Anda di halaman 1dari 9

INVESTASI PADA REKSADANA SYARIAH

Sarah Lutfiani1, Nestri Farassury2, dan Myla Lestari3

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati, Cirebon


1
sarahlutfiani3@gmail.com , 2nestrifaras55@gmail.com,
3
lestarimyla332@gmail.com

Abstrak: Investasi saat ini sedang mengalami perkembangan yang


sangat pesat, banyak pelajar, mahasiswa maupun masyarakat biasa
mulai belajar dan mulai berinvestasi. Hal ini dikarenakan menabung
tidak lagi menjadi solusi dalam meningkatkan kemampuan finansial
seseorang. Maka investasi menjadi pilihan yang sangat digemari oleh
berbagai kalangan untuk meningkatkan kemampuan finansial mereka.
Untuk itu salah satu dari banyaknya investasi yang menarik ialah
reksadana. Melalui reksadana seseorang dapat berinvestasi dengan
modal yang rendah, dapat melakukan diversifikasi, memiliki risiko
kecil, namun memiliki imbal yang positif. Adapun yang dimaksud
Reksadana Syariah merupakan wadah bagi investor yang ingin
menginvestasikan dananya secara syariah. Oleh karena itu penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui tentang pengertian, prinsip,
keuntungan dan kerugian, dan pilihan reksadana syariah di Indonesia.
Metode penelitian yang digunakan adalah kepustakaan dengan
mencantumkan data yang diperoleh dari jurnal ilmiah, maupun
dokumen-dokumen yang terkait dengan undang-undang maupun
aspek hukum reksadana syariah.

Kata kunci: Reksadana Syariah, Investasi

PENDAHULUAN

Perkembangan pasar keuangan negara-negara maju memang


menceritakan pengalaman khas kepada kita. Yaitu, semakin modern
peradaban ekonomi suatu masyarakat, semakin membesar peran pasar
modal yang dibarengi dengan semakin mengecilnya peran perbankan
komersial di dalam pengaturan dana mereka ke sektor produktif.
Mudah sekali dimengerti bahwa masyarakat yang semakin terdidik
akan komersial memberikan return yang relatif kecil, meskipun
resikonya juga relatif kecil. (Iggi H. Achsein, 2000). Masyarakat yang
semakin paham tentang pasar keuangan, maka semakin mengerti
tentang penilaian dan pengendalian risiko investasi, dan semakin
memasuki area yang lebih berisiko. Dengan memasuki pasar modal,
mereka memasuki area yang lebih menantang, lebih mendorong
pemanfaatan kemampuan menganalisis yang mereka miliki, sekaligus
menjanjikan return yang lebih baik. (Iggi H. Achsein, 2000)

Dewasa ini, setiap orang melakukan investasi dengan tujuan


untuk mengembangkan nilai uang sebagai sumber keuangan di masa
depan. Salah satu wadah untuk berinvestasi adalah pasar modal. Di
dalam pasar modal terdapat berbagai jenis instrumen yang
diperjualbelikan, salah satunya adalah reksadana syariah. Menurut
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 33/POJK.04/2019 tentang
Penerbitan dan Persyaratan Reksadana Syariah, reksadana syariah
adalah suatu wadah penghimpunan dana dari masyarakat atau
pemodal yang akan diinvestasikan oleh manajer investasi dalam
portofolio efek berdasarkan prinsip syariah. Reksadana syariah di
Indonesia mulai dikenal sejak diterbitkannya reksadana syariah
pertama oleh PT Danareksa pada tahun 1997 yang bertujuan untuk
mewadahi investor muslim yang ingin menginvestasikan dananya
secara syariah.

Reksadana syariah mengalami perkembangan yang cukup


pesat. Akan tetapi, pada perkembangannya terdapat hambatan yang
dapat menyebabkan reksadana syariah berjalan kurang optimal. Oleh
karena itu dalam tulisan kali ini akan membahas mengenai pengertian
reksadana syariah, prinsip reksadana syariah, keuntungan dan
kerugian reksadana syariah, dan pilihan reksadana syariah di
Indonesia.

PEMBAHASAN
Pengertian Reksadana Syariah
Reksadana berasal dari kata reksa dan dana. Reksa berarti
menjaga atau mengumpulkan dan dana adalah biaya atau uang
berharga. Dari pengertian tersebut dapat diartikan bahwa reksadana
adalah wadah atau tempat untuk mengumpulkan dana atau uang.
Dengan demikian secara bahasa reksadana berarti kumpulan uang
yang dipelihara. (Muhammad et al., 2000)

Sedangkan secara istilah, reksadana berarti sebuah wadah


dimana masyarakat dapat menginvestasikan dananya dan diolah oleh
pengurusnya (manajer investasi) dana tersebut diinvestasikan ke
dalam portofolio yang telah dipilih oleh para manajer investasi agar
mendapatkan keuntungan.

Menurut Undang-Undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995,


Pasal 1 ayat 27, Reksadana adalah wadah dan pola pengelolaan
dana/modal bagi sekumpulan investor untuk berinvestasi dalam
instrumen-instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan cara
membeli unit penyertaan reksadana. Dana ini kemudian dikelola oleh
Manajer Investasi (MI) ke dalam portofolio investasi, baik berupa
saham, obligasi, pasar uang ataupun efek/sekuritas lainnya.

Menurut Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No.20/DSN-


MUI/IV/2001, Reksadana Syariah adalah reksadana yang beroperasi
menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad
antar pemodal sebagai pemilik harta dengan manajer investasi maupun
antara manajer investasi dengan pengguna investasi (Dr Muhammad
Firdaus NH et al., 2005, hlm 15), sehingga dana para investor yang
terkumpul dalam reksadana syariah dikelola oleh manajer investasi
untuk diinvestasikan kembali ke dalam instrumen investasi yang
sesuai dengan syariah. Unsur-unsur yang ada dalam Reksadana
meliputi:

1. Investor orang yang menanamkan uangnya dalam usaha


dengan tujuan mendapatkan keuntungan;
2. Manajer investasi adalah perusahaan yang sebagai pengelola
portofolio efek yang dapat berupa perusahaan efek yang
berbentuk devisi tensendiri/PT Khusus dan perusahaan khusus
manajemen investasi;
3. Portofolio efek adalah kumpulan sekuritas yang dikelola
4. Sekuritas adalah surat berharga atau bukti modal, misalnya
saham, obligasi dll, yang boleh dibeli jika telah mendapat ijin
Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam);
5. Bank Kustodian adalah lembaga penitipan harta efek dan
lainnya yang menyangkut tentang efek, biasanya berbentuk
Bank Umum. (Muhammad Farid, 2014)

Prinsip Transaksi Reksadana Syariah

Adapun prinsip dasar Reksadana Syariah adalah prinsip


mudharabah atau qiradh yang berarti sebagai sebuah ikatan atau
sistem dimana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain
untuk dikelola dengan ketentuan bahwa keuntungan yang diperoleh
dari hasil pengolahan tersebut dibagi antara kedua pihak sesuai
dengan syarat-syarat yang disepakati oleh kedua belah pihak.

Prinsip mudharabah atau qiradh di Reksadana Syariah ini


memiliki beberapa karakteristik:

1. Pemodal sebagai rab al-mal ikut menanggung resiko kerugian


yang dialami Manajer Investasi sebagai ‘amil;
2. Manajer Investasi sebagai ‘amil tidak menanggung resiko
kerugian atas investasi kalau kerugian tersebut bukan
disebabkan karena kelalaian;
3. Keuntungan (ribh) dibagi antara pemodal dengan Manajer
Investasi sesuai dengan proporsi yang telah disepakati oleh
kedua belah pihak. (Muhammad Farid, 2014)

Investasi modal yang sebaik baiknya menurut Al-Qur’an adalah


tujuan dari semua aktivitas manusia hendaknya diniatkan untuk
ibtigha’i-mardhatillah (mengharapkan keridhaan Allah) dalam
ungkapan lain investasi terbaik itu adalah jika investasi tersebut
ditujukan hanya untuk mencari ridha Allah dalam menempuh
kehidupan di dunia ini. (Ahmad, 2000)

Adapun prinsip-prinsip Islam dalam investasi reksadana syariah


yang harus dipatuhi oleh setiap investor adalah:

1. Tidak mencari rezeki pada hal-hal yang haram, baik dari segi
zatnya maupun cara mendapatkannya, serta tidak
menggunakannya untuk hal-hal yang haram
2. Tidak mendzalimi dan tidak dizalimi
3. Keadilan pendistribusian dan kemakmuran
4. Transaksi dilakukan atas dasar ridha sama ridha
5. Tidak ada unsur riba, maysir (perjudian/spekulasi) dan gharar.
(Musa, 1954).

Pada prinsipnya setiap sesuatu dalam muamalah adalah


dibolehkan selama tidak bertentangan dengan syariah, mengikuti
kaidah fikih yang dipegang oleh mazhab hambali dan para fukaha
lainnya yaitu: prinsip dasar dalam transaksi dan syarat-syarat yang
bekenan dengannya ialah boleh ditiadakan, selama tidak dilarang oleh
syariah atau bertentangan dengan nash syariah. Syariah dapat
menerima usaha semacam reksadana sepanjang tidak bertentangan
dengan dasar-dasar syariat dan dapat disamakan hukumnya
(diqiyashkan) dengan syarat-syarat yang tidak bertentangan dengan
syariat. (Qaradhawi).

Keuntungan dan Resiko Reksadana Syariah

Pada dasarnya setiap kegiatan investasi mengandung dua


unsur, yaitu return (keuntungan) dan resiko. Berikut ini terdapat
beberapa keuntungan dalam investasi melalui reksadana. (Huda,
2007).

1. Tingkat likuiditas yang baik, yang dimaksud dengan likuiditas


disini adalah kemampuan untuk mengelola uang masuk dan
uang keluar dari reksadana. Dalam hal ini yang paling sesuai
adalah reksadana untuk saham saham yang telah dicatatkan di
bursa dimana transaksi terjadi setiap hari, tidak seperti
deposito berjangka atau sertifikat deposito periode tertentu.
2. Manajer Profesional, reksadana dikelola oleh manajer
investasi yang handal, ia mencari peluang investasi yang
paling baik untuk reksadana tersebut. Pada prinsipnya manajer
investasi bekerja keras untuk meneliti ribuan peluang
investasi bagi pemegang saham/unit reksadana.
3. Diversifikasi, adalah istilah investasi dimana anda tidak
menempatkan seluruh dana anda di dalam suatu satu peluang
investasi, dengan maksud membagi resiko.
4. Biaya rendah. Karena reksadana merupakan kumpulan dana
dari banyak investor sehingga besarnya kemampuan
melakukan investasi akan menghasilkan biaya transaksi yang
murah.

Disamping keuntungan keuntungan yang akan investor


dapatkan, terdapat juga beberapa resiko dalam melakukan investasi
melalui reksadana.

1. Resiko Berkurangnya Nilai Unit Penyertaan. Nilai unit


penyertaan reksadana dapat berfluktuasi akibat kenaikan atau
penurunan nilai aktiva bersih reksadana. Penurunan dapat
diakibatkan oleh antara lain :
a. Perubahan harga efek ekuitas dan efek lainnya.
b. Biaya biaya yang dikenakan setiap kali pemodal
melakukan pembelian dan penjualan.
2. Resiko Wanprestasi Oleh Pihak Pihak Terkait, resiko ini dapat
terjadi apabila rekan usaha manajer investasi gagal memenuhi
kewajibanya. Rekan usaha dapat termasuk tetapi tidak terbatas
pada emiten, pialang, bank kustodian, dan agen penjual.
3. Risiko Perubahan Kondisi dan Politik, sistem ekonomi
terbuka yang dianut oleh Indonesia sangat rentan terhadap
perubahan ekonomi internasional. Perubahan kondisi
perekonomian dan politik di dalam maupun luar negeri atau
peraturan khususnya di bidang pasar uang dan pasar modal
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan-perusahaan di Indonesia, termasuk perusahan-
perusahaan yang tercatat di Bursa Efek di Indonesia, yang
secara tidak langsung akan mempengaruhi kinerja portofolio
reksadana.

Pilihan Reksadana Syariah di Indonesia

Hasbi (2010) menjelaskan berbagai macam jenis reksadana


Syariah muncul, diantaranya yaitu reksadana Syariah saham,
reksadana Syariah pendapatan tetap, reksadana Syariah campuran dan
reksadana Syariah terproteksi. Perkembangan produk reksadana
sangat dinamis hal ini ditandai dengan semakin banyak jenis
reksadana yang dikeluarkan oleh satu manajer investasi, salah satunya
adalah jenis reksadana syariah.
No Nama Produk Reksadana Syariah

1 Sucorinvest Sharia Money Market Fund

2 Syailendra Sharia Money Market Fund

3 Eastpring Syariah Fixed Income Amanah Kelas A

4 Mandiri Investa Dana Syariah

5 Bahana MES Syariah Fund Kelas G

6 Trimegah Kas Syariah

7 BNI-AM Dana Lancar Syariah

8 Bahana Likuid Syariah Kelas S

9 Mandiri Investa Syariah Berimbang

10 Sucorinvest Sharia Equity Fund

SIMPULAN
Reksadana merupakan salah satu bentuk investasi yang
sedang berkembang saat ini. Pada perkembangannya mulai
muncul reksadana yang menerapkan prinsip syariah dalam
kebijakan investasinya. Kegiatan investasi reksadana syariah
diperbolehkan sebab tidak bertentangan dengan syariah.
Reksadana pada prinsipnya bukan saja memberikan peluang,
tetapi juga menawarkan beberapa jenis instrumen yang dapat
dikembangkan. Penilaian keberhasilan investasi tidak saja
ditentukan oleh tingkat pengembalian yang tinggi sebagaimana
terkonsep dalam ekonomi konvensional.
DAFTAR PUSTAKA
Yudiani, Dinda Dwi Putri dan Manggala, Gallyn Ditya.
“Perkembangan, Hambatan, dan Optimalisasi Reksadana
Syariah di Indonesia,” Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Selain(JEBSIS) 4:1 (Mei 2021) hal 51

AN, Wiwik Hasbiyah. “Reksadana Dalam Perspektif Ekonomi


Syariah,” Jurnal Al-Hikmah vol:8 (Oktober 2020) hal:17-18

Andriani, Fitria. “Investasi Reksadana Syariah di Indonesia,” At-


Tijarah: Jurnal Penelitian Keuangan dan Perbankan Syariah
2:1 (Januari-Juni 2020) hal 52-53

Farid, Muhammad. “Mekanisme dan Perkembangan Reksadana


Syariah,” Iqtishoduna vol 4 No 1 (April 2014) hal 63

Ridha, M. Rasyid Nasution, Bismar dan Siregar, Mahmul. “Peran


Reksadana Syariah Dalam Peningkatan Investasi di
Indonesia,” Jurnal Hukum Ekonomi 2:2 (Juni 2013) hal 2

Andriani, Fitria. “Investasi Reksadana Syariah di Indonesia”, Jurnal


Keuangan dan Perbankan Syariah Vol 2 No.1 (Januari-Juni
2020) hal 61-62

Biografi Penulis/Author Bio

Penulis bernama Sarah Luthfiani dilahirkan di Cirebon pada tanggal


26 Maret 2002. Merupakan anak dari ibu Nerah yang telah
menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN 1 Girinata, SMPN 2
Palimanan dan SMKN 1 KEDAWUNG. Serta saat ini sedang
berkuliah di IAIN SYEKH NURJATI CIREBON Jurusan Ekonomi
Syariah.

Penulis Bernama Nestri Farassury dilahirkan di Cirebon pada


tanggal 28 April 2002. Merupakan anak dari ibu Siti Hajar yang telah
menyelesaikan Sekolah Dasar di SDN 1 ASTANA, MTsN 1 Cirebon
dan SMAN 4 Kota Cirebon. Serta saat ini sedang berkuliah di IAIN
SYEKH NURJATI CIREBON Jurusan Ekonomi Syariah.

Penulis bernama Myla Lestari dilahirkan di Indramayu pada tanggal


23 Mei 2002. Merupakan anak dari ibu Tarinah yang telah
menyelesaikan Sekolah Dasar di SD Lempuyang III, SMP
ANJATAN dan SMA 1 ANJATAN. Serta saat ini sedang berkuliah
di IAIN SYEKH NURJATI CIREBON Jurusan Ekonomi Syariah.

Anda mungkin juga menyukai