Anda di halaman 1dari 30

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pasar Modal

Menurut Fausdy (1996:10), istilah pasar modal bisa diartikan sebagai

tempat yang digunakan sarana jual beli surat efek yang masih dikeluarkan

perusahaan untuk memecahkan permasalahan terkait kebutuhan dana atau

modal dari suatu perusahaan. Sedangkan menurut Situmorang (2008:3),

pasar modal adalah tempat perdagangan instrumen keuangan surat berharga

jangka panjang dalam bentuk modal sendiri atau hutang dan penerbitannya

bisa dilakukan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta. Dari kedua

pengertian tersebut bisa disimpulkan bahwa pasar modal adalah suatu

tempat yang dipergunakan sebagai sarana jual beli surat antara emiten dan

investor dalam bentuk surat berharga jangka panjang yang diterbitkan oleh

pemerintah atau perusahaan swasta sebagai alternative pemecahan masalah

kebutuhan atau kekurangan dana yang dialami oleh perusahaan.

1) Fungsi Pasar Modal

Peran pasar modal sangat penting dalam perkembangan

perekonomian negara, hal ini dikarenakan pasar modal memiliki peran

yang sangat besar dalam sektor ekonomi dan keuangan. Sesuai dengan

definisi pasar modal yang merupakan salah satu tempat bertemunya

antara emiten dan investor dalam hal perdagangan surat berharga, maka

13
14

dari perdagangan tersebut emiten akan mendapatkan benefit berupa

pendanaan eksternal untuk meningkatkan kondisi perusahaan dan

investor akan mendapatkan benefit berupa dividen yang dibagikan oleh

perusahaan dari laba bersih operasionalnya. Permata and Ghoni (2019)

menyatakan bahwa secara umum fungsi pasar modal adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai sarana penambah modal bagi perusahaan dengan cara

menjual saham ke pasar modal dan saham tersebut akan dibeli oleh

pihak lain, yakni investor.

2. Sebagai sarana pemerataan pendapatan dengan alasan pembagian

dividen atas perolehan laba perusahaan yang kemudian akan

disalurkan ke pemegang saham.

3. Sebagai sarana peningkatan kapasitas produksi pada perusahaan

dikarenakan adanya suntikan dana eksternal untuk membiayai

kegiatan operasionalnya.

4. Sebagai sarana penciptaan tenaga kerja dikarenakan adanya

perkembangan industri lain.

5. Sebagai sarana pendapatan negara dari perolehan pajak atas dividen

yang didapatkan oleh setiap pemegang saham.

6. Sebagai indikator penilaian negara baik skala mikro maupun makro.

2) Instrument Pasar Modal

Dalam pasar modal, terdapat jenis-jenis instrument pasar modal yang

berbeda-beda tergantung definisi dan fungsi dari masing-masing


15

instrument tersebut. Menurut Tandelilin (2010:18), terdapat empat jenis

instrument pasar modal, diantaranya adalah:

1. Saham

Saham merupakan surat bukti atas kepemilikan perusahaan yang

menerbitkan saham dan dapat diperjual belikan secara bebas melalui

pasar modal. Saham terbagi menjadi 2 jenis, yakni:

a. Saham Preferen

Gabungan antara saham biasa dan obligasi dikarenakan adanya

faktor pendapatan yang tetap seperti obligasi dan memiliki hak

kepemilikan seperti saham biasa.

b. Saham Biasa

Surat berharga yang dapat menunjukkan hak kepemilikan atas

perusahaan yang bersangkutan, serta pemegang sahambiasa

memiliki hak suara pada saat perusahaan melakukan

pengambilan keputusan pada saat Rapat Umum Pemegang

Saham (RUPS).

2. Obligasi

Sekuritas yang bersedia memberikan pendapatan dalam jumlah

relatif tetap kepada pemiliknya.

3. Reksadana

Reksadana merupakan sertifikat yang dapat menjelaskan bahwa

pemiliknya telah menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan reksa

dana dengan tujuan sebagai modal investasi di pasar modal.


16

4. Instrument Derivatif (opsi dan futures)

Instrument derivatif merupakan sekuritas yang nilainya dapat

diturunkan pada sekuritas lain, sehingga nilainya sangat bergantung

pada harga yang terdapat dalam sekuritas lain tersebut. Terdapat

beberapa jenis instrument derivatif, diantaranya adalah:

a. Waran

b. Right Issue

c. Opsi

d. Future

2.1.2 Harga Saham

1) Pengertian Harga Saham

Harga saham merupakan harga yang terjadi di pasar bursa pada

waktu tertentu dengan nominal yang telah ditetapkan oleh pelaku pasar

atau atas transaksi permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan

(Hartono, 2008:167). Sedangkan, Sartono (2010:41) berpendapat bahwa

harga saham adalah besaran nilai sekarang dari aliran kas yang

diharapkan dapat diterima oleh investor yang memiliki hak dalam

kepemilikan saham di masa depan. Dari definisi tersebut dapat

disimpulkan bahwa harga saham merupakan nilai yang telah ditetapkan

pada pasar modal atas terjadinya transaksi permintaan dan penawaran

atas saham yang diminati oleh investor.


17

Menurut Rusdin (2008:66) harga saham ditentukan berdasarkan

hukum permintaan dan penawaran dimana apabila saham tersebut

diminati oleh banyak orang, maka harga saham akan cenderung bergerak

naik, dan sebaliknya.

2) Jenis-Jenis Harga Saham

Menurut Widoatmojo (2009:91), pada umumnya terdapat tiga jenis

harga saham yang telah dibedakan sesuai dengan definisinya. Tiga jenis

saham tersebut adalah:

1. Harga Nominal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham dan telah ditentukan

oleh masing-masing emiten yang bersangkutan.

2. Harga Perdana

Harga yang didapatkan ketika harga saham tersebut tercatat pada

pasar saham.

3. Harga Pasar

Harga jual saham dari investor satu dengan yang lainnya.

3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi adanya fluktuasi harga

saham di pasar modal menurut Brigham dan Houston (2018:33), antara

lain:

1. Faktor Internal, adanya pengaruh fluktuasi harga saham berdasarkan

faktor internal perusahaan. contohnya sebagai berikut:


18

a. Adanya pengumuman terkait seluruh kegiatan operasional

perusahaan, baik itu bidang pemasaran, bagian produksi, maupun

bagian penjualan.

b. Adanya pengumuman pendanaan yang berhubungan dengan

ekuitas dan hutang.

c. Adanya perubahan struktur pengorganisasian yang mencangkup

pergantian direksi manajemen atau yang lainnya.

d. Adanya pengumuman terkait pengambilalihan diversifikasi

terkait laporan merger investasi, akuisisi, dan lainnya.

e. Adanya pengumuman baru terkait tambahan investasi berupa

ekspansi pabrik untuk pengembangan riset atau penutupan usaha

lainnya.

f. Pengumuman ketenagakerjaan yang berhubungan dengan negosiasi

baru, kontrak baru, mogok kerja, dan lainnya.

g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan setelah akhir tahun

berjalan.

2. Faktor Eksternal, adanya pengaruh fluktuasi harga saham yang

disebabkan oleh pihak ekternal tanpa ada campur tangan dari pihak

internal. Contohnya adalah:

a. Adanya pengumuman dari pemerintah terkait perubahan suku

bunga, inflasi, maupun regulasi ekonomi.


19

b. Adanya pengumuman hukum seperti tuntutan perusahaan

terhadap manajernya apabila manajer tersebut telah melakukan

kesalahan yang dapat merugikan perusahaan.

c. Adanya pengumuman industri sekuritas yang membahas terkait

laporan pertemuan taunan insider trading, volume dan harga

saham perdagangan, dan lainnya.

Sedangkan, Tandelilin (2010) juga berpendapat terkait faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi tingkat perubahan harga saham adalah:

1. Pengaruh dari Luar

a. Permintaan dan penawaran

Harga saham akan terbentuk melalui jumlah dari aktivitas

permintaan dan penawaran yang dapat mencerminkan kekuatan

pasar pada perusahan tersebut.

b. Tingkat efisiensi pasar modal

Pasar modal dapat dikatakan efisien apabila pasar modal tersebut

dalam memberikan fasilitas informasi yang relevan, terpercaya,

dan mudah diakses oleh investor.

2. Perilaku Investor

Pemodal yang berasal dari kalangan masyarakat dan memiliki

niat yang tinggi untuk terjun dalam bidang investasi. Umumnya,

pemodal terbagi menjadi tiga, yakni:


20

a. Investor yang memiliki tujuan untuk memperoleh dividen

Pada kelompok investor ini, para pemegang saham akan

berfokus pada perusahaan-perusahaan cenderung stabil dengan

harapan dimasa mendatang akan mendapatkan dividen dari

perusahaan yang bersangkutan.

b. Investor yang memiliki tujuan untuk berdagang

Kelompok investor ini cenderung akan menjual saham

apabila terdapat selisih positif atas harga beli saham dengan

harga jual saham tersebut.

c. Kelompok spekulator

Kelompok spekulator cenderung menanamkan saham pada

perusahaan-perusahaan yang belum berkembang, akan tetapi

diyakini akan mengalami perkembangan yang pesat di masa

mendatang.

3. Kinerja Keuangan Emiten

Kinerja keuangan emiten merupakan salah satu faktor

terpenting dalam perkembangan harga saham dikarenakan

adanya kinerja perusahaan yang memiliki faktor objektif dan

representative pada saat menggambarkan harga saham.

2.1.3 Laporan Keuangan

1) Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002) dalam buku Standar

Akuntansi Keuangan No. 1, pengertian laporan keuangan adalah:


21

“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan


yang lengkap, biasanya meliputi Neraca, laporan laba-rugi, laporan
posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam beberapa cara seperti
misalnya: laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan, dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan
yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya informasi keuangan
segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan
harga.”
Selain itu, Munawir (2004:2) juga berpendapat bahwa laporan

keuangan merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh informasi

yang berhubungan dengan posisi keuangan beserta hasil-hasil yang telah

dicapai oleh perusahaan dalam periode tertentu.

2) Fungsi dan Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2002) dalam buku Standar

Akuntansi Keuangan (SAK), tujuan penyusunan laporan keuangan

adalah:

“Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja

serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai pengambilan keputusan ekonomi.”

Keseluruhan informasi yang disediakan pada laporan keuangan

sangat berguna untuk menilai kemampuan pihak manajemen dalam

mengelola perusahaan, serta dapat digunakan sebagai dasar pengambilan

keputusan di masa mendatang yang dapat mendorong peningkatan

perusahaan pada periode berikutnya.


22

Sedangkan untuk fungsi laporan keuangan menurut Harnanto (1991)

adalah:

1. Merumuskan, melaksanakan dan mengadakan penilaian serta

evaluasi terkait kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh

perusahaan.

2. Mengkoordinasi kegiatan atau aktivitas operasional dalam suatu

perusahaan.

3. Menentukan perencanaan dan pengendalian kegiatan operasional

perusahaan.

4. Mengatur tahap-tahap kegiatan khusus dalam perusahan yang

dianggap perlu.

5. Menunjukkan nilai atas keadaan dan posisi keuangan perusahaan

dari hasil kegiatan operasionalnya.

3) Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK),

terdapat lima jenis laporan keuangan. Diantaranya adalah:

1. Laporan posisi keuangan yang digunakan untuk mengetahui total

aktiva yang terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap, serta total

pasiva yang terdiri dari hutang dan modal.

2. Laporan laba rugi yang bertujuan untuk mengetahui keadaan

perusahaan apakah mengalami keuntungan atau kerugian dalam

periode waktu tertentu.


23

3. Laporan perubahan modal yang digunakan untuk mengetahui posisi

modal perusahaan dalam periode tertentu.

4. Laporan arus kas yang digunakan untuk mengetahui arus

pengurangan dan penambahan kas dalam periode waktu yang

berjalan.

5. Catatan atas laporan keuangan yang bertujuan sebagai penjelasan

secara rinci dari masing-masing akun yang terdapat dalam laporan

keuangan.

Sedangkan, Harahap (2013:106) menyatakan bahwa terdapat dua

jenis laporan keuangan yang dapat digunakan sebagai informasi utama

bagi para pengguna laporan keuangan. Dua jenis laporan keuangan

tersebut adalah:

1. Laporan posisi keuangan yang menggambarkan dua posisi, yaitu

aktiva dan pasiva. Dimana definisi aktiva menurut Pernyataan

Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah keuntungan ekonomi

yang dikuasai oleh perusahaan dimasa mendatang sebagai akibat atas

transaksi yang telah terjadi di masa lalu. Sedangkan, pasiva memiliki

2 unsur yang termasuk didalamnya, yakni kewajiban dan modal.

2. Laporan laba rugi yang dapat didefinisikan sebagai sebuah laporan

yang berisi keseluruhan pendapatan yang diperoleh serta beban yang

dikeluarkan oleh perusahaan dalam periode waktu tertentu. Terdapat

tiga unsur dalam laporan laba rugi, yakni: pendapatan, beban, dan

laba/rugi (Harahap, 2013).


24

2.1.4 Analisis Laporan Keuangan

1) Pengertian Analisis Laporan keuangan

Analisis laporan keuangan menurut Harahap (2013:109) adalah

sebuah aktivitas menguraikan akun-akun yang terdapat dalam laporan

keuangan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi perusahaan berupa

sebuah informasi yang lebih singkat dan bersifat signifikan atau

memiliki makna antara satu akun dengan akun yang lainnya. Sedangkan,

Hery (2015:132) mengungkapkan bahwa analisis laporan keuangan

merupakan suatu proses yang bertujuan untuk memperoleh pengertian,

informasi, serta pemahaman dengan cara membedah laporan keuangan

dan menelaah masing-masing unsur yang terdapat didalamnya. Dari

kedua definisi kedua ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa analisis

laporan keuangan merupakan sebuah tindakan perusahaan untuk

mendapatkan informasi-informasi terkait kondisi perusahaan dengan

cara menelaah akun-akun yang terdapat dalam laporan keuangan untuk

dijadikan sebuah makna yang bertujuan untuk memberikan pemahaman

atas informasi yang bersifat signifikan.

2) Tujuan Analisis Laporan keuangan

Beberapa tujuan analisis laporan keuangan menurut Shafira (2020)

diantaranya adalah:

1. Sebagai analisis atas posisi keuangan perusahaan dalam periode

waktu berjalan.
25

2. Dapat digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang

dimiliki oleh perusahaan.

3. Dapat digunakan untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki

oleh perusahaan.

4. Sebagai bekal untuk menentukan perencanaan apa saja yang akan

dilakukan untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

2.1.5 Rasio Keuangan

1) Pengertian Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah salah satu alat perhitungan yang digunakan

untuk mengukur kinerja keuangan dan kondisi perusahaan apakah

dinyatakan dalam keadaan sehat atau tidak (Sawir, 2009:6). Sedangkan

menurut Kasmir (2016:204), rasio keuangan merupakan suatu kegiatan

membandingkan angka satu dengan angka yang lainnya yang dapat

diperoleh dari laporan keuangan. Dari kedua pengertian tersebut dapat

disimpulkan bahwa rasio keuangan mampu memberikan gambaran

posisi kinerja keuangan dan posisi perusahaan dengan memperhitungan

angka-angka yang telah disediakan pada laporan posisi keuangan dan

laporan laba rugi. Dari hasil perhitungan rasio keuangan dapat

digunakan untuk membandingkan kinerja perusahaan apakah mengalami

peningkatan atau penurunan dari periode ke periode pelaporan

keuangan.
26

2) Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Beberapa jenis rasio keuangan yang sering digunakan oleh pengguna

laporan keuangan adalah:

1. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Menurut Kasmir (2016:110), rasio likuiditas merupakan rasio

yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan

dalam menutupi seluruh hutang jangka pendek yang dimilikinya.

Beberapa rasio yang termasuk dalam rasio likuiditas adalah:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

2. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

ektivitas efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya yang dimiliki

oleh perusahaan baik penjualan, persediaan, penagihan piutang dan

lain sebagainya (Kasmir, 2016:114). Beberapa rasio yang termasuk

rasio aktivitas adalah:

a. Perputaran Piutang (Receivable Turnover)

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

c. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turnover)

d. Perputaran Total (Total Assets Turnover)

3. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)


27

Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur

tingkat persentase dari total aktiva perusahaan yang telah dibiayai

oleh hutang (Kasmir, 2016:165). Beberapa rasio yang termasuk

dalam jenis rasio solvabilitas adalah:

a. Rasio Hutang seluruh Aset (Debt to Total Assets Ratio)

b. Rasio Hutang terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio)

c. Rasio Laba terhadap Beban Bunga (Time Interest Earned Ratio)

4. Rasio Keuntungan (Profitability Ratio)

Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam mencari laba atau keuntungan pada

periode tertentu (Kasmir, 2016:196). Beberapa rasio yang termasuk

dalam rasio profitabilitas adalah:

a. Gross Profit Margin (GPM)

b. Return on Equity (ROE)

c. Return on Assets (ROA)

d. Net Profit Margin (NPM)

e. Earning Per Share (EPS)

5. Rasio Pasar (Market Ratio)

Menurut Halim and Hanafi (2012:157), rasio pasar merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen

dalam mencapai nilai pasar yang melebihi pengeluaran kas.

Beberapa rasio yang termasuk dalam rasio pasar adalah:

a. Earning Per Share (EPS)


28

b. Price Earning Ratio (PER)

c. Book Value Per Share (BVS)

d. Price Book Value (PBV)

2.1.6 Rasio Profitabilitas

Menurut Gitman (2003:591), rasio profitabilitas adalah hubungan antara

pendapatan dan biaya yang dapat dihasilkan oleh perusahaan dengan

memanfaatkan aset lancar maupun aset tetap perusahaan selama kegiatan

operasional dijalankan. Sedangkan menurut Purwohandoko and Asandimitra

(2006:32), rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan pada

periode yang diperhitungkan. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa rasio

profitabilitas merupakan rasio yang melibatkan nilai keuntungan perusahaan

dengan tujuan sebagai alat pengukur tingkat keberhasilan dan kemampuan

perusahaan dalam memperoleh keuntungan pada periode waktu tertentu.

Rasio profitabilitas dapat mengukur kemampuan pihak eksekutif

perusahaan dalam menciptakan nilai keuntungan dalam bentuk laba bersih

yang didapatkan perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset

bersih maupun, dan modal pribadi yang dimiliki oleh perusahaan

(Raharjaputra, 2009:205). Pada umumnya, rasio profitabilitas terdiri dari

dua jenis, yakni rasio profitabilitas yang berhubungan dengan perolehan

laba atas penjualan produk yang didapatkan dan rasio profitabilitas yang

berhubungan dengan perolehan laba atas investasi yang dijalankan (Van

Horne dan Wachowicz, 2009:222).


29

Jenis-jenis rasio yang termasuk dalam kategori rasio profitabilitas antara

lain:

1) Return on Investment (ROI)

Return on Investment (ROI) didefinisikan sebagai net earning power

ratio dikarenakan rasio tersebut dapat menggambarkan kemampuan

modal yang telah diinvestasikan perusahaan dalam membiayai seluruh

aktivanya untuk menghasilkan pengembalian keuntungan bersih yang

didapatkan oleh perusahaan (Riyanto, 2004:336). Selain itu, Sartono

(2010:123) berpendapat bahwa Return on Investment (ROI) sering

disebut dengan Return on Assets (ROA) yang merupakan salah satu

bentuk pengukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan atau laba dengan memanfaatkan total keseluruhan aktiva

yang dimiliki oleh perusahaan. Peningkatan pendapatan bersih akan

memberikan efek positif dalam penilaian kinerja perusahaan selama

periode berjalan dikarenakan adanya pandangan dan penilaian positif

dari pihak eksternal perusahaan atas hasil yang didapatkan.

Kelebihan yang dimiliki oleh Return on Investment (ROI) menurut

Syamsuddin (2002:58) adalah:

1. Sebagai alat kontrol yang berguna untuk alat perencanaan atas

estimasi investasi pada aktiva tetap.

2. Sebagai alat pengukur profitabilitas dari masing-masing produk yang

dihasilkan oleh perusahaan.


30

3. Sebagai pengukur efisiensi penggunaan modal, efisiensi produksi,

dan efisiensi penjualan.

Sedangkan menurut Munawir (2004:93), Return on Investment

(ROI) juga memiliki beberapa kelemahan. diantaranya adalah:

1. Sulit digunakan untuk membandingkan tingkat pengembalian satu

perusahaan dengan perusahaan yang lain.

2. Adanya pengaruh perhitungan rasio apabila terjadi keadaan inflasi

yang dapat merubah nilai mata uang, baik beli maupun jual.

3. Adanya perbedaan metode atas perhitungan rasio yang disebabkan

penilaian aktiva yang berbeda atas perusahaan satu dengan

perusahaan yang lain.

Menurut Kasmir (2016:202), untuk mencari hasil perhitungan Return

on Investment (ROI) dapat menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

Return on Investment = Pengembalian investasi

Earning After Interest and Tax = Laba bersih setelah bunga dan pajak

Total Assets = Total Aset


31

2) Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan salah satu rasio yang termasuk

dalam rasio profitabilitas dan dapat digunakan untuk menganalisis

laporan keuangan atas hasil kinerja perusahaan pada periode waktu

tertentu. Return on Equity (ROE) dapat didefinisikan sebagai

pengembalian atas ekuitas biasa yang mengukur tingkat pengembalian

terhadap investasi ekuitas biasa dengan cara membandingkan antara laba

bersih dan ekuitas (Brigham and Houston, 2018:149). Harahap

(2013:156) juga mengungkapkan pendapat yang sama terkait definisi

Return on Equity (ROE) yakni rasio yang membandingkan antara laba

bersih suatu perusahaan dengan modal yang dimiliki pada saat periode

waktu tertentu.

Semakin tinggi nilai persentase Return on Equity (ROE) dapat

mencerminkan bahwa perusahaan mampu memperoleh laba bersih

dalam kegiatan operasionalnya lebih tinggi dibandingkan ekuitas biasa

yang dimilikinya (Arta, 2013). Apabila nilai persentase Return on Equity

(ROE) menurun, maka bisa menjadi bukti bahwa Return on Equity

(ROE) pada periode tersebut lebih rendah dari pada investasi di masa

lalu (Bodie, Kane, and Marcus 2006). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa semakin tinggi nilai persentase Retun on Equity (ROE), maka

perusahaan dapat dinilai baik dari segi prospek kinerja perusahaan.

Tiga faktor yang dapat mempengaruhi nilai Return on Equity (ROE)

menurut Tandelilin (2010:373) adalah:


32

1. Margin laba bersih yang dapat menggambarkan besarnya

keuntungan perusahaan dan penjualan bersih yang mampu

didapatkan oleh perusahaan.

2. Perputaran total aktiva dari operating assets yang menggambarkan

persentase jumlah aktiva yang telah digunakan oleh perusahaan

terhadap total penjualan yang mampu didapatkan oleh perusahaan

dalam periode waktu tersebut.

3. Rasio hutang yang dapat memperlihatkan nilai presentase

perusahaan terkait kewajiban yang ditanggung dan total kekayaan

yang dimiliki oleh perusahaan.

Menurut (Kasmir 2016:204), dalam mencari perhitungan persentase

Return on Equity (ROE) dapat menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

Return on Equity = pengembalian ekuitas

Earning After Interest and Tax = laba bersih setelah bunga dan pajak

Equity = Ekuitas

3) Net Profit Margin (NPM)

Menurut Alexandri (2008:200), Net Profit Margin (NPM) adalah

rasio yang digunakan untuk menunjukkan persentase kemampuan


33

perusahaan dalam mendapatkan keuntungan bersih berdasarkan hasil

penjualan pada periode berjalan. Selain itu, Halim and Hanafi (2012:79)

juga berpendapat bahwa Net Profit Margin (NPM) merupakan salah satu

rasio profitabilitas yang mengukur kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba bersih terhadap tingkat penjualan produk pada periode

tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi Net Profit Margin

(NPM) adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih setelah

pajak dengan total penjualan yang didapatkan oleh perusahaan pada

periode tertentu. Semakin tinggi nilai persentasi Net Profit Margin

(NPM), maka penilaian kinerja perusahaan dianggap semakin baik.

Menurut Kasmir (2016:199), untuk mencari hasil perhitungan Net

Profit Margin (NPM) dapat menggunakan rumus berikut:

Keterangan:

Net Profit Margin = margin laba bersih

Net Income = laba bersih

Sales = Penjualan
34

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2. 1
Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian


Penelitian
1. Neneng Tita “Pengaruh Independen: Hasil penelitian yang
Amalya (2018), Return On ROA, ROE, didapatkan adalah adanya
Universitas Asset, Return NPM, dan bukti bahwa secara parsial
Pamulang, On Equity, DER variabel ROA, ROE, dan
Volume 1, Net Profit DER tidak berpengaruh
25812696 Margin, dan Dependen: signifikan terhadap harga
Debt to Harga saham, sedangkan NPM
Equity Ratio Saham berpengaruh signifikan
terhadap terhadap harga saham.
Harga
Saham.”
2. Seger “Pengaruh Independen: Hasil penelitian
Priantono, Joni Current Ratio CR, DER, menunjukkan bahwa
Hendra, dan (CR), Debt to NPM, dan secara simultan variabel
Nova Equity Ratio ROI. CR, DER, NPM, dan ROI
Anggraeni (DER), Net berpengaruh signifikan
(2018), Profit Margin Dependen: terhadap harga saham.
Fakultas (NPM), dan Harga
Ekonomi, Return On Saham. Hasil penelitian secara
Universitas Invesment parsial, variabel CR dan
Panca Marga (ROI) DR terbukti berpengaruh
Probolinggo, terhadap terhadap harga saham,
Volume 6, Harga Saham sedangkan variabel ROI
23379340 pada dan NPM terbukti tidak
Perusahaan berpengaruh terhadap
Makanan dan harga saham.
Minuman
yang
Terdaftar di
BEI Tahun
2013-2016.”

3. Warsani “Pengaruh Variabel Hasil penelitian secara


Purnama Sari Rasio Independen: simultan, variabel QR,
(2018), Jurnal Keuangan QR, ROA, ROA, ROE, dan DER
Ilmiah Terhadap ROE, dan tidak berpengaruh
Skylandsea, Harga Saham DER signifikan terhadap harga
Volume 2, pada saham.
26145154 Perusahaan Variabel
35

Manufaktur Dependen: Hasil penelitian secara


Go Public Harga parsial, variabel QR
yang Saham terbukti berpengaruh
Terdaftar di terhadap harga saham,
Bursa Efek sedangkan variabel ROA,
Indonesia” ROE, dan NPM terbukti
tidak berpengaruh
terhadap harga saham.
4. Indah Sulistya “Pengaruh Variabel Hasil penelitian
Dwi Lestari CR, DER, Independen: menunjukkan bahwa
dan Ni Putu ROA, dan CR, DER, variabel PER
Santi PER ROA, dan berpengaruh signifikan
Suryantini Terhadap PER terhadap harga saham.
(2019), Harga Saham Sedangkan, variabel CR,
Fakultas pada Variabel DER, dan ROA terbukti
Ekonomi dan Perusahaan Dependen: tidak berpengaruh
Bisnis, Farmasi di Harga signifikan terhadap harga
Universitas BEI” Saham saham.
Udayana,
Volume 8,
23028912
5. Ni Luh Dewi “Pengaruh Independen: Secara parsial dan
Martiani Rasio CR, DER, simultan CR, DER, ROE,
(2018), Keuangan ROE, dan dan NPM terbukti
Fakultas terhadap NPM berpengaruh signifikan
Ekonomi Harga Saham terhadap harga saham.
Jurusan pada Dependen:
Pendidikan Perusahaan Harga
Ekonomi, Manufaktur Saham
Universitas Sektor
Pendidikan Industri
Ganesha, Barang
Volume 10, Konsumsi
25991418 yang
Terdaftar di
BEI Periode
Tahun 2013-
2016.”
6. Saprudin, Arno “Pengaruh Independen: Masing-masing variabel
Sebastian, dan Return On ROI dan independen memiliki
Maya Mustika Investment PER pengaruh signifikan
(2020), dan Price terhadap harga saham.
Fakultas Earning Ratio Dependen:
Ekonomi dan terhadap Harga
Bisnis, Sekolah Harga Saham Saham
Tinggi Ilmu pada
36

Ekonomi Perusahaan
Jayakarta dan Manufaktur
Sekolah Ilmu Sektor
Ekonomi Farmasi di
Indonesia, Bursa Efek
Volume 4, Indonesia
25988719 Tahun 2014-
2018.”
7. Lavenia “Pengaruh Independen: Hasil penelitiannya
Nuraeni Return On ROI dan menghasilkan bahwa ROI
Pratami (2019), Investment EPS dan EPS terbukti
Jurusan (ROI) dan berpengaruh secara
Akuntansi, Earning Per Dependen: signifikan terhadap harga
Universitas Share (EPS) Harga saham.
Langlangbuana, terhadap Saham
Volume 3, Harga Saham
25500732 ( Survei pada
Perusahaan
Jasa Sub
Sektor
Transportasi
yang
Terdaftar di
BEI Periode
2014-2016).”
8. Riries Asti “Pengaruh Independen: Dalam penelitian ini,
Ayuningtyas, Return On ROA, ROE, ROA dan NPM terbukti
Ni Luh Gde Asset (ROA), NPM, EPS, tidak berpengaruh
Novitasari, dan Return On dan terhadap harga saham.
Ni Luh Putu Equity Pertumbuhan Sedangkan ROE, EPS dan
Sandrya Dewi (ROE), Net Perusahaan pertumbuhan perusahaan
(2021) Jurusan Profit Margin (Growth) (Growth) terbukti
Akuntansi, (NPM), berpengaruh terhadap
Universitas Earning Per Dependen: harga saham.
Mahasarawati Share (EPS) Harga
Denpasar, dan Saham
Volume 1, Pertumbuhan
23025514 Perusahaan
(Growth)
terhadap
Harga Saham
Perusahaan
Konstruksi di
BEI Periode
2016-2019.”
37

9. Julianto “Pengaruh Independen: Hasil penelitian ini


Fernando, Return On ROI, NPM, menunjukkan bahwa ROI,
Felisia, Cindy Investment, DPS, dan NPM dan Pertumbuhan
Yulistia, dan Net Profit Pertumbuhan Aset tidak berpengaruh
Mohd. Nawi Margin, Aset. terhadap harga saham, dan
Purba (2021) Dividen Per hanya DPS saja yang
Jurusan Share, dan Dependen: terbukti berpengaruh
Akuntansi, Pertumbuhan Harga terhadap harga saham.
Universitas Aset terhadap Saham
Prima Harga Saham
Indonesia, Perusahaan
Volume 5, Manufaktur.”
25487507
10. Weni Susanti, “Pengaruh Independen: Hasil penelitiannya
Indrawati Mara Return On ROA, ROE, menyatakan bahwa ROA
Kesuma, Asset (ROA), dan NPM dan NPM secara parsial
Wisdalia Maya, Return On tidak berpengaruh
dan Nadia Putri Equity Dependen: terhadap harga saham.
Rifvi Sari (ROE), Net Harga Sedangkan ROE secara
(2021) Fakultas Profit Margin Saham parsial berpengaruh
Ekonomi dan (NPM) terhadap harga saham.
Bisnis, terhadap Namun untuk secara
Universitas Harga Saham simultan ROA, ROE, dan
Tridinanti pada NPM terbukti tidak
Palembang dan Perusahaan berpengaruh terhadap
Universitas Pertambangan harga saham.
Bima Insan, Sub Sektor
Volume 9, Pertambangan
23388412 Minyak dan
Gas Bumi di
BEI Periode
2014-2018.”
11. Yun Fitriano “Analisis Independen: Hasil penelitiannya
dan Meiffa Pengaruh ROA, ROE, menyatakan bahwa ROA
Herfianti Return On dan NPM secara parsial tidak
(2021) Fakultas Asset (ROA), berpengaruh terhadap
Ekonomi, Return On Dependen: harga saham. Sedangkan
Universitas Equity (ROE) Harga ROE dan NPM secara
Dehasen Dan Net Saham parsial berpengaruh
Bengkulu, Profit Margin terhadap harga saham.
Volume 9, (NPM) Namun untuk secara
23388412 Terhadap simultan ROA, ROE, dan
Harga Saham NPM terbukti
(Studi Pada berpengaruh terhadap
Perusahaan harga saham.
Perbankan
38

Yang Listed
Di Bursa Efek
Indonesia
Periode 2015-
2018).”
12. Randi Rahmat “Pengaruh Independen: Hasil penelitiannya
dan Vidya ROA, ROE ROA, ROE, menyatakan bahwa ROE
Fathimah dan NPM dan NPM dan NPM secara parsial
(2022) STIM terhadap tidak berpengaruh
Sukma Medan, Harga Saham Dependen: terhadap harga saham.
Volume 10, pada Harga Sedangkan ROA secara
23551488 Perusahaan Saham parsial berpengaruh
Non terhadap harga saham.
Perbankan Namun untuk secara
yang terdaftar simultan ROA, ROE, dan
di LQ45.” NPM terbukti
berpengaruh terhadap
harga saham.
Sumber : Data yang diolah oleh peneliti

2.3 Kerangka Konseptual

Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen dapat

dibentuk dengan struktur diagram yang bertujuan untuk mempermudah

pemahaman alur hubungan antar variabel pada penelitian ini. Struktur

diagram tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:


39

Variabel Independen

X1 = Return on
Investment (ROI)

X2 = Return on Variabel Dependen


Equity (ROE)
Y = Harga Saham

X3 = Net Profit
Keterangan:
Margin (NPM)
: Parsial

: Simultan

Gambar 2. 1
Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh Return on Investment (ROI) terhadap Harga Saham

Menurut Munawir (2004:89), Return on Investment (ROI) merupakan

rasio yang dapat menunjukkan persentase kemampuan perusahaan dengan

memanfaatkan keseluruhan dana yang telah tersedia pada aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan. Interpretasi pada Return on Investment (ROI)

adalah semakin tinggi nilai yang dihasilkan, maka perusahaan dapat dinilai

memiliki kinerja pada produktivitas aset yang baik. Dalam hal ini, akan

mampu memberikan pengaruh pada peningkatan kepercayaan investor pada

perusahaan. Sehingga apabila tingkat kepercayaan perusahaan meningkat,


40

akan berimbas pada ketertarikan investor untuk menanamkan modalnya

pada perusahaan tersebut.

H1 : Diduga bahwa Return on Investment (ROI) memiliki pengaruh secara

parsial terhadap harga saham.

2.4.2 Pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Harga Saham

Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang membandingkan anatara

laba bersih setelah bunga dan pajak dengan total ekuitas yang dimiliki oleh

perusahaan dengan tujuan hasil perhitungannya dapat digunakan untuk

mengukur tingkat pengembalian investasi para pemegang saham (Brigham

and Houston, 2018:144). Dari pengertian tersebut dapat menunjukkan

bahwa Return on Equity (ROE) merupakan rasio yang sangat penting untuk

digunakan sebagai analisis oleh para investor sebelum melakukan tindakan

pembelian saham pada perusahaan tertentu. Interpretasi perusahaan menurut

Return on Equity (ROE) akan dikatakan semakin baik apabila nilai

persentase Return on Equity (ROE) selalu meningkat dari periode satu ke

periode selanjutnya.

H2 : Diduga bahwa Return on Equity (ROE) memiliki pengaruh secara

parsial terhadap harga saham.

2.4.3 Pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham

Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang membandingkan antara

laba berih setelah bunga dan pajak dengan total penjualan yang mampu

didapatkan oleh perusahaan (Bastian and Suhardjono, 2006:299). Rasio ini


41

mampu menggambarkan kemampuan dan kinerja perusahaan dalam

produktivitas usaha yang dijalankan. Oleh karena itu, apabila hasil

persentase dari Net Profit Margin (NPM) tinggi, mampu memberikan

pengaruh pada tingkat kepercayaan investor dalam menanamkan modalnya

pada perusahaan tersebut. Interpretasi pada Net Profit Margin (NPM) adalah

apabila hasil yang didapatkan pada rasio ini selalu meningkat dari periode

satu ke peridoe selanjutnya, maka kinerja perusahaan dianggap mengalami

peningkatan lebih baik dari periode sebelumnya.

H3 : Diduga bahwa Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh secara

parsial terhadap harga saham.

2.4.4 Pengaruh Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE), dan

Net Profit Margin (NPM) terhadap Harga Saham

Return on Investment (ROI) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan seluruh kepemilikan aktiva perusahaan (Sartono, 2010:123).

Kepercayaan para pemegang saham akan semakin meningkat apabila hasil

persentase Return on Investment (ROI) perusahaan mengalami peningkatan

dari periode sebelumnya.

Return on Equity (ROE) dapat digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam memperoleh keuntungan bagi pemegang saham atau

investor (Sartono, 2010:124). Return on Equity (ROE) ini membandingkan

antara laba bersih setelah bunga dan pajak dengan ekuitas. Selain itu, besar
42

kecilnya nilai rasio ini dipengaruhi oleh akun hutang perusahaan, dalam

artian apabila hutang perusahaan besar maka persentase yang didapatkan

pada Return on Equity (ROE) juga besar.

Sedangkan, Net Profit Margin (NPM) merupakan rasio yang

membandingkan antara laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih

yang didapatkan oleh perusahaan selama periode berjalan (Kasmir

2016:200). Dari pengertian Net Profit Margin (NPM) tersebut, dapat

diartikan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur efisiensi pihak

manajemen perusahaan dalam mengelola aktivitas perusahaan dalam sektor

penjualan dan prediksi keuntungan di masa mendatang. Ketiga rasio

tersebut memiliki peran penting terhadap penilaian kinerja perusahaan

dalam bentuk pengelolaan atau perencanaanya. Sehingga, hasil perhitungan

rasionya akan memiliki dampak pada kepercayaan investor untuk

menanamkan modal pribadinya pada perusahaan yang bersangkutan.

H4 : Diduga bahwa Return on Investment (ROI), Return on Equity (ROE),

dan Net Profit Margin (NPM) memiliki pengaruh secara simultan terhadap

harga saham.

Anda mungkin juga menyukai