-menu baru yang sudah

disediakan, serta pengelompokkan menu yang akan lebih mudah digunakan dalam

pencarian fitur, fasilitas, dan informasi yang dibutuhkan nasabah.

Menurut Taufik (2019) adapun yang menjadi indikator dalam penggunaan

Aplikasi IPOT adalah:

1) Totalitas dalam pemberian layanan

Totalitas dalam pemberian layanan mencakup sejauh mana aplikasi

IPOT menyediakan seluruh rangkaian layanan yang diperlukan oleh

pengguna untuk melakukan investasi. Ini melibatkan aspek-aspek

seperti kemudahan registrasi akun, tampilan antarmuka yang intuitif,

akses ke informasi pasar, eksekusi transaksi yang cepat, dan layanan

pelanggan yang responsif. Pengguna akan cenderung lebih tertarik dan

terlibat jika aplikasi menyajikan totalitas layanan yang memenuhi

kebutuhan dan ekspektasi mereka

2) Kesenangan dalam pelayanan

Kesenangan dalam pelayanan mencerminkan tingkat kepuasan dan

kebahagiaan pengguna dalam menggunakan aplikasi IPOT. Ini dapat

mencakup elemen-elemen seperti kecepatan transaksi, kemudahan

navigasi, dan fitur-fitur yang memberikan pengalaman pengguna yang

menyenangkan. Jika pengguna merasakan kesenangan dalam

menggunakan aplikasi, mereka mungkin lebih cenderung untuk terus

menggunakan layanan tersebut.

3) Merasa puas dengan pengalaman penggunaan


57

Tingkat kepuasan pengguna dengan pengalaman penggunaan secara

keseluruhan adalah indikator penting. Ini mencakup sejauh mana

pengguna merasa puas dengan semua aspek aplikasi IPOT, termasuk

performa, ketersediaan fitur, dan antarmuka pengguna. Tingkat

kepuasan ini dapat memengaruhi minat dan kesetiaan pengguna

terhadap aplikasi

4) Merasa puas dengan keputusan penggunaan

Merasa puas dengan keputusan penggunaan mencerminkan evaluasi

pengguna terhadap keputusan mereka untuk menggunakan aplikasi

IPOT. Hal ini dapat dipengaruhi oleh sejauh mana aplikasi memenuhi

harapan mereka, memberikan manfaat yang diinginkan, dan membantu

mereka mencapai tujuan investasi. Merasa puas dengan keputusan

penggunaan dapat meningkatkan peluang pengguna untuk tetap

menggunakan aplikasi tersebut di masa depan

5) Harapan penggunaan

Harapan penggunaan adalah indikator yang mencerminkan ekspektasi

pengguna terhadap apa yang mereka harapkan dari aplikasi IPOT di

masa depan. Ini melibatkan sejauh mana pengguna percaya bahwa

aplikasi akan terus memberikan layanan yang memenuhi atau bahkan

melampaui harapan mereka. Harapan yang positif dapat meningkatkan

minat dan retensi pengguna

Sementara itu menurut Mansur (2021), yang menjadi indikator dalam

penggunaan ipot, yaitu:


58

1. Frekuensi Penggunaan: Frekuensi penggunaan merujuk pada seberapa

sering individu menggunakan aplikasi ipot dalam jangka waktu tertentu.

Ini dapat diukur dengan menghitung jumlah sesi yang dimulai atau

durasi waktu yang dihabiskan oleh pengguna di dalam aplikasi

2. Durasi Penggunaan: Durasi penggunaan menggambarkan lamanya

waktu yang dihabiskan oleh pengguna dalam aplikasi ipot setiap kali

mereka mengaksesnya. Ini bisa menjadi indikator penting untuk

memahami seberapa intensif pengguna menggunakan aplikasi dan

seberapa besar perhatian yang mereka berikan terhadap informasi

investasi yang tersedia

3. Aktivitas Transaksi: Aktivitas transaksi melibatkan jumlah transaksi

yang dilakukan melalui aplikasi ipot, seperti pembelian saham,

penjualan, atau aktivitas perdagangan lainnya. Indikator ini dapat

memberikan gambaran tentang seberapa aktif pengguna dalam

melibatkan diri dalam pasar keuangan.

4. Kinerja Investasi: Kinerja investasi mencerminkan sejauh mana

pengguna berhasil mencapai tujuan investasi mereka setelah

menggunakan aplikasi ipot. Ini dapat diukur dengan membandingkan

hasil investasi sebelum dan sesudah penggunaan aplikasi, seperti

tingkat pengembalian atau pertumbuhan portofolio investasi.

Berdasarkan pemaparan indikator-indikator di atas, sehingga peneliti

mengambil indikator menurut Taufik (2019), yaitu Totalitas dalam pemberian

layanan, kesenangan dalam pelayanan, merasa puas dalam pengalaman


59

penggunaan, merasa puas dengan keputusan penggunaan, dan harapan

penggunaan.

2.2 Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Susanto & Panday, (2021)

Taufik Azis Melakukan Penelitian Dengan Judul “Pengaruh Kelengkapan

Fitur, Kemudahan Penggunaan, dan Biaya Transaksi Ringan terhadap Kepuasan

Pengguna Aplikasi Mobile Ipot (Studi Kasus Mahasiswa FEBI UIN Raden Mas

Said Surakarta)” Penelitian ini bertujuan untuk menguji dampak kelengkapan

fitur, kemudahan penggunaan, dan biaya transaksi yang rendah terhadap kepuasan

pengguna aplikasi Mobile IPOT di kalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam UIN Raden Mas Said Surakarta. Hasil analisis data menunjukkan

bahwa kelengkapan fitur, kemudahan penggunaan, dan biaya transaksi yang

rendah secara individual berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

mahasiswa. Selain itu, variabel-variabel tersebut juga memiliki pengaruh secara

simultan terhadap kepuasan pengguna sebesar 58,9%, sementara 41,1% sisanya

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Temuan ini

memberikan wawasan yang berharga bagi pengembangan aplikasi Mobile IPOT

serta memberikan arahan bagi pihak-pihak terkait untuk meningkatkan kualitas

layanan dan pengalaman pengguna dalam menggunakan aplikasi tersebut.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Rusyd, dkk (2020)

Menurut penelitian Nyayu Sakinatul Mardhiyah, M. Rusydi, Peny Cahaya

Azwari (2020) menyatakan bahwa seseorang akan berminat menggunakan

teknologi informasi dirasa berguna, hal ini dapat diartikan bahwa perceived

usefulness (persepsi kegunaan penggunaan) memiliki pengaruh yang signifikan


60

terhadap attitude of use technology (sikap terhadap perilaku teknologi).

Sedangkan menurut penelitian Adhi Prakosa, Ahsan Sumantika (2020) dan

penelitian Ni Putu Mahesa Arsita Putri, I Gusti Ngurah Agung Suaryana (2021)

menunjukan bahwa perceived usefulness (persepsi kegunaan penggunaan)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap attitude of use technology (sikap

terhadap perilaku teknologi)..

3. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliana, (2014)

Yuliana, (2014) Melakukan Penelitian Pengaruh Pendapatan dan Tingkat

Pendidikan terhadap Minat Berinvestasi di Indonesia. Kami menggunakan faktor

independen seperti usia dan tingkat pendidikan dan faktor dependen seperti Minat

berinvestasi untuk melakukan penelitian ini. Temuan penelitian ini menunjukkan

bahwa pendidikan dan pelatihan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

Minat berinvestasi.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nurfiat & Rustariyuni, (2018)

Nurfiat & Rustariyuni, (2018) Melakukan penelitian dengan judul kerja

“Pengaruh Otomasi dan Teknologi Terhadap Minat Berinvestasi Pada Industri

Furnitur Di Perkotaan Denpasar”. Variabel penelitian ini meliputi variabel

independen (seperti elevasi dan teknologi) dan variabel dependen (seperti Minat

Berinvestasi di industri furnitur). Menurut temuan penelitian ini, kemajuan

teknologi dan budaya organisasi memiliki dampak positif dan signifikan secara

statistik terhadap Minat Berinvestasi. Sementara itu, penulis sedang meneliti

bagaimana faktor-faktor seperti intensitas kerja dan produktivitas berhubungan

dengan topik penelitian. Namun subjek penelitian terdahulu dan subjek penelitian

saat ini yaitu kota Medan antara tahun 2001 dan 2020 berbeda.
61

5. Penelitian yang dilakukan oleh Ukkas, (2017)

Ukkas, (2017) Melakukan penelitian dengan judul kerja “Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Minat Berinvestasi Di Kota Kecil Palopo. Variabel bebas

penelitian ini meliputi tingkat pendidikan, umur, pengalaman kerja, status

perkawinan, jenis mobil yang dikendarai dari dan ke tempat kerja, jenis mobil

yang dikendarai dari dan ke tempat kerja, jenis mobil yang dikendarai dari dan ke

tempat kerja, jenis mobil dikendarai ke dan dari tempat kerja, jenis mobil yang

dikendarai ke dan dari tempat kerja, jenis mobil yang dikendarai ke dan dari

tempat kerja, jenis mobil yang dikendarai ke dan dari tempat kerja, dan Minat

Berinvestasi. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor seperti

tingkat pendidikan, usia, tahun pengalaman kerja, dan jenis insentif semuanya

berpengaruh signifikan terhadap output karyawan usaha kecil. Hasil penelitian

juga menunjukkan bahwa semua faktor tersebut berdampak pada produktivitas

karyawan usaha kecil secara keseluruhan. Namun, penulis saat ini menekankan

pentingnya korelasi antara pendidikan dan produktivitas pekerja dalam penelitian

ini. Namun subjek penelitian terdahulu dan subjek penelitian saat ini yaitu kota

Medan tahun 2001-2020 berbeda.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Zahira, (2019)

Zahira, (2019) Melakukan penelitian dengan judul kerja “Analisis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berinvestasi”. Studi ini menggunakan

variabel independen (usia, tingkat pendidikan) dan dependen (output pengasilan).

Temuan penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dan pendidikan berpengaruh

positif dan signifikan secara statistik terhadap minat berinvestasi.


62

2.3 Kerangka berfikir

Kerangka berfikir yang ditetapkan dalam penelitian ini digambarkan

sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

Penggunaan IPOT Minat Berinvestasi

(Y)
(X)

Kerangka berfikir pada gambar di atas melihat hubungan antara

Penggunaan IPOT terhadap Minat Berinvestasi. Penelitian ini merinci bagaimana

aplikasi IndoPremier Online Technology (IPOT) memengaruhi minat berinvestasi

mahasiswa, mengusung kerangka konseptual berdasarkan Teori Penerimaan

Teknologi dan aspek-aspek psikologis serta ekonomi yang memengaruhi

keputusan berinvestasi. Variabel independen mencakup kelengkapan fitur IPOT,

kemudahan penggunaan, dan biaya transaksi yang ringan, sedangkan variabel

dependen adalah minat berinvestasi mahasiswa. Hipotesis diajukan untuk menguji

pengaruh positif dan signifikan setiap variabel independen terhadap minat

berinvestasi. Metodologi penelitian melibatkan pendekatan kuantitatif dengan

mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi 2019 FE Unimed sebagai

populasi, yang menggunakan IPOT sebagai sampel. Hasil penelitian diharapkan

dapat memberikan wawasan yang mendalam tentang bagaimana IPOT

memengaruhi minat mahasiswa berinvestasi, dengan implikasi praktis bagi

pengembangan aplikasi dan pengajaran investasi di konteks akademis. Temuan

penelitian ini diharapkan dapat membuka ruang untuk perbaikan lebih lanjut
63

dalam pengembangan aplikasi dan meningkatkan pemahaman mahasiswa

terhadap investasi di pasar modal.

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam statistik ekonomi merupakan pernyataan statistik

tentang parameter populasi sedangkan hipotesis dalam penelitian merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu peneltian (sugiyono,

2017:85).

Berdasarkan latar belakang masalah dan landasan teori, maka

hipotesis dalam penelitian ini adalah:

HA: Adanya pengaruh positif antara Penggunaan IPOT terhadap Minat

Berinvestasi.

H0: Tidak Adanya pengaruh antara Penggunaan IPOT terhadap Minat

Berinvestasi
51

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian ex-post facto. Sugiyono (2017) ex-

post facto merupakan sebuah penelitian yang dilaksanakan dalam menyelidiki

permasalahan dengan mempelajari variabel-variabel. Sebab data yang didapatkan

ialah untuk kejadian yang telah berlangsung, maka peneliti cuma mengungkapkan

kejadian sesuai dengan ukuran gejala yang sudah dimiliki respondens. Penelitian

ini menjadi penelitian kasual komparatif yang memiliki tujuan untukmemperjelas

dampak antara variabel-variabel independent dengan variabel-variabel dependent.

Penelitian ini memanfaatkan pendekatan Kuantitatif, maksudnya seluruh

informasi ataupun data direpresentasikan secara numerik serta analisisnya

didasarkan pada analisis statistik. Adapun yang menjadi variabel pada penelitian

ini yaitu variabel independen Penggunaan IPOT (X) dan variabel dependen Minat

Berinvestasi (Y).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa Program Studi Pendidikan

Akuntansi 2019 di Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan. Adapun waktu

penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2024.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

“Populasi yaitu wilayah generalisasi yang meliputi dari subjek objek yang

menunjukkan kualitas serta karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti

untuk dipahami serta selanjutnya disimpulkan”. Adapun yang menjadi Populasi


52

dalam penelitian ini adala keseluruhan mahasiswa Program studi Pendidikan

Akuntansi yakni sebanyak 67 orang.

Tabel 3.1
Populasi siswa kelas X SMA Negeri 2 Percut Sei Tuan
Kelas Jumlah siswa
Pendakun A 2019 32
Pendakun B 2019 35
Total 67
Sumber : Tata Usaha Program Studi Pendidikan Akuntansi
3.3.2 Sampel

Sampel penelitian merupakan unsur yang berasal dari populasi yang

digunakan menjadi “perwakilan” dari setiap anggota populasi yang akan diteliti.

Sampel adalah sebagian kecil dari jumlah serta karakteristik yang diperoleh

populasi itu. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang dimanfaatkan

yaitu total sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel yang

mana jumlah sampel serupa dengan populasi. Alasan menggunakan teknik total

sampling adalah sebab jumlah populasi yang tidak mencapai 100 orang. Dengan

demikian, besar sampel untuk penelitian ini yaitu sebanyak 67 Mahasiswa.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah sebuah metode yang dilaksanakan oleh

seorang peneliti agar dapat mengumpulkan data serta informasi yang nantinya

akan bermanfaat menjadi fakta pendudkung dalam penelitian mereka. Untuk

memperoleh informasi yang lebih lengkap serta mendalam untuk melakukan uji

hipotesis sehingga dimanfaatkan beberapa teknik pengumpulan data informasi

yang terdiri dari:


53

3.4.1 Angket

Menurut Sugiyono (2018: 199) mengemukakan bahwasanya angket atau

kuisioner adalah salah satu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan melalui

pemberian seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis bagi respondens agar

dijawab. Skala pengukur yang pada penelitian ini yaitu skala likert. Skala likert

dimanfaatkan dalam mengukur sikap, pendapat serta sudut pandang seorang

individu ataupun sekumpulan individu mengenai peristiwa social.

Teknik ini penulis manfaatkan dalam memperoleh data mengenai

Pengaruh Penggunaan IPOT serta Bimbingan Belajar Terhadap Minat

Berinvestasi Peserta Didik. Jenis kuisioner yang dimanfaatkan ialah kuisioner

tertutup, maksudnya responden tinggal menetapkan alternative yang sudah

tersedia, alternative jawaban , menggunakan model skala likert, sehingga

responden tinggal mengisi dengan tanda ceklis ( √ ). Adapun bobot penilaian

Untuk penggunaan IPOT (X), dan Minat Berinvestasi (Y) menggunakan

penskoran kategori :

Tabel 3.2
Alternative Jawaban
No Keterangan Jumlah Bobot
1. Sangat Setuju (SS) 5
2. Setuju (S) 4
3. Kurang Setuju (KS) 3
4. Tidak Setuju (TS) 2
5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1
54

Tabel 3.3
Lay Out Angket Penggunaan IPOT dan Bimbingan Belajar
Variabel Indikator No Item Skala
Penggunaan 1. Totalitas dalam pemberian layanan 1–3 Skala
IPOT (X1) 2. Kesenangan dalam pelayanan 4–6 Likert
3. Merasa puas dengan pengalaman 7–9
penggunaan 10 – 12
4. Merasa puas dengan keputusan 12 – 15
penggunaan
5. Harapan Penggunaan
Sumber : Hamzah 2017
Minat 1. Ketertarikan 1-3 Skala
Berinvestasi 2. Keinginan 4-6 Likert
(Y) 3. Keyakinan 7-10

Sumber : Rizky 2019

Sumber : Lay Out Angket Penggunaan IPOT dan Minat Berinvestasi


3.5 Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional

3.5.1. Variabel Penelitian

Pada penelitian ini terdapat 3 variabel yang meliputi 2 variabel independen

serta 1 variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel meliputi:

a. Variabel Independent ( X )

Gurning dan Lubis (2018:36) bahwa variabel independent yaitu keadaan dan

karakteristik yang oleh peneliti dimanipulasi pada rangka dalam menjelaskan

hubungannya terhadap venomena yang diamati. Yang menjadi variabel bebas

pada penelitian ini yakni:

1. Variabel independent (X) : Penggunaan IPOT

b. Variabel Dependent (Y)

Gurning dan Lubis (2018:36) bahwa variabel dependent ialah kondisi dan

karakteristik yang berganti, yang timbul atau yang tidak timbul saat peneliti
55

mengintroduksi, mengunah , serta mengganti variabel independent”. Adapun

sebagai variabel dependent (Y) pada penelitian ini ialah Minat Berinvestasi

3.5.1. Defenisi Operasional

1. Minat Berinvestasi (Y)

Trisnatio (2017) menyatakan bahwa Minat berinvestasi saham merupakan

suatu perasaan tertarik terhadap kegiatan investasi di pasar modal serta

merasa senang untuk melakukannya secara kontinyu

2. Penggunaan IPOT (X1)

Penggunaan adalah Penggunaan IPOT oleh siswa sebagai sumber belajar .

Penggunaan IPOT sebagai sumber belajar dan bahan informasi siswa

menunjang proses belajarnya. Oleh karena itu, Penggunaan IPOT banyak

berperan sebagai penyedia sarana belajar dengan terdapatnya bermacam

wujud informasi yang diharapkan . Dalam hal ini nilai Penggunaan IPOT

diperoleh melalui angket.

3.6 Teknik Instrumen Penelitian

3.6.1 Uji Validitas

Menurut Arikunto (2016:211)”Validitas yaitu sebuah ukuran yang

memperlihatkan tingkat-tingkat kevalitan ataupun kesalahan sebuah

instrumen”. Menurut Ratnawati (2016:17) “Validitas isi ialah domain yang

akan diukur dalam menentukan perwakilan dari instrument melalui

keterampilan yang akan diukur dalam melakukan uji apakah instrumen

yang dipakai dalam hal ini kuesioner memenuhi syarat validitas.

3.6.2 Uji Reabilitas


56

Kemampuan suatu instrumen untuk digunakan sebagai alat pengumpulan

data dinilai dari reliabilitasnya. Uji reliabilitas ini digunakan untuk menilai

reliabilitas kuesioner yang digunakan

Untuk menguji relibilitas istrumen dapat dihitung dengan rumus Cronbach

Alfa. Jika nilai Croanbach Alpha > 0,361 maka maka angket dinyatakkan

reliabel,dan sebaliknya jika nilai Croanbach Alpha < 0.361 maka angket

dinyataan tidak reliabel.

3.7 Uji Asumsi Klasik

3.7.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas merupakan sebuah pengujian yang memiliki tujuan dalam

melakukan uji model regresi variabel dependent serta independent berdistribusi

normal ataupun tidak. Distribusi normal atau yang mendekati normal merupakan

model regresi yang baik. Penerapan uji kolmogorov - smirnov digunakan untuk

menguji normalitas pada penelitian ini. Bila skor signifikant < 0,05 sehingga

ditribusi dinyatakan tidak normal serta sebaliknya bila skor signifikant > 0,05

sehingga ditribusi dinyatakan normal (Sugiyono, 2018: 241). Untuk

mempermudah perhitungan maka menggunakan aplikasi SPSS.

3.7.2 Uji Linearitas

Uji Linearitas dimanfaatkan guna memahami variabel independent (X)

berhubungan atau tidak pada variabel dependent (Y). uji linearitas menjadi uji

persyaratan yang lazimnya dilaksanakan bila hendak melaksanakan analisi regresi

linear berganda.
57

Variabel dinyatakan berhubungan linear jika F hitung < Ftabel sehingga

penelitian ini memiliki pola linear, bila F hitung > Ftabel data berpola tak linear.

Dalanm penelitian ini perhitungan linear dibantu dengan SPSS.

3.7.3 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas memiliki tujuan guna menguji apakah angka dalam

model regresi ada korelasi antar variable independent”. Model regresi yang baik

semestinya tidak terdapat korelasi antar variabel independent. Pengujian

Multikolieaneritas diketahui melalui besarnya VIF (Variane Linflation Factor )

serta Tolerance mengukur variabel independent yang dipilih yang tidak dijelaskan

oleh variabel independent yang lain. Maka skor tolerance yang kecil serupa

dengan skor VIF besar (sebab VIF = 1/ tolerance). Skor cutoff yang umum

digunakan dalam memperlihatkan terdapatnya multikolieaneritas ialah skor

tolerance ≥ 0,01 ataupun serupa dengan VIF ≤ 10.

3.8 Teknik Analisis Data

3.8.1 Analisis Regresi Linear Sederhana

Menurut Sugiyono ( 2018: 276 ) Analisis regresi linear sederhana

dimanfaatkan guna mengetahui ada tidaknya pengaruh signifikan variabel (X)

terhadap variabel dependent (Y). Analisis ini digunakan untuk melihat pengaruh

Penggunaan IPOT (X) terhadap Minat Berinvestasi (Y). Adapun persamaan

regresi sederhana dengan rumus menjadi:

Y = b0 + b1 + X + e ( Sugiyono, 2018 : 267 )

Keterangan :
Y = Minat Berinvestasi
X1 = Penggunaan IPOT
b1 = koefisien regresi Penggunaan IPOT
e = Eror
58

3.9 Uji Hipotesis

3.9.1 Uji Parsial (Uji T)


Uji Parsial (Uji t) dimanfaatkan dalam melakukan uji pengaruh dari

variabel independent secara individu/parsial pada variabel dependent (Y). Uji t

dimanfaatkan guna mengetahui pengaruh dari variabel-variabel independent X

(Penggunaan IPOT) terhadap Minat Berinvestasi.

Kriteria pengujian :

1. Bila thitung > ttabel sigifikan 95% ( = 0,05) berarti ada pengaruh yang

positive serta signifikant antara variabel Penggunaan IPOT dan bimbingan

belajar terhadap Minat Berinvestasi atau H0 ditolak

2. Jika thitung ≤ ttabel taraf signifikasn 95% ( = 0,05) berarti tidak terdapat

pengaruh yang positive serta signifikant antara variabel Penggunaan IPOT

dan bimbingan belajar terhadap Minat Berinvestasi atau H0 diterima atau

Ha ditolak.

3.9.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) memiliki tujuan dalam memahami pengaruh

sumbangan ataupun sejauh mana variabel independent (X) terhadap variabel (Y)

melalui terdapatnya regresi linear sederhana. Bila R2 yang didapatkan dekat

dengan 1 sehingga bisa dinyatakan semakin baik model itu menjelaskan variabel

independent pada variabel dependent, Begitupun sebaliknya.

Dari koefisien determinasi menunjukkan kontribusi veriabel independent

pada variabel dependent. Jika R2 semakin dekat dengan nol (0) sehingga

kontribusi dari variabel independent atas variabel dependent semakin kecil.

Begitupun sebaliknya, bila R2 semakin dekat dengan satu (1) sehingga kontribusi
59

dari variabel independent atas variabel dependent semakin besar. Dalam memberi

kemudahan penghitungan sehingga dimanfaatkan bantuan SPSS.


87

Lampiran 1

ANGKET PENELITIAN

PENGGUNAAN IPOT DAN MINAT BERINVESTASI

Nama :

Kelas :

Petunjuk Pengisian :

1. Sebelum anda menjawab pertanyaan dibawah ini, terlebih dahulu isilah


identitas diri anda dengan benar pada lembar pertama
2. Isilah angket ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya
3. Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda ceklis (√ ) pada kolom
jawaban yang tersedia sebagai berikut :

SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

4. Setelah anda mengisi angket ini, mohon angket dikembalikan kepada


peneliti
5. Atas perhatian dan ketersediaan anda mengisi angket ini peneliti ucapkan
terima kasih

PENGGUNAAN IPOT ( X1 )

No Pertanyaan SS S KS TS STS

Totalitas dalam pemberian layanan


1 IPOT memberikan informasi investasi yang jelas dan
mudah dipahami.
2 Fitur-fitur dalam IPOT memberikan kemudahan bagi
mahasiswa untuk melakukan transaksi investasi
3 Kemudahan akses dan navigasi dalam IPOT
meningkatkan minat saya untuk lebih aktif berinvestasi
Kesenangan dalam Pelayanan
88

4 IPOT memberikan kemudahan dan kepuasan dalam


proses transaksi investasi
5 IPOT menyajikan informasi investasi dengan cara yang
menarik dan menghibur
6 Menggunakan IPOT memberikan kesenangan dan
kepuasan dalam berinvestasi
Merasa puas dengan pengalaman penggunaan
7 IPOT memberikan pengalaman transaksi investasi yang
lancar dan efisien
8 Saat menggunakan IPOT, saya merasa bahwa
pengalaman berinvestasi saya menjadi lebih
menyenangkan
9 Fitur-fitur dalam IPOT memberikan pengalaman
pengguna yang positif.

Merasa puas dengan keputusan penggunaan


10 Keputusan menggunakan IPOT telah memenuhi
ekspektasi saya dalam berinvestasi
11 Menggunakan IPOT memberikan kepuasan dan
kenyamanan dalam setiap keputusan investasi yang
diambil
12 IPOT memberikan kontribusi positif terhadap hasil
investasi saya.
Harapan penggunaan
13 Saya berharap IPOT dapat terus meningkatkan kualitas
layanan investasi mereka
14 Saya berharap IPOT dapat memberikan informasi
investasi yang lebih mendalam dan terperinci
15 Saya berharap IPOT dapat meningkatkan responsivitas
layanan pelanggan mereka
Minat Berinvestasi (Y)

No Pernyataan SS S KS TS STS
Ketertarikan
1 Saya memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap dunia
investasi
2 Dunia investasi menarik perhatian saya dan saya ingin
lebih aktif terlibat di dalamnya
3 Saya memiliki keinginan untuk memahami lebih dalam
tentang cara investasi dapat memberikan keuntungan
Keinginan
89

4 Keinginan saya untuk berinvestasi meningkat ketika


menggunakan IPOT
5 IPOT meningkatkan keinginan saya untuk mencari
peluang investasi yang potensial
6 Saya merasa sangat berkeinginan untuk lebih memahami
dan mengembangkan portofolio investasi saya setelah
menggunakan IPOT
Keyakinan

7 Penggunaan IPOT telah meningkatkan keyakinan saya


dalam memilih instrumen investasi yang tepat
8 Saya yakin bahwa pengetahuan dan informasi dari IPOT
dapat membantu saya membuat keputusan investasi
yang cerdas
9 Saya yakin bahwa penggunaan IPOT dapat membantu
saya meraih keuntungan dari investasi
10 Penggunaan IPOT telah meningkatkan keyakinan saya
untuk mengelola portofolio investasi saya sendiri

Anda mungkin juga menyukai