TINJAUAN PUSTAKA
6
7
Saham atas unjuk (Bearer Stock) adalah saham yang mempunyai nama
pemilik saham tersebut. Dengan demikian saham ini sangat mudah untuk
diperalihkan. Siapa yang dapat menunjukkan sertifikat saham ini, maka ia adalah
pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dan mengeluarkan suara dalam Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).
Saham atas nama (Registered Stock) adalah saham yang ditulis dengan jelas
siapa pemiliknya. Cara peralihan saham ini harus melalui proses tertentu dengan
mencatat dokumen peralihan. Nama pemilik baru dari saham atas nama harus di
catat dalam buku khusus yang memuat daftar pemegang saham perusahaan.
Apabila sertifikat saham ini hilang, maka pemilik saham dapat meminta pengganti
sertifikat sahamnya.
penjualan pada saat harganya ada di posisi atas atau pada saat pasar bullish
(kondisi harga pasar saham yang meningkat). Capital gain merupakan sasaran
target bagi manajer investasi dalam mendapatkan keuntungan atas investasi
sahamnya. Sedangkan kerugian yang bisa terjadi saat berinvestasi saham yaitu
tidak memperoleh deviden, mengalami capital loss dan opportunity loss,
perusahaan bangkrut dan dilikuidasi, serta saham di delist dari bursa (delisting).
Investor bisa saja tidak memperoleh deviden jika perusahaan tidak mengalami
keuntungan dengan demikian potensi keuntungan pemodal untuk memperoleh
deviden ditentukan oleh kinerja perusahaan tersebut.
Capital loss dapat terjadi jika investor menjual sahamnya lebih rendah dari
harga belinya. Terkadang seorang investor menjual sahamnya lebih rendah dari
harga belinya untuk menghindari potensi kerugian yang makin besar seiring
dengan terus menurunnya harga saham tersebut. Sedangkan opportunity loss
terjadi seandainya penurunan harga saham dan tidak dibaginya deviden.
Opportunity loss merupakan kerugian berupa selisish suku bunga deposito
dikurangi total hasil yang diperoleh dari investasi.
Resiko lain yang di hadapi oleh para investor adalah jika saham perusahaan
dikeluarkan dari pencatatan bursa efek (delist). Suatu saham perusahaan di delist
umumnya karena kinerja perusahaan yang buruk, misalnya dalam kurun waktu
tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak
membagikan deviden secara berturut - turut selama beberapa tahun dan berbagai
kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan di bursa.
2. Analisis Teknikal
Pendekatan analisis teknikal menggunakan data pasar yang dipublikasikan,
sehingga pendekatan ini disebut juga sebagai pendekatan analisis pasar (market
analysis) atau analisis internal (internal analysis). Analisis yang mendasari
analisis teknikal adalah terdapat ketergantungan sistematik (systematic
dependencies) dalam return yang dapat dieksploitasi ke return abnormal, pada
pasar tidak efisien, tidak semua informasi harga masa lalu diamati ketika
11
Analisi rasio merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio adalah
analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada
pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis rasio keuangan
dapat mengungkapkan hubungan yang penting antarperkiraan laporan keuangan
dan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan.
Sacara garis besar, saat ini dalam praktik setidaknya terdapat 5 jenis rasio
keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja
perusahaan. Kelima jenis rasio tersebut adalah :
13
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
Current Ratio =
Current Liabilities
2. Cash Ratio
Merupakan kemampuan untuk membayar utang yang segera harus
dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan efek yang dapat segera
diuangkan.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Cash Ratio adalah sebagai
berikut.
Cash + Efek
Cash Ratio =
Current Liabilities
2. Rasio Leverage
Rasio Leverage merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya. Sama halnya dengan rasio
likiuditas, rasio leverage juga diperlukan untuk kepentingan analisis kredit atau
analisis risiko keuangan.
Rasio leverage terdiri atas : (Hery, 2016:142)
1. Debt Ratio
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara
total utang dengan total asset.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Debt Ratio adalah sebagai
berikut.
Liabilities
Debt Ratio = ×100 %
Asset
Liabilities
Debt to Equity Ratio =
Capital
15
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat
efisiensi atas pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan atau untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
Rasio ini dikenal juga sebagai rasio pemanfaatan asset, yaitu rasio yang
digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas asset perusahaan dalam
menghasilkan penjualan.
Rasio aktivitas terdiri atas : (Hery, 2016:143)
1. Accounts Receivable Turn Over
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa lama penagihan
pituang usaha atau berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan
berputar dalam satu periode.
16
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 𝑂𝑛 𝐴𝑐𝑐𝑜𝑢𝑛𝑡
Accounts Receivable Turn Over =
Account Receivable
Sales
Inventory Turn Over =
Inventory
Sales
Fixed Assets Turn Over =
Fixed Assets
17
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang mengukur seberapa besar
efektifitas manajemen atau eksekutif perusahaan yang dibuktikan dengan
kemampuan menciptakan nilai tambah ekenomis perusahaan.
Rasio perofitabilitas terdiri atas : (Hery, 2016:143)
1. Return on Assets (ROA)
Merupakan rasio yang menunjukkan hasil atas penggunaan asset
perusahaan dalam menciptakan laba besih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan
untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk 𝑅𝑒𝑡𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 adalah
sebagai berikut.
Earning After Tax
Return on Assets = X 100%
Assets
Operating Profit
Operating Profit Margin = X 100%
𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠
5. Rasio Pasar
Rasio pasar merupakan rasio yang digunakan untuk mengestimasi nilai
instrinsik suatu perusahaan (nilai saham).
Rasio ini terdiri atas : (Hery, 2016:144)
1. Earning Per Share (EPS)
Merupakan rasio untuk mengukur keberhasilan manajemen perusahaan
dalam memberikan keuntungan bagi pemegang saham biasa. Rasio ini
menunjukkan keterkaitan antara jumlah laba bersih dengan bagian kepemilikan
pemegang saham dalam perusahaan investee. Calon investor potensial akan
menggunakan EPS untuk menetapkan keputusan invetasi diantara berbagai
alternatif yang ada.
Berdasarkan pengertian diatas, rumus untuk Earning Per Share adalah
sebagai berikut.
Net Profit
Earning Per Share =
𝑂𝑢𝑡 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑆𝑡𝑜𝑐𝑘
Stock Value
Price Earning Ratio =
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑃𝑒𝑟 𝑆ℎ𝑎𝑟𝑒
20