Anda di halaman 1dari 12

Modul Hukum Ekonomi Syariah

PERTEMUAN 8 :
REKSADANA SYARIAH

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai reksadana syariah, Anda
harus mampu:
1.1 Memahami dan menjelaskan seluk beluk reksadana syariah
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
REKSADANA SYARIAH

A. Terminologi Reksadana

Reksadana merupakan salah satu bentuk investasi dengan diversifikasi


yang cukup baik. Melalui reksadana, modal dari para investor dikumpulkan
untuk selanjutnya dibelikan efek oleh manajer investasi. Dengan
menanamkan dana milik kolektif itu ke dalam berbagai objek investasi
(portofolio) maka risiko investasi dapat dikurangi.1 Reksadana, berasal dari
dua kata yakni “reksa” dan “dana”. Kata “reksa” memiliki arti jaga,
sedangkan “dana” memiliki arti himpunan uang. Jadi, reksadana dapat
diartikan sebagai kumpulan uang yang dipelihara. Reksadana ini merupakan
suatu wadah di mana masyarakat dapat menginvestasikan dana. Bagi para
pemilik modal yang hanya memiliki modal dalam jumlah kecil dan ingin
ikut serta dalam pasar modal, reksadana menjadi pilihan dan jalan keluar,
terutama agar resiko yang ditanggung tidak besar.
Kemudian, ada pengertian reksadana yang dapat kita lihat dalam
sistem perundang-undangan di Indonesia. Menurut Undang-Undang Pasar
Modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat (27), bahwa Reksadana adalah wadah
yang digunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Secara khusus pengertian reksadana itu sendiri adalah kumpulan dana dari
1
Bahtiar Usman dan Indri Ratnasari, Evaluasi Kinerja Reksadana Berdasarkan Metode
Sharpe, Treynor, Jensen, dan M2, Media Riset Bisnis dan Manajemen vol. 4, No. 2 Agustus 2004,
hlm. 166.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


95
Universitas Pamulang
Modul Hukum Ekonomi Syariah

sejumlah investor yang dikelola oleh manajer investasi (fund manager),


untuk diinvestasikan ke dalam portofolio efek.2
Adapun dalam pengertian syariah, reksadana syariah (Islamic
Investment Funds) dalam hal ini pengertiannya sama dengan yang ada pada
reksadana konvensional. Tetapi dari pengelolaan serta kebijakan semuanya
sesuai syariah Islam. Karena itu reksadana syariah tidak boleh
menginvestasikannya pada bidang yang bertentangan dengan syariah.3
Pada reksadana, terdapat tiga unsur penting, yaitu:
1. Kumpulan dana masyarakat. Para pemodal yang memiliki dana yang
minim atau berjumlah kecil dapat dimungkinkan untuk ikut
berinvestasi.

2. Investasi dana dalam bentuk portofolio efek. Yang dimaksud dengan


efek adalah surat berharga, seperti surat pengakuan utang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan, kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas Efek,
baik Efek yang bersifat utang maupun ekuitas, seperti opsi dan waran.
Portofolio efek yang dikelola reksadana dapat berupa kumpulan dari
beberapa jenis efek.

3. Dikelola oleh manajer investasi. Manajer investasi bertindak sebagai


pihak yang mengelola portofolio efek untuk para nasabah secara
individu atau portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah,
tidak termasuk perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang
melakukan sendiri kegiatan usahanya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

Sebagai percontohan, ada investor A, B, C, D dan E yang masing-


masing dari mereka memiliki sejumlah uang yang berbeda-beda.
Mereka kemudian memutuskan untuk berinvestasi bersama-sama.
Uang yang mereka miliki kemudian digabungkan untuk kemudian

2
Nurul Huda dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2007) hlm. 95.
3
Sofiani Ghufron (penyunting), Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah, Investasi
Halal di Reksadana Syariah, cet. 1 (Jakarta: Renaisans, 2005) hlm. 16.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


96
Universitas Pamulang
Modul Hukum Ekonomi Syariah

diserahkan pengelolaan investasinya kepada sebuah perusahaan


manajemen investasi. Apabila dalam berinvestasi tersebut
memberikan keuntungan, maka masing-masing dari mereka akan
mendapatkan keuntungan sesuai proporsi jumlah yang diinvestasikan
oleh mereka. Namun apabila yang didapat dalam investasi tersebut
adalah kerugian, maka kerugian yang ditanggung oleh masing-masing
dari investor tersebut sesuai dengan proporsi jumlah yang
4
diinvestasikan.
B. Para Pihak Terkait Reksadana

Dalam reksadana, ada pihak-pihak yang terkait dengannya, seperti:


1. Manajer Investasi

Manajer Investasi adalah pihak yang memiliki tanggung jawab dalam


mengelola dana yang terkumpul dalam reksadana. Dalam
melaksanakan kegiatan investasi, mereka bertugas menganalisa,
memilih, memutuskan investasi, dan memonitori pasar.
Biasanya manajer investasi adalah perusahaan yang mana di dalamnya
memiliki tenaga ahli manajemen yang dikenal sebagai wakil manajer
profesional. Orang yang menjadi wakil manajer investasi ini tidak bisa
berasal dari orang yang sembarangan, melainkan diisi oleh orang yang
telah lulus ujian standar profesi pasar modal di bidang wakil manajer
investasi. Izin dari Bapepam dan LK juga merupakan syarat penting.
2. Bank Kustodian

Bank Kustodian adalah pihak yang bertindak sebagai pemegang dana


investasi atau memberikan jasa penitipan kolektif dan harta lainnya
yang berkaitan dengan efek, juga mengurusi administrasi reksadana.
Bank Kustodian sendiri adalah bank umum yang mendapatkan izin
usaha sebagai Bank Kustodian. Bank ini tidak terlibat dalam aktivitas
yang berhubungan dengan keputusan investasi. Namun, bank ini
memliki fungsi sebagai tempat penitipan efek yang telah dibeli oleh

4
http://alapalaingintaubat.blogspot.com/p/unsur-unsur-redaksiana-menurut-
sumber-sumber.html

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


97
Universitas Pamulang
Modul Hukum Ekonomi Syariah

manajer investasi, administrasi dan transfer agen penjualan maupun


pembelian.
3. Broker

Broker adalah pihak yang melakukan eksekusi jual-beli efek, baik itu
efek pasar modal maupun masa uang. Tentunya di bawah perintah
manajer investasi.
4. Bapepam dan LK

Bapepam (Badan Pengawas Pasar Modal) dan LK (Lembaga


Keuangan), sebagai lembaga yang berada di bawah Departemen
Keuangan Republik Indonesia. Keduanya memiliki tugas untuk
membina, mengatur dan mengawasi kegiatan sehari-hari pasar modal,
serta merumuskan dan melaksanakan kebijakan, serta standarisasi
teknis di bidang lembaga keuangan.5
C. Manfaat dan Risiko Reksadana

Investasi melalui jalur mana saja tentu memiliki keuntungan dan risiko yang
didapatkan. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh investor apabila
mereka berinvestasi melalui reksadana, di antaranya:
1. Diversifikasi portofolio yang bisa dilakukan secara cepat (instant
disversification). Risiko ditanggung bersama.

2. Dalam satu grup reksadana dapat luwes menukarkan ke jenis portofolio


investasi lainnya (flexibility) atau diperjualbelikan pada penerbitnya
pada nilai aset bersihnya setiap saat (liquidity).

3. Proses penjualan dan pembelian memiliki kecepatan (marketability).

4. Manajemen profesional yang telah mendapat izin otoritas bursa


(profesionality). Manajer handal dibutuhkan dalam mencari peluang
terbaik.6

5. Banyak pilihan dari beragam investasi usaha reksadana.


5
Jogiyanto, op.cit, hlm. 9.
6
Heri Sudarsono, Bank dan lembaga Keuangan Syariah, Deksripsi, dan Ilustrasi Edisi 2,
hlm. 205, Ekonisa, Januari 2007.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


98
Universitas Pamulang
Modul Hukum Ekonomi Syariah

6. Transparasi informasi, bisa memonitor perkembangan investasi secara


rutin.

7. Return kompetitif, risiko tinggi untuk hasil tinggi.

8. Akses berbagi investasi, karena saham berkapital besar dan berani


bersaing.

9. Biaya rendah, transaksi murah karena banyaknya kumpulan dana para


investor.7

Berikut ini memasuki risiko dalam mengambil jalur investasi di reksadana.


Adapun risiko-risiko yang kemungkinan bisa terjadi pada para investor
ketika mereka berinvestasi di dalam reksadana adalah:
1. Risiko likuiditas. Manajer melunasi dengan menyediakan uang tunai
secara cepat.

2. Risiko politik dan ekonomi.

3. Risiko wanprestasi.8

4. Kehilangan kesempatan transaksi investasi saat pengajuan klaim


asuransi, terjadinya kerusakan surat berharga dan aset reksadana yang
disimpan di bank kustodian, namun bank juga mempunyai
perlindungan pada asuransi.9

5. Pasar, kondisi ekonomi umum sangat berpengaruh pada harga


sekuritas.

6. Inflasi, menyebabkan turunnya keuntungan.

7. Nilai tukar, pergerakan nilai tukar mempengaruhi sekuritas.

8. Spesifik, setiap sekuritas mempunyai risiko. Nilainya bisa menurun


jika kinerja perusahaan tidak bagus atau tidak membayar kewajiban.
7
Nurul Huda dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan Teoritis dan
Praktis, hlm 257 dan Iggi H. Achsien, Investasi Syariah di Pasar Modal: Mengagas Konsep dan
Praktek Manajemen Portofolio Syariah, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000) hlm. 79-81.
8
Ibid.
9
Op.cit, hlm. 258.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


99
Universitas Pamulang
Modul Hukum Ekonomi Syariah

9. Berkurangnya nilai unit penyertaan, fluktuasi disebabkan perubahan


harga efek modal serta biaya yang dikenakan setiap kali investor
melakukan transaksi, dan juga kinerja manajer yang buruk.

D. Hadirnya Reksadana di Indonesia

Reksadana hadir di Indonesia seiring dengan aktifnya pasar modal,


tepatnya di tahun 1977. Kehadiran UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal menjadi legitimasi bagi keberadaan pasar modal. Semenjak itu,
eksistensi reksadana dari waktu ke waktu semakin meningkat dan subur.
Meski begitu, umat Islam Indonesia masih melihat adanya unsur
seperti riba dan gharar dalam reksadana konvensional. Agar tetap bisa
berinvestasi sekaigus menghindari unsur-unsur itu, maka dibuatlah
reksadana yang berdasarkan syariah. Kita mengenalnya sebagai reksadana
syariah.10
Di bawah ini adalah kronologi dari sejarah hadirnya reksadana syariah
di Indonesia:
a. 10 Nov 1995 : Pemerintah mengeluarkan UU Pasar Modal.

b. 3 Juli 1997 : Lahir reksadana syariah oeh PT. Danareksa


Investment Management (PT. DIM).

c. 3 Juli 2000 : BEI bekerja sama dengan PT. DIM meluncurkan


Jakarta Islamic Index (JII) untuk memandu investor syariah.

d. Sept 2002 : Obligasi Syariah pertama (PT. Indosat Tbk).

e. 4 Maret 2003 : Pasar Modal Syariah diresmikan Men. Keu


(Boediono) dengan Ketua Bapepam (Herwidyatmo), serta wakil dari
MUI, DSN, direksi perusahaan efek, pengurus, asosiasi profesi pasar
modal. Indeks yang sebelumnya JII.11

E. Jenis-jenis Reksadana

10
http://sithobil.wordpress.com/2012/01/16/hadirnya-reksadana-syariah-serta-
penerapannya.html
11
Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Prenada Media
Group), hal. 116.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


100
Universitas Pamulang
Modul Hukum Ekonomi Syariah

Berdasarkan aturan hukum, reksadana terbagi menjadi:


1. Reksadana berbentuk perseroan

Perseroan melakukan penghimpunan dana dengan cara melakukan


penjualan saham perdana. Kemudian menggunakan dana tersebut
untuk diinvestasikan dalam berbagai jenis efek.
2. Reksadana Terbuka

Investor dapat membeli saham dari reksadana dan menjual kembali


tanpa dibatasi jumlah saham yang diterbitkan.
3. Reksadana Tertutup

Investor hanya dapat melakukan jual-beli melalui bursa efek dimana


saham reksadana tersebut tercatat dalam jumlah tertentu.
4. Reksadana KIK (Kontrak Investasi Kolektif)

Ada kontrak antara manajer investasi dengan bank kustodian yang


mengikat pemegang unit penyertaan. Manajer investasi diberikan
wewenang pengelolaan investasi kolektif, sementara bank kustodian
memiliki wewenang untuk melakukan penitipan kolektif. Adapun
penerbitannya, melalui unit penyertaan sampai sebesar jumlah yang
ditetapkan Anggaran Dasar. Investor yang berpartisipasi akan
diberikan bukti pernyataan dalam bentuk surat konfirmasi yang
dikeluarkan bank kustodian.12
Sementara menurut portofolionya, reksadana terbagi menjadi:
1. Reksadana Pasar Uang

Yaitu reksadana yang mayoritas alokasi investasinya pada pasar uang,


yaitu efek utang berjangka panjang kurang dari setahun seperti SBI,
deposito dan lainnya. Tingkat risiko dan return relatif rendah.
Reksadana yang satu ini tepat digunakan untuk jangka pendek sebagai
pelengkap tabungan atau deposito.
2. Reksadana Pendapatan Tetap

12
Eko Priyo Pratomo, Reksadana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern,
(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002), hlm. 96.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


101
Universitas Pamulang
Modul Hukum Ekonomi Syariah

Ini adalah reksadana, yang setidaknya 80% alokasinya pada efek


utang jangka panjang. Potensi resiko dan return lebih besar daripada
deposito, tabungan dan reksadana pasar uang. Untuk investasi jangka
menengah, reksadana ini cocok diterapkan (kurang dari lima tahun).
3. Reksadana Saham

Ini adalah reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya


80% dari portofolio ke efek ekuitas. Potensi resiko dan return
reksadana ini paling tinggi dibandingkan dengan reksadana lainnya.
4. Reksadana Campuran

Alokasi aset merupakan kombinasi antara efek ekuitas dan efek utang
yang tidak termasuk dalam kategori di atas.13
F. Mengenal Reksadana Syariah

Dari fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia No.


20/DSN-MUI/IV/2001, diketahui bahwa reksadana syariah (Islamic
Investment Funds) adalah reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan
prinsip-prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal
dengan manajer investasi (wakil pemodal), maupun antara manajer investasi
dengan pengguna investasi.
Dengan demikian, reksadana syariah adalah reksadana yang
pengelolaan beserta kebijakan investasinya mengacu pada syariah Islam.
Perlu diketahui juga bahwa reksadana syariah tidak akan menginvestasikan
dana pada obligasi atau pengelolaan perusahaan yang bertentangan dengan
syariat Islam, seperti pabrik minuman beralkohol, industri peternakan babi,
jasa keuangan yang melibatkan riba, hingga bisnis yang terdapat maksiat di
dalamnya.14
Pada tanggal 14 dan 15 Maret 2003, Bapepam (Badan Pengawas Pasar
Modal) meluncurkan prinsip pasar modal syariah secara resmi.
Ditandatangani pula nota kesepahaman antara Bapepam dengan DSN-MUI
(Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia). Dalam perjalanannya,

13
Op.cit, hlm. 98.
14
Abdul Aziz, Manajemen Investasi Syariah, (Bandung: Alvabeta, 2010), hlm. 73.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


102
Universitas Pamulang
Modul Hukum Ekonomi Syariah

transaksi efek syariah terus berkembang di Indonesia. Meskipun dunia


ekonomi syariah di Indonesia berkembang, namun masih dianggap belum
mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Dimulainya investasi syariah
melalui pengenalan reksadana syariah dan fatwa DSN-MUI tentang
investasi syariah dalam kegiatan pasar modal di Indonesia juga belum
mampu meningkatkannya.15
Reksadana syariah pada dasarnya sama seperti reksadana
konvensional yang bertujuan untuk mengumpulkan dana dari masyarakat.
Selanjutnya dikelola oleh manajer investasi,untuk kemudian diinvestasikan
pada instrumen-instrumen di pasar modal dan pasar uang.
G. Prinsip Dasar Reksadana Syariah

Reksadana syariah memiliki prinsip transaksi yang berdasarkan syariah


sebagai berikut:
1. Semua bentuk muamalah boleh dilakukan selama tidak ada dalil yang
mengharamkan atasnya;

2. Asas kebebasan membuat kontrak berdasarkan kesepakatan dan


kewajiban memenuhi akad;

3. Pelaksanaan transaksi harus dilakukan dengan berdasarkan prinsip


kehati-hatian, serta tidak boleh melakukan spekulasi di dalamnya yang
mengandung riba, gharar, masyir, dan zhulm;

4. Menjunjung etika (akhlak) dalam bertransaksi, melakukan pencatatan


atau penulisan, perjanjian atau akad untuk transaksi tidak tunai.

Selain itu pula ada landasannya:


“… Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba…”.(QS. Al-Baqarah (2): 275.

15
Irsan Nasarudin, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana), hlm.
104.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


103
Universitas Pamulang
Modul Hukum Ekonomi Syariah

“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula

membahayakan orang lain”. (HR. Ibn Majah, dari Ubadah bin Shamit,

Ahmad dari Ibn Abbas, dan Malik dari Yahya).16

H. Pelaksanaan Reksadana Syariah

Sesuai dengan prinsip operasional, pelaksanaan investasi dilaksanakan


oleh manajemen investasi. Dalam melaksanakannya, menggunakan prinsip
mudharabah dan qiradh.
Pemodal sebagai rab Al-mal ikut menanggung resiko yang dialami
manajer investasi selaku amil. Namun manajer investasi tidak ikut
menanggung resiko kerugian tersebut, dengan catatan itu bukan disebabkan
oleh kelalaiannya. Hasil positif atau keuntungan yang didapatkan kemudian
dibagi antara pemodal dengan manajer investasi sesuai proporsi yang telah
disepakati oleh kedua belah pihak.17
I. Kelebihan Reksadana Syariah

Dalam reksadana syariah, ada kelebihan yang dapat diniikmati oleh para
pelaku pasar modal yang menggunakannya, seperti:
1. Pengelolaan reksadana syariah dilakukan oleh manajemen yang
profesional sehingga investasi yang dikelola sebaik mungkin
mendapatkan return yang optimal.

2. Pengelolaannya diawasi oleh badan yang bertanggung jawab secara


penuh untuk memastikan tidak ada yang melenceng dari syariah.

3. Cenderung rendah biaya investasi yang diperlukan, sehingga dapat


dilakukan oleh pihak mana saja.

4. Informasi terkait kinerja investasi disampaikan secara terbuka melalui


media massa sehingga bersifat transparan.

16
Heri Sudarsono, op.cit, hlm. 107.
17
Op.cit, hlm. 109.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


104
Universitas Pamulang
Modul Hukum Ekonomi Syariah

5. Sesuai kebutuhan, keuntungan yang dihasilkan dari reksadana syariah


dapat dicairkan kapan saja.18

J. Kendala Reksadana Syariah

Ada kendala yang dihadapi dalam memperkenalkan dan melaksanakan


reksadana syariah. Di antaranya adalah, kurangnya tingkat pengetahuan dan
pemahaman yang dimiliki para pelaku pasar modal terhadap prinsip syariah.
Kebanyakan dari mereka beranggapan bahwa prinsip syariah selalu terkait
dan untuk kepentingan umat Islam saja. Padahal, prinsip syariah itu terbuka
dan dapat dilaksanakan oleh siapa saja, apalagi tidak ada dalil atau fatwa
yang membatasi reksadana syariah hanya untuk umat Islam saja.
Kendala lainnya adalah keterbatasan informasi tentang adanya pasar
modal syariah. Pola kelembagaan atau institusi dalam rangka pengawasan,
oleh para pelaku masih dianggap disinsentif.19

18
Eko Priyo Pratomo, op.cit, hlm. 106.
19
Op.cit, hlm. 109.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


105
Universitas Pamulang
Modul Hukum Ekonomi Syariah

DAFTAR PUSTAKA
Aziz, Abdul. Manajemen Investasi Syariah, Bandung, Alvabeta: 2010.
Ghufron, Sofiani (penyunting). Briefcase Book Edukasi Profesional Syariah,
Investasi Halal di Reksadana Syariah, cetakan satu, Jakarta, Renaisans: 2005.
Huda, Nurul dan Muhammad Heykal, Lembaga Keuangan Islam : Tinjauan
Teoritis dan Praktis, hlm 257 dan Iggi H. Achsien, Investasi Syariah di Pasar
Modal: Mengagas Konsep dan Praktek Manajemen Portofolio Syariah,
Jakarta, Gramedia Pustaka Utama: 2000.
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah,
Jakarta, Kencana Prenada Media Group: 2007.
Jogiyanto. Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Yogyakarta, BPFE Yogyakarta:
2007.
Nasarudin, Irsan. Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta, Kencana.
Pratomo, Eko Priyo. Reksadana Solusi Perencanaan Investasi di Era Modern,
Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama: 2002.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Yogyakarta, Ekonosia:
2007.
Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta, Prenada Media
Group.
Usman, Bahtiar dan Indri Ratnasari, Evaluasi Kinerja Reksadana Berdasarkan
Metode Sharpe, Treynor, Jensen, dan M2, Media Riset Bisnis dan Manajemen
vol. 4, No. 2 Agustus 2004.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS

1. Apa yang dimaksud dengan reksadana syariah ?


2. Bagaimana mekanisme menjadi nasabah reksadana syariah ?
3. Bagaimana sistem investasi reksadana syariah ?
4. Apa kelebihan dan kekurangan reksadana syariah ?
5. Jelaskan prinsip-prinsip reksadana syariah ?
6. Apa keuntungan dari reksadana syariah ?
7. Bagaimana sistem perhitungan reksadana syariah ?
8. Apa jenis-jenis reksadana syariah ?

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


106
Universitas Pamulang

Anda mungkin juga menyukai