Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Keberadaan reksadana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai pada saat
diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu penerbitan reksadana
dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar
modal Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai
reksadana. Istilah reksadana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku
pasar modal untuk menerbitkan reksadana melalui Keppres No. 53 Tahun 1990 tentang
Pasar Modal. Keberadaan reksadana di Indonesia dapat dikatakan telah dimulai pada saat
diaktifkannya kembali pasar modal di Indonesia. Pada saat itu penerbitan reksadana
dilakukan oleh persero (BUMN) yang didirikan khusus untuk menunjang kegiatan pasar
modal Indonesia, sekalipun pada saat itu belum ada pengaturan khusus mengenai
reksadana.
Istilah reksadana lebih dikenal pada tahun 1990 dengan diizinkannya pelaku
pasar modal untuk menerbitkan reksadana melalui keppres no. 53 tahun 1990 tentang
pasar modal. Pada tahun 1929 sewaktu bursa saham jatuh maka pertumbuhan industri
reksadana ini menjadi melambat. Menanggapi jatuhnya bursa maka Kongres Amerika
mengeluarkan Undang-undang Surat Berharga 1933 (Securities Act of 1933) dan
Undang-undang Bursa Saham 1934 (Securities Exchange Act of 1934).
Berdasarkan peraturan tersebut maka reksadana wajib didaftarkan pada Securities
and Exchange Commission atau biasa disebut SEC yaitu sebuah komisi di Amerika yang
menangani perdagangan surat berharga dan pasar modal. Selain itu pula, penerbit
reksadana wajib untuk menyediakan prospektus yang memuat informasi guna
keterbukaan informasi reksadana, juga termasuk surat berharga yang menjadi objek
kelolaan, informasi mengenai manajer investasi yang menerbitkan reksadana.
Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana masyarakat yang dikelola
oleh badan hukum yang bernama Manajer Investasi, untuk kemudian diinvestasikan ke
dalam surat berharga seperti : saham, obligasi, dan instrumen pasar uang.
Bentuk hukum Reksa Dana dapat berupa Perseroan atau berupa Kontrak
Investasi Kolektif (KIK). Selain itu Reksa Dana juga dapat dikategorikan menjadi dua,
yaitu Reksa Dana Tertutup dan Reksa Dana Terbuka. Dalam perkembangannya, saat ini
Reksa Dana yang paling banyak berkembang di Indonesia adalah Reksa Dana berbentuk
hukum Kontrak Investasi Kolektif (KIK) dan bersifat Terbuka.
Reksa Dana Terbuka adalah Reksa Dana yang dapat dibeli dan dijual sewaktu-
waktu setiap hari bursa. Reksa dana dapat diartikan sebagai wadah berisi himpunan dana
dari banyak pemodal yang dikelola kedalam aset-aset investasi oleh manajer investasi.
Reksa dana merupakan jenis investasi yang mudah dan aman untuk pemula serta tidak
membutuhkan modal yang besar.
Anjak Piutang sebagaimana yang didefinisikan dalam peraturan yang berlaku
adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi

1
perdagangan dalam negeri ataupun transaksi perdagangan luar negeri. Anjak Piutang
merupakan alternatif pembiayaan jangka pendek/modal kerja atau sebagai alternatif
pengelolaan administrasi tagihan / penjualan secara lebih efektif bagi Penjual Piutang
(client).
Beberapa manfaat factoring antara lain, dapat menurunkan biaya produksi,
karena pembayaran menjadi lebih cepat; Meningkatkan daya saing dunia usaha; Cepat
mendapat kas (instant cash); Kontrol piutang yang lebih baik.

1.2 RUMUSAN MASALAH


 Semua hal pokok dan sub pokok materi tentang Reksadana
 Semua hal pokok dan sub pokok materi tentang Anjak Piutang

1.3 TUJUAN PEMBAHASAN

 Agar pembaca dapat memahami materi tentang Reksadana


 Agar pembaca dapat memahami materi tentang Anjak Piutang

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 REKSADANA
A. Pengertian Reksadana
Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio Efek oleh
manajer investasi (Fakhruddin, 2008). Reksadana merupakan salah satu alternatif
yang telah dirancang untuk masyarakat pemodal yang ingin melakukan investasi
namun tidak memiliki waktu atau pengetahuan tentang risiko investasi. Reksadana
adalah kumpulan saham, pendapatan tetap atau sekuritas jenis yag dibei oleh
sekelompok investor dan dikelola oleh perusahaan investasi professional (Jacob,
Bruce, 1994). Dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 pasal 1 (27),
juga menyebutkan bahwa reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal, untuk selanjutnya diinvestasikan dalam
portofolio efek oleh manajer investasi yang telah mendapat ijin dari Bapepam.
Dari Pengertian Reksadana Tersebut, terdapat tiga hal yang terkait dari
definisi tersebut (Manurung, 2003), yaitu:
 Adanya dana dari masyarakat investor Investor dari reksadana dapat perseorangan
ataupun lembaga dimana masing-masing pihak memiliki tujuan investasi yang
berbeda-beda. Tujuan invetasi para investor secara garis besar dapat dikelompokan
kedalam tiga hal, yaitu alasan keamanan, untuk mendapatkan pendapatan konstan,
dan untuk mengejar pertumbuhan nilai dana.
 Dana tersebut di investasikan dalam portofolio efek Dana yang telah dikumpulkan
dari masyarakat selanjutnya akan diinvestasikan ke dalam instrument investasi atau
efek seperti deposito, pendapatan tetap saham, dan sebagainya.
 Dana tersebut dikelola oleh manajer investasi Perusahaan reksadana menerima
titipan uang dari pemegang saham untuk selanjutnya menginvestasikan dana
tersebut atas nama pemegang saham dalam suatu portofolio beragam. Dengan kata
lain investasi dalam reksadana mewakili suatu posisi pemilikan dalam suatu
sekuritas / surat berharga yang dikelola secara propesional. Apabila pemodal
membeli saham di reksadana, maka investor yang bersangkutan berstatus sebagai
pemilik atas bagian portofolio sekuritas perusahaan reksadana tersebut.

B. Manfaat Reksadana
Dalam investasi, pada dasarnya setiap investor selalu ingin mendapat
keuntungan terhadap investasinya. Menurut (Rahardjo, 2004) reksadana memberikan
banyak manfaat dan kemudahan kepada investor, antara lain :
1. Jumlah dana yang diperlukan untuk investasi relative kecil. Investor yang akan
membeli reksadana tidak harus memiliki jumlah dana yang besar tetapi cukup
disesuaikan dengan nilai setiap unit penyertaan reksadana yang akan dibelinya.
2. Reksadana dikelola secara professional oleh manajer investasi yang sudah
berpengalaman. Latar belakang dan pengalaman pendidikan manajer investasi yang
kompeten akan mendukung pola kerja untuk memberikan hasil investasi yang
maksimal dan aman.

3
3. Portofolio investasi reksadana sudah terdiversifikasi Konsep diversifikasi
memberikan rasa aman bagi para investor karena apabila satu jenis investasi yang
dibeli mengalami kerugian, masih ada kemungkinan jenis investasi yang lainnya
tidak rugi atau bahkan mendapat keuntungan.
4. Informasi pengelolaan investasi sangat transparan. Investor dapat dengan mudah
memantau kinerja atas pengelolaan dananya secara maksimal karena informasinya
lengkap dan detail. Evaluasi kinerja portofolio dapat dilakukan secara berkala dan
periodik.
5. Tingginya tingkat likuiditas reksadana. Salah satu alasan investor melakukan
investasi pada reksadana adalah untuk mendapatkan jaminan likuiditas yang cukup
bagi pengelolaan investasinya. Dengan adanya tingkat likuiditas, investor dapat
langsung melakukan penjualan instrumen investasi reksadana pada saat yang
dikehendaki apabila investor membutuhkan uang tunai.
6. Prosedur investasi sangat mudah. Proses analisis dan prospek investasi reksadana
dilakukan oleh manajer investasi yang ahli, sehingga hal ini dapat meringankan
beban dan tanggung jawab seorang investor dalam mengelola investasinya. Selain
itu setiap pembelian produk reksadana pasti dilengkapi dengan brosur yang
lengkap dan panduan yang dapat dimengerti oleh investor dengan mudah.
7. Biaya transaksi murah Alasan investor untuk melakukan investasinya pada
reksadana adalah biaya transaksi yang murah, seperti cukup membayar biaya-biaya
pembelian (subscription fee) misalnya sekitar 0,5% dikalikan dengan nilai
pembelian reksadana.
8. Sifat investasi yang konservatif. Reksadana mengutamakan tingkat imbal hasil
yang relative moderat dan konservatif (tertutup). Manajer investasi yang mengelola
reksadana selalu menggunakan strategi yang tertutup dan selalu menghitung
potensi tingkat resiko pasar dan resiko kerugian investasi reksadana dengan hati-
hati.

C. Jenis Reksadana
Proses investasi yang mudah dan dikelola oleh manager investasi, tentu
membuat investor tertarik untuk melakukan investasi dalam reksadana. Hartono
(2010:13-29) memaparkan beberapa jenis reksadana dilihat dari portofolio
investasinya antara lain:
A. Reksadana Pasar Uang didefinisikan sebagai reksa dana yang melakukan investasi
100% pada efek pasar uang. Efek pasar uang sendiri didefinisikan sebagai efek-
efek hutang berjangka kurang dari satu tahun. Tujuan investasi ini umumnya
untuk perlindungan capital dan untuk menyediakan likuiditas yang tinggi,
sehingga jika dibutuhkan, kita dapat mencairkannya setiap saat dengan risiko
penurunan nilai investasinya yang hampir tidak ada.
B. Reksadana Pendapatan Tetap, memiliki risiko menengah karena umumnya
mayoritas portofolionya terdiri dari efek hutang Pendapatan Tetap (diterbitkan
oleh pemerintah dan/atau perusahaan). Reksa dana ini umumnya digunakan untuk
tujuan investasi jangka menengah (diatas 1 tahun hingga 3 atau 5 tahun). Untuk
investor tertentu bisa juga untuk investasi jangka panjang di atas 5 tahun. Resiko
reksadana ini relative lebih besar dari reksadana pasar uang. Tujuan investasi pada
reksadana ini adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian yag stabil.

4
C. Reksadana Saham adalah reksa dana yang melakukan investasi
sekurangkurangnya 80% dari portofolio yang dikelolanya kedalam efek bersifat
ekuitas (saham).
D. Reksadana Campuran adalah reksa dana yang melakukan investasi dalam efek
ekuitas dan efek hutang yang perbandingannya (alokasi) tidak termasuk reksadana
pendapatan tetap dan reksadana saham. Reksa Dana Campuran, bisa terdiri dari
beberapa kategori risiko, rendah hingga menengah atau menegah hinga tinggi,
umumnya tergantung dari komposisi saham yang berada dalam portofolionya
serte fleksibilitas perpindahan dari efek hutang ke saham dan sebaliknya. Makin
besar komposi sahamnya makin besar risikonya. Reksadana ini juga berisiko
moderat dengan tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi daripada reksadana
pendapatan tetap. Reksa Dana campuran umumnya digunakan untuk tujuan
investasi jangak menengah hingga panjang (3 tahun atau lebih).Perbandingan
komposisi portofolionya sangat beragam baik dalam efek hutang, ekuitas, maupun
efek pasar uang.
E. Reksadana Terproteksi adalah reksadana yang memproteksi investasi dari
kerugian penurunan nilai investasinya. Proteksi ini dilakukan oleh reksadana
dengan memasukan Pendapatan Tetap-Pendapatan Tetap yang akan jatuh tempo
dalam jangka pendek kedalam portofolio

D. Pengelola Reksadana
Pengelolaan investasi dapat diartikan sebagai proses mengelola uang atau
sering disebut pengelolaan portofolio. Ada lima tahapan dalam pengelolaan reksa dan
(Manurung,2007:101), yaitu:
1. Penentuan tujuan investasi.
2. Pembentukan kebijakan investasi
3. Pemilihan strategi portofolio.
4. Pemilihan aset.
5. Pengukuran dan evaluasi kinerja.
Pengelolaan reksa dana dilakukan oleh perusahaan yang telah mendapatkan
izin dari BAPEPAM sebagai manajer investasi. Perusahaan yang mengelola reksa
dana dapat berupa Pertama, perusahaan efek, dimana umumnya membentuk divisi
atau PT tersendiri yang menangani reksa dana. Kedua, perusahaan yang secara khusus
bergerak sebagai perusahaan investasi. Dalam mengelola reksa dana terdapat dua
pihak yang terlibat langsung dalam mengelola reksa dana yaitu:
 Manajer Investasi Dalam reksadana, manajer investasi bertanggung jawab atas
kegiatan invetasi, yang meliputi kegiatan pengelolaan portofolio sesuai dengan
kebijakan investasi yang dicantumkan dalam kontrak dan prospektus, Menyusun
tata cara dan memastikan bahwa semua uang para calon pemegang unit
penyertaan disampaikan kepada Bank Kustodian selambat lambatnya pada akhir
hari kerja berikutnya, Melakukan pembelian kembali unit penyertaan, Memelihara
semua catatan penting berkaitan dengan laporan keuangan dan pengelolaan reksa
dana. Manajer investasi merupakan perusahaan, bukan perorangan, yang kegiatan
usahanya lebih kepada mengelola portofolio efek milik nasabah. Dalam
melakukan kegiatan nya, manajer investasi harus terlebih dahulu memperoleh izin
dari Bapepam.

5
 Bank Kustodian Bank Kustodian bertindak sebagai penyimpan kekayaan reksa
dana serta administrator reksadana. Dana dan kekayaan (surat-surat berharga)
yang dimiliki oleh reksadana adalah milik investor dan disimpan atas nama
reksadana di bank kustodian. Dalam hal ini Manajer investasi dan Bank kustodian
memiliki keawajiban dan larangannya masing–masing. Kewajiban Bank
Kustodian (Samsul,2006:354), diantaranya yaitu Memberikan jasa penitipan
kolektif dan kustodian sehubungan dengan kekayaan reksa dana, Menghitung nilai
aktiva bersih (NAB) dan unit penyertaan setiap harinya, Membayar biaya-biaya
yang berkaitan dengan reksa dana atas perintah manajer investasi. Selain asset
deposit box, bank kustodian juga bertanggung jawab melakukan administrasi
investasi yang meliputi penyelesaian transaksi dengan broker atau bank lain,
registrasi dan pendaftaran efek serta bonus perhitungan kenaiakan aset dan
pelaporan.

E. Kinerja Reksadana
Kinerja reksadana yang baik pada masa lalu bukan jaminan untuk kinerja
dimasa yang akan datang namun kinerja dimasa lalu dapat dijadikan peluang untuk
melihat dan mengamati peluang kinerja yang baik dimasa yang akan datang. Kinerja
reksadana dapat dikatakan baik apabila sejak peluncurannya berada diatas kinerja
Indeks Saham Gabungan (IHSG). Untuk menilai kinerja 16 reksadana dibutuhkan
data NAB perunit. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kinerja reksa dana
(Manurung,2007:53), yaitu:
 Pertama, faktor lingkungan reksadana tersebut terutama kebijakan pemerintah
dalam bidang moneter, dengan maksud apabila pemerintah menurunkan tingkat
suku bunga SBI akan sangat menguntungkan reksadana karena tingkat bunga SBI
yang tidak turun secara langsung dapat menurunkan tingkat bunga Pendapatan
Tetap yang dipegang reksa dana sehingga kupon bunga yang dipegang oleh reksa
dana masih tetap menggunakan kupon lama.
 Kedua, faktor pengelolaan reksadana, kesalahan dalam mengelola dan
mengalokasikan akan sangat berpengaruh besar terhadap kinerja reksadana yang
bersangkutan. Peraturan Bapepam Nomor IV.B.1 yaitu memberikan batasan atas
pengelolaan investasi bahwa sebuah reksa dana tidak dapat mengalokasikan
asetnya melebihi 10% dari total asetnya kepada suatu pihak atau melebih 5% dari
emisi emiten yang bersangkutan.
 Ketiga, market timing, pembelian instrument investasi merupakan salah satu faktor
penting untuk peningkatan kinerja portofolio atau reksa dana.
Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan nilai yang menggambarkan total
kekayaan reksadana setiap harinya. Nilai dipengaruhi oleh pembelian dan penjualan
reksadana oleh investor, selain dari harga pasar dari asset reksadana itu sendiri.
Kinerja reksa dana diukur secara berkala dengan beberapa metode. Kinerja reksa dana
diukur bertujuan untuk melihat perkembangan sebuah kinerja reksa dana tersebut,
untuk membantu para investor membandingkan suatu reksa dana dengan reksa dana
lain yang akan menjadi tujuan investasinya dan untuk masyarakat pengukuran kinerja
reksa dana dapat sebagai acuan dan pengenalan tentang kinerja reksa dana.

6
F. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana
Net Asset Value (NAV) atau Nilai Bersih Aktiva (NAB) merupakan alat ukur
kinerja reksa dana. Nilai aktiva bersih berasal dari nilai portofolio reksa dana yang
bersangkutan. Definisi nilai aktiva bersih (NAB) menurut Iman (2008:128) adalah:
“NAB merupakan nilai pasar wajar (fair market value) suatu efek dan kekayaan lain
dari reksa dana dikurangi dengan kewajiban (utang). NAB merupakan salah satu
tolak-ukur dalam memantau hasil dari suatu reksa dana. Nilai aktiva bersih per unit
penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu reksa dana setelah dikurangi
biaya operasional kemudian dibagi jumlah saham/unit penyertaan yang telah beredar
(dimiliki investor) pada saat tersebut.”
Jika kita ingin berinvestasi dengan membeli unit penyertaan reksadana,
NAB/Unit merupakan “harga beli” per unit penyertaan yang harus kita bayar.
NAB/Unit Juga menjadi “harga jual” per unit penyertaan jika kita ingin mencairkan
investasi yang kita miliki. Dalam perhitungan NAB per unit penyertaan terlebih
dahulu dihitung hasil dari NAB (Iman,2008:128).

𝑵𝑨𝑩 = 𝑵𝒊𝒍𝒂𝒊 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 − 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑲𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏

Sedangkan untuk menghitung NAB per unit penyertaan bisa dilakukan dengan
cara membagi total unit penyertaan yang diterbitkan.

𝑵𝑨𝑩 𝒑𝒆𝒓 𝑼𝒏𝒊𝒕 = (𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 − 𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑲𝒆𝒘𝒂𝒋𝒊𝒃𝒂𝒏)


𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑷𝒆𝒏𝒚𝒆𝒓𝒕𝒂𝒂𝒏

NAB/Unit yang dipublikasikan setiap hari merupakan NAB/Unit penutupan


hari sebelumnya. Informasi NAB/Unit ini menjadi indikator dari untung-ruginya suatu
investasi, dengan mengetahui pada harga berapa kita membeli dan pada harga berapa
pula kita akan menjualnya. Perubahan NAB/Unit dapat menjad indikator kinerja
investasi reksadana. Naik turun nya NAB/Unit reksadana dipengaruhi oleh nilai pasar
dari masing-masing efek yang dimiliki oleh reksadana tersebut. kewajiban reksa dana
meliputi biaya manajer investasi, biaya bank kustodian, biaya asuransi, biaya
transaksi, biaya pembaharuan prospektus dan pendistribusiannya. Setelah itu baru
dibagi dengan jumlah unit penyertaan reksadana yang telah beredar.

G. Risiko Reksadana
Meski tergolong minim, investasi reksadana tetap memiliki risiko. Karena itu,
penting bagi para investor untuk membaca dan memahami prospektus dan laporan
kinerja dari reksadana tersebut sebelum membeli. Risiko investasi reksadana adalah
sebagai berikut:
1. Risiko berkurangnya nilai unit karena mengalami fluktuasi.
2. Risiko likuiditas, jika sebagian besar investor melakukan penjualan kembali
(redemption), maka investor kesulitan menarik dananya.

7
3. Jika manajer investasi kurang/tidak berhasil dalam mengelola portofolio efeknya,
maka Nilai Aktiva Bersih (NAB) per unit reksadana tersebut juga akan menurun
nilainya.
Wanprestasi yakni apabila manajer investasi pengelola reksadana adalah tidak
melakukan kewajibannya sehingga investor bisa kehilangan dananya.

2.2 ANJAK PIUTANG


A. Pengertian Anjak Piutang
Anjak piutang adalah aktivitas pengalihan/pembelian piutang dari satu pihak
ke pihak lainnya, termasuk urusan penagihan, pengingat, sampai penerimaan
pembayaran dari debitur. Menurut OJK, pengertian anjak piutang adalah kegiatan
pembiayaan jangka pendek dari pihak ketiga untuk Penjual Piutang (Client), agar
segera menerima pencairan dari dana yang pernah dipinjamkannya. Di dunia bisnis,
istilah lebih umum untuk menyebut anjak piutang adalah factoring. Jika Anda
membutuhkan jasa factoring, ada banyak perusahaan anjak piutang dapat Anda pilih
di sekitar Anda.

B. Dasar Hukum Anjak Piutang


Di Indonesia, anjak piutang adalah aktivitas keuangan yang dilindungi hukum
perdata. Dasar hukum anjak piutang mengacu pada Keputusan Presiden (Kepres) No.
61 tahun 1988 pasal 2, yang meresmikan anjak piutang (factoring) sebagai salah satu
bidang usaha pembiayaan.
Pasal tersebut kemudian diperkuat dasar hukum anjak piutang lainnya, yaitu
Keputusan Menteri Keuangan No. 1251/KMK.031/1988 tentang Ketentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan.

Selain dua peraturan di atas, terdapat beberapa dasar hukum anjak piutang
lainnya, yaitu:

 Pasal 6 huruf (1) UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan


 Keputusan Presiden (Kepres) No. 81 tahun 1988 tentang Lembaga Pembiayaan
 Keputusan Menteri Keuangan No. 468/KMK.017/1995 tentang Penentuan dan Tata
Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan
 Peraturan Menteri Keuangan No. 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan
Pembiayaan
 Peraturan Presiden (PP) No. 9 tahun 2009 tentang Lembaga Pembiayaan

C. Manfaat Anjak Piutang


Bagi perusahaan dengan perputaran bisnis cepat, anjak piutang adalah fasilitas
pembayaran yang sangat bermanfaat. Selengkapnya tentang manfaat anjak piutang
adalah sebagai berikut.
1. Memperlancar Arus Kas Perusahaan
Manfaat pertama perjanjian anjak piutang adalah memperlancar arus kas
perusahaan, baik secara nyata atau di atas laporan neraca. Jika memakai jasa

8
factoring, perusahaan anjak piutang akan membeli seluruh invoice piutang Anda.
Dengan demikian, Anda akan mendapat pembayaran hutang lebih cepat dari
debitur.
2. Memindahkan Risiko ke Pihak Anjak Piutang
Piutang merupakan salah satu jenis aset lancar yang bisa berubah jadi tak lancar
jika penagihannya macet. Saat hal ini terjadi, arus kas perusahaan bisa tersendat
sehingga operasional pun terhambat. Anjak piutang adalah salah satu solusi guna
menghindari kejadian tersebut. Dalam proses perjanjian anjak piutang, Anda akan
memindahkan risiko gagal tagih ini kepada perusahaan anjak piutang pilihan Anda.
3. Mempercepat Proses Produksi
Manfaat ketiga anjak piutang adalah proses produksi semakin cepat. Dengan
terbayarnya piutang oleh perusahaan factoring, maka jumlah kas riil Anda akan
makin besar. Kas ini dapat Anda manfaatkan untuk menambah kapasitas produksi
perusahaan.
4. Mengalihkan Tugas Penagihan
Selain risiko kredit macet, kadangkala perusahaan tidak punya waktu melakukan
penagihan piutang. Dengan menggunakan jasa perusahaan anjak piutang, Anda
tidak perlu disulitkan dengan proses penagihan, sebab tugas tersebut sudah
dialihkan ke jasa factoring pilihan Anda.

D. Jenis - Jenis Anjak Piutang


1. Full Service Factoring
Jenis anjak piutang yang pertama dan paling umum adalah full-service factoring.
Seperti namanya, perusahaan anjak piutang bertipe full service menyediakan segala
jenis jasa kegiatan anjak piutang, mulai dari penagihan, penerbitan invoice, sampai
penerimaan dana dari debitur. Full-service factoring juga bersedia menagih segala
jenis piutang, mulai dari piutang normal sampai kredit macet (bad debt).
2. Resource Factoring
Resource factoring adalah perusahaan anjak piutang mirip dengan full service
factoring. Akan tetapi, resource factoring tidak mau menerima perjanjian anjak
piutang yang menyertakan bad debts. Penagihan terhadap bad debts akan tetap
dilakukan, tapi risiko gagal bayarnya tetap ada di pihak perusahaan klien.
3. Bulk Factoring
Bulk factoring adalah jenis anjak piutang yang hanya meng-cover kegiatan
pembayaran di muka/DP dan penagihan periodik kepada debitur.
4. Maturity Factoring
Jenis anjak piutang satu ini berbeda dengan jenis jenis anjak piutang sebelumnya.
Perusahaan anjak piutang penyedia maturity factoring hanya bertindak sebagai
pengawas, penata administrasi, dan pelindung kredit saja. Seluruh aktivitas teknis
penagihan tetap dilakukan oleh perusahaan klien.
5. Agency Factoring
Agency factoring adalah jenis anjak piutang dengan mengatasnamakan penagihan
piutang pada perusahaan lain. Jika menggunakan jasa factoring jenis ini,
perusahaan anjak piutang adalah pihak yang namanya digunakan dalam invoice
penagihan. Meski demikian, proses teknis penagihan tetap dilakukan perusahaan
klien sendiri.
6. Invoice Discounting Factoring

9
Invoice discounting factoring adalah perusahaan anjak piutang yang hanya
menyediakan jasa pembiayaan piutang tanpa penagihan. Jika Anda menggunakan
jenis anjak piutang ini, perusahaan Anda perlu melakukan penagihan piutang
sendiri, dengan pembayaran ditransfer ke pihak jasa factoring.
7. Undisclosed Factoring
Jenis anjak piutang yang terakhir adalah undisclosed factoring, yaitu perusahaan
anjak piutang khusus menyediakan jasa proteksi terhadap bad debts. Perusahaan
semacam ini akan menjamin maksimal sampai 80% nominal piutang Anda yang
berpotensi menjadi bad debts.

E. Metode Perhitungan Biaya Anjak Piutang


Berikut terdapat beberapa metode umum digunakan jasa factoring guna
menghitung biaya perjanjian anjak piutang.
1. Service Fee
Metode pertama perhitungan biaya perjanjian anjak piutang adalah service fee. Jika
perusahaan anjak piutang pilihan Anda memakai metode ini, maka Anda perlu
memberikan pembayaran rutin atas jasa factoring. Sebagai contoh, Anda memakai
jasa berbentuk agency factoring. Setiap beberapa periode tertentu, Anda wajib
memberikan service fee pada perusahaan factoring yang jasanya Anda gunakan.

2. Discount Charge
Perhitungan biaya perjanjian anjak piutang kedua menggunakan metode discount
charge, atau pemotongan faktur. Jika jasa factoring Anda menetapkan metode
discount charge, maka Anda akan menerima pembayaran piutang setelah dikurangi
oleh jasa factoring. Sebagai contoh, Anda melakukan penagihan piutang sebesar
Rp100 juta melalui jasa factoring. Berdasarkan perjanjian anjak piutang di awal,
jasa factoring akan menerima discount charge sebesar 10% dari total nominal
faktur. Dengan demikian, jasa factoring Anda akan menerima Rp10 juta dari total
piutang.

10
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan dana/modal bagi sekumpulan
investor untuk berinvestasi dalam investasi yang tersedia di pasar dengan cara membeli
unit penyertaan reksadana. Reksadana memiliki andil yang amat besar dalam
perekonomian nasional karena dapat memobilisasi dana untuk pertumbuhan dan
pengembangan perusahaan-perusahaan nasional, baik BUMN maupun swasta.
Reksadana sebagai alternatif investasi adalah upaya lembaga keuangan non
perbankan yang bertujuan membantu masyarakat untuk melakukan penjagaan atau
perencanaan investasi keuangan untuk jangka waktu ke depan sebagai bentuk alternatif
berinvestasi. Reksadana merupakan salah satu bentuk dari perusahaan investasi
(investment company). Prinsip investasi pada reksadana adalah melakukan investasi yang
menyebar pada sekian alat investasi yang diperdagangkan di pasar modal.
Perusahaan anjak piutang adalah perusahaan yang melakukan pemberian jasa
penagihan, pembelian, dan pengelolaan penjualan kredit kliennya agar klien tersebut
dapat lebih nyaman pada kegiatan usaha lainnya. Berbagai macam fasilitas yang
diberikan oleh perusahaan anjak pengumpulan semuanya dengan mempertimbangkan
factor risiko piutang yang tidak dapat ditagih atau macet.
Kegiatan anjak piutang merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan yang
memang sedang membutuhkan uang dengan segera yang semua kegiatannya diatur sesuai
dengan peraturan hokum yang berlaku agar tidak merugikan salah satu pihak.
Transaksi anjak piutang biasanya diawali dengan negosiasi antara perusahaan
(klien) dengan lembaga anjak piutang (factoring) yang disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan dan dengan fasilitas yang disediakan perusahaan anjak piutang. Apabila
perusahaan sudah mengetahui kebutuhannya sejak awal maka akan lebih mempermudah
dan mempercepat transaksi anjak piutang.

3.2 SARAN
Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus mengetahui dan memahami
tentang reksadana yang menjadi salah satu alternatif investasi. Reksadana merupakan
salah satu bentuk dari perusahaan investasi (investment company) yang memiliki prinsip
investasi, yaitu melakukan investasi yang menyebar pada sekian alat investasi yang
diperdagangkan di pasar modal.
Lembaga pembiayaan anjak piutang merupakan lembaga keuangan yang
tergolong baru di Indonesia. Melihat banyaknya perusahaan yang merugi akibat
manajemen dan piutang macet, setidaknya anjak piutang dapat menjadi pilihan alternatif
dalam pengelolaan perusahaan. Kami menyarankan agar sebuah perusahaan yang
11
bergerak dalam kegiatan pembiayaan keuangan atau perusahaan yang memiliki hubungan
dengan piutang agar memanfaatkan jasa anjak piutang dalam berjalan dan mengelola
pencapaian guna sebagai penjamin.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/06/28/anjak-piutang-adalah

https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/584/05.2%20bab%202.pdf?
sequence=8&isAllowed=y

12

Anda mungkin juga menyukai