KELOMPOK 6
Lismawati 15.0102.0023
Melyta Aty Nastiti 15.0102.0026
Tika Rismawati 15.0102.0163
Rochayati 15.0102.0170
M. Shahibi Ahya 15.0102.0171
Akuntansi ISTISNHA’
PENDAHULUAN
1. Karena barang belum tersedia, pembeli kadang-kadang harus memesan terlebih
dahulu kepada penjual. Hal ini merupakan jual beli akad Istisnha’.
2. Akad Istisnha’ pada dasarnya adalah suatu jenis dari Akad Salam. Bedanya
akad Salam keseluruhan pembayaran dilakukan diawal akad, tetapi akad
istisnha’ pembayarannya bisa dilakukan secara angsuran.
3. Kalau akad salam cocok untuk Pembelian produk hasil pertanian, akad istisnha’
cocok untuk pembelian produk manufaktur (konstruksi, gedung, mesin
mobil/motor, dan sebagainya).
PENGERTIAN DASAR AKUNTANSI ISTISNHA’
PENGERTIAN ISTISNHA’
Akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan barang tertentu dengan
kriteria dan persyaratan tertentu yang disepakati antara pemesan
(pembeli/mustashni’) dan penjual (pembuat, shani’).
Shani’ akan menyiapkan barang yang dipesan sesuai dengan spesifikasi yang telah
disepakati dimana ia dapat menyiapkan sendiri atau melalui pihak lain (istishna’
parallel).
(1)
(Penjual) (Pembeli)
(2)
(3)
Keterangan:
1. Pembeli dan penjual menyepakati akad istisnha.
2. Barang diserahkan kepada Pembeli.
3. Pembayaran dilakukan oleh Pembeli.
SKEMA ISTISNHA’ PARALLEL
(1)
(Penjual) (Pembeli)
(4)
(5)
(3)
Produsen/Suplier
(2)
Keterangan:
1. Melakukan AKAD ISTISNHA’,
2. Penjual memesan & membeli dari Suplier/produsen,
3. Barang dari produsen diserahkan kepada penjual,
4. Barang diserahkan kepada pembeli, dan
5. Pembayaran oleh pembeli.
DASAR SYARIAH
Masyarakat telah mempraktekkan istishna’ secara luas dan terus menerus tanpa
ada keberatan sama sekali. Hal demikian menjadikan istishna’ sebagai kasus
ijma’ atau konsensus umum.
Keberadaan istishna’ didasarkan atas kebutuhan masyarakat. Banyak orang
seringkali memerlukan barang yang tidak tersedia di pasar, sehingga mereka
cenderung melakukan kontrak agar orang lain membuatkan barang untuk
mereka.
Istishna’ sah sesuai dengan aturan umum mengenai kebolehan kontrak selama
tidak bertentangan dengan nash atau aturan syariah.
RUKUN ISTISNHA’
2. OBYEK AKAD Obyek akad berupa barang yang akan diserahkan dan
modal istishna’ yang berbentuk harga
Jika akad Istishna’ dilakukan dengan pembayaran tangguh, maka pengakuan pendapatan
dibagi menjadi 2 bagian:
margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung
apabila istishna’ dilakukan tunai, akan diakui sesuai persentase
penyelesaian.
Dr. Aset istishna’ dlm penyelesaian (margin keuntungan) xxx
Dr. Beban istishna’ (biaya yang dikeluarkan) xxx
Cr. Pendapatan Istishna’ xxx
(pendapatan yg hrs diakui di periode berjalan )
Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui selama periode
pelunasan secara proporsional sesuai dgn pembayaran.
- pada saat penandatanganan akad:
Dr. Piutang Istishna’(selisih Nilai Tunai&Nilai Akad) xxx
Cr. Pendapatan Istishna’ Tangguh xxx
- Pada saat pembayaran dan pengakuan pendapatan selisih nilai:
Dr. Pendapatan Istishna’ Tangguh (secara proporsional) xxx
Cr. Pendapatan Akad Istishna’ xxx
Dr. Piutang Istishna’(kas yang diterima) xxx
Cr. Kas xxx
AKUNTANSI UNTUK PENJUAL