Anda di halaman 1dari 27

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

Menurut Ahmad (2004:18) pasar modal adalah pasar konkret, sekaligus

pasar abstrak yang kegiatannya memperdagangkan surat berharga dan dana yang

bersifat abstrak didalam bursa efek. Menurut Hartono (2016:29) pasar modal

sebagai sarana perusahaan dalam meningkatkan kebutuhan dana eksternal jangka

panjang dengan mengeluarkan surat hutang jangka panjang dan menjual saham.

Pasar modal memfasilitasi pihak yang mempunyai kelebihan dana untuk

melakukan investasi dalam surat berharga atau surat hutang yang dikeluarkan oleh

pihak yang membutuhkan dana dengan cara lising terlebih dahulu pada badan

otoritas di pasar modal.

Pasar modal mempunyai fungsi sebagai penyalur kekayaan investor

kepada perusahaan yang dapat mengelola dana tersebut untuk penggunaan

produktif jangka panjang. Pasar modal berperan sebagai pemindah dana dari

investor sebagai pemberi pinjaman dana ke perusahaan sebagai peminjam dana.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar modal

memperdagangkan berbagai instrumen keuangan dimana individu yang memliki

kelebihan dana akan meminjamkan kepada perusahaan yang nantinya hasil dari

penjualan obligasi dan saham tersebut akan digunakan perusahaan untuk

memperkuat modal usahanya.

11
12

2. Peran Pasar Modal

Pasar modal memegang peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi

nasional. Sebab, pasar modal dapat mendorong kegiatan investasi suatu negara

dengan menyediakan fasilitas untuk mempertemukan pihak investor dengan pihak

issuer. Selain itu, pasar modal memberikan kesempatan kepada pemilik dana

untuk mendapat return dengan meminjamkan dana kepada peminjam dana yang

nantinya menjadi salah satu sumber pendanaan eksternal bagi perusahaan dengan

menawarkan surat berharga. Kegiatan di pasar modal, dalam hal ini volume

penjualan atau pembelian dapat memberi indikasi bahwa kegiatan bisnis

perusahaan berjalan dengan baik.

Menurut Sunariyah (2011:7) peran pasar modal di suatu negara, yaitu

sebagai berikut:

1. Sebagai pemberi fasilitas bagi penjual dan pembeli dalam menentukan harga

saham yang akan diperdagangkan dengan memberi kemudahan transaksi tanpa

melalui tatap muka.

2. Pasar modal memberi peluang kepada para investor untuk menentukan hasil

yang diharapkan.

3. Pasar modal beroperasi setiap saat, sehingga memberikan kesempatan bagi

investor untuk dapat menjual kembali surat berharga yang dimilikinya.

4. Pasar modal mendorong perusahaan untuk memenuhi kegiatan operasionalnya

agar tercapai stabilitas harga sekuritas yang normal.


13

5. Pasar modal mengembangkan perekonomian suatu negara dengan memberi

kesempatan pada masyarakat untuk turut serta dalam melakukan investasi yaitu

dengan membeli sebagian kecil saham emiten.

2.1.2 Saham

1. Pengertian Saham

Menurut Fahmi (2015:80) saham adalah surat berharga yang menunjukkan

tanda bukti penyertaan kepemilikan atas modal pada suatu perusahaan serta

dokumen yang tercantum nama perusahaan serta nilai nominal yang disertai

dengan hak atas keuntungan dalam bentuk dividen dan capital gain pada akhir

tahun periode pembukuan dan kewajiban yang dijelaskan pada setiap

pemegangnya. Saham dapat menjadi salah satu pilihan investasi di pasar modal

yang banyak dipilih oleh investor karena rendahnya modal minimal yang

dibutuhkan untuk memulai investasi dan memberikan keuntungan paling besar

dalam jangka panjang.

Perusahaan menjual sahamnya ke publik bertujuan untuk mendapatkan

akses pendanaan jangka panjang yang dapat digunakan untuk diversifikasi usaha,

ekspansi, memperbaiki struktur permodalan yang optimal dan meningkatkan nilai

perusahaan. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa saham sangat

berpengaruh dalam memajukan perusahaan.

2. Harga Saham

Menurut Widoatmodjo (2012:56) harga nominal suatu saham adalah nilai

yang ditetapkan per tiap lembar saham oleh perusahaan go public yang telah

diakui keberadaannya secara hukum. Menurut Hartono (2016:188) harga saham


14

merupakan harga pasar suatu saham yang menunjukkan harga saham yang terjadi

di bursa pada waktu tertentu yang telah ditentukan oleh para pelaku pasar. Untuk

mengukur variabel harga saham menggunakan closing price saham perusahaan

tersebut pada periode akhir tahun.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa harga saham mencerminkan

nilai suatu perusahaan dimata masyarakat, dimana pergerakan harga saham

didasarkan pada permintaan dan penawaran yang terjadi di bursa.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Berbagai faktor yang mempengaruhi harga suatu saham dapat berasal dari

internal dan eksternal perusahaan. Harga saham di bursa selalu berfluktuasi yang

bergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Apabila penawaran suatu

saham lebih besar dari permintaan, pada umumnya harga saham akan turun.

Sebaliknya, jika permintaan suatu saham lebih besar dari penawaran maka harga

saham tersebut cenderung naik.

Menurut Alwi (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga

saham yaitu:

a. Faktor Internal

1) Pengumuman terkait dengan penjualan, produksi dan pemasaran seperti

rincian kontrak, laporan produksi, laporan penjualan, pengumuman

perubahan harga, penarikan produk dan laporan keamanan produk.

2) Pengumuman terkait laporan keuangan perusahaan, seperti Price Earning

Ratio (PER), Dividen Per Share (DPR), Return on Equity (ROE), Net Profit
15

Margin (NPM), estimasi laba sebelum akhir tahun fiskal, setelah akhir tahun

fiskal, dan lain-lain.

3) Pengumuman terkait dengan pendanaan (financing announcements), seperti

pengumuman yang berhubungan dengan hutang dan modal perusahaan.

4) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director

announcements), seperti pergantian struktur organisasi, pengangkatan

direktur baru dan perubahan manajemen.

5) Pengumuman investasi (investment announcements), seperti melakukan

pengembangan riset, pengembangan usaha dan membuka cabang baru.

6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti pemogokan

kerja, kontrak baru, negosiasi baru dan lain sebagainya.

7) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi, seperti laporan take over,

merger dan investasi ekuitas.

b. Faktor Eksternal

1) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti insider

trading, volume atau harga saham perdagangan, pembatasan atau penundaan

trading dan laporan pertemuan tahunan.

2) Fluktuasi nilai tukar dan gejolak politik dalam negeri.

3) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan dari

perusahaan rekan, tuntutan dari karyawan dan lain sebagainya.

4) Pengumuman dari pemerintah seperti regulasi ekonomi yang dikeluarkan

pemerintah, perubahan tingkat suku bunga tabungan dan deposito, inflasi

dan lain-lain.
16

5) Berbagai isu sosial, politik dan ekonomi dari dalam maupun luar negeri.

Sedangkan Marzuki (2009:133) berpendapat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi harga suatu saham dibagi menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Faktor yang bersifat fundamental

Faktor yang menunjukkan informasi mengenai kinerja perusahaan dan

faktor lain yang dapat mempengaruhinya, meliputi:

1) Kemampuan pengelolaan kegiatan operasional manajemen perusahaan.

2) Prospek pemasaran dari kegiatan bisnis yang dilakukan.

3) Prospek sektor bisnis perusahaan di masa yang akan datang.

4) Kemampuan manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba.

5) Perkembangan teknologi yang diterapkan dalam kegiatan operasional

perusahaan.

2. Faktor yang bersifat teknis

Faktor yang menyajikan informasi mengenai gambaran pasaran suatu

saham secara individu maupun secara kelompok. Dalam menilai harga suatu

saham terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1) Kondisi pasar modal.

2) Perkembangan nilai kurs.

3) Frekuensi dan volume transaksi suku bunga.

4) Kekuatan pasar modal dalam mempengaruhi harga suatu saham.

3. Faktor sosial politik


17

Faktor sosial politik suatu negara turut mempengaruhi pergerakan harga

saham sebagai akibat respon pemegang saham atas kondisi eksternal perusahaan,

antara lain sebagai berikut:

1) Tingkat inflasi.

2) Kondisi politik.

3) Kondisi perekonomian.

4) Kebijakan moneter dan regulasi pemerintah.

4. Analisis Saham

Analisis saham penting untuk dilakukan bagi investor maupun perusahaan.

Hal tersebut diperlukan untuk mengetahui nilai saham yang akan atau sudah

dimiliki investor dan memberi gambaran bagi manajemen perusahaan mengenai

seberapa baik kinerjanya yang nantinya sebagai pertimbangan atas pengambilan

keputusan bisnisnya.

Menurut Abdul (2015:14) ada dua pendekatan dalam analisis saham yang

dapat digunakan, yaitu:

1. Pendekatan Fundamental

Pendekatan fundamental merupakan pendekatan yang didasarkan pada

informasi dari laporan keuangan hingga rasionya yang diterbitkan oleh perusahaan

maupun bursa efek, dimana lebih menekankan pada nilai intrinsik perusahaan dan

digunakan untuk analisa jangka panjang. Analisa saham menggunakan pendekatan

fundamental dimulai dengan kinerja keuangan, potensi industri, analisa pasar,

tingkat persaingan usaha serta mempertimbangkan kondisi ekonomi mikro dan

makro.
18

2. Pendekatan Teknikal

Pendekatan teknikal didasarkan pada grafik historis harga saham yang

terjadi di bursa agar mendapatkan suatu pola untuk digunakan sebagai acuan

dalam memprediksi harga saham dimasa yang akan datang. Selain itu, analisa

saham menggunakan pendekatan teknikal juga memperkirakan volume harga

saham yang diperdagangkan. Hal tersebut didasarkan pada persepsi bahwa harga

saham dimasa lalu akan merefleksikan harga saham di masa yang akan datang.

Dengan analisis teknikal, para investor meperkirakan pergerakan harga saham

berdasarkan pergeseran permintaan dan penawaran yang terjadi di bursa dalam

jangka pendek serta cenderung mengabaikan risiko pertumbuhan earning.

2.1.3 Kinerja Keuangan

1. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan merupakan cerminan dari keadaan perusahaan mengenai

baik buruknya kondisi keuangannya dan sejauh mana efektivitas penerapan aturan

pelaksanaan keuangan dengan benar dan efisien (Fahmi, 2011:2). Informasi

mengenai kinerja keuangan penting bagi perusahaan, dimana hasil dari analisa

kinerja keuangan dapat dijadikan acuan dalam mengoptimalkan sumber daya yang

digunakan untuk merespon perubahan lingkungan dan melakukan perbaikan atas

kegiatan operasionalnya supaya dapat bersaing dengan perusahaan lain.

Bagi investor, informasi mengenai kinerja keuangan menjadi pedoman

dalam membuat keputusan atas investasi yang telah ditanamkan di sebuah

perusahaan. Karena hasil dari analisis kinerja keuangan perusahaan

mencerminkan prestasi yang dicapai dalam suatu periode tertentu yang


19

menunjukkan tingkat hasil dari kegiatan usahanya. Apabila kinerja keuangannya

dinilai baik, mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut memiliki nilai usaha

yang tinggi. Hal tersebut akan mendorong para investor untuk menanamkan

modalnya sehingga akan menaikkan harga saham.

2. Manfaat Kinerja Keuangan

Informasi terkait kinerja keuangan perusahaan dimanfaatkan untuk hal-hal

sebagai berikut:

1. Sebagai alat untuk mengukur prestasi yang telah dicapai oleh manajemen

perusahaan dalam suatu periode tertentu yang menunjukkan tingkat

keberhasilan pelaksanaan kegiatan usahanya secara keseluruhan.

2. Sebagai acuan untuk menilai kontribusi atas pencapaian tujuan perusahaan

secara keseluruhan dari berbagai bagian.

3. Sebagai dasar atas pengambilan keputusan mengenai strategi perusahaan di

masa yang akan datang dan kegiatan organisasi perusahaan.

4. Sebagai dasar penentuan kebijakan perusahaan dalam keputusan penanaman

modal sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktifitas perusahaan.

2.1.4 Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu laporan yang menunjukkan keadaan

keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu (Kasmir, 2017:17). Laporan

keuangan pada umumnya di terbitkan pada periode tiga bulan sekali, enam bulan

sekali dan satu tahun sekali untuk mengetahui bahwa pada periode ini perusahaan

mengalami kenaikan atau penurunan laba. Seorang manajer keuangan sebagai


20

penyaji dan penanggungjawab atas laporan keuangan tersebut serta pembuat

keputusan atas pencarian dana atau investor untuk kebutuhan perusahaan.

Analisis laporan keuangan perusahaan bertujuan untuk mengetahui tingkat

keuntungan, kondisi dan tingkat risiko suatu perusahaan (Hanafi dan Halim,

2016:5). Hasil dari analisis laporan keuangan dapat memberikan gambaran

mengenai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, efektivitas

penggunaan aktiva dan beban-beban yang dikeluarkan. Laporan keuangan

menjadi kegiatan yang wajib bagi perusahaan sebagai penghubung antara data

keuangan perusahaan dengan berbagai pihak yang berkepentingan atas data

tersebut. Laporan keuangan terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas

dan laporan perubahan modal.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun agar dapat menyediakan informasi mengenai

kinerja, posisi keuangan dan perubahan perubahan posisi keuangan suatu

perusahaan yang bermanfaat bagi pemakai laporan dalam hal ini yaitu investor,

kreditur dan manajemen perusahaan untuk pedoman atas pengambilan keputusan

bisnis.

Menurut Kasmir (2017:10) tujuan penyusunan laporan keuangan adalah

sebagai berikut:

1. Memberikan informasi dan gambaran mengenai jumlah serta jenis aktiva,

kewajiban, modal, pendapatan dan pengalokasian biaya perusahaan pada suatu

periode tertentu.
21

2. Menyajikan informasi terkait dengan perubahan yang terjadi terhadap aktiva,

pasiva dan modal perusahaan pada suatu periode tertentu.

3. Menunjukkan efektivitas dan efisiensi kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode.

4. Memberikan informasi terkait dengan catatan atas laporan keuangan yang telah

disajikan.

5. Menyajikan informasi keuangan lainnya.

3. Jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2017:7) terdapat beberapa jenis laporan keuangan yang

disajikan perusahaan, sebagai berikut:

1. Neraca

Neraca merupakan laporan keuangan yang menyajikan informasi yang

terkait dengan jumlah aktiva yang dimiliki, jumlah kewajiban yang harus dibayar

dan modal yang dimiliki perusahaan pada suatu periode tertentu. Laporan neraca

pada umumnya disajikan secara tahunan oleh perusahaan.

2. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang menunjukkan keadaan

keuangan perusahaan, tingkat keuntungan yang telah dihasilkan perusahaan dan

beban biaya yang telah dialokasikan pada suatu periode tertentu.

3. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang menyajikan informasi

yang terkait dengan aliran arus kas masuk dan keluar perusahaan pada suatu
22

periode tertentu. Laporan arus kas berkaitan dengan seluruh kegiatan perusahaan

yang mempengaruhi kas secara langsung maupun tidak langsung.

4. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang menunjukkan

jumlah modal yang dimiliki perusahaan pada suatu periode tertentu.

Manajemen perusahaan dapat mengetahui penyebab terjadinya perubahan

modal tersebut menggunakan laporan keuangan ini.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah uraian penjelasan yang dianggap

perlu atas laporan keuangan yang telah disajikan sehingga menjadi jelas dan

mudah dipahami.

4. Pihak-Pihak Yang Menggunakan Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun untuk berbagai tujuan tertentu, seperti

kepentingan pemilik perusahaan, manajemen perusahaan dan pihak eksternal yang

berkepentingan dengan perusahaan (Kasmir, 2017:18).

Pihak-pihak yang berkepentingan dengan laporan keuangan yang

diterbitkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Pemilik

Pemilik perusahaan adalah pihak perorangan atau kelompok yang

memiliki hak atas kepemilikan suatu usaha. Pemilik perusahaan memiliki

kepentingan atas laporan keuangan yang diterbitkan guna melihat posisi

keuangan, perkembangan dan kemajuan perusahaan pada periode tertentu serta


23

bermanfaat untuk menilai kinerja manajemen dalam memenuhi prospek yang

telah ditetapkan.

b. Manajemen

Pihak manajemen perusahaan mempunyai kepentingan atas laporan

keuangan yang disajikan oleh perusahaan sebagai cerminan atas kinerja

perusahaan pada suatu periode tertentu dan sebagai pertimbangan dalam evaluasi

kinerja. Bagi manajemen arti penting laporan keuangan adalah sebagai acuan

apakah tujuan perusahaan telah dicapai atau belum, sehingga dapat

mengoptimalkan sumber daya yang digunakan, meningkatkan efisiensi dan

menganalisa kekuatan maupun kelemahan yang dimiliki agar keputusan yang

diambil tepat.

c. Investor

Investor merupakan pihak yang melakukan penanaman modal di

perusahaan agar mendapatkan imbal hasil dari dana yang telah ditanamkan dalam

bentuk dividen, capital gain atau bunga. Sebelum menanamkan modalnya

investor terlebih dahulu melihat prospek kinerja perusahaan saat ini hingga masa

yang akan datang untuk memprediksi tingkat keuntungan yang akan didapatkan

dan perkembangan nilai saham perusahaan tersebut kedepannya. Setelah itu

investor akan memutuskan apakah layak untuk menanamkan modalnya ke

perusahaan tersebut atau tidak.

d. Kreditur

Kreditur merupakan pihak yang menyediakan dana bagi perusahaan

seperti bank dan lembaga keuangan lainnya. Sebelum memberikan pinjaman dana
24

kepada perusahaan sudah selayaknya kreditur melakukan analisis kelayakan

terlebih dahulu. Hal ini untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam

mengembalikan dana yang telah diberikan agar tidak mengalami risiko gagal

bayar.

e. Pemerintah

Pemerintah memiliki kepentingan atas laporan keuangan untuk

menentukan berapa besar pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan dan

memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi kewajibannya kepada negara

secara jujur dan adil.

2.1.5 Rasio Keuangan

Laporan keuangan dianalisis menggunakan berbagai metode, salah satunya

adalah menggunakan analisis rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan alat

analisis yang menggunakan perhitungan rasio laporan keuangan sebagai alat ukur

untuk menilai performa dan kinerja perusahaan (Hery, 2016:138). Menurut

Munawir (2014:64) rasio keuangan merupakan gambaran mengenai analisa posisi

keuangan perusahaan yang menggambarkan suatu hubungan antara berbagai pos

dalam neraca dan laporan laba rugi secara individu maupun kombinasi dari kedua

laporan keuangan tersebut.

Berbagai komponen yang terdapat di laporan keuangan dianalisis dengan

cara menghubungkan antara satu komponen dengan komponen yang lain. Dengan

cara tersebut maka akan dihasilkan angka yang mencerminkan kinerja manajemen

dan penggunaan sumber daya yang dimiliki perusahaan (Kasmir, 2008:104). Hasil
25

yang didapat dari analisis rasio keuangan selanjutnya digunakan sebagai

pertimbangan dan evaluasi perusahaan kedepannya.

2.1.6 Rasio Profitabilitas

1. Pengertian Rasio Pofitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio yang diukur untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dalam suatu periode

tertentu yang dapat memberikan gambaran mengenai tingkat efektivitas

manajemen perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Hasil

pengukuran rasio profitabilitas memiliki peran penting atas keputusan investor

untuk melakukan penanaman modal.

2. Manfaat Rasio Profitabilitas

Dalam menganalisa laporan keuangan menggunakan rasio profitabilitas

dapat mengindikasikan perkembangan kinerja perusahaan mengenai tingkat

keuntungan yang dihasilkan pada suatu periode tertentu yang mungkin terjadi.

Manfaat yang diperoleh dalam penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan

adalah sebagai berikut:

a. Mengetahui besarnya tingkat profit yang dihasilkan atas penjualan dan sumber

daya yang dimiliki perusahaan pada periode tertentu.

b. Menunjukkan posisi keuntungan perusahaan yang telah dihasilkan pada

periode tahun sebelumnya dan memperkirakan keuntungan yang akan didapat

dimasa yang akan datang.

c. Mengetahui perkembangan tingkat profit yang dihasilkan dari waktu ke waktu

sebagai bahan pertimbangan.


26

d. Mengukur tingkat produktivitas dari keseluruhan dana yang digunakan

perusahaan pada periode tertentu.

3. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Dalam mengukur rasio profitabilitas terdapat beberpa jenis rasio yang dapat

digunakan untuk mengetahui tingkat efektifitas manajemen perusahaan dalam

memperoleh keuntungan, yaitu:

1. Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung

laba yang dihasilkan dari penjualan yang dilakukan pada periode tertentu

setelah dikurangi pajak. Pengukuran rasio tersebut guna mengetahui kinerja

perusahaan dalam memperoleh laba atas penjualan.

2. Return On Asset (ROA) merupakan rasio yang digunakan untuk menghitung

laba bersih yang dihasilkan dari aset yang digunakan perusahaan pada periode

tertentu.

3. Return On Equity (ROE) merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk

menganalisis kemampuan perusahaan dalam mengasilkan laba bersih atas

ekuitas yang dimilikinya.

2.1.7 Rasio Leverage

1. Pengertian Rasio Leverage

Rasio leverage merupakan rasio keuangan yang digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya.

Menurut Harahap (2009:305) rasio leverage diukur untuk mengetahui seberapa

jauh pembiayaan perusahaan dengan kewajiban jangka panjangnya atau berasal

dari pihak eksternal perusahaan dengan kemampuan perusahaan yang tercermin


27

dari ekuitas perusahaan. Menurut Kasmir (2008:151) rasio leverage merupakan

rasio sebagai alat ukur tingkat beban hutang yang ditanggung perusahaan.

2. Manfaat Rasio Leverage

Pengukuran rasio leverage berguna untuk menghadapi risiko terkait

dengan kewajiban jangka panjang yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang.

Manfaat lain yang didapat perusahaan apabila menggunakan rasio leverage adalah

sebagai berikut:

a. Sebagai cerminan atas kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban

jangka panjangnya kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan.

b. Sebagai acuan dalam menyeimbangkan proporsi nilai aktiva yang dibiayai oleh

hutang.

c. Untuk mengetahui presentase penggunaan modal sendiri dan modal pinjaman

dari pihak eksternal dalam memenuhi kewajibannya.

3. Jenis-Jenis Rasio Leverage

Penggunaan rasio leverage disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan,

dimana dapat menggunakan seluruh rasio leverage atau hanya sebagian sebagai

alat analisis laporan keuangan. Menurut Hery (2016:75) rasio leverage terdiri dari

beberapa jenis cara pengukuran, antara lain:

a. Debt to Asset Ratio (DAR) merupakan rasio yang menghitung besarnya aset

yang dimiliki perusahaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini berguna untuk

mengetahui seberapa besar pengaruh hutang terhadap pengelolaan aktiva

perusahaan.
28

b. Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang mengukur besarnya jumlah

dana yang didapat dari kreditur dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik

perusahaan. Rasio ini berguna mengetahui besarnya hutang dengan ekuitas

dengan cara membandingkan antara seluruh hutang lancar dengan total ekuitas

yang dimiliki perusahaan.

c. Long Term Debt to Equity Ratio merupakan rasio keuangan yang mengukur

jumlah hutang jangka panjang terhadap modal. Rasio ini menunjukkan berapa

besar bagian dari modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka panjang.

d. Times Interest Earned Ratio merupakan rasio yang mengindikasikan

kemampuan perusahaan dalam membayar bunga yang ditanggung. Rasio ini

digunakan untuk mengetahui apabila tingkat pendapatan mengalami penurunan

akan mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam membayar biaya bunga

tahunan.

e. Fixed Change Coverage (FCC) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dan biaya

bunganya. Rasio ini menunjukkan cara perusahaan memperoleh hujang jangka

panjang.

2.1.8 Rasio Pasar

1. Pengertian Rasio Pasar

Rasio Pasar merupakan rasio keuangan yang menunjukkan hubungan

antara harga suatu saham dengan laba dan nilai buku per saham. Rasio ini

mencerminkan pendapatan investor atas kinerja manajemen perusahaan di masa

lalu dan prospek kinerja di masa yang akan datang. Rasio pasar menjadi indikator
29

dalam mengukur harga suatu saham, prestasi perusahaan bagi para pemegang

saham dan sebagai dasar penilaian potensi keuntungan yang akan diterima

investor.

2. Manfaat Rasio Pasar

Perhitungan rasio pasar memberikan gambaran pada investor apa yang

seharusnya diterima dari investasi yang telah ditanamkan. Rasio ini juga akan

memperkuat pilihan saham para investor agar tidak mengalami kerugian dengan

memprediksi harga saham dimasa yang akan datang. Berikut adalah manfaat yang

akan diterima oleh perusahaan dari pengukuran rasio pasar:

a. Memberikan gambaran mengenai apa yang dipikirkan oleh para investor atas

kinerja perusahaan.

b. Menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang.

c. Memberikan informasi mengenai nilai perusahaan di mata masyarakat.

3. Jenis-Jenis Rasio Pasar

a. Earning Per Share (EPS) merupakan rasio keuangan yang mengukur jumlah

laba yang dihasilkan perusahaan dalam satu periode untuk setiap lembar saham

yang beredar

b. Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio yang memberi gambaran

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Rasio

ini mengukur berapa yang akan dibayar investor untuk tiap rupiah dari laba

yang dilaporkan.

c. Price to Book Value Ratio (PBV) merupakan rasio yang menggambarkan

berapa besar nilai suatu perusahaan dari apa yang ditanamkan oleh pemilik
30

perusahaan. Book value per share dihitung dengan cara membagi ekuitas

saham biasa dengan jumlah saham yang beredar.

d. Dividend Yield Ratio merupakan rasio yang menunjukkan bagian yang yang

akan diterima oleh oleh investor dari keseluruhan return yang dihasilkan oleh

perusahaan dalam bentuk dividen.

e. Dividend Payout Ratio merupakan rasio yang menunjukkan bagian pendapatan

yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor yang dinyatakan dalam

presentase dari harga pasar.

2.1.9 Peneliti Terdahulu

Penelitian ini relevan dengan penelitian-penelitian terdahulu, yang telah

diuraikan pada Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Variabel Teknik Hasil Penelitian
(Tahun) Analisis

1 Govia, et al. Variabel Bebas: Regresi EPS berpengaruh positif


(2019) EPS, DER dan Linier dan signifikan terhadap
ROA Berganda harga saham, DER dan
ROA tidak berpengaruh
Variabel Terikat: secara signifikan
Harga Saham terhadap harga saham.

2 Amalya Variabel Bebas: Regresi NPM berpengaruh


(2018) ROA, ROE, NPM Linier positif dan signifikan
dan DER Berganda terhadap harga saham.
Sedangkan ROA, ROE
Variabel Terikat: dan DER tidak
Harga Saham berpengaruh secara
signifikan terhadap harga
saham,
31

3 Lestari, et al. Variabel Bebas: Regresi ROA dan NPM secara


(2018) ROA dan NPM Linier parsial tidak berpengaruh
Berganda signifikan terhadap harga
Variabel Terikat: saham. ROA dan NPM
Harga Saham secara simultan
berpengaruh signifikan
terhadap harga saham.

4 Nurriqli dan Variabel Bebas: Regresi DER dan ROE


Sofyan DER, ROE, Linier berpengaruh negatif dan
signifikan pada harga
(2018) NPM, EPS dan Berganda saham. Sedangkan NPM,
PBV EPS dan PBV
berpengaruh positif dan
Variabel Terikat: signifikan terhadap harga
Harga Saham saham.

5 Topowijono Variabel Bebas: Regresi EPS dan PER


(2018) CR, ROE, EPS, Linier berpengaruh positif dan
DER dan PER Berganda signifikan terhadap harga
saham. Sedangkan CR,
Variabel Terikat: ROE dan DER tidak
Harga Saham memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap harga
saham.

6 Ramadhani Variabel Bebas: Regresi DER berpengaruh


(2017) DER, ROE dan Linier negatif dan signifikan
NPM Berganda terhadap harga saham.
Sedangkan ROE dan
Variabel Terikat: NPM berpengaruh
Harga Saham positif dan signifikan
terhadap harga saham.
32

7 Abdullah, et Variabel Bebas: Regresi DER berpengaruh positif


al. EPS, DER, PER, Linier dan signifikan terhadap
(2016) ROA dan ROE Berganda harga saham sedangkan
EPS, PER, ROA, dan
Variabel Terikat: ROE tidak berpengaruh
Harga Saham terhadap harga saham.

8 Ibrahim, et Variabel Bebas: Regresi ROA berpengaruh


al. ROA, EPS dan Linier negatif dan signifikan
(2018) NPM Berganda terhadap harga saham,
EPS berpengaruh positif
Variabel Terikat: dan signifikan terhadap
Harga Saham harga saham. Sedangkan
NPM tidak berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.

9 Hidayat dan Variabel Bebas: Regresi DPR, EPS dan Ukuran


Isbanah DER, Ukuran Linier Perusahaan berpengaruh
(2018) Perusahaann, Berganda positif dan signifikan
EPS, DPR, terhadap harga saham.
Dividend Yield DER dan Dividend Yield
dan Jumlah Uang berpengaruh negatif dan
Beredar signifikan terhadap
harga saham. Sedangkan
Variabel Terikat: jumlah uang beredar
Harga Saham tidak berpengaruh
terhadap harga saham.

10 Nengsih, et Variabel Bebas: Regresi PER berpengaruh positif


al. PER dan DPS Linier dan signifikan terhadap
(2019) Berganda harga saham. Sedangkan
Variabel Terikat: DPS berpengaruh negatif
Harga Saham dan signifikan terhadap
harga saham.

11 Anbiya dan Variabel Bebas: Regresi EPS memiliki pengaruh


Saryadi ROE, EPS, CR Linier positif dan signifikan
(2018) dan DER Berganda terhadap harga saham.
Sedangkan ROE, CR
33

Variabel Terikat: dan DER tidak


Harga Saham berpengaruh signifikan
pada harga saham
Sumber: Penelitian Terdahulu

2.2 Rerangka Pemikiran dan Rerangka Konseptual

2.2.1 Rerangka Pemikiran

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya,

penelitian ini akan menguji kinerja keuangan dengan menggunakan variabel

Return On Equity, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio dan Price Earning
Perusahaan Pertambangan di BEI

Ratio yang telah dicapai oleh perusahaan didasarkan pada laporan keuangan dan

perkembangan Laporan
harga Keuangan Perusahaan Pertambangan di BEI
saham tahun 2014 hingga tahun 2018. Maka rerangka

pemikiran yang diajukan oleh peneliti untuk menunjukkan pengaruh kinerja

keuangan terhadap
Return on Equity harga saham
Net Profit adalah sebagai
Margin berikut:
Debt to Equity Ratio Price Earning Ratio
(ROE) (NPM) (DER) (PER)

Harga Saham

Gambar 2
Rerangka Pemikiran
Sumber: Dikembangkan dengan justifikasi teori dan penelitian terdahulu

2.2.2 Rerangka Konseptual


34

Menurut Sugiyono (2014:128) kerangka berfikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori mempunyai hubungan dengan berbagai faktor

yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Artinya, rerangka

konseptual merupakan suatu sistem yang dapat digunakan dalam pembentukan

standar yang konsisten yang mampu menjelaskan arti, tujuan serta keterbatasan

akuntansi dan pelaporan. Dengan adanya rerangka konseptual memudahkan arah

pemikiran dalam penelitian, yaitu menjelaskan pengaruh kinerja keuangan dengan

menggunakan variabel Return On Equity, Net Profit Margin, Debt to Equity Ratio

dan Price Earning Ratio terhadap harga saham. Untuk mempermudah penulis

maka rerangka konseptual dalam penelitian ini sebagai berikut:

Return On Equity
(X1)

Net Profit Margin


(X2) Harga Saham
(Y)

Debt to Equity Ratio


(X3)

Price Earning Ratio


(X4)

Gambar 3
Rerangka Konseptual
Sumber: Dikembangkan dengan justifikasi teori dan penelitian terdahulu

2.3 Pengembangan Hipotesis


35

Menurut Nazir (2013:132) hipotesis adalah jawaban sementara terhadap

masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Penelitian ini

membahas mengenai pengaruh kinerja keuangan dengan menggunakan variabel

Debt to Equity Ratio, Return On Equity, Net Profit Margin dan Price Earning

Ratio terhadap harga saham, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Pengaruh Return On Equity terhadap Harga Saham

Return On Equity merupakan rasio yang digunakan sebagai alat ukur

kinerja manajemen perusahaan yang dicerminkan oleh kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan keuntungan. Return On Equity diukur dengan

membandingkan laba bersih dikurangi pajak dengan modal. Rasio ini

mencerminkan penghasilan yang tersedia bagi pemegang saham atas modal yang

telah dinvestasikan kepada perusahaan. Secara umum, semakin besar keuntungan

yang diperoleh, kinerja perusahaan dinilai semakin baik. Sehingga jika tingkat

Return On Equity suatu perusahaan meningkat maka akan berpotensi

meningkatkan harga saham. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

Return On Equity berpengaruh positif terhadap harga saham.

H1: Return On Equity berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Pengaruh Net Profit Margin terhadap Harga Saham.

Net Profit Margin merupakan presentase laba setelah dikurangi pajak atas

penjualan yang mengukur keuntungan yang diperoleh dari tiap rupiah hasil

penjualan pada periode tertentu. Net Profit Margin mencerminkan kemampuan

suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bersih setelah dipotong pajak.


36

Dapat disimpulkan bahwa perhitungan Net Profit Margin menunjukkan tingkat

efisiensi perputaran aktiva yang berhubungan dengan pengembalian modal yang

telah dikeluarkan perusahaan. Presentase Net Profit Margin yang tinggi

menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Dimana perusahaan dianggap

mempunyai kemampuan untuk menghasilkan laba yang cukup tinggi sehingga

menarik minat para investor untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut.

Sehingga jika presentase Net Profit Margin suatu perusahaan meningkat maka

akan berpotensi meningkatkan harga saham. Dari penjelasan diatas dapat

disimpulkan bahwa Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap harga saham.

H2: Net Profit Margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Harga Saham

Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang membandingkan antara jumlah

hutang dengan ekuitas. Semakin besar rasio hutang terhadap ekuitas menunjukkan

bahwa struktur modal lebih banyak memanfaatkan hutang daripada ekuitas. Dapat

disimpulkan, apabila suatu perusahaan memiliki rasio hutang yang cukup besar

maka mengindikasikan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Sehingga kurang

mampu menarik minat investor untuk menanamkan modal di perusahaan tersebut

dan berpotensi menurunkan harga saham. Dari pengertian diatas dapat diartikan

bahwa Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap harga saham.

H3: Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap harga saham

perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


37

4. Pengaruh Price Earning Ratio terhadap Harga Saham

Price Earning Ratio adalah salah satu indikator penting dalam pasar

modal, dikarenakan menjadi ukuran paling dasar dalam analisis saham secara

fundamental. Price Earning Ratio merupakan rasio yang mengukur harga pasar

setiap lembar saham sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi para investor

untuk berinvestasi, karena dalam rasionya menggambarkan harga saham suatu

perusahaan dapat dikatakan wajar atau tidak. Salah satu yang mempengaruhi

Price Earning Ratio adalah memperkirakan harga saham suatu perusahaan yang

didasarkan pada pertumbuhan laba. Semakin tinggi nilai Price Earning Ratio

suatu perusahaan, semakin tinggi pula harapan para investor mengenai

perkembangan dan kinerja perusahaan sehingga bersedia untuk membayar mahal

atas pendapatan per saham dan berpontensi meningkatkan harga saham. Dari

penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa Price Earning Ratio berpengaruh

positif terhadap harga saham.

H4: Price Earning Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham

perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai