Anda di halaman 1dari 10

4.

3 REKSA DANA

Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat (investor) yang dikelola
oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi, untuk kemudian diinvestasikan ke dalam
surat berharga dalam portofolio efek (gabungan beberapa efek) seperti: saham, obligasi, dan
instrumen pasar uang. Manajer Investasi yang akan mengatur porsi penempatan dana kita pada
pasar uang, saham atau surat utang dan mereka pula yang akan menentukan komposisi saham
apa yang dibeli.

Bentuk hukum Reksa dana dapat berupa perseroan atau berupa Kontrak Investasi Kolektif
(KIK). Selain itu reksa dana juga dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu reksa dana tertutup dan
reksa dana terbuka. Reksa dana terbuka adalah reksa dana yang dapat dibeli dan dijual sewaktu-
waktu setiap hari bursa. Sedangkan reksa dana tertutup adalah reksa dana yang mana pemegang
saham atau pemegang unit penyertaan tidak dapat menjual kembali saham atau unit
penyertaannya kepada Manajer investasi. Penjualan Kembali dilakukan melalui mekanisme
perdagangan di Bursa Efek.

Reksa dana adalah nama yang umum untuk perusahaan reksa dana terbuka. Reksa dana
terbuka adalah perusahaan investasi yang dominan di Amerika Serikat saat ini, memiliki sekitar
90% dari aset perusahaan investasi. Aset kelolaan pada industri reksa dana Amerika Serikat
hampir mencapai $12 triliun di awal 2011. Sekitar $11 triliun lainnya di investasikan di reksa
dana yang disponsori oleh perusahaan di luar Amerika Serikat. Begitu pun saat ini, reksa dana
yang paling banyak berkembang di Indonesia adalah reksa dana berbentuk hukum Kontrak
Investasi Kolektif (KIK) dan bersifat Terbuka.

4.3.1 Kebijakan Investasi dari Reksa Dana

Setiap reksa dana memiliki kebijakan investasinya masing-masing yang dijelaskan di


dalam prospektus reksa dana. Prospektus reksa dana adalah dokumen yang berisi informasi detail
mengenai sebuah produk reksa dana, mulai dari pembentukan reksa dana hingga keterangan
mengenai penyebarluasan prospektus dan formulir pembelian unit penyertaan reksa dana serta
pembubaran atau likuidasi reksa dana. Sebagai contoh, reksa dana pasar uang memiliki
instrumen pasar uang jangka pendek yang rendah risiko, sedangkan reksa dana obligasi memiliki
efek pendapatan tetap. Beberapa reksa dana bahkan memiliki amanah yang didefenisikan secara
sempit. Misalnya, beberapa reksa dana obligasi lebih mengutamakan kepemilikan obligasi
pemerintah, reksa dana lainnya lebih mengutamakan kepemilikan atas efek beragun hipotek.

Perusahaan pengelola mengelola sekumpulan reksa dana. Perusahaan tersebut mengatur


sekumpulan reksa dana dan kemudian mengumpulkan biaya manajemen untuk pengelolaan reksa
dana. Dengan mengelola sekumpulan reksa dana di bawah satu payung, perusahaan pengelola
memudahkan investor untuk mengalokasikan aset di berbagai sektor pasar dan untuk
memindahkan aset di berbagai reksa dana saat tetap memperoleh keuntungan dari administrasi
dokumen yang terpusat. Beberapa perusahaan pengelola reksa dana yang terkenal adalah
Fidelity, Vanguard, Putnam, dan Dreyfus. Sedangkan perusahaan pengelola reksa dana di
indonesia terdapat Manulife Aset Manajemen Indonesia, Schroder Investment Management
Indonesia, Batavia Prosperindo AM, BNI AM, BNP Paribas AM, dan lainnya. Setiap perusahaan
pengelola menawarkan sejumlah reksa dana terbuka dengan kebijakan investasi yang berbeda-
beda. Di awal 2011, terdapat lebih dari 8.000 reksa dana di Amerika Serikat yang ditawarkan
oleh 669 perusahaan pengelola reksa dana.

4.3.2 Jenis-Jenis Produk dari Reksa Dana

Terdapat jenis-jenis reksa dana sebagai produk investasi, yaitu:

1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)

Reksadana pasar uang adalah sebuah jenis reksadana yang seluruh (100%) alokasi dananya
ditempatkan pada instrumen pasar uang, deposito berjangka, atau obligasi yang diterbitkan
dengan jangka waktu 1 tahun atau obligasi yang sisa jatuh temponya kurang dari 1 tahun. Reksa
dana pasar uang berinvestasi dalam efek pasar uang seperti obligasi misalnya deposito berjangka,
sertifikat deposito (negotiable certificates of deposit), REPO (repurchase agreement), surat
berharga pasar uang, surat pengakuan utang, Sertifikat Bank Indonesia (SBI),Surat Utang Negara
(SUN), surat berharga komersial (commercial paper) yang telah diperingkat oleh perusahaan
pemeringkat efek, dan instrumen pasar uang lainnya.

Rata-rata waktu jatuh tempo dari efek-efek tersebut hanya sedikit lebih lama dari satu bulan.
Reksa dana pasar uang menawarkan fitur penulisan-cek, dan nilai aset bersih tetap sebesar US$1
per unit penyertaan, sehingga tidak ada implikasi pajak atas keuntungan atau kerugian modal
yang terkait dengan penjualan kembali unit penyertaan karena reksa dana bukan merupakan
objek pajak. Nilai aset bersih per unit penyertaan (NAB per UP) atau harga reksadana yakni
harga awal reksadana tersebut. Jika reksadana rupiah selalu dimulai dari Rp1.000, maka
reksadana dolar AS selalu dimulai dari US $1.

2. Reksa Dana Ekuitas (Equity Funds)

Reksa dana ekuitas adalah jenis reksadana yang menginvestasikan sekurang-kurangnya 80%
dari aktivanya dalam bentuk efek bersifat ekuitas. Investasi utama dari reksa dana ekuitas
investasi adalah saham, meskipun dapat saja berbeda tergantung kebijaksanaan manajer
pengelola reksa dana memiliki efek pendapatan tetap atau jenis efek lainnya. Reksa dana ekuitas
umumnya akan memiliki 4% dan 5% dari total asetnya dalam efek pasar uang untuk memberikan
likuiditas yang diperlukan untuk memenuhi adanya potensi penjualan kembali unit penyertaan
reksa dana.

Reksa dana saham biasanya dikelompokkan berdasarkan peningkatan modal atau pendapatan
terkini. Oleh karena itu, reksa dana saham pendapatan cenderung memiliki saham-saham dari
perusahaan dengan dividend yield yang tinggi yang memberikan pendapatan terkini. Reksa dana
saham pertumbuhan tidak memperoleh pendapatan terkini dengan memusatkan perhatian pada
prospek perolehan keuntungan modal. Sementara pengelompokan reksa dana saham dinyatakan
dalam istilah pendapatan terkini dan keuntungan modal, hal ini tidak berarti apapun karena
dalam praktiknya perbedaan yang lebih relevan adalah tingkat risiko yang ditanggung oleh setiap
reksa dana saham. Saham pertumbuhan atau sering disebut reksa dana pertumbuhan biasanya
lebih berisiko dan merespons secara dramatis atas perubahan dalam kondisi ekonomi
dibandingkan dengan reksa dana saham pendapatan. Tujuannya untuk pertumbuhan harga saham
atau unit dalam jangka panjang. Risikonya relatif lebih tinggi dari reksadana pasar uang dan
reksadana pendapatan tetap, namun memiliki potensi tingkat pengembalian yang paling tinggi.

3. Reksa Dana Sektor Khusus (Sector Funds)

Terdapat beberapa reksa dana ekuitas yang disebut juga dengan reksa dana sektor khusus
dimana reksa dana ini berkonsentrasi pada sebuah industri tertentu. Sebagai contoh, perusahaan
pengelola reksa dana Fidelity memasarkan lusinan dari "reksa dana terpilih” dan setiap reksa
dana tersebut berinvestasi dalam industri tertentu seperti bioteknologi, utilitas, logam mulia, atau
telekomunikasi. Reksa dana lainnya mengkhususkan pada efek-efek di negara-negara tertentu.

4. Reksa Dana Obligasi (Bond Funds)

Reksa dana obligasi adalah reksa dana yang sebagian besar menginvestasikan dananya pada
obligasi, baik obligasi korporasi maupun obligasi pemerintah. Seperti namanya, reksa dana ini
mengkhususkan diri dalam sektor pendapatan tetap. Reksa Dana jenis ini tepat bagi investor yang
ingin memperoleh pendapatan yang relatif stabil serta menginginkan tingkat pengembalian serta
risiko yang moderat. Dalam sektor tersebut, terdapat banyak ruang untuk melakukan
pengkhususan lebih lanjut. Misalnya, beberapa reksa dana akan berkonsentrasi pada obligasi
perseroan, efek beragun hipotik, atau obligasi daerah (bebas pajak), Obligasi Pemerintah atau
Treasury Bond (TB) yaitu obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah seperti departemen
keuangan atau bank sentral suatu negara. Adapun risikonya adalah kecil karena ditanggung
langsung oleh pemerintah atau negara. Beberapa reksa dana obligasi Treasury hanya berinvestasi
dalam obligasi dari negara bagian tertentu atau kota untuk memenuhi keinginan investasi dari
penduduk negara bagian tersebut yang ingin menghindari pajak pemerintah pusat atas
pendapatan bunga. Banyak reksa dana obligasi juga mengkhususkan berdasarkan waktu jatuh
tempo yang berkisar dari jangka pendek ke jangka menengah ke jangka panjang, atau
berdasarkan risiko kredit dari penerbit obligasi yang berkisar dari yang sangat aman sampai
dengan obligasi "sampah" yang memberikan yield yang tinggi. Yield atau imbal hasil merupakan
tingkat pengembalian investasi sebagai persentase dari jumlah investasi awal.

5. Reksa dana internasional (International Funds)

Reksa dana internasional adalah reksa dana yang fokus berinvestasi pada sekuritas
perusahaan asing yang terdaftar di pasar luar negeri. Banyak reksa dana yang memiliki fokus
internasional. Reksa dana global berinvestasi dalam efek-efek di seluruh dunia, termasuk di
Amerika Serikat atau Indonesia. Sebaliknya, reksa dana internasional berinvestasi dalam efek-
efek dari perusahaan yang berlokasi di luar Amerika Serikat atau luar negara asal. Reksa dana
regional berkonsentrasi pada bagian tertentu dari dunia, dan reksa dana pasar berkembang
berinvestasi dalam perusahaan-perusahaan di negara berkembang. Secara struktural, reksa dana
inetrnasional dapat digambarkan sebagai reksa dana yang berinvestasi langsung di pasar global,
reksa dana yang menggunakan jalur pengumpan untuk berinvestasi pada reksa dana global yang
ada, dan reksa dana yang berinvestasi pada beberapa reksa dana untuk mencapai eksposur
internasional. Namun, fungsi dana ini tidak berbeda dengan reksa dana domestik. Misalnya jika
kita berinvestasi dalam rupiah, maka akan dialokasikan unit dalam skema dana, dan NAB dana
tersedia untuk mengetahui bagaimana nasibnya.

Semua reksa dana internasional dikelola oleh perusahaan reksa dana dan mengikuti peraturan
yang ditetapkan. Namun, pengelolaan dana sehari-hari sebagian besar dilakukan oleh skema
dana di mana mereka terutama berinvestasi. Bagi investor yang tertarik untuk mengetahui
eksposur portofolio dari skema dana, biasanya portofolio terperinci dibagikan setiap tiga bulan
dan terkadang hanya setengah tahunan, tidak seperti portofolio yang terperinci setiap bulan dari
skema dana domestik.

6. Reksa dana berimbang (Balance Funds)

Reksa dana berimbang merupakan campuran dari tipe investasi yang berbeda dan
dikombinasikan membentuk portofolio yang dapat memenuhi kebutuhan pemilik reksa dana
(shareholder). Ketika reksa dana saham dan obligasi hanya diinvestasikan pada sekuritas yang
sesuai dengan namanya seperti reksa dana pasar uang yang diinvestasikan pada instrumen surat
utang jangka pendek dengan likuiditas tinggi yang diterbitkan hanya oleh entitas yang paling
kredibel terutama pemerintah, pusat, daerah, dan perusahaan dengan rating tinggi maka Reksa
Dana Berimbang mengambil manfaat dari semua tipe investasi dan menggabungkannya ke dalam
satu reksa dana.
Beberapa reksa dana dirancang untuk menjadi kandidat bagi seluruh portofolio investasi
investor perorangan. Reksa dana berimbang memiliki efek ekuitas maupun efek pendapatan tetap
dalam proporsi yang relatif stabil. Reksa dana daur hidup (life cycle fund) adalah reksa dana
berimbang dengan bauran aset yang berkisar dari agresif (utamanya dipasarkan investor yang
lebih muda) sampai dengan yang konservatif (diarahkan ke investor yang lebih tua). Reksa dana
daur hidup alokasi statis menjaga bauran yang stabil antara saham dan obligasi, sementara reksa
dana yang menargetkan jatuh tempo (targeted-maturity fund) secara perlahan-lahan menjadi
lebih konservatif seiring dengan pertambahan usia si investor. Reksa dana berimbang banyak
yang merupakan reksa dana dari reksa dana (fund of fund), yaitu Reksa dana yang berinvestasi
utamanya dalam unit penyertaan dari reksa dana yang lain. Reksa dana dari reksa dana yang
berimbang berinvestasi dalam reksa dana ekuitas dan reksa dana obligasi dengan proporsi yang
sesuai dengan tujuan investasi. Reksa dana berimbang juga dapat disesuaikan untuk memmenuhi
kebutuhan perpajakan. Semua tipe investasi mempunyai implikasi perpajakan, tapi kita bisa
memilih reksa dana berimbang yang mengkombinasikan sasaran investasi dan kebutuhan
perpajakan.

7. Reksa dana fleksibel dan alokasi aset

Reksa dana ini mirip dengan reksa dana berimbang dalam hal keduanya memiliki saham dan
obligasi. Namun, reksa dana alokasi aset dapat berbeda proporsi alokasinya untuk setiap pasar
sesuai dengan perkiraan manajer portofolio atas kinerja relatif dari setiap sektor. Oleh karena itu,
reksa dana ini melakukan strategi market timing dan tidak dirancang untuk sarana investasi yang
rendah risiko. Alokasi aset adalah strategi investasi dengan menentukan porsi atau memberi
bobot tertentu masing-masing instrumen investasi atau aset terhadap portofolio untuk tujuan
menyeimbangkan risiko dan imbal hasil (return). Alokasi aset ini tidak hanya bergantung pada
jenis produknya tetapi juga pada kebijakan manajer investasi dalam mengelolanya. Maka
kemungkinan alokasi aset dari satu reksadana dapat berubah demi memaksimalkan potensi imbal
hasil dalam waktu tertentu.

8. Reksa dana indeks

Reksa Dana Indeks adalah reksa dana yang dikelola untuk mendapatkan hasil investasi yang
mirip dengan suatu indeks yang dijadikan acuan, baik itu indeks obligasi maupun indeks saham.
Reksa Dana Indeks mirip seperti Reksa Dana Terbuka, yang dapat dibeli dan dijual sewaktu-
waktu setiap hari bursa. Reksa Dana Indeks ditujukan bagi Investor yang menginginkan
transparansi atas investasinya. Terkait manfaat, risiko, kewajiban, serta cara membeli Reksa
Dana Indeks relatif sama dengan produk atau jenis reksa dana lainnya.

Sebuah reksa dana indeks mencoba untuk menyamakan kinerja dari indeks pasar yang luas.
Reksa dana indeks membeli saham yang ada dalam indeks tertentu dalam proporsi efek yang
mewakili indeks tersebut. Misalnya, Perusahaan pengelola Vanguard 500 reksa dana indeks
adalah reksa dana yang mereplikasi komposisi dari indeks harga saham Standard & Poor's 500.
Karena S&P 500 adalah indeks nilai tertimbang, maka reksa dana Vanguard 500 membeli saham
di setiap perusahaan dalam Indeks S&P 500 dalam proporsi yang sesuai dengan nilai pasar dari
saham perusahaan yang beredar. Investasi dalam reksa dana indeks merupakan cara yang
berbiaya rendah untuk investor kecil yang melaksanakan strategi investasi pasif yaitu
berinvestasi tanpa melakukan analisis efek. Hampir 25% dari aset yang di investasikan dalam
reksa dana ekuitas adalah reksa dana indeks. Reksa dana indeks dapat ditautkan dengan indeks
non-ekuitas. Misalnya, perusahaan Vanguard menawarkan reksa dana indeks obligasi dan reksa
dana indeks real estat.

4.3.3 Bagaimana Reksa Dana Dijual

Reksa dana biasanya dipasarkan ke masyarakat baik secara langsung oleh penjamin emisi
reksa dana maupun secara tidak langsung melalui perantara pedagang efek atas nama penjamin
emisi. Reksa dana yang dipasarkan secara langsung dijual melalui pos, beberapa kantor
perwakilan reksa dana, melalui telepon, dan yang terus berkembang adalah melalui Internet.
Investor menghubungi perusahaan pengelola reksa dana secara langsung untuk membeli unit
penyertaan. Misalnya, jika kita melihat halaman keuangan dari sebuah surat kabar, kita akan
menemukan beberapa iklan reksa dana dengan nomor telepon bebas pulsa yang dapat dihubungi
untuk memperoleh prospektus dan aplikasi reksa dana untuk membuka sebuah rekening. Sekitar
setengah dari penjualan reksa dana saat ini didistribusikan melalui tenaga penjual. Perantara
pedagang efek atau penasihat keuangan memperoleh komisi dari investor untuk penjualan unit
penyertaan ke investor.
Investor yang bergantung pada nasihat yang diberikan oleh perantara pedagang efek
dalam memilih reksa dana harus mewaspadai bahwa perantara pedagang efek tersebut mungkin
memiliki benturan kepentingan terkait dengan pemilihan reksa dana. Hal ini muncul dari sebuah
praktik yang disebut dengan pembagian pendapatan, di mana perusahaan pengelola reksa dana
membayar perusahaan perantara pedagang efek untuk perlakuan istimewa saat memberikan
rekomendasi investasi. Pembayaran dalam bentuk pembayaran langsung, dihitung sebagai
pembayaran satu kali berdasarkan penjualan unit penyertaan reksa dana atau sebagai pembayaran
berkelanjutan berdasarkan unit penyertaan yang dimiliki oleh klien perusahaan perantara
pedagang efek.
Banyak dari reksa dana yang dijual melalui "pasar swalayan keuangan" yang dapat
menjual unit penyertaan dalam reksa dana dari berbagai macam variasi. Program ini
memperkenankan pelanggan untuk membeli reksa dana dari berbagai kelompok reksa dana.
Pelanggan tidak dibebani komisi penjualan, tetapi pasar swalayan keuangan berbagi biaya
pengelolaan dengan perusahaan pengelola reksa dana. Keuntungan lainnya adalah pengelolaan
dokumen tunggal untuk seluruh reksa dana yang dibeli dari pasar swalayan keuangan, bahkan
jika reksa dana tersebut ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan pengelola reksa dana yang
berbeda. Di sisi lain, banyak yang berpendapat bahwa pasar swalayan keuangan tersebut
membuat rasio beban yang lebih tinggi karena reksa dana membebankan biaya berpartisipasi
dalam program tersebut dalam bentuk biaya pengelolaan yang lebih tinggi.

4.3.4 Kelebihan Reksa Dana

1. Investasi Reksa Dana dapat dibeli dengan modal sedikit.


Salah satu keuntungan melakukan investasi reksadana adalah modalnya yang terjangkau,
namun dengan modal yang terjangkau investasi reksadana juga tetap terbilang kompetitif dengan
instrumen investasi lainnya.

2. Dana investasi dikelola oleh Manajer Investasi profesional, sehingga investor tidak perlu repot
mengelola investasi sendiri.
Investasi reksadana dikelola oleh manajer investasi yang profesional dan berpengalaman di
bidangnya. Hal ini membuat investasi akan aman dan berpeluang mendapatkan keuntungan yang
bagus. Manajer investasi hanya akan mengelola dana di tempat terbaik supaya hasilnya lebih
maksimal. Bagi investor pemula, keuntungan lainnya adalah memiliki kesempatan belajar dan
menggali informasi dari manajer investasi sebagai bekal pengetahuan dalam membaca pasar.

3. Likuiditas Tinggi
Keuntungan reksadana lainnya adalah likuiditas tinggi, yaitu investasi dapat dicairkan/dijual
kapan saja dengan menggunakan harga Nilai Aktiva Bersih (NAB) yang berlaku pada saat
penjualan. Dengan sifatnya yang mudah dicairkan, ketika memiliki kebutuhan mendesak maka
investor dapat langsung mencairkan reksa dana tersebut beserta keuntungannya.

4. Bisa Diversifikasi dengan Mudah sehingga dapat mengurangi risiko kerugian investasi
Reksadana disebut sebagai instrumen investasi yang aman dan menguntungkan karena
dananya bisa ditempatkan di berbagai sektor keuangan. Beberapa sektor yang bisa dipilih seperti
deposito, obligasi, hingga saham. Apabila kondisi terburuknya ada salah satu sektor yang
bangkrut atau rugi, kamu masih aman karena ada sektor lain yang menguntungkan, kerugian pun
bisa dicegah.

5. Proses Mudah
Selain modal investasi yang terjangkau, reksadana juga dapat diproses dengan mudah. Saat
ini, sudah banyak platform online untuk membantu mengakses investasi reksadana. Transaksi
beli dan jual reksadana dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja secara daring.

6. Banyak pilihan produk sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan.

4.3.5 Kekurangan/Risiko Investasi Reksa Dana

1. Risiko berkurangnya nilai investasi


Berkurangnya nilai investasi dipengaruhi oleh menurunnya nilai aktiva bersih per unit
penyertaan atau turunnya harga dari Efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang
masuk dalam portofolio reksa dana tersebut. Biasanya, risiko ini cukup tinggi untuk jenis
reksadana saham. Untuk reksadana pasar uang risiko nilai menurun cukup kecil karena
instrumennya biasanya dari deposito dan obligasi. Maka dari itu, keuntungan dari reksadana pun
tidak menentu, bisa banyak dam bisa juga tiba-tiba mengalami penurunan bahkan rugi.

2. Risiko Wanprestasi dari manajer investasi


Kondisi ini membuat manajer investasi tidak bisa memenuhi kewajibannya kepada investor,
yaitu pengembalian dana serta keuntungannya atau disebut juga mengalami gagal bayar. Hal ini
disebabkan akibat dari pemilihan sekaligus pengelolaan efek yang tidak wajar. Rekan usaha
manajer investasi seperti bank kustodian, pialang, atau agen efek reksadana.

3. Risiko umum pasar modal seperti perubahan kondisi ekonomi dan politik
Adanya permasalahan ekonomi dan politik pada sebuah negara juga bisa menyebabkan
investasi reksa dana tidak stabil. Contohnya adalah kebijakan baru terkait aturan investasi di
sebuah negara.

4. Biaya Kepemilikan Reksadana


Adanya biaya dalam kepemilikan reksadana atau disebut expense ratio. Expense ratio adalah
indikator biaya pengelolaan reksadana oleh manajer investasi. Biaya ini dibebankan kepada
investor reksadana.

5. Risiko Likuiditas yaitu terlambat dibayarnya perintah penjualan.


Meskipun reksadana mudah dicairkan, dalam beberapa kondisi manajer investasi terlambat
menyiapkan dana untuk investor. Hal ini bisa terjadi jika ada banyak investor yang melakukan
penarikan dana secara bersamaan dalam jumlah besar. Namun, risiko ini mungkin kecil
terjadinya karena sekarang reksadana sudah diatur dalam Undang-Undang dan maksimal
pencairannya adalah 7 hari kerja. Jadi, manajer investasi bisa menyiapkan dana terlebih dulu
sebelum mulai memberikannya ke investor.

6. Risiko bangkrutnya saham dan obligasi yang menjadi portofolio reksa dana, maka kerugian
ditanggung investor
Apabila tempat berinvestasi reksadana investor bangkrut, maka kerugian ditanggung sendiri.
Pemerintah tidak menjamin kerugian reksadana. Berbeda dengan produk deposito yang sudah
dijamin oleh LPS. Pembubaran reksadana juga memungkinkan terjadi akibat adanya pelanggaran
berdasarkan pengamatan OJK hingga akhirnya gagal bayar ke investor.

Anda mungkin juga menyukai