Anda di halaman 1dari 5

RAGAM INVESTASI SYARIAH

Adanya kepatuhan terhadap aturan syari’ah merupakan kelebihn investasi syariah. Hal yang
penting terutama dari muslim yang menginginkan kehalalan pada setiap aspek kehidupannya.
Instrumen investasi syari’ah, insya Allah bebas dari riba, maysir, gharar, bathil, dan hal-hal
yang diharamkan. Ada dewan pengawas syari’ah pada setiap produk untuk memastikan
investasi ini tetap sesuai dengn aturan syari’ah. Poduk investasi syari’ah bukan untuk kaum
muslim saja. Namun, banyak juga dari kalangan non-muslim yang tertarik pada produk ini
kaena transparansi imbal hasilnya lebih kompetitif dan adil bagi investor.

A. JANGKA WAKTU INVESTASI

Investasi dapat dibedakan menurut jangka waktu pengambilan keuntungan atau hasilnya.
Berdasarkan jangka waktunya, maka investasi dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Jangka pendek
Yaitu investasi yang rentang waktunya anatara 6 bulan hingga 1 tahun.
2. Jangka menengah
Yaitu investasi yang rentang waktunya antara 1 sampai dengan 3 tahun.
3. Jangka panjang
Yaitu investasi yang rentan waktunya lebih dari 3 tahun atau ada yang mengatakan
lebih dari 5 tahun.
B. POTENSI RISIKO INVESTASI

Investasi adalah kegiatan yang berhubungan dengan masa depan. Bicara masalah masa depan
sangat berkaitan dengan resiko yang akan terjadi. Dengan demikian, potensi risiko yang
terjadi dalam suatu investasi dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Investasi risiko rendah


Investasi yang memiliki exposure risiko rendah antara lain: investasi dalam bentuk
deposito, investasi dalam reksadana pendapatan tetap.
2. Investasi risiko sedang atau menengah
Investasi yang mempunyaiexposure sedang atau menengah adalah investasi dalam
obligasi syari’ah, reksadana campuran, dan pasar uang syari’ah.
3. Investasi risiko tinggi
Investasi yang mempunyai exposure risiko tinggi antara lain investasi dalam bentuk
saham dan reksadana saham.
Ragam dan potensi yang ada dalam investasi akan menimbulkan perilaku investor dalam
menghadapi risiko investasi. Dalam hal ini, ada tiga kecondongan investor dalam menyikapi
risiiko, yaitu:

1. Risk seeker (investor yang suka terhadap risiko)


Adalah investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi akan memberikan
tingkat pengembalian yang sama dengan resiko yang berbeda , maka ia lebih suka
mengambil investasi denagn resiko yang lebih besar. Investor yang demikian ini lebih
cenderung bersikap agresif dan spekulatif dalam pengambilan keputusan investasi.
2. Risk neutrality (investor yang netral terhadap resiko)
Adalah tipikal investor yang meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama
untuk setiap kenaikan resiko. Investor dengan karakter ini lebih cenderung bersikap
hati-hati dan fleksibel dalam mengambil keputusan investasi.
3. Risk averter (investor yang tidak suka terhadap risiko)
Adalah tipikal investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang
memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan resiko yang berbeda, maka ia
akan lebih cenderung mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil.
C. POLA INVESTASI SYARI’AH

Menurut pola investor dalam melakukan kegiatan investasi dapat diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu:

1. Investasi langsung
Adalah investasi yng mana pemilik dana dan pengelola bisnis langsung melakukan
kesepakatan kerjasama investasi. Contohnya adalah investasi disektor rill dan
investasi dipasar modal.
2. Investasi tidak langsung
Adalah investasi yang mana pemilik modal dan pengelola bisnis tidak langsung
berhubungan dalam melakukan kesepakatan kerjasama investasi. Investasi tidk
langsung dijalankan dengan menggunakan perantara pihak ketiga. Contohnya
investasi di sektor perbankan.
D. SEKTOR INVESTASI SYARI’AH

Pada umumnya investasi dibedaka menjadi dua, yaitu investasi pada financial asset dan
investasi pada real asset. Investasi pada financial asset dilakukan dipasar uang, misalnya
berupa sertifiakat deposito, commercial paper, surat berharga pasar uang, dan lainnya.
Investasi juga dapat dilakukan di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, warrant,
opsi, dan yang lainnya. Sedangkan investasi pada real asset dapat dilakukan dengan
pembelian aset produktif, pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan yang
lainnya.

Investasi Dalam Sektor Riil Syari’ah

Sektor rill adalah bentuk investasi yang bisa di katakan sebagai investasi jangka panjang. Hal
yang menjadi momok pada investasi ini adalah membutuhkan dana yang cukp besar dan
tentunya hanya bisa di jalani oleh sebagian orang berduit alias kaya. Investasi sektor rill
merupakan sebuah investasi yang cenderung kita harus melakukan pembangunan sebuah
insfrastruktur tersebut bisa mendatangkan pendapatan yang kontinu di masa depan. Dari
berbagai faktor yng menghambat tersebut, ada 3 faktor utama yang menjadi kendala, yaitu:

1. Kebijakan di bidang industri yang masih lemah dan tidak terfokus, seperti: stabilitas
politik dan penegak hukum, peraturan ketenagakerjaan, bidang energi, kebijakan
lingkungan , pengawasan barang beredar dan impor ilegal dan lain sebagainay yang
menyebabkan iklim usaha dalam negeri tidak kondusif.
2. Kebijakan fiskal yang tidak komperhensif, karena lebih difokuskan pada upaya
mencapai target penerimaan negara sesat, sedangkan jangka panjangnya tidak
terpikirkan.
3. Kebijakan moneter yang masih belum memihak sektor rill karena beberapa sektor
dinilai beresiko tinggi, antara lain seperti:fungsi intermediasi perbankan tidak optimal,
suku bunga bank tinggi jika diperbandingkan dengan bunga simpanan, likuiditas
keuangan dilembaga keuangan/ bank untuk sektor industri sangat rendah.

Investasi Dalam Sektor Keuangan Syari’ah

1. Perbankan syari’ah
Produk-produk investasi yang dapat diambil di perbankan syari’ah diantaranya
adalah:
a. Tabungan bagi hasil (mudharabah)
Yaitu tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah mutlaqah. Dalam hal ini
bank syari’ah mengelola dana yang diinvestasikan oleh penabung secara
produktif, menguntungkan, dan memenuhi prinsip-prinsip syari’ah islam.
b. Deposito bagi hasil (mudharabah)
Merupakan produk investasi jangka waktu tertentu. Nasabahnya bisa perorangan
maupun badan. Produk ini menggunakan prinsip mudharabah mutlaqah.
c. Investasi khusus (mudharabah miqayyadah)
Adalah suatu benuk investasi nasabah yang disalurkan langsung kepada
pembiayaan tertentu sesuai dengan keinginan nasabah.
2. Perbankan modal syari’ah
Secara umum merupakan sutu tempat bertemunya para penjual dan pembeli untuk
melakukan transaksi dalam rangka memperoleh modal. Modal yang diperdagangkan
dalam pasar modal merupakan modal yang bila diukur dari waktunya merupakan
modal jangka panjang. Oleh karena itu bagi emiten sangat menguntungkan mengingat
masa pengembaliannya relatif panjang, baik yang bersifat kepemilikan maupun yang
bersifat utang.
Instrumen investasi di pasar modal syari’ah
a. Saham syari’ah
Dalam struktur permodalan khususnya untuk perusahaanyang berbentuk perseroan
terbatas(PT), pembagian modal menurut undang-undang terdiri:
a) Modal dasar
b) Modal ditempatkan
c) Modal disetor
d) Saham dala portepel

Prinsip dasar saham syari’ah

1. Bersifat musyarakah jika ditawarkan secara terbatas


2. Bersifat mudharabah jika ditawarkan kepada publik
3. Tidak boleh ada pembeda jenis saham, karena risiko harus ditanggung oleh
semua pihak
4. Prinsip bagi hasil laba-rugi
5. Tidak dapat dicairkan kecuali dilikuidasi

Jenis-jenis saham

1. Saham preferen
2. Saham biasa
3. Saham treasury
b. Obligasi (sukuk) syari’ah
Yaitu suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syari’ah yang
dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syari’ah yang mewajibkan emiten
untuk membayar pendapatan pada pemegang obligasi syari’ah berupa bagi hasil
serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Jenis-jenis obligasi
1. Obligasi mudharabah
2. Obligasi ijarah
c. Reksadana syari’ah
Adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat
pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi.
d. Asuransi syari’ah
Perbedaan yang paling mendasar antara asuransi syari’ah dan konvensial adalah
pada akad perjanjiannya.

Anda mungkin juga menyukai