Anda di halaman 1dari 17

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Saham

2.1.1. Definisi Saham

Saham merupakan salah satu instrument pasar modal yang paling banyak

diminati oleh investor, karena mampu memberikan tingkat pengembalian yang

menarik. Saham adalah kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama

perusahaan, dan diikuti dengan hak dan kewajiban yang telah dijelaskan kepada

setiap pemegangnya, Fahmi (2012:81). Sedangkan menurut Darmadji dan Fakhruddin

(2012:5) “Saham (stock) merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau

badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Saham berwujud selembar

kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

yang menerbitkan surat berharga tersebut”. Berdasarkan pengertian para ahli diatas

maka dapat disimpulkan saham merupakan surat bukti tanda kepemilikan suatu

perusahaan yang didalamnya tercantum nilai nominal, nama perusahaan, dan di ikuti

dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

2.1.2. Jenis-jenis Saham

Saham merupakan surat berharga yang paling populer dan dikenal luas di

masyarakat. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2012:6), ada beberapa jenis saham

yaitu:

1. Ditinjau dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi

atas:

11
12

a. Saham biasa (common stock), yaitu merupakan saham yang menempatkan

pemiliknya paling junior terhadap pembagian dividen, dan hak atas harta

kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

b. Saham preferen (preferred stock), merupakan saham yang memiliki

karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa

menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi), tetapi juga bisa tidak

mendatangkan hasil seperti ini dikehendaki oleh investor.

2. Dilihat dari cara pemeliharaannya, saham dibedakan menjadi:

a. Saham atas unjuk (bearer stock) artinya pada saham tersebut tidak tertulis nama

pemiliknya, agar mudah dipindah tangankan dari satu investor ke investor lain.

b. Saham atas nama (registered stock), merupakan saham yang ditulis dengan jelas

siapa pemiliknya, dan dimana cara peralihannya harus melalui prosedur

tertentu.

3. Ditinjau dari kinerja perdagangan, maka saham dapat dikategorikan menjadi:

a. Saham unggulan (blue-chip stock), yaitu saham biasa dari suatu perusahaan

yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki

pendapatan yang stabil dan konsisten dalam membayar dividen.

b. Saham pendapatan (income stock), yaitu saham biasa dari suatu emiten yang

memiliki kemampuan membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen

yang dibayarkan pada tahun sebelumnya.

c. Saham pertumbuhan (growth stock-well known), yaitu saham-saham dari

emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai leader di


13

industri sejenis yang mempunyai reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth

stock lesser known, yaitu saham dari emiten yang tidak sebagai leader dalam

industri namun memiliki ciri growth stock.

d. Saham spekulatif (spekulative stock), yaitu saham suatu perusahaan yang tidak

bisa secara konsisten memperoleh penghasilan yang tinggi di masa mendatang,

meskipun belum pasti.

e. Saham sklikal (counter cyclical stock), yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh

kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.

2.2. Harga Saham

2.2.1. Definisi Harga Saham

Harga saham merupakan harga penutupan pasar saham selama periode

pengamatan untuk tiap-tiap jenis saham yang dijadikan sampel dan pergerakannya

senantiasa diamati oleh para investor. Salah satu konsep dasar dalam manajemen

keuangan adalah bahwa tujuan yang ingin dicapai manajemen keuangan adalah

memaksimalisasi nilai perusahaan. Bagi perusahaan yang telah go public, tujuan

tersebut dapat dicapai dengan cara memaksimalisasi nilai pasar harga saham yang

bersangkutan. Dengan demikian pengambilan keputusan selalu didasarkan pada

pertimbangan terhadap maksimalisasi kekayaan para pemegang saham.

Sartono (2011:192) menyatakan bahwa harga saham terbentuk melalui

mekanisme permintaan dan penawaran di pasar modal. Apabila suatu saham

mengalami kelebihan permintaan, maka harga saham cenderung naik. Sebaliknya,

apabila kelebihan penawaran maka harga saham cenderung turun. Menurut Hartono
14

(2013:157) pengertian dari harga saham adalah “Harga suatu saham yang terjadi di

pasar bursa pada saat tertentu yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh

permintaan dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal”. Menurut

Brigham dan Houston (2011:231) harga saham adalah “Harga saham menentukan

kekayaan pemegang saham. Maksimalisasi kekayaan pemegang saham diterjemahkan

menjadi maksimalkan harga saham perusahaan. Harga saham pada satu waktu

tertentu akan bergantung pada arus kas yang diharapkan diterima di masa depan oleh

investor “rata-rata” jika investor membeli saham”. Berdasarkan pengertian para ahli

diatas maka dapat disimpulkan bahwa harga saham adalah harga yang terbentuk

sesuai permintaan dan penawaran dipasar jual beli saham dan biasanya merupakan

harga penutupan.

2.2.2. Jenis-Jenis Harga Saham

Adapun jenis-jenis harga saham menurut Widoatmojo (2012:126) adalah

sebagai berikut:

1. Harga Nominal, harga yang tecantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan

oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya

harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal

biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana, harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat

dibursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh

penjamin emisi (underwrite) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui


15

berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untk

menentukan harga perdana.

3. Harga Pasar, kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi

kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu

dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut dicatat

dibursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi

harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang

benar-benar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di

pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan

penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain

adalah harga pasar.

4. Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada

saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat dimulainya hari nursa itu

sudah terjadi transaksi atas suatu saham, dan harga sesuai dengan yang diminta

oleh penjual dan pembeli. Dalam keadaan demikian, harga pembukuan bisa

menjadi harga pasar, begitu juga sebaliknya harga pasar mungkin juga akan

menjadi harga pembukaan. Namun tidak selalu terjadi.

5. Harga Penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli pada

saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi pada saat akhir

hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham, karena ada kesepakatan

antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang terjadi maka harga penutupan itu
16

telah menjadi harga pasar. Namun demikian, harga ini tetap menjadi harga

penutupan pada hari bursa tersebut.

6. Harga Tertinggi, harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi

yang terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu saham

lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama.

7. Harga Terendah, harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah

yang terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi 12

atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama. Dengan kata

lain, harga terendah merupakan lawan dari harga tertiggi.

8. Harga Rata-Rata, harga rata-rata merupakan perataan dari harga tertinggi dan

terendah.

2.2.3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham di

pasar modal, hal ini terjadi karena harga saham dapat mempengaruhi oleh faktor

eksternal dari perusahaan maupun faktor internal perusahaan. Menurut Brigham dan

Houston (2011:238) harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor utama yaitu:

1. Faktor internal, diantaranya:

a. Pengumuman tentang pemasaran produksi penjualan seperti pengiklanan,

rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru, laporan produksi,

laporan keamanan, dan laporan penjualan.

b. Pengumuman pendanaan, seperti pengumuman yang berhubungan dengan

ekuitas dan hutang.


17

c. Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director ann

nouncements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen dan

struktur organisasi.

d. Pengumuman pengambilalihan diverifikasi seperti laporan merger investasi,

investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakuisisian dan diakuisisi, laporan

investasi dan lainnya.

e. Pengumuman investasi seperti melakukan ekspansi pabrik pengembangan riset

dan penutupan usah lainnya.

f. Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti negosiasi baru,

kotrak baru, pemogokan dan lainnya.

g. Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalaba sebelum akhir

tahun viscal dan setelah akhir tahun vicscal earning per share (EPS), dividen

per shere (DPS), Price Earning Ratio (PER), Net profit margin (NPM), return

on assets (ROA) dan lain-lain.

2. Faktor eksternal, diantaranya:

a. Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan dan

deposito kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan regulasi ekonomi

yang dikeluarkan oleh pemerintah.

b. Penguman hukum seperti tuntutan terhadap perusahaan atau terhadap

manajernya dan tuntutan perusahaan terhadap manajernya.

c. Pengumuman industri sekuritas, seperti laporan pertemuan tahunan insider

trading, volume atau harga saham perdagangan pembatasan atau penundaan


18

trading. Selain faktor-faktor di atas, harga saham juga dapat dipengaruhi oleh

kondisi perusahaan. Semakin baik kinerja suatu perusahaan akan berdampak

pada laba yang diperoleh perusahaan dan keuntungan yang didapat oleh

investor, sehingga akan mempengaruhi peningkatan harga saham.

Menurut Sunariyah (2011:234), faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham

adalah: Faktor internal perusahaan, merupakan faktor yang berhubungan dengan

kebijakan internal pada suatu perusahaan beserta kinerja yang telah dicapai. Hal ini

berkaitan dengan hal-hal yang seharusnya dapat dikendalikan oleh manajemen,

sedangkan faktor eksternal yaitu hal-hal diluar kemampuan perusahaan atau diluar

kemampuan manajemen, misalnya: psikologi pasar, dan laju inflasi yang tingi.

2.3. Rasio Profitabilitas

2.3.1. Definisi Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang

ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan

sebagainya (Harahab, 2012: 304).

Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberi ukuran tingkat efektifitas

manajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukan oleh laba yang dihasilkan dari

penjualan dan pendapatan investasi (Kasmir, 2016:196).


19

2.3.2. Jenis-Jenis Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2016:199) Jenis-jenis rasio profitabilitas yang dapat

digunakan adalah :

a. Return On Investmen (ROI)

Return On Investmen adalah perbandingan antara laba bersih setelah pajak

dengan aktiva untuk mengukur tingkat pengembalian investasi. Return On Investmen

merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan

dalam perusahaan. Semakin tinggi Return On Investment (ROI) suatu perusahaan

semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan. ROI juga

merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola

investasinya. Hasil Pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh

dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Return On Investment

(ROI) sering juga disebut sebagai Return On Assets (ROA). Return On

Investment (ROI) perlu dipertimbangkan oleh investor dalam berinvestasi saham,

karena Return On Investment (ROI) berperan sebagai indikator efisiensi perusahaan

dalam menggunakan asset untuk memperoleh laba (Kasmir, 2016:201).

b. Return On Equity (ROE)

Menurut Kasmir (2016; 204), Return On Equity (ROE) atau hasil pengembalian

ekuitas atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih
20

sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan efisiensi penggunaan

modal sendiri. Return On Equity (ROE) diukur dengan perbandingan antara laba

bersih dengan total modal. Return On Equity (ROE) yang semakin tinggi memberikan

indikasi bagi para pemegang saham bahwa tingkat pengembalian investasi makin

tinggi.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002,

ROE dirumuskan:

Keterangan:

1) Laba setelah Pajak adalah Laba bersih dikurangi dengan laba hasil penjualan

dari aktiva tetap, aktiva non produktif, aktiva lain-lain, dan saham penyertaan

langsung.

2) Modal Sendiri adalah seluruh komponen Modal Sendiri dalam neraca

perusahaan pada posisi akhir tahun buku dikurangi dengan komponen Modal

sendiri yang digunakan untuk membiayai Aktiva Tetap dalam Pelaksanaan dan

laba tahun berjalan. Dalam Modal sendiri tersebut di atas termasuk komponen

kewajiban yang belum ditetapkan statusnya. Aktiva Tetap dalam pelaksanaan

adalah posisi pada akhir tahun buku aktiva Tetap yang sedang dalam tahap

pembangunan.
21

c. Net Profit Margin (NPM)

Menurut Kasmir (2016:199) Net Profit Margin adalah perbandingan laba bersih

dan penjualan. Semakin besar NPM, maka kinerja perusahaan akan semakin

produktif, sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan

modalnya pada perusahaan tersebut. Rasio ini menunjukan berapa besar persentase

laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, maka

dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.

d. Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share (EPS) adalah pendapatan per lembar saham yang

menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa.

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen

dalam mencapai keuntungan bagi pemegang saham. Bila rasio rendah berarti

manajemen belum berhasil untuk memuaskan pemegang saham, sebaliknya dengan

rasio yang tinggi maka tingkat pengembalian tinggi sehingga kesejahteraan pemegang

saham meningkat. Kasmir (2016: 207).


22

2.4. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian diatas kerangka yang menjadi dasar penelitian ini adalah

sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Pikir

Rasio
Profitabilitas

EPS NPM ROE ROI


(Earning Per (Net Profit (Return On (Return On
Share) Margin) Equity) Investment)

Harga Saham

Perusahaan
Konstruksi

Sumber : Brigham dan Houston (2011)


23

2.5. Pengembangan Hipotesis

2.5.1. Pengaruh Return On Investment (ROI) Terhadap Harga Saham

Penelitian Sambelay, Dkk (2017), tentang Analisis Pengaruh Profitabilitas

Terhadap Harga Saham menunjukan hasil bahwa secara parsial Return on Assets

berpengaruh signifikan terhadap harga saham, secara parsial Net Profit Margin tidak

berpengaruh signifikan terhadap harga dan secara simultan Return on Assets dan Net

Profit Margin berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

Ponggohong, Dkk (2016), tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga

saham menunjukan hasil bahwa Secara simultan rasio CR, TATO, DER, DAR, ROA,

dan ROE berpengaruh terhadap harga saham berdasarkan uji F. Berdasarkan hasil uji

t didapatkan hasil bahwa variabel TATO, DER dan DAR tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel CR, ROA, dan ROE

berpengaruh terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas maka hipotesis dari penelitian ini

sebagai berikut :

H1 : Diduga Return On Investment (ROI) berpengaruh signifikan terhadap harga

saham

2.5.2. Pengaruh Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham

Penelitian Aryani, Dkk (2016), tentang pengaruh rasio profitabilitas terhadap

harga saham menunjukan hasil bahwa ROA, ROE, EPS, dan NPM secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial ROA tidak berpengaruh

dengan nilai positif terhadap harga saham, ROE dan NPM berpengaruh negatif dan
24

signifikan terhadap harga saham, sedangkan EPS berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham.

Ponggohong, Dkk (2016), tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga

saham menunjukan hasil bahwa Secara simultan rasio CR, TATO, DER, DAR, ROA,

dan ROE berpengaruh terhadap harga saham berdasarkan uji F. Berdasarkan hasil uji

t didapatkan hasil bahwa variabel TATO, DER dan DAR tidak berpengaruh

signifikan terhadap harga saham. Sedangkan variabel CR, ROA, dan ROE

berpengaruh terhadap harga saham.

Penelitian Sari (2016), tentang analisis pengaruh profitablitas terhadap harga

saham menunjukan hasil bahwa secara parsial Return On Assets mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, Return On Equity mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, Net Profit Margin mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dan Earning Per Share mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Food And

Beverages yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2014.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas maka hipotesis dari penelitian ini

sebagai berikut :

H2 : Diduga Return On Equity (ROE) berpengaruh signifikan terhadap harga saham

2.5.3. Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Harga Saham

Penelitian Sari (2016), tentang analisis pengaruh profitablitas terhadap harga

saham menunjukan hasil bahwa secara parsial Return On Assets mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, Return On Equity mempunyai


25

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, Net Profit Margin mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dan Earning Per Share mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham pada perusahaan Food And

Beverages yang terdaftar di BEI Tahun 2011-2014.

Penelitian Aryani, Dkk (2016), tentang pengaruh rasio profitabilitas terhadap

harga saham menunjukan hasil bahwa ROA, ROE, EPS, dan NPM secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial ROA tidak berpengaruh

dengan nilai positif terhadap harga saham, ROE dan NPM berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga saham, sedangkan EPS berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas maka hipotesis dari penelitian ini

sebagai berikut :

H3: Diduga Net Profit Margin (NPM) berpengaruh signifikan terhadap harga saham

2.5.4. Pengaruh Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham

Penelitian Aryani, Dkk (2016), tentang pengaruh rasio profitabilitas terhadap

harga saham menunjukan hasil bahwa ROA, ROE, EPS, dan NPM secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial ROA tidak berpengaruh

dengan nilai positif terhadap harga saham, ROE dan NPM berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga saham, sedangkan EPS berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham.

Penelitian Jazuly (2014), tentang pengaruh rasio profitabilitas terhadap harga

saham menunjukan hasil bahwa berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda dan
26

uji hipotesis dapat diketahui bahwa secara simultan variabel gross profit margin,

return on asset, return on investment, return on equity, dan earning per share

berpengaruh siginifikan terhadap harga saham. Pada pengujian secara parsial

diperoleh hasil variabel gross profit margin, return on assets, return on investment,

dan return on equity secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap harga

saham, sedangkan earning per share secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

harga saham.

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas maka hipotesis dari penelitian ini

sebagai berikut :

H4 : Diduga Earning Per Share (EPS) berpengaruh signifikan terhadap harga saham

2.5.5. Pengaruh Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Net

Profit Margin (NPM) dan Earning Per Share (EPS) Terhadap Harga Saham

Penelitian Aryani, Dkk (2016), tentang pengaruh rasio profitabilitas terhadap

harga saham menunjukan hasil bahwa ROA, ROE, EPS, dan NPM secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Secara parsial ROA tidak berpengaruh

dengan nilai positif terhadap harga saham, ROE dan NPM berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap harga saham, sedangkan EPS berpengaruh positif dan signifikan

terhadap harga saham.

Penelitian Sari (2016), tentang analisis pengaruh profitablitas terhadap harga

saham menunjukan hasil bahwa secara parsial Return On Assets mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, Return On Equity mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, Net Profit Margin mempunyai
27

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham dan Earning Per Share mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Hasil perhitungan Uji F diperoleh

nilai Fhitung adalah sebesar 23,310. Karena Fhitung > Ftabel (23,310 > 2,73), maka

H0 ditolak, berarti variabel Return On Assets, Return On Equity, Net Profit Margin

dan Earning Per Share secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap harga saham pada perusahaan Food And Beverages yang terdaftar di BEI

Taphun 2011-2014

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu di atas maka hipotesis dari penelitian ini

sebagai berikut :

H5: Diduga Return On Investment (ROI), Return On Equity (ROE), Net Profit Margin

(NPM) dan Earning Per Share (EPS) secara simultan berpengaruh terhadap harga

saham.

Anda mungkin juga menyukai