Anda di halaman 1dari 28

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Harga Saham

2.1.1.1. Pengertian Saham

Pengertian saham secara umm dan sederhana adalah surat

berharga yang dapat dibeli atau dijual oieh perorangan atau

lembaga di pasar tempat surat itu diperjualbelikan. Saham juga

dapat di definisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang

atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan

terbatas.

Menurut Musdalifah Azis (2015:80), harga saham

didefinisikan sebagai harga pada pasar real, dan merupakan harga

yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu

saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar

ditutup, maka harga pasar adalah harga penutupannya.

Menurut Darmadji & Fakhrudin (2012:102),

mendefinisikan Harga Saham sebagai harga yang terjadi di bursa

pada waktu tertentu. Harga saham bisa berubah naik atau pun

turun dalam hitungan waktu yang begitu cepat dan dapat berubah

dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan

9
10

detik. Hal tersebut dimungkinkan karena tergantung dengan

permintaan dan penawaran antara pembeli saham dengan penjual

saham.

Menurut Jogiyanto (2011 : 143), harga saham merupakan

harga yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu dan harga

saham tersebut ditentukan oleh pelaku pasar. Tinggi rendahnya

harga saham ini ditentukan oleh permintaan dan penawaran

saham tersebut di pasar modal.

Menurut Gatot Supramono (2014), saham adalah surat

tanda bukti penyertaan modal pada sebuah perseroan terbatas

yang mempunyai nilai ekonomi sehingga dapat diperjual belikan.

Jenis-jenis saham ada 2 jenis yaitu :

1. Saham atas nama (opnaam) adalali saham yang

mencantumkan nama pemegang atau pemiliknya.

2. Saham atas tunjuk (aantoonder) adalah saham yang tidak

mencantumkan nama pemegang atau pemiliknya.

Menurut Jogiyanto (2014), saham terbagi menjadi 2 yaitu :

1. Saham Biasa (Common stock) ialah suatu perusahaan yang

menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham dan

hanya mengeluarkan satu kelas saham saja. Adapun hak

pemegang saham biasa adalah:

1) Hak control yaitu pemegang saham bisa mempunyai

hak untuk memilih dewan direksi.


11

2) Hak Menerima pemabagian keuntungan yaitu sebagai

pemiliki perusahaan, pemegang saham berhak

mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan.

3) Hak preemtif yaitu hak untuk mendapatkan presentasi

pemiiikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan

tambahan lembar saham.

2. Saham Preferen (preferred stock) merupakan saham yang

mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.

Untuk menarik minat para investor terhadap saham preferan

dan untuk memberikan alternatif yang menguntungkan baik

bagi investor atau bagi perusahaan yang mengeluarkan

saham preferen, beberapa macam saham preferen telah di

bentuk yaitu :

1) Convertible Preferrend stock yaitu memungkinkan

pemegangnya untuk menukar saham preferen ini

dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang

sudah di tentukan.akan tetapi penukaran saham ini

tidak menimbulkan keuntungan atau kerugian di

perusahaan emiten.karena nilai yang di catat untuk

saham-saham ini adalah sebesar nilai nominalnya dan

selisih yang diterima yang berbeda dengan nilai

nominalnya dicatat sebagai rekening agio saham.


12

2) Callable Preferred stock yaitu memberikan hak pada

perusahaan yang mengeluarkan untuk member

kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal

tertentu di masa yang mendatang dengan nilai yang

tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi dari

nilai nominal sahamnya.

3) Floating atau Adjustable-rate Preferred Stock yitu

saham ini tidak membayar deviden secara tetap, tetapi

tingkat deviden yang dibayar tergantung dari tingkat

return dari sekuritas t-bill yakni aktiva yang tidak

mengandung resiko karena dikeluarkan pemerinta

Australia dengan suku bunganya yang relatif stabil

dari waktu ke waktu. Saham ini cukup popular

sebagai investasi jangka pendek untuk investor yang

mempunyai kelebihan kas.

2.1.1.2. Harga Saham

Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2006), adalah

merupakan nilai sekarang (Present Value) dari penghasilan yang

akan diterima oleh pemodal dan diterima oleh pemodal di masa

akan yang akan datang. Menurut Jogiyanto (2010), harga saham

adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa di saat tertentu

yang ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan

dan penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.


13

Menurut Widoatmojo (1996) dalam satria (2008), harga

saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) :

1. Harga Nomal

Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang

ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham

yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti

penting saham karena deviden biasanya ditetapkan

berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana

Harga ini merupakan harga pada waktu saham

tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar

perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi dan

emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga

saham emitenitu akan dijual kepada masyarakat.

3. Harga Pasar

Kalau harga perdana adalah harga jual dari perjanjian

emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual

dari investor yang satu dengan investor lainnya.Harga ini

terjadi setelah harga saham tersebut di catatkan di

bursa.Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dan

penjamin emisi, harga ini yang disebut sebagai harga pasar

sekunder dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga

perusahaan penerbitnya.Karena pada saat transaksi di pasar


14

sekunder, kecil sekali terjadi negoisasi harga investor

dengan perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari

diumumkan di surat kabar atau media lain adalah harga

pasar.

Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:117), harga

saham dapat dibedakan menjadi tujuh yaitu:

1. Previous adalah harga penutupan saham pada hari bursa

sebelumnya.

2. Open adalah harga pembukaan saham pada saat transaksi

dimulai dalam suatu periode transaksi.

3. High adalah harga tertinggi yang pemah terjadi dalam suatu

periode perdagangan.

4. Low adalah harga terendah yang pemah terjadi dalam suatu

periode perdagangan.

5. Last adalah harga terakhir yang terjadi.

6. Change adalah selisih antara last dengan previous.

7. Close adalah harga penutupan suatu saham.

Dalam penelitian ini digunakan harga penutupan, beberapa

alasan digunakannya harga penutupan :

1. Harga close ini mencerminkan semua informasi yang ada

pada semua pelaku pasar (terutama pelaku pasar institusi

yang memiliki informasi yang lebih akurat) pada saat

perdagangan saham tersebut berakhir.


15

2. Harga close merupakan penentu dari kinerja dan kekayaan

pemodal untuk hari itu.

3. Harga close mencerminkan posisi harga di mana pemodal

berani melakukan posisi hold, dalam mengahadapi semua

informasi yang mungkin terjadi pada malam hari, ketika

tidak terjadi perdagangan.

4. Lebih dari 90% indikator teknikai yang digunakan oleh

pelaku analisisteknikal,menggunakan harga close sebagai

input utamanya. Ini menyebabkan posisi dari harga close,

bisa memicu signal beli atau jual.

2.1.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham

Menurut Zulfikar (2016:91-93), faktor yang

mempengaruhi harga saham dapat berasal dari faktor internal dan

eksternal perusahaan, faktor-faktor yang mempengaruhi

pergerakan harga saham yaitu:

1. Faktor Internal

1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan

seperti pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga,

penarikan produk baru, laporan produksi, laporan

keamanan produk, dan laporan penjualan.

2) Pengumuman pendanaan (financing announcements),

seperti pengumuman yang berhubungan dengan

ekuitas dan hutang.


16

3) Pengumuman badan direksi manajemen (management

board of director announcements) seperti perubahan

dan pergantian direktur, manajemen, dan struktur

organisasi.

4) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi seperti

laporan merger, investasi ekuitas, laporan take over

oleh pengakusisian dan diakusisi.

5) Pengumuman investasi (investment announcements),

melakukan ekspansi pabrik, pengembangan riset dan

penutupan usaha lainnya.

6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour

announcements), seperti negosiasi baru, kontrak baru,

dan lainnya.

7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti

peramalan laba sebelum akhir tahun fiskal dan setelah

akhir tahun fiskal, Earning per Share (EPS), Deviden

Per Share (DPS), price earning ratio, net profit

margin, return on assets (ROA), return on equity

(ROE), Debt to Equity Ratio (DER), dan lain-lain.

2. Faktor Eksternal

1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku

bunga tabungan dan deposito, kurs valuta asing,


17

inflasi, serta berbagai regulasi dan deregulasi ekonomi

yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti

tuntutan karyawan terhadap perusahaan atau terhadap

manejernya dan tuntutan perusahaan terhadap

manajernya.

3) Pengumuman industri sekuritas (securities

announcements), seperti laporan pertemuan tahunan,

insider trading, volume atau harga saham

perdagangan, pembatasan/penunsdaan trading.

4) Gejolak polotik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar

juga merupakan faktor yang berpengaruh signifikan

pada terjadinya pergerakan harga saham di bursa efek

suatu negara.

5) Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.

Jadi harga saham dipengarui oleh 2 faktor yaitu faktor

internal dan faktor eksternal dari perusahaan. Faktor internal

merupakan faktor yang mempengaruhi harga saham disebabkan

oleh perusahaan itu sendiri, misalnya pengumuman-pengumuman

yang perusahaan umumkan seperti pengumuman laporan

keuangan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga

saham perusahaan yaitu berasal dari luar perusahaan misalnya

kenaikan kurs, gejolak plotik dan peraturan pemerintah.


18

2.1.1.4. Pergerakan Harga Saham

Menurut Joko Salim (2012:55-56), pergerakan harga saham

tersebut setidaknya ada tiga macam yaitu :

1. Bullish, yaitu dimana harga saham naik terus-menerus dari

waktu ke waktu. Hal ini bisa terjadi karena berbagi macam

sebab, bisa dikarenakan keadaan finansial secara global atau

kebijakan manajemen perusahaan.

2. Bearish, yaitu keadaan dimana harga saham turun terus-

menurus dan merugikan investor. Investor yang mempunyai

saham ini dapat melakukan penjualan di harga rendah dan

rugi atau bisa juga melakukan pembelian ulang bila ada

informasi akurat harga saham bisa naik di masa depan.

3. Sideways, yaitu keadaan dimana harga saham stabil.

Dikatakan stabil karena harga saham bergerak naik atau turun

sehingga membentuk grafik mendatar dari waktu ke waktu.

Berdasarkan pergerakan harga saham diatas maka dapat

dikatakan bahwa harga saham dapat bergerak naik terus menurus

(bullish), harga saham dapat turun terus menerus (bearish), dan

harga saham dapat terus stabil (sedeways).

2.1.1.5. Indikator Harga Saham

Indikator harga saham dapat dilihat dari nilai harga saham,

beberapa nilai harga saham menurut Musdalifah Azis, dkk


19

(2015:85), ada beberapa nilai yang berhubungan dengan harga

saham yaitu:

1. Nilai Buku (Book Value) adalah nilai saham menurut

pembukuan perusahaan emiten. Nilai buku perlembar

saham adalah aktiva bersih yang dimiliki oleh pemegang

saham dengan memiliki sat lembar saham.

2. Nilai Pasar (Market Value) adalah harga saham yang terjadi

dipasar bursa pada saat yang ditentukan oleh permintaan

dan penawaran harga saham pelaku pasar.

3. Nilai Intrinsik (Intrinsic Value) adalah sebenarnya atau

seharusnya dari suatu saham. nilai intrinsik suatu aset

adalah penjumlahan nilai sekarang dari cash flow yang

dihasilkan oleh asset yang bersangkutan.

Adapun menurut Sawidji Widoatmojo (2012:91), harga

saham dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Harga Nominal, merupakan harga yang tercantum dalam

sertifikat saham yang ditetapkan oieh emiten untuk menilai

setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga

nominal memberikan arti penting saham karena deviden

minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.

2. Harga Perdana, merupakan harga pada waktu harga saham

tersebut dicatat di bursa efek. Harga saham pada pasar

perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi


20

(underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui

berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada

masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.

3. Harga pasar, merupakan harga jual dari investor yang satu

dengan investor yang lama. Harga ini terjadi setelah saham

tersebut dicatatkan di bursa. Transaksi disini tidak lagi

melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang

disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah

yang benarbenar mewakili harga perusahaan penerbitnya,

karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali terjadi

negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga

yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain

adalah harga pasar.

Sedangkan menurut Widiatmojo (2005: 45), harga saham

dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu:

1. Harga nominal meupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten

untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya,

harga nominal ini tercantum dalam lembar saham tersebut.

2. Harga perdana merupakan harga sebelum harga tersebut

tercatat di bursa efek. Besarnya harga perdana ini

tergantung dari persetujuan antara emiten dan penjamin

emisi.
21

3. Harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu ke

investor yang lain, harga pasar terjadi setelah saham

tersebut tercatat di bursa efek.

4. Harga pembukaan adalah harga yang diminta oleh penjual

dan pembeli pada saat jam bursa dibuka.

5. Harga penutupan merupakan harga yang diminta penjual

dan pembeli saat akhir hari buka.

6. Harga tertinggi, harga saham tidak hanya sekali atau dua

kali dalam satu hari, tetapi bisa berkal-kali dan tidak terjadi

pada harga saham yang lama, dari harga yang terjadi tentu

ada harga yang paling tinggi pada satu hari bursa tersebut,

harga itu disebut harga tertinggi.

7. Harga terendah merupakan kebalikan dari harga tertinggi,

yaitu harga yang paling rendah pada suatu hari bursa.

8. Harga rata-rata merupakan harga rata-rata dari harga

tertinggi dan terendah. Harga ini bisa dicatat untuk transaksi

harian, bulanan, atau tahunan. Berdasarkan nilai harga

saham diatas maka indikator harga saham pada penelitian

ini diambil dari nilai harga saham penutup (close price).

Berdasarkan peraturan Bank Indonesia harga saham pun

dinilai dari harga penutup.


22

2.1.2. Rasio Keungan

Menurut Kasmir (2014:104), Rasio keuangan adalah

kegiatan membandingkan angka - angka yang ada dalam laporan

keuangan dengan cara mebagi satu angka dengan angka lainnya.

Sementara menurut Solyan Syafri Harahap (2011:297), rasio

keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan

dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang

mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Untuk

mengetahui apakah suatu perusahaan mendapatkan laba atau

mengalami pertumbuhan laba dapat dilakukan dengan

menghitung dan menginterpretasikan rasio keuangan perusahaan .

2.1.2.1. Tujuan Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2014:104-105), rasio keuangan bertujuan

untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah

mencapai target seperti yang telah ditetapkan . Kemudian juga

dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan

sumber daya perusahaan secara efektif. Rasio keuangan juga

diharapkan mampu memberi bantuan bagi para menejer dan

pemilikperusahaan dalam mengambil keputusan.

2.1.2.2. Macam-Macam Analisi Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2014:110-114), rasio keuangan dibagi

menjadi 4 jenis yaitu ,:


23

1. Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan

dengan semua modal yang bekerja didalamnya. Dapat

disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua modal

yang bekerja didalamnya selama periode tertentu. Rasio ini

juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan menurut Kasmir (2014), sedangkan menurut

Sutrisno (2012:228), rasio profitabilitas adalah rasio yang

digunakan untuk mengukur seberapa besar tingkat

keuntungan yang dapat diperoleh oleh perusahaan.

Alat yang dapat digunakan untuk mengukur

profitabilitas menurut Kasmir (2014), adalah rasio

profitabilitas antara lain :

1) Profit margin yaitu kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan dibandingkan dengan

penjualan yang di capai.


24

2) Return on Equity yaitu kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang

dimiliki Laba yang digunakan adalah laba bersih

setelah pajak. Rumus yang digunakan yaitu :

3) Return on investment yaitu hasil pengembalian

investasi atau lebih dikenal dengan nama ROI (Return

on investment). ROI (Return on investment)merupakan

rasio yang menunjukan hasil atas jumlah asset yang

digunakan dalam perusahaan. ROI juga merupakan

suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam

mengelola investasinya. Rumus yang digunakan yaitu :

4) Return on asset yaitu kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki

perusahaan. ROA (Return on investment)merupakan

rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset

tertentu.
25

2. Rasio Likuiditas

Menurut Hery (2016:149), rasio likuiditas dapat

didefinisikan sebagai rasio yang menunjukan kapabilitas

perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Rasio likuiditas dikenal juga sebagai rasio yang dapat

digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh tingkat

kapabilitas perusahan dalam melunasi kewajiban jangka

pendeknya yang akan jatuh tempo.

Menurut Prastow (2011:83), mengatakan bahwa rasio

likuiditas adalah rasio yang mengambarkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

kepada kreditor jangka pendek. Rasio likuiditas atau disebut

juga rasio modal kerja bertujuan mengukur kemampuan

perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Berdasarkan pengertian diatas maka rasio likuiditas

adalah rasio keuangan yang menunjukan kemampuan

finansial perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka

pendeknya tepat waktu kepada kreditor.Rasio ini

menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan

kewajiban jangka pendeknya (kurang dari satu tahun). Rasio

likuiditas dipengaruhi oleh kapan arus kas masuk dan arus


26

kas keluar terjadi serta prospek arus kas untuk kinerja masa

depan. Analisis likuiditas di arahkan pada aktifitas operasi

perusahaan, kemampuan untuk menghasilkan keuntungan

dari penjualan produk dan jasa, dan persyaratan serta ukuran

modal kerja. Pentingya likuiditas dapat dilihat dengan

mempertimbangkan dampak yangberasal dari ketidak

mampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka

pendeknya. Kurangnya likuiditas menghalangi perusahaan

untuk memperoleh keuntungan dari diskon atau kesempatan

mendapatkan keuntungan. Masalah ini dapat mengarah pada

penjualan investasi dan aktiva dengan terpaksa, bahkan

perusahaan dapat mengalami insolvensi atau kebangkrutan.

Menurut Kasmir (2014), terdapat beberapa rasio yang

digunakan sebagai alat untuk menganalisa dan menilai posisi

likuiditas perusahaan yaitu :

1) Current ratio (Rasio lancar) yaitu rasio yang digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang

segera jatuh tempo pada saat ditagih secara

keseluruhan.
27

2) Quick ratio (rasio cepat) yaitu rasio yang menunjukan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau

membayar kewajiban atau hutang lancar dengan aktiva

lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.

3) Cash ratio (rasio kas) yaitu rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk

membayar hutang. Ketersediaan uang kas dapat

ditunjukan dengan tersedianya dana kas atau setara

dengan kas seperti rekening giro atau tabungan di bank

yang dapat ditarik setiap saat.

4) Cash turn over (rasio perputaran kas) yaitu rasio yang

digunakan untuk mengukur tingkat kecukupan modal

kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar

tagihan dan membiayai penjualan.

3. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas atau leverage merupakan

penggunaan aktiva atau dana dimana untuk penggunaan


28

tersebut harus menutup atau membayar beban tetap.

Solvabilitas tersebut menunjukkan proporsi atas penggunaan

utang untuk membiayai investasinya.

Sedangkan menurut Kasmir (2014), rasio solvabilitas

adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana

aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.Menurut Bringham

dalam Samuel Nugriho Adi (2014:5), perusahaan yang

memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi cenderung

memiliki hutang dalam jumlah kecil.

Menurut Kasmir (2014:156), ada beberapa macam

rasio solvabilitas antara lain :

1) Debt to asset ratio yaitu rasio utang intuk mengukur

perbandingan antara total utang dengan total aktiva.,

artinya seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh

hutang. Rumus yang dapat digunakan yaitu :

2) Debt to equity ratio yaitu rasio yang digunakan untuk

menilai hutang dengan ekuitas. Rasio ini dapat dicari

dengan cara membandingkan antara seluruh hutang

termasuk hutang lancar dengan ekuitas. Rumus yang

dapat digunakan yaitu :


29

3) Long term debt to equity ratio (LTDER) yaitu rasio

antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.

Tujuannya untuk mengukur berapa bagian setiap rupiah

modal sendiri yang dijadikan jaminan hutang jangka

panjang dengan cara membandingkan antara utang

jangka panjang dengan modal sendir yang disediakan

oleh perusahaan. Rumus yang dapat digunakan yaitu :

4) Rasio Aktifitas

Menurut Kamsir (2014), Rasio yang digunakan

untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula

dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat

efisiensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Dalam

praktiknya rasio aktivitas yang digunakan perusahaan

memiliki beberapa tujuan yang hendak dicapai. Berikut

ini adalah beberapa macam rasio aktivitas antara lain :

1. Total asset turnover (TAT) yaitu rasio yang

digunakan untuk mengukur perputaran semua

aktiva yang dimiliki perusahaan dan mengukur


30

berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap

rupiah aktiva. Rumus yang digunakan adalah :

2. Inventory trnover (IT) yaitu rasio yang digunakan

untuk mengukur berapa kali dana yang ditanam

dalam persediaan ini berputar dalam satu periode.

Dapat diartikan pula perputaran persediaan

merupakan rasio yang menunjukan berapa kali

jumlah barang persediaan diganti dalam satu

tahun.

3. Working capital turnover (WCT ) yaitu rasio untuk

mengukur atau menilai keefektifan modal kerja

perusahaan selama periode tertentu, artinya

seberapa banyak modal kerja berputar selama

sutu periode atau dalam suatu periode tertentu.

Rumus yang digunakan yaitu :

4. Fixed asset turnover (FAT) yaitu rasio yang

digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang


31

ditanamkan dalam asset tetap berputar dalam satu

periode, atau dengan kata lain, untuk mengukur

apakah perusahaan sudah menggunakan kapasitas

asset tetap sepenuhnya atau belum. Rumus yang

digunakan yaitu :

2.1.2.3. Keunggulan Rasio Keungan

Analisis rasio keuangan memiliki keunggulan dibandingkan

dengan teknik analisis lainnya, antara lain :

1. Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang

lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.

2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi

yang disajikan laporan keuagan yang sangat rinci dan rumit.

3. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri Iain.

2.1.2.4. Keterbatasan Rasio Keuangan

Selain memiliki keunggulan analisis rasio keuangan juga

memiliki beberapa keterbatasan. Menurut Agnes Sawir

(2005:44), terdapat empat keterbatasan dari analisis rasio

keuangan antara lain yaitu :


32

1. Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari

perusahaan yang di analisis apabila perusahaan tersebut

bergerak di beberapa bidang usaha.

2. Rasio di susun dari data akuntansi dan data tersebut

dipengaruhi oleh cara penafsiran dan bahkan bisa

merupakan hasil manipulasi.

3. Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan

perhitungan yang berbeda, misalnya perbedaan metode

penyusutan atau metode penilaian persediaan.

4. Informasi rata-rata industri adalah data umum dan hanya

merupakan perkiraan.

2.2. Penelitian Terdahulu

Pengambilan penelitian terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan

perbandingan dan acuan. Selain itu untuk menghindari anggapan kesamaan

dengan penelitian terdahulu yang dilakukan adalah dengan mencantumkan

hasil-hasil penelitian terdahulu. Sebelum penelitian ini dilakukan,

sebelumnya sudah ada yang meneliti tentang likuiditas, solvabilitas, dan

profitabilitas terhadap harga saham. Hal tersebut akan dikemukakan berikut

ini:

1. Penelitian sebelumnya di lakukan oleh Cici Paramida (2011), dengan

judul “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Return Saham

pada PT.Astra Intemasional, Tbk Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian tersebut adakah


33

pengaruh likuiditas dan profitabilitas secara bersama-sama dan parsial

terhadap return saham pada PT. Astra Intemasional, Tbk yang terdapat

di Bursa Efek Indonesia. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk

pengetahui pengaruh likuiditas dan Profitabilitas secara bersama -

sama dan parsial terhadap return saham pada PT. Astra Intemasional,

Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jenis penelitian yang

digunakan dalam penelitian tersebut adalah dokumentasi, analisis data

yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah analisis kuantitatif.

2. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Lailatul Fitriyah (2012), dengan

judul “Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham

Pada PT. Astra Intemasional, Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek

Indonesia. Rumusan masalah dalam penelitian tersebut adalah :

1) Adakah pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga

saham secara sismultan pada PT. Astra Intemasional,Tbk.

2) Adakah pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga

saham secara parsial pada PT. Astra Intemasional, Tbk.

Tujuan penelitian tersebut adalah untuk :

1) Mengetahui pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga

saham secara simultan pada PT. Astra Intemasional,Tbk.

2) Mengetahui pengaruh likuiditas dan profitabilitas terhadap harga

saham secara parsial pada PT. Astra Intemasional, Tbk. Jenis

penelitian yang digunakan adalah asosiatif. Data yang diperoleh

dari situs resmi BEI (www.idx.co.id).Data yang digunakan dalam


34

penelitian tersebut adalah dokumentasi. Analisis data yang

digunakan dalam penelitian tersebut adalah analisis kuantitatif.

2.3. Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang permasalahan di muka, maka sasaran yang

ingin dicapai adalah sejauh mana likuiditas, solvabilitas, dan provitabilitas

dapat mempengaruhi harga.

Likuiditas X1

CR=Aktiva Lancar/Hutang Lancar x


100%

Sumber : Kasmir (20014:135)

Harga Saham Y
Solvabilitas X2
Harga Saham=Closing Price
DER=Total Hutang/Modal x 100%
Sumber :Padji Anoraga & Piji
Sumber : Kasmir (2014:158) Pakari (2010:59)

Profitabilitas X3

ROA=Laba Bersih/Total Aset x


100%

Sumber : Brigham & Houston


(2010:148)

Diagram 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

Keterangan :

: Pengaruh Parsial

: Pengaruh Simultan
35

Sesuai dengan rencana konsepsual diatas dapat dijelaskan bahwa,

terdapat tiga variable independen X1 likuiditas, X2 solvabilitas, X3

profitabilitas, dan satu variable dependen Y yaitu harga saham. Variabel

likuiditas, solvabiltas, profitabilitas secara persial maupun simultan

mempunyai pengaruh terhadap variable harga saham.

2.4. Hipotesis/Model Analisi

Hipotesis bisa disebut sebagai dugaan sementara. Dikatakan

sementara, karena jawaban yang di berikan baru di dasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui

pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban

teoretis terhadap rumusan masalah penelitian, be lum jawaban yang empiric.

Dalam penelitian ini hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

1. Diduga ada pengaruh likuiditas terhadap harga saham pada perusahaan

manufaktur sub sektor property, real estate dan konstruksi bangunan

yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

2. Diduga ada pengaruh solvabilitas terhadap harga saham pada

perusahaan manufaktur sub sektor property, real estate dan konstruksi

bangunan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

3. Diduga ada pengaruh Profitabilitas terhadap harga saham pada

perusahaan manufaktur sub sektor property, real estate dan konstruksi

bangunan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.


36

4. Diduga ada pengaruh secara simulttan terhadap harga saham pada

perusahaan manufaktur sub sektor property, real estate dan konstruksi

bangunan yang terdaftar di bursa efek Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai