Anda di halaman 1dari 14

Nama : Sherli Wahyuni Dwi Afriani

NIM : 01032622226008
Mata Kuliah : Manajemen Pasar Modal
Program Studi : S2 – Ilmu Manajemen

KARAKTERISTIK PASAR MODAL


A. Saham
Saham (stock) merupakan salah satu instrumen pasar keuangan yang paling popular.
Menerbitkan saham merupakan salah satu pilihan perusahaan ketika memutuskan untuk
pendanaan perusahaan. Pada sisi yang lain, saham merupakan instrument investasi yang banyak
dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik. Saham
memiliki 2 keuntungan yaitu Dividen dan Capital Gain. Dividen merupakan pembagian
keuntungan yang diberikan perusahaan dan berasal dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan
setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS. Dividen yang dibagikan
perusahaan dapat berupa dividen tunai berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu ataupun
dividen saham berarti berupan dividen sejumlah saham. Sedangkan Capital Gain merupakan
selisih antara harga beli dan harga jual yang terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham
di pasar sekunder.
Selain itu saham memiliki resiko yaitu Capital Loss dan Risiko Likuiditas. Capital Loss
merupakan suatu kondisi dimana investor menjual saham lebih rendah dari harga beli, karena
dipastikan harga saham sekarang lebih rendah dari harga saham beli dan akan mengalami kerugian.
RIsiko Likuiditas merupakan kondisi dimana Perusahaan yang sahamnya dimiliki, dinyatakan
bangkrut oleh Pengadilan, atau perusahaan tersebut dibubarkan. Dalam hal ini hak klaim dari
pemegang saham mendapat prioritas terakhir setelah seluruh kewajiban perusahaan dapat dilunasi
(dari hasil penjualan kekayaan perusahaan).
BEI mengimplementasikan klasifikasi baru atas sektor dan industri perusahaan tercatat yang
bernama “Indonesia Stock Exchange Industrial Classification” atau IDX-IC. Klasifikasi tersebut
berupa, sector Energi (A), Barang Baku (B), Perindustrian (C), Barang Konsumen Primer (D),
Barang Primer Sekunder/ Non-Primer (E), Kesehatan (F), Keuangan (G), Properti & Real Estat
(H), Teknologi (I), Infrastruktur (J) dan Transportasi & Logistik (K).
Perusahaan dapat mencatatkan sahamnya di Papan Utama, Papan Pengembangan atau Papan
Akselerasi Bursa Efek Indonesia (BEI). Persyaratan untuk dapat mencatatkan saham di Bursa Efek
Indonesia di Papan Utama, Papan Pengembangan atau Papan Akselerasi adalah sebagai berikut:
B. Surat Utang (Obligasi)
Surat Utang (Obligasi) merupakan salah satu Efek yang tercatat di Bursa di samping Efek
lainnya seperti Saham, Sukuk, Efek Beragun Aset maupun Dana Investasi Real Estat. Obligasi
dapat dikelompokkan sebagai efek bersifat utang di samping Sukuk. Obligasi dapat dijelaskan
sebagai surat utang jangka menengah panjang yang dapat dipindahtangankan, yang berisi janji dari
pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan
melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.
Sampai saat ini, terdapat beberapa efek bersifat utang yang tercatat di Bursa, antara lain :
1. Obligasi Korporasi, yaitu obligasi yang diterbitkan oleh Perusahaan Swasta Nasional termasuk
BUMN dan BUMD.

2. Sukuk adalah Efek Syariah berupa sertifikat atau bukti kepemilikan yang bernilai sama dan
mewakili bagian yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi (syuyu’/undivided share), atas aset
yang mendasarinya.

3. Surat Berharga Negara (SBN) merupakan Surat Berharga Negara yang terdiri dari Surat Utang
Negara dan Surat Berharga Syariah Negara.

• Surat Utang Negara (SUN) adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang dalam
mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin pembayaran bunga dan pokoknya oleh
Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.
• Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara adalah surat berharga negara yang
diterbitkan berdasarkan prinsip syariah, sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset
SBSN, baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing.

Keuntungan membeli Efek Bersifat Utang, antara lain yaitu mendapatkan kupon/fee/nisbah
secara periodik dari efek bersifat utang yang dibeli. memperoleh capital gain dari penjualan efek
bersifat utang, memiliki risiko yang relatif lebih rendah, banyak pilihan seri efek bersifat utang
yang dapat dipilih oleh investor di pasar sekunder. Dengan diperdagangkannya efek bersifat utang,
maka akan terjadi pembentukan harga efek bersifat utang, yang dipengaruhi oleh permintaan dan
penawaran efek bersifat utang tersebut. Adapun dasar-dasar yang dapat mempengaruhi harga
wajar efek bersifat utang yang diperdagangkan di Bursa, sebagai berikut:

• Interest Rates

Besarnya suku bunga menjadi perbandingan dasar tingkat pengembalian yang diharapkan.
Pada saat tingkat suku bunga pasar mengalami kenaikan, sementara besarnya tingkat
pengembalian atas efek bersifat utang adalah tetap, maka return riil dari investor dianggap menjadi
relatif lebih kecil. Hal ini akan menyebabkan terjadi aksi jual efek bersifat utang, sehingga harga
efek tersebut menjadi turun. Begitu pula sebaliknya.

• Faktor Risiko

Risiko kredit menggambarkan kemampuan penerbit efek bersifat utang dalam melakukan
pembayaran bunga atau pelunasan pokok secara tepat waktu sesuai jatuh temponya. Pada
umumnya, efek bersifat utang diperingkat secara berkala oleh Lembaga Pemeringkatan
Efek. Ketika peringkat efek bersifat utang mengalami penurunan, mengindikasikan tingkat risiko
Penerbit dalam memenuhi kewajibannya menjadi lebih rendah yang pada akhirnya dapat
berpotensi gagal bayar. Kondisi tersebut akan menyebabkan harga efek bersifat utang tersebut
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan permintaan atas efek bersifat utang juga mengalami
penurunan karena efek bersifat utang tersebut dianggap tidak menarik bagi investor.

• Jatuh Tempo

Pada umumnya, harga efek bersifat utang berbanding terbalik dengan jangka waktu obligasi.
Semakin pendek jangka waktu efek bersifat utang, maka akan semakin kecil tingkat ketidakpastian
(risiko) atas efek bersifat utang tersebut. Disamping itu, semakin efek bersifat utang tersebut
mendekati tanggal jatuh temponya, maka harga efek tersebut akan semakin mendekati nilai
nominalnya (par).

Sebagai perbandingan Obligasi dengan Saham maupun Instrumen Keuangan lainnya, dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
C. Reksa Dana

Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer
Investasi. Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari
masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga, dana
tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana
merupakan dana bersama para pemodal, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya
untuk mengelola dana tersebut. Manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam
Reksa Dana, antara lain:

a. Pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi
investasi dalam Efek, sehingga dapat memperkecil risiko.

b. Reksa Dana mempermudah pemodal untuk melakukan investasi di pasar modal.

c. Efisiensi waktu. Dengan melakukan investasi pada Reksa Dana dimana dana tersebut dikelola
oleh manajer investasi profesional, maka pemodal tidak perlu repot-repot untuk memantau
kinerja investasinya karena hal tersebut telah dialihkan kepada manajer investasi tersebut.

Namun Reksa Dana juga memiliki resiko seperti Risiko Kurangnya Nilai Unit Pernyetaan,
Risiko Likuiditas dan Risiko Wanprestasi. Dilihat dari portfolio investasinya, Reksa Dana dapat
dibedakan menjadi:

1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds) yanghanya melakukan investasi pada Efek
bersifat Utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 (satu) tahun. Tujuannya adalah untuk menjaga
likuiditas dan pemeliharaan modal.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Funds) yang melakukan investasi sekurang-
kurangnya 80% dari aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Utang. Reksa Dana ini memiliki
risiko yang relatif lebih besar dari Reksa Dana Pasar Uang. Tujuannya adalah untuk
menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil.
3. Reksa Dana Saham (Equity Funds) yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari
aktivanya dalam bentuk Efek bersifat Ekuitas. Karena investasinya dilakukan pada saham,
maka risikonya lebih tinggi dari dua jenis Reksa Dana sebelumnya namun menghasilkan tingkat
pengembalian yang tinggi.
4. Reksa Dana Campuran (Discretionary Funds) yang melakukan investasi dalam Efek bersifat
Ekuitas dan Efek bersifat Utang.

D. Exchange Traded Fund (ETF)

ETF merupakan penggabungan antara unsur reksa dana dalam hal pengelolaan dana
dengan mekanisme saham dalam hal transaksi jual maupun beli. ETF adalah Reksa Dana
berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit penyertaannya diperdagangkan di Bursa Efek. ETF
memiliki keuntungan antara lain mudah dan fleksibel, rendah biaya dan resiko, cakupan luas dan
transparan. Tujuan dari berinvestasi ETF yaitu diversifikasi (secara otomatis atas beberapa saham
unggulan dalam sekali order) dan fleksibilitas d(apat langsung melakukan pembelian maupun
penjualan ETF selama jam bursa berlangsung selayaknya saham). Adapun mekanisme transaksi
ETF yaitu :
E. DIRE & DINFRA

Dana Investasi Real Estat (DIRE) adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan pada aset real estat, aset yang
berkaitan dengan real estat, dan/atau kas dan setara kas. Objek yang dapat dijadikan DIRE adalah
Mall, Perkantoran, Apartemen, Gudang, Hotel, Rumah Sakit dan Aset Real Estat lainnya. Manfaat
Dire bagi pemilik asset yaitu memperoleh pendanaan baru untuk ekspansi, insentif pajak dan
mengubah asset yang tidak likuid menjadi likuid, sedangkan manfaat bagi perekonomian yaitu
peningkatan pembangunan sektor properti, infrastruktur, layanan kesehatan, pariwisata, dan
peningkatan potensi pendapatan daerah dari pajak hotel, restoran, hiburan, reklame, parkir, PBB.
Manfaat berinvestasi pada DIRE & DINFRA :
1. Pendapatan dan performa harga (dividen tunai dan capital gain)
2. Alternatif investasi di bidang properti yang sangat terjangkau
3. Diversifikasi investasi
4. Perlindungan terhadap inflasi
5. Transparansi
Dana Investasi Infrastruktur (DINFRA) adalah wadah berbentuk Kontrak Investasi Kolektif
yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya sebagian
besar diinvestasikan pada aset infrastruktur oleh Manajer Investasi. Objek yang dapat dijadikan
DINFRA yaitu inftrastruktur transportasi, inftrastruktur jalan, inftrastruktur sumber daya air &
irigasi, inftrastruktur air minum, inftrastruktur system pengolaan air & limbah, inftrastruktur
system pengelolaan sampah, inftrastruktur ketenagalistrikan, inftrastruktur minyak dan gas bumi
dan energi terbarukan. Manfaat Dinfra bagi pemilik asset yaitu memperoleh pendanaan baru
untuk ekspansi dan mengubah aset yang tidak likuid menjadi likuid, sedangkan manfaat bagi
perusahaan untuk percepatan pembangunan infrastruktur dan Potensi pengingkatan ekonomi
daerah dengan tersedianya infrastruktur.
F. Derivatif

Derivatif yang terdapat di Bursa Efek adalah derivatif keuangan (financial derivative).
Derivatif keuangan merupakan instrumen derivatif, di mana variabel-variabel yang mendasarinya
adalah instrumen-instrumen keuangan, yang dapat berupa saham, obligasi, indeks saham, indeks
obligasi, mata uang (currency), tingkat suku bunga dan instrumen-instrumen keuangan lainnya.
Instrumen-instrumen derivatif sering digunakan oleh para pelaku pasar (pemodal dan perusahaan
efek) sebagai sarana untuk melakukan lindung nilai (hedging) atas portofolio yang mereka miliki.
Beberapa Jenis Produk Turunan yang diperdagangkan di BEI:

IDX LQ45 Futures


Kontrak Berjangka atau Futures adalah kontrak untuk membeli atau menjual suatu underlying
(dapat berupa indeks, saham, obligasi, dll) di masa mendatang. Kontrak indeks merupakan kontrak
berjangka yang menggunakan underlying berupa indeks saham. IDX LQ45 Futures merupakan
Suatu perjanjian yang mewajibkan para pihak untuk membeli atau menjual
sejumlah Underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang. LQ45
Futures menggunakan underlying indeks LQ45, LQ45 telah dikenal sebagai benchmark saham-
saham di Pasar Modal Indonesia. Di tengah perkembangan yang cepat di pasar modal Indonesia,
indeks LQ45 dapat menjadi alat yang cukup efektif dalam rangka melakukan tracking secara
keseluruhan dari pasar saham di Indonesia. Berikut ini merupakan spesifikasi dari IDX LQ45
Futures :

Manfaat IDX LQ45 Futures antara lain merupakan instrument lindung nilai atas kerugian
pada portofolio saham akibat penurunan nilai portofolio, mendapatkan imbal hasil lebih tinggi
dengan modal yang relative sama/lebih kecil, short term profit dan diversifikasi.

Indonesia Government Bond Futures


Kontrak Berjangka Surat Utang Negara (KBSUN) / Indonesia Government Bond Futures (IGBF)
adalah suatu perjanjian yang mewajibkan para pihak untuk membeli atau menjual sejumlah Surat
Utang Negara pada harga dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang. Berikut merupakan
Spesifikasi bisnis IGBF :

IDX30 Futures

IDX30 Futures merupakan Suatu perjanjian yang mewajibkan para pihak untuk membeli atau
menjual sejumlah Underlying pada harga dan dalam waktu tertentu di masa yang akan datang.
IDX30 Futures menggunakan underlying indeks IDX30. Indeks IDX30 sendiri merupakan indeks
yang berisikan 30 saham yang sudah diseleksi dan dipilih dari saham-saham yang berada di indeks
LQ45. Berikut ini merupakan spesifikasi dari IDX30 Futures :
G. Waran terstruktur

Structured warrant atau waran terstruktur adalah efek yang diterbitkan oleh lembaga keuangan,
yang memberikan hak kepada pembelinya untuk menjual atau membeli suatu underlying securities
pada harga dan tanggal yang telah ditentukan. Tipe structured warrant :

1. Call warrant dimana Investor memiliki hak untuk membeli underlying securities (saham
atau indek efek) pada harga dan jangka waktu tertentu.

2. Put warrant dimana Investor memiliki hak untuk menjual underlying securitiess (saham
atau indek efek) pada harga dan jangka waktu tertentu.

Manfaat Structured Warrant :

1. Leverage, Dengan modal relatif kecil, dapat memiliki hak untuk membeli (call) atau menjual
(put) underlying securities pada harga dan tanggal tertentu, sehingga persentase potensi
keuntungan structured warrant cenderung lebih besar daripada underlying securities-nya,
begitupun sebaliknya.

2. Potensi keuntungan tidak terbatas, tergantung dari pergerakan harga underlying securities.
Sedangkan maksimum potensi kerugian yang dialami hanya sebatas harga structured warrant.

3. Lindung nilai investasi, sebagai sarana lindung nilai dengan mengunci harga underlying
securities sesuai dengan posisi yang diambil (call atau put), sehingga pada saat jatuh tempo,
structured warrant dapat dikonversi dengan underlying securities atau cash.

4. Likuiditas tinggi, Structured warrant biasanya mempunyai likuiditas yang tinggi karena
perusahaan penerbit wajib menunjuk liquidity provider (stand by buyer/seller).

Strategi bertransaksi Structured Warrant

1. Membeli CALL WARRANT apabila memiliki prediksi harga underlying securities (Saham
atau Indeks Efek) naik

2. Membeli PUT WARRANT apabila memiliki prediksi harga underlying securities (Saham atau
Indeks Efek) turun
Spesifikasi Structured Warrant
H. Indeks saham syariah

Indeks Saham Syariah adalah ukuran statistik yang mencerminkan pergerakan harga
sekumpulan saham syariah yang diseleksi berdasarkan kriteria tertentu. Adapun penyeleksian
saham syariah dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dengan menerbitkan Daftar Efek
Syariah (DES), artinya BEI tidak melakukan seleksi saham syariah, melainkan menggunakan DES
sebagai acuan untuk pemilihannya. Salah satu tujuan dari indeks saham syariah adalah untuk
memudahkan investor dalam mencari acuan dalam berinvestasi syariah di pasar modal.
Pengembangan indeks saham syariah terus dilakukan oleh BEI melihat kepada kebutuhan dari
pelaku industri pasar modal. Saat ini, terdapat 5 (lima) indeks saham syariah di pasar modal
Indonesia.

1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang diluncurkan pada tanggal 12 Mei 2011 adalah
indeks komposit saham syariah yang tercatat di BEI. ISSI merupakan indikator dari kinerja pasar
saham syariah yang tercatat di BEI. Konstituen ISSI adalah seluruh saham syariah yang masuk ke
dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang diterbitkan oleh OJK dan tercatat di papan utama dan papan
pengembangan BEI. Konstituen ISSI diseleksi ulang sebanyak dua kali dalam setahun, setiap
bulan Mei dan November, mengikuti jadwal review DES. Oleh sebab itu, setiap periode seleksi,
selalu ada saham syariah yang keluar atau masuk menjadi konstituen ISSI. Metode perhitungan
ISSI mengikuti metode perhitungan indeks saham BEI lainnya, yaitu rata-rata tertimbang dari
kapitalisasi pasar dengan menggunakan Desember 2007 sebagai tahun dasar perhitungan ISSI.

2. Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks saham syariah yang pertama kali diluncurkan di pasar
modal Indonesia pada tanggal 3 Juli 2000. Konstituen JII hanya terdiri dari 30 saham syariah paling
likuid yang tercatat di BEI. Sama seperti ISSI, review saham syariah yang menjadi konstituen JII
dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal review DES
oleh OJK. BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi konstituen JII.
Adapun kriteria likuditas yang digunakan dalam menyeleksi 30 saham syariah yang menjadi
konstituen JII adalah sebagai berikut:

• Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) telah
tercatat selama 6 bulan terakhir
• Dipilih 60 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi selama 1 tahun
terakhir
• Dari 60 saham tersebut, kemudian dipilih 30 saham berdasarkan rata-rata nilai transaksi
harian di pasar regular tertinggi
• 30 saham yang tersisa merupakan saham terpilih.
3. Jakarta Islamic Index 70 (JII70)

Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index) adalah indeks saham syariah yang diluncurkan BEI pada
tanggal 17 Mei 2018. Konstituen JII70 hanya terdiri dari 70 saham syariah paling likuid yang
tercatat di BEI. Sama seperti ISSI, review saham syariah yang menjadi konstituen JII dilakukan
sebanyak dua kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti jadwal review DES oleh OJK.
BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi konstituen JII70. Adapun
kriteria likuditas yang digunakan dalam menyeleksi 70 saham syariah yang menjadi konstituen
JII70 adalah sebagai berikut:

• Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) telah
tercatat selama 6 bulan terakhir
• Dipilih 150 saham berdasarkan urutan rata-rata kapitalisasi pasar tertinggi selama 1 tahun
terakhir
• Dari 150 saham tersebut, kemudian dipilih 70 saham berdasarkan rata-rata nilai transaksi
harian di pasar regular tertinggi.
• 70 saham yang tersisa merupakan saham terpilih

4. IDX-MES BUMN 17

Indeks yang mengukur kinerja harga dari 17 saham syariah yang merupakan Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) dan afiliasinya yang memiliki likuiditas baik dan kapitalisasi pasar besar serta
didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. IDX-MES BUMN 17 merupakan kerja sama
antara PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan Perkumpulan Masyarakat Ekonomi Syariah
(MES). BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang menjadi konstituen IDX-
MES BUMN 17. Adapun kriteria yang digunakan dalam menyeleksi 17 saham syariah yang
menjadi konstituen IDX-MES BUMN 17 adalah sebagai berikut:

• Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)
• Saham BUMN atau afiliasinya
• Dari saham semesta yang ada, dipilih 17 saham konstituen berdasarkan likuiditas dan
fundamentalnya

5. IDX SHARIA GROWTH (IDXSHAGROW)

IDX Sharia Growth (IDXSHAGROW) adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30
saham syariah yang memiliki tren pertumbuhan laba bersih dan pendapatan relatif terhadap harga
dengan likuiditas transaksi serta kinerja keuangan yang baik. IDX Sharia Growth diluncurkan pada
tanggal 31 Oktober 2022. Sama seperti ISSI, review saham syariah yang menjadi konstituen IDX
Sharia Growth dilakukan sebanyak dua kali dalam setahun, Mei dan November, mengikuti
jadwal review DES oleh OJK. BEI menentukan dan melakukan seleksi saham syariah yang
menjadi konstituen IDX Sharia Growth. Adapun kriteria yang digunakan dalam menyeleksi 30
saham syariah yang menjadi konstituen IDX Sharia Growth adalah sebagai berikut:

• Saham syariah yang masuk dalam konstituen Indeks Jakarta Islamic Index (JII70)
• Membukukan laba bersih dan tidak memiliki rasio price-to-earnings (PER) bernilai
ekstrem
• 30 saham syariah dengan nilai skor tren pertumbuhan rasio price-to-earnings ratio
(PER) dan tren pertumbuhan rasio price-to-sales ratio (PSR) tertinggi terpilih menjadi
konstituen indeks
5.

Anda mungkin juga menyukai