Anda di halaman 1dari 4

PERBANDINGAN RETURN BANK UMUM PEMERINTAH DAN BANK

SWASTA NASIONAL PADA INDEKS LQ 45 (PERIODE JANUARI-

OKTOBER 2021)

Mata Kuliah Simulasi Pasar Modal dan Online Trading – GE

Dosen Pengampu:

Tyas Danaryati Hascaryati S.E., M.E

Disusun oleh:

Triavena Andy Widodo Putri (195020407111027)

JURUSAN ILMU EKONOMI

PRODI EKONOMI, KEUANGAN, DAN PERBANKAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2021
1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar modal (capital market) memiliki peran yang sangat penting dalam

kegiatan perekonomian suatu negara. Pasar modal menjadi sarana atau wadah

untuk mempertemukan antara penjual dan pembeli dengan analogi penjual dan

pembeli adalah instrumen keuangan dalam rangka investasi (Dr. Nor Hadi,

2015:14). Selain itu pasar modal menjadi media bagi para investor yang kelebihan

dana dan bagi pihak yang kekurangan atau membutuhkan dana (emiten). Pasar

modal merupakan sarana permodalan untuk perusahaan-perusahaan go public

untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui informasi yang diberikan

perusahaan go public kepada para investor (Purnomo et al, 2013:121).

Instrumen yang diperjualbelikan di pasar modal yaitu instrumen jangka

panjang yang memiliki jangka waktu lebih dari 1 tahun seperti ekuitas (saham),

surat utang (obligasi), waran, right issue, reksadana, instrumen derivatif, dan

instrumen lainnya (Azis, Minarti, dan Nadir, 2015:15). Dasar hukum yang

menjadi pedoman dari pasar modal adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995

tentang Pasar Modal, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang

Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal, serta Surat Keputusan Menteri

Keuangan Nomor 646/KMK.010/1995 tentang Pemilikan Saham atau Unit

Penyertaan Reksadana oleh pemegang asing. Peraturan-peraturan tersebut

ditetapkan karena pasar modal memiliki peran yang strategis dalam pembangunan

nasional sebagai salah satu sumber pembiayuaan bagi dunia usaha dan wahana

investasi bagi masyarkat. Selain itu diharapkan pasar modal dapat berkembang

dengan membutuhkan adanya landasan hukum yang kukuh untuk lebih menjamin
kepastian hukum pihak-pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal serta

melindungi kepentingan masyarakat pemodal dari praktik yang merugikan.

Tidak hanya masyarakat dalam negeri saja yang dapat melakukan investasi

di Bursa Efek Indonesia, tapi masyarakat asing juga dapat melakukan investasi.

Sehingga semakin banyak investasi yang dilakukan, semakin banyak pula modal

bagi perusahaan-perusahaan emiten terdaftar dapat terbentuk. Banyaknya modal

yang terbentuk dapat meningkatkan performa kinerja dan kegiatan produksi dari

perusahaan emiten sendiri, dengan begitu return yang akan diperoleh oleh para

investor akan semakin tinggi. Dengan adanya return yang dihasilkan dari kegiatan

berinvestasi, investor memiliki harapan untuk mendapatkan return yang semakin

tinggi.

Investasi menjadi sarana dimana dana ditempatkan dengan harapan dapat

menghasilkan pendapatan positif dan/atau menjaga atau meningkatkan nilainya

(Gitman dan Joehnk, 2005:3). Artinya, setiap investor yang melakukan investasi

dengan menanamkan modalnya di pasar modal berharap untuk mendapatkan

keuntungan yang sebesar-besarnya. Selain itu, investor juga akan berhadapan

dengan risiko dalam setiap saham yang dipilihnya. Produk jasa keuangan seperti

investasi saham di pasar modal dianggap lebih berisiko daripada produk jasa

perbankan seperti tabungan atau deposito.

Return atau keuntungan memiliki sifat positif dan berbanding lurus,

dimana saat return yang diperoleh tinggi maka risiko yang dihadapi juga tinggi,

sebaliknya ketika mendapat return yang kecil maka risiko yang dihadapi juga

kecil. Kondisi ini biasa disebut dengan “high risk, high return, low risk low
return” (Bambang Susilo, 2009:3). Return yang diperoleh oleh seorang investor

sebagai hasil dari melakukan investasi pada instrumen keuangan berupa dividen

dan capital gain.

Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan

kepada investor yang berasal dari keuntungan perusahaan itu sendiri. Dividen

diperoleh oleh investor yang telah menanamkan modalnya di perusahaan tertentu

selama lebih dari satu tahun. Sedangkan Capital Gain merupakan selisih antara

harga beli dan harga jual dari saham itu sendiri. Capital Gain berusaha didapatkan

oleh seorang investor dengan melakukan transaksi jual beli saham suatu

perusahaan bersama dengan investor lain. Besarnya tingkat dividen dan capital

gain sebagai bagian dari return yang dihasilkan perusahaan menunjukkan

seberapa besar performa kinerja perusahaan. Sehingga informasi mengenai return

dan risiko menjadi hal yang sangat penting bagi investor dalam

mempertimbangkan suatu investasi (Budialim, 2013).

Anda mungkin juga menyukai