Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Pengertian Investasi
Investasi adalah menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk
memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut
(Ahmad, 2004:3). Sedangkan menurut Tandelilin (2010:2) investasi adalah
komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat
ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.
Sunariyah (2003:4) investasi adalah penanaman modal untuk suatu atau lebih
aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan
mendapatkan keuntungan di masa – masa yang akan datang. Pengertian investasi
sendiri menurut SAK (2002:13) adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan
untuk pertumbuhan kekayaan melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga,
royalty, deviden, uang sewa) untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat
lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui
hubungan perdagangan.
Berdasarakan definisi – definisi di atas dapat disimpulkan investasi adalah
suatu kegiatan penanaman uang atau modal dimasa kini dengan mengharapan
suatu keuntungan (bunga, royalty, deviden) dimasa yang akan datang.

2.1.2 Pengertian Saham


Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas asset-asset perusahaan yang
menerbitkan saham. Dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor
akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan, setelah
dikurangi dengan pembayaran semua kewajiban perusahaan. (Tandelilin,
2010:18)

6
7

Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas


tersebut merupakan seorang pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. (Darmadji dan Fakhruddin, 2011:5)
Saham (Stock) merupakan surat berharga yang menunjukkan kepemilikan
seorang investor di dalam suatu perusahaan. Artinya, jika seseorang membeli
saham suatu perusahaan, berarti dia telah menyertakan modal ke dalam
perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. (Basir, 2005:11)
Secara umum dapat disimpulkan bahwa saham adalah surat berharga yang
menunjukan kepemilikan seorang investor atas asset – asset suatu perusahaan
serta memiliki hak atas pendapatan dan kekayaan perusahaan tersebut.

2.1.3 Jenis – Jenis Saham


Dilansir dari situs www.sahamok.com jenis – jenis saham dibagi menjadi 2
bagian, yaitu saham berdasarkan hak tagih dan saham berdasarkan cara peralihan.
Saham berdasarkan hak tagih sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu saham biasa
(Commond Stock) dan saham preferen (Preferred Stock). Saham biasa (Commond
Stock) adalah suatu sertifikat atau piagam yang memiliki fungsi sebagai bukti
pemilik suatu perusahaan dengan berbagai aspek – aspek penting perusahaan.
Pemilik saham ini akan mendapatkan hak untuk menerima sebagian pendapatan
tetap berupa deviden dari perusahaan serta kewajiban menanggung resiko
kerugian yang di derita perusahaan. Pemilik saham ini ditempatkan pada posisi
akhur dalam pembagian deviden.
Saham preferen (Preffered Stock) adalah saham yang memberikan prioritas
pilihan kepada pemegangnya, seperti berhak didahulukan dalam pembayaran
deviden, berhak menukar saham preferen (Preffered Stock) yang di pegangnya
dengan saham biasa (Commond Stock), dan mendapatkan prioritas pembayaran
kembali permodalan dalam hal perusahaan likuidasi.
Saham berdasarkan cara peralihan sendiri dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu
saham atas unjuk (Bearer Stock) dan saham atas nama (Registered Stock).
8

Saham atas unjuk (Bearer Stock) adalah saham yang mempunyai nama
pemilik saham tersebut. Dengan demikian saham ini sangat mudah untuk
diperalihkan. Siapa yang dapat menunjukkan sertifikat saham ini, maka ia adalah
pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
Saham atas nama (Registered Stock) adalah saham yang ditulis dengan jelas
siapa pemiliknya. Cara peralihan saham ini harus melalui proses tertentu dengan
mencatat dokumen peralihan. Nama pemilik baru dari saham atas nama harus di
catat dalam buku khusus yang memuat daftar pemegang saham perusahaan.
Apabila sertifikat saham ini hilang, maka pemilik saham dapat meminta pengganti
sertifikat sahamnya.

2.1.4 Keuntungan dan Kerugian Dalam Berinvestasi Saham


Dalam berinvestasi saham, seorang investor pasti akan mengalami
keuntungan maupun kerugian. Keuntungan berinvestasi saham yaitu memperoleh
deviden dan capital gain. Deviden yaitu pembagian keuntungan yang diberikan
perusahaan penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
Keuntungan yang berbentuk dividen bisa didapatkan pada saat emiten
membagikan sebagian laba bersihnya untuk pembayaran dividen kepada para
pemegang saham. Periode pembagian bisa dilakukan pada saat setelah selesai
penyelenggaraan RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Besaran dividen
biasanya dibayarkan maksimal 30% sampai 40% dari total laba bersih.
Capital gain yaitu selisih antara harga beli dengan harga jual. Capital gain
terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Keuntungan ini dapat terealisasi apabila manajer investasi melakukan penjualan
saham yang harganya mengalami kenaikan dari harga beli sebelumnya. Manajer
Investasi yang profesional mampu melakukan analisis dan seleksi pembelian
saham yang prospektif pada saat harganya murah atau membeli pada saat pasar
mengalami bearish (kondisi harga pasar saham yang menurun) dan melakukan
9

penjualan pada saat harganya ada di posisi atas atau pada saat pasar bullish
(kondisi harga pasar saham yang meningkat). Capital gain merupakan sasaran
target bagi manajer investasi dalam mendapatkan keuntungan atas investasi
sahamnya. Sedangkan kerugian yang bisa terjadi saat berinvestasi saham yaitu
tidak memperoleh deviden, mengalami capital loss dan opportunity loss,
perusahaan bangkrut dan dilikuidasi, serta saham di delist dari bursa (delisting).
Investor bisa saja tidak memperoleh deviden jika perusahaan tidak mengalami
keuntungan dengan demikian potensi keuntungan pemodal untuk memperoleh
deviden ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
Capital loss dapat terjadi jika investor menjual sahamnya lebih rendah dari
harga belinya. Terkadang seorang investor menjual sahamnya lebih rendah dari
harga belinya untuk menghindari potensi kerugian yang makin besar seiring
dengan terus menurunnya harga saham tersebut. Sedangkan opportunity loss
terjadi seandainya penurunan harga saham dan tidak dibaginya deviden.
Opportunity loss merupakan kerugian berupa selisish suku bunga deposito
dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi.
Resiko lain yang di hadapi oleh para investor adalah jika saham perusahaan
dikeluarkan dari pencatatan bursa efek (delist). Suatu saham perusahaan di delist
umumnya karena kinerja perusahaan yang buruk, misalnya dalam kurun waktu
tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak
membagikan deviden secara berturut - turut selama beberapa tahun dan berbagai
kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa.

2.1.5 Metode Analisis Saham


1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental adalah metode analisis berdasarkan kinerja suatu
perusahaan. Analisis fundamental bertujuan untuk membantu dalam menilai
investasi saham, saham mana yang terbaik. Untuk menilai kinerja suatu
perusahaan dapat menggunakan hasil rasio keuangan. Rasio keuangan merupakan
10

kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan dengan


cara membagi satu angka dengan angka lainnya (Kasmir, 2014, h. 104). Analisis
Fundamental dilakukan untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan
datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham di masa yang akan datang, dan menerapkan hubungan variabel-
variabel sehingga diperoleh taksiran harga saham.
Terdapat dua pendekatan dalam analisis fundamental, yaitu pendekatan nilai
sekarang (Present Value) dan Price Earning Ratio (PER). Present value suatu
saham adalah sama dengan nilai sekarang dari arus kas dimasa yang akan datang
yang pemodal harapkan yang diterima dari investasi pada saham tersebut. Dalam
metode ini, dividen yang digunakan sebagai dasar model analisis (Sunariyah,
2006:173). Suatu saham dalam pendekatan present value diestimasikan dengan
cara mengkapitalisasi pendapatan (Capitalization Of Income Method).
Price Earning Ratio (PER) merupakan indikator kepercayaan pasar terhadap
prospek pertumbuhan perusahaan sehingga banyak pelaku pasar modal yang
menaruh perhatian tarhadap pendekatan PER (Sartono, 2006 : 106). Penilaian
saham dengan pendekatan PER digunakan untuk membuat analisis harga saham
dengan memperhatikan kinerja keuangan yang mempengaruhi nilai saham.
Pendekatan PER didasarkan pada perkiraan PER saham di masa mendatang,
sehingga dapat diketahui berapa lama investasi dalam suatu saham akan kembali
(Anaroga dan Pakarti, 2001 : 64).

2. Analisis Teknikal
Pendekatan analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan,
sehingga pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan analisis pasar (market
analysis) atau analisis internal (internal analysis). Analisis yang mendasari
analisis teknikal adalah terdapat ketergantungan sistematik (systematic
dependencies) dalam return yang dapat dieksploitasi ke return abnormal, pada
pasar tidak efisien, tidak semua informasi harga masa lalu diamati ketika
11

memprediksi distribusi return sekuritas, nilai suatu saham merupakan fungsi


permintaan dan penawaran. (Sunariyah, 2006:168)
Perbedaan antara analisis fundamental dan analisis teknikal terletak pada
faktor yang mendasari dalam melakukan penilaian saham. Analisis fundamental
dilakukan berdasarkan faktor-faktor ekonomi dan industri yang mempengaruhi
fundamental perusahaan. Analisis teknikal dilakukan berdasarkan trend harga
saham dari satu waktu ke waktu lainnya. Umumnya para investor menggunakan
analisis teknikal sebagai cara untuk melakukan penilaian saham. Analisis
fundamental jarang dilakukan oleh investor yang berinvestasi untuk jangka
pendek. Analisis fundamental digunakan oleh para investor yang berinvestasi
untuk jangka waktu panjang.

2.1.6 Laporan Keuangan


Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan
merupakan suatu ringkasan dari taransaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama
tahun buku yang bersangkutan. (Baridwan, 2008:17)
Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan
kondisi suatu perusahaan, dimana selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi
yang menggambarkan tentang kinerja suatu perusahaan. (Irham Fahmi, 2011:22)
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa laporan
keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan
tersebut.

2.1.7 Komponen Laporan Keuangan


Menganalisis laporan keuangan harus mampu mengerti tentang laporan
keuangan itu sendiri. Menurut Fraser dan Ormiston (2008 : 8-10) suatu laporan
tahunan corporate terdiri dari lima laporan keuangan pokok, yaitu:
12

1. Laporan Posisi Keuangan (Neraca)


Laporan ini menunjukkan posisi keuangan-aktiva, utang, dan ekuitas
pemegang saham-suatu perusahaan pada tanggal tertentu, seperti pada akhir tahun
atau akhir triwulan.
2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
Laporan ini menyajikan hasil usaha-pendapatan, beban, laba atau rugi bersih
dan laba atau rugi persaham-untuk periode akuntansi tertentu.
3. Laporan Perubahan Ekuitas Pemegang Saham
Laporan ini merekonsiliasi saldo awal dan akhir semua akun yang ada dalam
seksi ekuitas pemegang saham pada neraca.
4. Laporan Arus Kas
Laporan ini memberikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari
kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama satu periode akuntansi.
5. Catatan Atas Laporan Keuangan
Laporan ini menghasilkan informasi dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan serta
memberikan informasi yang relevan untuk memahami laporan keuangan.

2.1.8 Rasio Keuangan

Analisi rasio merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio adalah
analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada
pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis rasio keuangan
dapat mengungkapkan hubungan yang penting antarperkiraan laporan keuangan
dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan.

Sacara garis besar, saat ini dalam praktik setidaknya terdapat 5 jenis rasio
keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Kelima jenis rasio tersebut adalah :
13

1. Rasio Likuiditas (Liquidity ratio)


Rasio likuiditas (Liquidity ratio) mengukur kemampuan jangka pendek
perusahaan untuk membayar kewajibannya yang telah jatuh tempo dan memenuhi
kebutuhan kas yang tak terduga (di luar prediksi perusahaan). Para kreditor jangka
pendek seperti bankir dan pemasok terutama tertarik untuk menilai likuiditas.
Rasio-rasio yang dapat digunakan untuk menentukan kemampuan pembayaran
utang jangka pendek perusahaan adalah rasio lancar, rasio cepat, perputaran
piutang, perputaran persediaan (Weygandt, Kieso dan Kimmel, 2015 : 396).
Macam-macam rasio Likuiditas menurut Bambang Riyanto (2010 : 332), yaitu:
1. Current Ratio
Merupakan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Current Ratio adalah sebagai
berikut.

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Current Ratio =
Current Liabilities
2. Cash Ratio
Merupakan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus
dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera
diuangkan.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Cash Ratio adalah sebagai
berikut.

Cash + Efek
Cash Ratio =
Current Liabilities

3. Quick / Acid Test Ratio


Merupakan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus
dipenuhi dengan aktiva lancar yang lebih likuid (Quick Assets).
14

Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Quick Ratio adalah sebagai


berikut.
Current Assets - Inventory
Quick Ratio =
Current Liabilities

2. Rasio Leverage
Rasio Leverage merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Sama halnya dengan rasio
likiuditas, rasio leverage juga diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau
analisis risiko keuangan.
Rasio leverage terdiri atas : (Hery, 2016:142)
1. Debt Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara
total utang dengan total asset.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Debt Ratio adalah sebagai
berikut.

Liabilities
Debt Ratio = ×100 %
Asset

2. Debt to Equity Ratio (DER)


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara
total utang dengan total ekuitas.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Debt to Equity Ratio (DER)
adalah sebagai berikut.

Liabilities
Debt to Equity Ratio =
Capital
15

3. Long Term Debt to Equity Ratio


Merupakan rasio yang digunkan untuk mengukur perbandingan antara
utang jangka panjang dengan total ekuitas.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Long Term Debt to Equity
Ratio adalah sebagai berikut.

Long Term Liabilities


Long Term Debt to Equity Ratio =
Capital

4. Times Interest Earned Ratio


Merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga. Kemampuan perusahaan diukur dari jumlah laba sebelum
bunga dan pajak.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Times Interest Earned
Ratioadalah sebagai berikut.
Earning Before Interest and Tax
Times Interest Earned Ratio =
Interest Expense

3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan atau untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Rasio ini dikenal juga sebagai rasio pemanfaatan asset, yaitu rasio yang
digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas asset perusahaan dalam
menghasilkan penjualan.
Rasio aktivitas terdiri atas : (Hery, 2016:143)
1. Accounts Receivable Turn Over
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan
pituang usaha atau berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan
berputar dalam satu periode.
16

Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Accounts Receivable Turn Over


adalah sebagai berikut.

𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑂𝑛 𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡
Accounts Receivable Turn Over =
Account Receivable

2. Inventory Turn Over


Merupakan rasio yang digunakan untuk berapa kali dana yang tertanam
dalam persediaan akan berputar dalam satu periode.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Inventory Turn Over adalah
sebagai berikut.

Sales
Inventory Turn Over =
Inventory

3. Working Capital Turn Over


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja
yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus Working Capital Turn Over untuk
adalah sebagai berikut.
Sales
Working Capital Turn Over =
𝐶𝑎𝑝𝑖𝑡𝑎𝑙

4. Fixed Assets Turn Over


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan asset tetap
yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Fixed Assets Turn Over
adalah sebagai berikut.

Sales
Fixed Assets Turn Over =
Fixed Assets
17

5. Total Assets Turn Over


Merupakan rasio yang digunkan untuk mengukur berapa jumlah penjualan
yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk adalah Total Assets Turn Over
sebagai berikut.
Sales
Total Assets Turn Over =
Assets

4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
efektifitas manajemen atau eksekutif perusahaan yang dibuktikan dengan
kemampuan menciptakan nilai tambah ekenomis perusahaan.
Rasio perofitabilitas terdiri atas : (Hery, 2016:143)
1. Return on Assets (ROA)
Merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas penggunaan asset
perusahaan dalam menciptakan laba besih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan
untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk 𝑅𝑒𝑡𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 adalah
sebagai berikut.
Earning After Tax
Return on Assets = X 100%
Assets

2. Return on Equity (ROE)


Merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas penggunaan ekuitas
perusahaan dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan
untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.
18

Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Return on Equity adalah


sebagai berikut.
Earning After Tax
Return on Equity = X 100%
Capitall

3. Gross Profit Margin


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase
laba kotor atas penjualan bersih.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Gross Profit Margin adalah
sebagai berikut.
Gross Profit
Gross Profit Margin = X 100%
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

4. Operating Profit Margin


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase
laba operasional atas penjualan bersih.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Operating Profit Margin
adalah sebagai berikut.

Operating Profit
Operating Profit Margin = X 100%
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠

5. Net Profit Margin


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase
laba bersih atas penjualan bersih.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Operating Profit Margin
adalah sebagai berikut.
Earning After Tax
Net Profit Margin = X 100%
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
19

5. Rasio Pasar
Rasio pasar merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai
instrinsik suatu perusahaan (nilai saham).
Rasio ini terdiri atas : (Hery, 2016:144)
1. Earning Per Share (EPS)
Merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen perusahaan
dalam memberikan keuntungan bagi pemegang saham biasa. Rasio ini
menunjukkan keterkaitan antara jumlah laba bersih dengan bagian kepemilikan
pemegang saham dalam perusahaan investee. Calon investor potensial akan
menggunakan EPS untuk menetapkan keputusan invetasi diantara berbagai
alternatif yang ada.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Earning Per Share adalah
sebagai berikut.
Net Profit
Earning Per Share =
𝑂𝑢𝑡 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘

2. Price Earning Ratio (PER)


Merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara harga pasar
per lembar saham dengan laba per lembar saham. Dengan mengetahui PER , calon
investor dapat mengetahui apakah harga sebuah saham tergolong wajar atau tidak
secara nyata) sesuai kondisi saat ini dan bukannya berdarkan perkiraan dimasa
mendatang.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Price Earning Ratio adalah
sebagai berikut.

Stock Value
Price Earning Ratio =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
20

3. Book Value per Share


Merupakan rasio yang menunjukkan hasil perbandingan antara modal
saham dengan jumlah saham yang beredar. Dengan mengetahui BVS investor
dapat menilai bagaimana kinerja suatu perusahaan.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Book Value per Share adalah
sebagai berikut.
Capital
Book Value per Share =
𝑂𝑢𝑡 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘

2.2 Penelitian Terdahulu


Dalam penelitian ilmiah ini, penulis memilih topik dari beberapa penulis,
diantaranya sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti & Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun
1 ROSTIAWATI ANALISIS Bedasarkan hasil penelitian
(2012) FUNDAMENTAL Rostiawati menunjukkan bahwa hasil
SEBAGAI DASAR perhitungan rasio keuangan
PENGAMBILAN menunjukkan hasil yang meningkat
KEPUTUSAN rasio rata-ratanya selama 3 tahum
INVESTASI PADA PT. terakhir. Keputusan yang diambil
KALBE FARMA, Tbk. terhadap saham yang beredar pada PT
Kalbe Farma, Tbk adalah menjualnya
2 MEI YARTI ANALISIS Berdasarkan hasil penelitian Mei
KUSNADI FUNDAMENTAL Yarti Kusnadi menunjukkan bahwa
(2012) UNTUK MENGUJI hasil perhitungan beberapa rasio,
KELAYAKAN kinerja keuangan yang semakin
21

INVESTASI PADA PT meningkat dan harga saham yang


INDOFOOD SUKSES dinilai terlalu rendah (undervalued),
MAKMUR, Tbk. maka saham PT Indofood Sukses
Makmur, Tbk layak dibeli bagi calon
investor dan ditahan (hold) apabila
investor telah memiliki saham
tersebut.
3 LILIK HERLINA ANALISIS Berdasarkan hasil penelitian Lilik
(2013) FUNDAMENTAL Herlina menunjukkan bahwa hasil
SEBAGAI DASAR perhitungan dengan menggunakan
PENENTUAN DALAM analisis fundamental, dalam hal ini
BERINVESTASI rasio-rasio keuangan, perusahaan
SAHAM SUATU yang memiliki kinerja keuangan yang
PERUSAHAAN (STUDI lebih baik adalah PT. Mayora Indah,
KASUS PT INDOFOOD Tbk jika dibandingkan dengan PT.
SUKSES MAKMUR, Indofood Sukses Makmur, dari nilai
TbK DAN PT. rata-rata rasio, PT. Mayora Indah Tbk
MAYORA INDAH, memiliki empat nilai rasio yang lebih
Tbk). baik yaitu rasio aktivitas,
profitabilitas, pasar, laverage dan
likuiditas.
4 ERNI ESTIKA ANALISIS Berdasarkan hasil penelitian Erni
SUKMAWATI FUNDAMENTAL Estika Sukmawati menunjukkan
(2012) DENGAN bahwa saham PT. Mustika Ratu, Tbk,
PENDEKATAN PRICE PT. Mandom Indonesia, Tbk, dan PT.
EARNING RATIO Unilever Indonesia, Tbk berada dalam
UNTUK MENILAI kondisi yang overvalued sehingga
KEWAJARAN HARGA keputusan yang tepat adalah menjual
SAHAM DAN saham tersebut apabila telah dimiliki
22

KEPUTUSAN untuk memperoleh capital gain atau


INVESTASI (Studi Pada tetap menahan saham apabila ingin
Perusahaan Kosmetik tetap mendapatkan deviden karena
dan Barang Keperluan kondisi fundamental perusahan dalam
Rumah Tangga yang keadaan baik. Saham PT. Martino
Listing Di Bursa Efek Berto, Tbk berada dalam kondisi
Indonesia Periode 2009- undervalued sehingga keputusan yang
2011) tepat adalah membeli saham tersebut
atau tidak menjual saham tersebut
dengan harapan dikemudian hari
harga saham akan naik.
5 NIKMATUL PENERAPAN Berdasarkan hasil penelitian Nikmatul
UYUN ANALISIS Uyun menunjukkan bahwa harga
(2014) FUNDAMENTAL saham PT. Adhi Karya (Persero),
DENGAN Tbk. (ADHI), PT. Jaya Konstruksi
PENDEKATAN PRICE Manggala pratama, Tbk. (JKON),dan
EARNING RATIO (PER) PT. Total Bangun Persada, Tbk.
SEBAGAI DASAR (TOTL) dalam kondisi undervalued,
PENILAIAN sedangkan harga saham of PT.
KEWAJARAN HARGA Wijaya Karya (Persero), Tbk.
SAHAM DALAM (WIKA) dalam kondisi overvalued.
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
INVESTASI (Studi Pada
Subsektor Konstruksi
Bangunan yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2010-2012).
23

6 SEPTY ANALISIS Berdasarkan hasil penelitian Septy


WULANDARI FUNDAMENTAL Wulandari menunjukkan bahwa
(2016) MENGGUNAKAN terdapat 10 perusahaan yang
PENDEKATAN PRICE sahamnya termasuk dalam kategori
EARNINGS RATIO Undervalued (harganya murah).
UNTUK MENILAI Sisanya terdapat 16 perusahaan yang
HARGA INTRINSIK sahamnya termasuk dalam kategori
SAHAM UNTUK Overvalued (harganya mahal).
PENGAMBILAN Keputusan yang diambil ialah
KEPUTUSAN membeli saham pada kondisi
INVESTASI SAHAM Undervalued dan menjual saham pada
(Studi pada perusahaan kondisi Overvalued.
yang sahamnya masuk
indeks LQ45 Periode
tahun 2010-2012 di
Bursa Efek Indonesia).
7 ARTIKA AYU ANALISIS Berdasarkan hasil penelitian Artika
APRILIA KEPUTUSAN Ayu Aprilia menunjukkan bahwa
(2016) INVESTASI semua saham sektor pertambangan
BERDASARKAN yang dijadikan sampel penelitian
PENILAIAN HARGA berada dalam kondisi undervalued
SAHAM (Studi yaitu nilai intrinsiknya lebih besar
Menggunakan Analisis dari market price nya dan keputusan
Fundamental dengan investasi yang tepat adalah membeli
Pendekatan Price Earing saham tersebut.
Ratio (PER) Pada Saham
Sektor Pertambangan
yang Listing di BEI
Periode 2012-2014)
24

8 TRI ANALISIS Berdasarkan hasil penelitian Tri


DESMANIARTI FUNDAMENTAL DAN Desmaniarti menunjukkan bahwa
(2016) ANALISIS TEKNIKAL Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
DALAM MENILAI Inventory Turn Over, Return On
INVESTASI SAHAM Equity tidak berpengaruh secara
SYARIAH YANG parsial terhadap Price Earning Ratio
TERCATAT DI BURSA dan Volume Perdagangan
EFEK INDONESIA berpengaruh secara parsial terhadap
PERIODE 2011-2015 Price Earning Ratio. Secara simultan,
Current Ratio, Debt to Equity Ratio,
Inventory Turn Over, Return On
Equity dan Volume Perdagangan
berpengaruh terhadap Price Earning
Ratio.

Anda mungkin juga menyukai