partisipasi masyarakat dalam penggunaan modalnya secara optimal, serta menarik investor
asing untuk menanamkan modalnya secara besar-besaran. Meningkatnya partisipasi
masyarakat dalam investasi dan masuknya modal asing melalui investasi portofolio dapat
meningkatkan tabungan dalam negeri dan meningkatkan investasi. Keputusan investasi dapat
diambil dengan dua cara, yaitu:
Pertama, memulai usaha (investasi riil); dan Kedua, pembelian aset keuangan yang biasa
disebut surat berharga (investasi keuangan), berupa saham dan obligasi di pasar modal.
Pasar modal merupakan sarana pembentukan modal dan alokasi modal yang efektif untuk
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam mendukung pembangunan, serta pembiayaan
dalam negeri untuk mendorong pertumbuhan dan peningkatan perekonomian kesejahteraan
masyarakat. Peran pasar modal pada dasarnya bertujuan untuk menghubungkan aliran modal
dari investor (pemilik dana) dengan perusahaan yang memerlukan modal untuk
mengembangkan usahanya atau memperbaiki struktur modal perusahaan (Manurung, 2005:
Kebutuhan modal dunia usaha yang relatif besar dan tingginya minat investasi masyarakat
mendorong pemerintah mendirikan Bursa Efek Indonesia (BEI). Bursa Efek didirikan untuk
memudahkan dunia usaha memperoleh modal kerja dan juga bertujuan untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam keuangan negara. Minat masyarakat yang tinggi terhadap
investasi juga akan meningkatkan minat perusahaan dalam mengeluarkan saham kepada
masyarakat dan pada akhirnya mendorong peningkatan aktivitas pasar modal karena
semakin banyaknya investasi yang dilakukan.
penerbit dan jumlah surat berharga yang diperdagangkan serta peningkatan volume
perdagangan yang terjadi pada suatu waktu tertentu (Husnan, 1989:3).Pasar modal dan
manajemen portofolio
Pada dasarnya perkembangan pasar modal suatu negara tercermin dari besarnya jumlah
saham yang diperdagangkan, jumlah perusahaan tercatat (emiten), volume perdagangan, nilai
perdagangan dan indeks harga saham gabungan (IHSG), serta kapitalisasi pasar. nilai yang
kesemuanya menimbulkan akibat tertentu bagi pemodal (investor), emiten, dan pelaku pasar
modal lainnya.
Pasar modal Indonesia sebagai salah satu tujuan investasi para investor tentunya memiliki
rekam jejak yang panjang sehingga para investor tertarik untuk menanamkan modalnya. Hal
ini terlihat jelas melalui kinerja pasar modal Indonesia. Mencermati aktivitas pasar modal di
Indonesia, termasuk perubahan jumlah perusahaan IPO, total transaksi, indeks harga saham,
dan jumlah saham beredar.
Menyaksikan perkembangan pasar modal Indonesia merupakan hal yang menarik selama
lima tahun terakhir, terutama setelah krisis mata uang tahun 1997 dan krisis keuangan global
tahun 2008. Pasca krisis, perekonomian Indonesia semakin tumbuh, variabel makroekonomi
juga membaik dan kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia kembali
meningkat. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya transaksi saham yang dilakukan
investor. Pertumbuhan tersebut turut berkontribusi terhadap peningkatan kinerja Bursa Efek
Indonesia yang tercermin dari tren nilai IHSG yang selalu meningkat.
Fluktuasi harga saham yang terjadi sewaktu-waktu disebabkan oleh berbagai macam
permasalahan, baik perekonomian global maupun pengaruh faktor politik dan keamanan
yang terkadang tidak menentu. Pada masa reformasi ini, kondisi politik di Indonesia
terkadang tidak menentu, dan aktivitas politik yang dilakukan oleh para politisi terkadang
menimbulkan konflik sosial. Situasi ini membuat lingkungan investasi kurang kondusif dan
mendorong volatilitas variabel makroekonomi yang akan berdampak negatif pada
perekonomian nasional Indonesia.
Faktor eksternal atau faktor makroekonomi (tidak terkendali) yang dapat mempengaruhi
harga saham antara lain:
jumlah uang beredar, inflasi, pertumbuhan ekonomi, suku bunga deposito, nilai tukar,
pertumbuhan penanaman modal asing dan kebijakan Pemerintah di bidang perekonomian.
Sedangkan faktor internal atau faktor mikroekonomi (dapat dikendalikan) yang dapat
dikendalikan perusahaan antara lain:
manajemen bisnis, pemilihan jenis mesin, jenis teknologi, pemilihan karyawan, dll.
Pengujian teori arbitrage pricing (APT) yang dianalisis dengan mensimulasikan dampaknya
terhadap pergerakan harga saham telah dilakukan di beberapa negara dengan menggunakan
variabel ekonomi makroekonomi, seperti tingkat inflasi, suku bunga, suku bunga deposito,
dan pertumbuhan mata uang. menyediakan. Penelitian ini dikembangkan oleh Ross and Roll
(1980). Dalam teori APT disebutkan bahwa pergerakan harga indeks harga saham
dipengaruhi oleh faktor secara linear dalam suatu model multi faktor. Faktor-faktor yang
dimaksudkan adalah faktor yang menunjukkan kondisi ekonomi secara umum atau biasa juga
disebut dengan faktor risiko sistematis.
Pasar modal
Berdasarkan pendapat Mas Rahmah: “Pasar modal merupakan salah satu sumber pembiayaan
yang sangat dibutuhkan oleh para pelaku ekonomi yang membutuhkan tambahan modal dan
alternatif pilihan pembiayaan bagi masyarakat investor” (Rahmah, 2019). Menurut Alan N.
Rechtschaffen yang dikutip oleh Mas Rahmah, pasar modal merupakan tempat bertemunya
pihak-pihak yang mempunyai kelebihan kapasitas modal (investor) dan pihak-pihak yang
membutuhkan tambahan modal dalam jangka pendek dan jangka panjang (Rahmah, 2019).
Menurut Pasal 1 Ayat 13 Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 (selanjutnya
disebut Undang-Undang Pasar Modal), pasar modal adalah kegiatan yang berkaitan dengan
penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkan, serta lembaga dan profesi. berkaitan dengan surat berharga. Dari pengertian
tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar modal mempunyai fungsi yang sama dengan pasar
reguler, yaitu. H. Jual beli, namun yang membedakan adalah barang mana yang
diperjualbelikan, surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal. Selain itu, kegiatan di
pasar modal sangat luas, termasuk juga kegiatan sehubungan dengan penawaran umum, yang
diatur dalam Pasal 1 Ayat 15 Undang-Undang Pasar Modal, yaitu. penawaran sekuritas yang
dilakukan penerbit. untuk tujuan ini Menjual surat berharga kepada masyarakat sesuai tata
cara yang telah ditentukan. dalam regulasi pasar modal. Sesuai Pasal 1 Ayat 6 UU Pasar
Modal, emiten kini menjadi pihak yang melakukan penawaran umum. Penerbit dapat berupa
perorangan, perusahaan, patungan, asosiasi atau kelompok yang terorganisir (Rahmah, 2019)
Istilah pasar modal mengacu pada suatu tempat atau sistem pemenuhan kebutuhan
pembiayaan modal suatu perusahaan. Ini adalah pasar di mana orang membeli atau menjual
surat berharga yang baru diterbitkan (Munir, 1996:
10). Dengan demikian, pasar modal merupakan tempat perdagangan efek yang diterbitkan
oleh lembaga dan profesi sekuritas. Pasar modal pada hakikatnya merupakan pasar yang tidak
jauh berbeda dengan pasar tradisional pada umumnya yang sudah terkenal dimana terdapat
para pedagang, pembeli dan juga negosiasi harga. Pasar modal juga dapat diartikan sebagai
alat yang mempertemukan pihak-pihak yang membutuhkan pembiayaan dengan pihak-pihak
yang membiayai menurut aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan sekuritas. Pasar modal menempati posisi strategis dalam pembangunan
perekonomian nasional. Pertumbuhan pasar modal sangat bergantung pada kinerja
perusahaan sekuritas. (Jurnal Perkembangan dan Tantangan Pasar Modal Indonesia)
Tantangan Pasar Modal di Indonesia Akibat globalisasi dan integrasi ekonomi, kinerja pasar
modal sangat bergantung pada kinerja keuangan nasional, regional, dan internasional. Laju
pertumbuhan pasar modal juga ditentukan oleh berbagai indikator makroekonomi, seperti
inflasi, suku bunga, nilai tukar, dan besar kecilnya indikator makro lainnya. Hal ini menjadi
landasan penting bagi pertumbuhan pasar modal di masa depan karena menentukan sejauh
mana tingkat pertumbuhan pasar modal. Indikator keuangan yang mempengaruhi kinerja
pasar modal antara lain:
Pasar modal Indonesia mengalami beberapa guncangan hebat dalam perjalanannya. Namun
krisis ini dapat diatasi seiring dengan membaiknya kondisi makroekonomi Indonesia. Selain
itu, pasar modal Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar untuk menjadi pasar modal
yang kuat dan fleksibel dengan banyaknya masyarakat kelas menengah Indonesia yang
mempunyai potensi untuk berinvestasi di pasar modal. Tantangannya adalah pengetahuan
mereka dalam berinvestasi di pasar modal masih minim sehingga partisipasi masyarakat
Indonesia di pasar modal masih sangat rendah dibandingkan negara tetangga seperti
Malaysia dan Singapura. (Jurnal Perkembangan dan Tantangan Pasar Modal Indonesia)
Es,
Pada prinsipnya risiko investasi di pasar modal hanya terletak pada kemungkinan terjadinya
ketidakstabilan harga. Menurut Hartonon dan Harjiton (2002), potensi risiko bagi investor
antara lain:
Saputra, N., Boyke A, J. dan Mulyadi, D/ Jurnal Ilmiah Forum Pendidikan 9(6), 358-363-
360-
1. Risiko daya beli (risk of purchase power) Risiko ini berkaitan dengan
2. Risiko komersial (commercial risk) Risiko komersial mengacu pada risiko tagihan
4. Risiko Pasar (Market Risk) Saat pasar secara umum sedang bergairah (naik).
Harga saham naik, namun ketika pasar melambat (menurun), harga biasanya turun. 5. Risiko
Likuiditas (Liquidity Risk) Risiko ini berkaitan dengan kapasitas
kerugian yang signifikan (Jurnal Perkembangan dan Tantangan Pasar Modal Indonesia Niko
Saputra1 Jonatan Boyke)
1). Pasar modal/bursa/bursa efek dan dalam pengertian klasik dipahami sebagai bidang
perdagangan efek, seperti:
Saham, sertifikat saham dan obligasi atau surat berharga pada umumnya (Najib, 1996:
10). Sedangkan menurut kamus hukum dagang, pasar modal diartikan sebagai pasar atau
tempat bertemunya penjual dan pembeli serta memperdagangkan surat berharga jangka
panjang seperti saham dan obligasi (Erawati, 1996:
14). Perekonomian pasar modal suatu negara harus mampu mendorong berkembangnya
ekonomi pasar, dan sektor swasta menjadi alat kegiatan perekonomian. Dalam konteks
permasalahan pembangunan ekonomi, perlu dilakukan perbaikan struktur permodalan
kehidupan perekonomian guna meningkatkan efisiensi dan memperkuat daya saing
perusahaan untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat di era globalisasi yang selalu
ditandai. tuntutan yang lebih tinggi pada perdagangan internasional dan arus investasi asing.
Sumber pembiayaan pembangunan jangka panjang harus disediakan melalui pasar modal
Berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh hasil bahwa pandemi Covid-19 memberikan dampak
yang signifikan dan negatif terhadap perkembangan pasar modal Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh berbagai pembatasan pribadi selama pandemi yang dapat mengurangi
informasi dan transparansi yang tersedia bagi investor sehingga berdampak pada penurunan
harga saham di tengah pandemi Covid-19.