Anda di halaman 1dari 5

FINDY RAHMADINI

C2C019004
REKSADANA
RINGKASAN

Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk
menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk
melakukan investasi, namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu
Reksa Dana juga diharapkan dapat meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di
pasar modal Indonesia.

Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh
Manajer Investasi.

Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)
didefinisikan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana
dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh
manajer investasi.
Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari masyarakat
pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga, dana
tersebut dikelola oleh manajer investasi.

Dengan demikian, dana yang ada dalam Reksa Dana merupakan dana bersama para pemodal,
sedangkan manajer investasi adalah pihak yang dipercaya untuk mengelola dana tersebut.

PENGERTIAN

Pengertian Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan
investor untuk berinvestasi dalam instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar modal
dengan cara membeli unit penyertaan reksadana. 

JENIS JENIS REKSADANA


Secara umum jenis reksadana terbagi menjadi empat yakni reksadana pasar uang, pendapatan
tetap, campuran dan saham.

1. Reksadana Pasar Uang (Money Market Fund)


Reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang melakukan investasi pada jenis instrumen
investasi pasar uang dangan masa jatuh tempo kurang dari satu tahun.
Bentuk instrumen investasinya dapat berupa time deposit (deposito berjangka), certificate of
deposit (sertifikat deposito), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), Surat Berharga Pasar Uang
(SBPU) dan berbagai jenis instrumen investasi pasar uang lainnya.
Tujuannya untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Risikonya relatif paling rendah
dibandingkan reksadana jenis lainnya.

2. Reksadana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)


Reksadana pendapatan tetap adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-
kurangnya 80 persen dari aktivanya dalam bentuk efek utang atau obligasi.

Tujuannya untuk menghasilkan tingkat pengembalian yang stabil. Risikonya relatif lebih
besar daripada reksadana pasar uang.

3. Reksadana Campuran (Balance Mutual Fund)


Reksadana campuran adalah jenis reksadana mengalokasikan dana investasinya dalam
portofolio yang bervariasi. Instrumen investasinya dapat berbentuk saham dan
dikombinasikan dengan obligasi.

Tujuannya untuk pertumbuhan harga dan pendapatan. Risiko reksadana campuran bersifat
moderat dengan potensi tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dibandingkan
reksadana pendapatan tetap.

4. Reksadana Saham (Equity Fund)


Reksadana saham adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80
persen dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas.

Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif
lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan reksadana pendapatan tetap, namun memiliki
potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.

PORTFOLIO REKSADANA
adalah kumpulan beberapa reksadana sekaligus yang dimiliki investor untuk tujuan diversifikasi.
Artinya, kalau ada salah satu reksadana sedang kurang bagus performanya, bisa ditutupi oleh
reksadana lain yang kinerjanya lebih bagus. Dengan demikian bisa disimpulkan portofolio
reksadana bisa menjadi cara untuk hindari rugi.
NILAI REKSADANA

NAB atau Nilai Aktiva Bersih reksadana adalah nilai yang menggambarkan total kekayaan
bersih Reksa Dana setiap harinya. Total kekayaan bersih atau total aktiva bersih yang
dimaksud adalah nilai pasar pada setiap jenis aset investasi yaitu saham, obligasi, surat
berharga pasar uang, dan deposito + dividen saham + kupon obligasi – biaya operasional
reksa dana (biaya MI, biaya Bank Kustodian, dan biaya lainnya).

Dalam investasi Reksa Dana, penghitungan dilakukan setiap hari sesuai dengan periode atau
hari perdagangan bursa (hari bursa). NAB merupakan total investasi di dalam produk Reksa
Dana tersebut. Dari penghitungan di atas, NAB adalah jumlah bersih (net) yang diperoleh
setelah pemotongan pajak.

HARGA PASAR REKSADANA

Ada 2 hal yang mempengaruhi harganya yaitu:


1. Bunga yang dibayarkan oleh obligasi: setiap ada pembagian bunga (disebut juga
kupon) dari obligasi, biasanya manajer investasi akan menggunakan kupon itu untuk
diinvestasikan kembali pada obligasi. Akibat investasi kembali ini, harga NAB reksa
dana obligasi akan meningkat.
2. Kenaikan harga obligasi: selain ada pembagian kupon, obligasi juga memiliki harga
yang bisa naik/turun.

PENGHASILAN REKSADANNA

Ketika beli reksadana, kita akan untung ketika harga reksadana naik. Misalnya, kita beli
reksadana A senilai Rp 100.000 . Lalu 1 tahun kemudian, kamu jual reksadana kamu setelah
harga reksadana A naik dan investasi kamu menjadi Rp 110.000. Disini artinya untung sebesar
Rp 10.000.

Pengahasilan berasal dari


1. NAB/unit inilah adalah harga yang dibayar ketika kamu membeli reksadana.
2. Prospektus tentang strategi yang akan digunakan dari reksa dana
3. Dari SBI (Sertifikat Bank Indonesia), dan obligasi, Saham

DAFTAR ISTILAH

1. Manajer Investasi (MI)

Manajer Investasi adalah pihak profesional yang mendapatkan izin usaha dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) untuk bertugas dan berhak atas pengelolaan dana investor untuk
diinvestasikan ke berbagai sekuritas atau surat berharga untuk mencapai target investasi yang
memberikan keuntungan bagi investor.

2. Bank Kustodian

Bank Kustodian merupakan lembaga keuangan yang telah mendapat persetujuan dari OJK
untuk melakukan tugas sebagai administrator, pengawas, dan menjaga serta menyimpan aset
reksadana.

Administrator yang dimaksud adalah mencatat segala kegiatan yang berhubungan dengan MI
ataupun investor. Sedangkan aset yang dimaksud adalah mencakup semua jenis sekuritas
termasuk saham atau obligasi dan aset berharga lainnya.
3. KIK (Kontrak Investasi Kolektif)

Salah satu bentuk dari reksadana yaitu kontrak antara Manajer Investasi (MI) dan Bank
Kustodian. Di dalam Kontrak Investasi Kolektif (KIK), wajib ditetapkan hak dan tanggung
jawab dari pihak-pihak yang ada dalam kontrak bersangkutan, sebagai contoh yaitu MI diberi
wewenang mengelola portofolio investasi secara kolektif, dan Bank Kustodian diberi
wewenang untuk menerima penitipan aset secara kolektif.

4. NAB (Nilai Aktiva Bersih)

Nilai Aktiva Bersih, atau sering disebut juga dengan jumlah dana kelolaan atau asset under
management (AUM), menunjukkan berupa jumlah dana yang dikelola oleh suatu reksadana
mencakup kas, deposito, saham, dan obligasi. Nilai aktiva bersih tidak menggambarkan harga
suatu reksadana.

Jika disebut NAB reksadana berarti total dana kelolaan pada suatu reksadana. Namun, jika
disebut NAB Manajer Investasi berarti total dana kelolaan yang dipercayakan ke suatu
perusahaan Manajer Investasi.

Meski tidak ada patokan nilai standarnya, semakin besar nilai NAB menggambarkan semakin
besar juga kepercayaan masyarakat/investor terhadap suatu reksadana atau Manajer Investasi
tertentu.

5. NAB/UP (Nilai Aktiva Bersih per Unit Penyertaan)

Sering disebut juga sebagai harga suatu reksadana, dan transaksi dilakukan berdasarkan nilai
tersebut. NAB/UP akan berubah setiap harinya dan dipengaruhi oleh harga pasar dari aset
yang terdapat dalam portofolio reksadana yang bersangkutan, serta bisa juga dari perubahan
dana kelolaan. Untuk menghitungnya, Anda tinggal membagi jumlah dana kelolaan dengan
jumlah unit penyertaan.

6. Portofolio Efek

Kumpulan dari berbagai surat berharga, termasuk saham, obligasi, unit penyertaan reksadana
yang telah dijual dalam penawaran umum, serta surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, dan tanda bukti utang.

7. UP (Unit Penyertaan)

Satuan transaksi dalam reksadana yang menunjukkan jumlah penyertaan yang dimiliki
investor dalam reksadana sesuai dengan portofolio efek yang disimpan dan dihitung oleh
Bank Kustodian.

Saat Anda membeli sebuah reksadana, maka Anda akan mendapatkan Unit Penyertaan dari
Manajer Investasi. Dan ketika dijual, maka Unit Penyertaan dijual kembali ke Manajer
Investasi.

Kepemilikan UP dapat diketahui melalui surat konfirmasi transaksi yang dikirimkan oleh
Bank Kustodian atau bisa juga mengeceknya melalui sistem yang disediakan oleh Manajer
Investasi atau Agen Penjual.
8. Subscription Fee

Subscription fee merupakan biaya untuk membeli suatu reksadana. Mayoritas reksadana yang
dijual di Bareksa tidak mengenakan subscription fee, alias gratis.

9. Redemption Fee

Redemption merupakan biaya untuk melakukan penjualan atau pencairan UP.


Biaya redemption lebih besar dibandingkan biaya subscription. Keduanya biasanya
dinyatakan dengan persentase tertentu dari jumlah investasi, umumnya berkisar 0 persen
hingga 5 persen.

10. Transaksi Switching

Transaksi yang disebabkan karena ada pengalihan dari reksadana yang satu ke reksadana
yang lainnya, baik seluruh unit ataupun sebagian tergantung dari keputusan investor,
sehingga investor tidak perlu lagi melakukan redemption saat melakukan pemindahan dana
ke reksadana lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Reksadana
https://reksadanacommunity.com/jenis-jenis-reksa-dana/
https://www.bareksa.com/berita/berita-ekonomi-terkini/2018-09-04/apa-itu-portofolio-
reksadana
https://duwitmu.com/reksadana/cara-menghitung-untung-rugi-reksadana/
https://blog.bibit.id/blog-1/2020/2/24/apa-saja-yang-mempengaruhi-naikturunnya-
harga-reksadana

Anda mungkin juga menyukai