OKTOBER 2021)
Dosen Pengampu:
Disusun oleh:
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2021
1.1 Latar Belakang Masalah
Pasar modal (capital market) memiliki peran yang sangat penting dalam
kegiatan perekonomian suatu negara. Pasar modal menjadi sarana atau wadah
untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli dengan analogi penjual dan
pembeli adalah instrumen keuangan dalam rangka investasi (Dr. Nor Hadi,
2015:14). Selain itu pasar modal menjadi media bagi para investor yang kelebihan
dana dan bagi pihak yang kekurangan atau membutuhkan dana (emiten). Pasar
panjang yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun seperti ekuitas (saham),
surat utang (obligasi), waran, right issue, reksadana, instrumen derivatif, dan
instrumen lainnya (Azis, Minarti, dan Nadir, 2015:15). Dasar hukum yang
menjadi pedoman dari pasar modal adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995
ditetapkan karena pasar modal memiliki peran yang strategis dalam pembangunan
nasional sebagai salah satu sumber pembiayuaan bagi dunia usaha dan wahana
investasi bagi masyarkat. Selain itu diharapkan pasar modal dapat berkembang
dengan membutuhkan adanya landasan hukum yang kukuh untuk lebih menjamin
kepastian hukum pihak-pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal serta
Tidak hanya masyarakat dalam negeri saja yang dapat melakukan investasi
di Bursa Efek Indonesia, tapi masyarakat asing juga dapat melakukan investasi.
Sehingga semakin banyak investasi yang dilakukan, semakin banyak pula modal
yang terbentuk dapat meningkatkan performa kinerja dan kegiatan produksi dari
perusahaan emiten sendiri, dengan begitu return yang akan diperoleh oleh para
investor akan semakin tinggi. Dengan adanya return yang dihasilkan dari kegiatan
tinggi.
(Gitman dan Joehnk, 2005:3). Artinya, setiap investor yang melakukan investasi
dengan risiko dalam setiap saham yang dipilihnya. Produk jasa keuangan seperti
investasi saham di pasar modal dianggap lebih berisiko daripada produk jasa
dimana saat return yang diperoleh tinggi maka risiko yang dihadapi juga tinggi,
sebaliknya ketika mendapat return yang kecil maka risiko yang dihadapi juga
kecil. Kondisi ini biasa disebut dengan “high risk, high return, low risk low
return” (Bambang Susilo, 2009:3). Return yang diperoleh oleh seorang investor
sebagai hasil dari melakukan investasi pada instrumen keuangan berupa dividen
kepada investor yang berasal dari keuntungan perusahaan itu sendiri. Dividen
selama lebih dari satu tahun. Sedangkan Capital Gain merupakan selisih antara
harga beli dan harga jual dari saham itu sendiri. Capital Gain berusaha didapatkan
oleh seorang investor dengan melakukan transaksi jual beli saham suatu
perusahaan bersama dengan investor lain. Besarnya tingkat dividen dan capital
dan risiko menjadi hal yang sangat penting bagi investor dalam