Anda di halaman 1dari 3

Nama : LUKY WINDA SAPUTRI

NIM : 1900012194

Kelas : AKUNTANSI D

TEORI PERCAMPURAN DAN PERTUKARAN

Konsep Akad

Akad yang dilakukan pada bank syariah memiliki konsekuensi duniawi dan ukhrawi
karena akad berdasarkan hukum Islam. Sedangkan akad pada bank konvensional hanya
memiliki konsekuensi duniawi saja. Apabila nasabah bank konvensional melanggar kontrak
yang telah dilakukan maka hukumannya hanya berdasarkan hukum positif belaka, tapi bila
nasabah bank syariah melanggar akad maka ia bertanggung jawab di dunia dan akhirat.

Setiap akad dalam perbankan syariah harus memenuhi ketentuan akad, yakni rukun
dan syarat. Rukun akad ada tiga, yakni; pelaku akad, objek akad, dan shighat atau pernyataan
pelaku akad berupa ijab dan kabul. Sedangkan syarat ada ada empat jenis yaitu; 1) syarat
in’iqãd (berlakunya akad), 2) Syarat shihãh (sahnya akad), 3) Syarat nafãdz (realisasi akad),
4) Syarat luzûm (terjadinya akad).

Akad Pada Bank Syariah

Aplikasi akad dan wa’ad dalam perbankan syariah berbeda. Wa’ad adalah janji
(promise) antara satu pihak dengan pihak lainnya, sementara akad adalah kontrak antara dua
belah pihak. Wa’ad hanya mengikat satu pihak, yakni pihak yang memberi janji
berkewajiban untuk melaksanakan kewajibannya. Sedangkan pihak yang diberi janji tidak
memikul kewajiban apa-apa terhadap pihak lainya. Bila pihak yang berjanji tidak memenuhi
janjinya, maka sanksi yang diterimanya adalah lebih merupakan sanksi moral.

Teori Pertukaran

Pertukaran (al-bai’) ialah mempertukarkan suatu (harta benda) untuk tujuan


kepemilikan. Dalam kehidupan modern, pertukaran barang sering dilakukan dengan cara jual
beli melalui perantaraan uang sebagai alat tukar (medium of change). Dengan cara
pertukaran, hasil terjadinya akad dapat diketahui secara langsung baik dari segi objek
maupun waktu penyerahan. Teori pertukaran dibagi dari dua pilar:

a. Objek pertukaran
Fiqh membedakan dua jenis objek pertukaran, yaitu
1) ‘any (real asset) berupa barang dan jasa.
2) Dayn, yang secara bahasa artinya utang. Namun secara fiqih dayn selain
utang dapat diartikan asset financial.
b. Waktu pertukaran
1) Naqdam (immediate delivery) yang berarti penyerahaan saat itu juga
2) Ghairu naqdam (deferred delivery) yang berarti penyerahaan kemudian.

Secara garis besar ada dua jenis asset yang dpat digunakan sebagia investasi yaitu:

 Real asset yaitu investasi yang dilakukan dalam asset-asset yang berwujud nyata
seperti emas, real astate, dan karya seni.

 Financial asset, yaitu investasi yang dilakukan pada sektor-sektor financial seperti,
deposito, saham, obligasi, reksadana.

Berinvestasi di financial asset bisa dilakukan dengan 2 cara yaitu langsung dan tidak
langsung. Langsung artinya investor membeli asset-asset keuangan perusahaan, tidak
langsung membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio asset-asset
keuangan dari perusahaan lain. Dari segi objek pertukaran , dapat diidentifikasi tiga jenis
pertukaran, yaitu:

a) Pertukaran Real Asset (‘any) dengan Real Asset (‘any)

Bila jenisnya berbeda (misalnya upah tenaga kerja yang dibayar dengan sejumlah beras)
maka tidak ada masalah atau dibolehkan. Namun bila jenisnya sama, fiqih membedakan
antara real assets yang secara kasat mata tidak dapat dibedakan mutunya.
b) Pertukaran ‘any (Real Asset) dengan Dayn (Financial Asset)

Dalam pertukaran ‘ayn dengan dayn, maka yang dibedakan adalah jenis ayn-nya. Jika
ayn-nya adalah barang maka pertukaran ‘ayn dengan dayn itu disebut jual beli (al bai’).
Sedangkan bila ‘ayn-nya adalah jasa, maka pertukaran itu disebut sewa-menyewa/
upah-mengupah (al-ijarah).

c) Pertukaran Dayn Dengan Dayn

Dibedakan antara dayn yang berupa uang dengan dayn yang tidak berupa uang (surat
berharga). Pertukaran uang dengan uang dibedakan menjadi pertukaran uang sejenis dan
pertukaran uang yang tidak sejenis. Perbedaan ini menimbulkan akibat hukum yang
berbeda pula.

Teori Percampuran

Selain menggunakan metode pertukaran seperti jual beli (albai’), cara lain yang
dapat digunakan untuk menjalankan akad tijarah ialah dengan cara mengadakan persekutuan.
Persekutuan merupakan bentuk kerjasama dalam rangka menjalankan usaha untuk
mendapatkan keuntungan. Persekutuan disyariatkan Allah karena tidak semua usaha dapat
dijalankan melalui pertukaran. Persekutuan dalam istilah fiqh dikenal dengan nama syirkah.
Pengertian syirkah secara bahasa adalah berarti persekutuan atau percampuran.

Setiap akad persekutuan harus memenuhi beberapa prinsip dan persekutuan sebagai
berikut:

 Masing-masing pihak yang berserikat berwenang melakukan tindakan hukum atas


nama persekutuan dengan izin pihak lain. Segala akibat dari tindakan tersebut, baik
keuntungan maupun kerugian ditanggung secara bersama-sama.

 Sistem pembagian keuntungan harus ditetapkan secara jelas, baik dari segi nisbah
(%) maupun periode pembagiannya. Misalnya 60%:40%, 30%:70% dalam periode
per triwulan atau per tahun dan lain-lain sesuai kesepakatan.

 Sebelum dilakukan pembagian sleuruh keuntungan merupakan milik bersama. Tidak


boleh sejumlah keuntungan tertentu yang dihasilkan salah satu pihak dipandang
sebagai keuntungannya.

Teori percampuran juga terdiri dari dua pilar

a. Objek percampuran

Tidak juah beda dengan teori pertukaran objeknya juga dua yaitu ‘any (real asset)
berupa barang dan jasa, dan dayn (financial asset) berupa uang dan surat berharga.

b. Waktu percampuran

Juga membedakan waktu percampuran menjadi dua yaitu naqdan yakni penyerahan
saat itu juga dan ghairu naqdan penyerahan kemudian atau tangguh.

Dari segi objek percampuran dapat diidentifikasi tiga jenis percampuran, yaitu:

a) Percampuran ‘any (real asset) dengan ‘any (real asset)

Dapat terjadi mislnya dalam kasus dimana ada seorang tukang kayu bekerjasama
dengan tukang batu untuk membangun sebuah rumah. Baik tukang kayu dan tukang
batu kedua-duanya sama-sama menyumbangkan tenaga dan keahlianya (jasa) dan
mencampurkan jasa mereka berrdua untuk membuat usaha bersama yakni membangun
rumah. Dalam hal ini yang dicampurkan adalah ‘ayn dengan ‘ayn. Bentuk percampuran
seperti ini disebut Syikah Abdan.

b) Percampuran ‘any dengan dayn

Percampuran ‘any dengan dayn dapat dibagi ke dalam tiga bentuk

1) Syirkah Mudharabah

Dalam kasus ini, uang yang dicampurkan dengan jasa. Hal ini terjadi ketika
ada seorang pemilik modal (A) yang bertindak sebagai penyandang dana,
memberikan sejumlah dana kepada seseorang yang memiliki kecakapan
berbisnis (B). Disini A memberikan dayn (uang), sementara si B memberikan
keahlian(jasa).

2) Syirkah Wujud

Terjadi percampuran antara ‘ayn dengan dayn. Seorang penyandang dana (A)
memberikan sejumlah dana tertentu untuk dipakai sebagai modal usaha dana
menyumbangkan reputasi/ nama baiknya.

3) Percampuran dayn dengan dayn

Bila terjadi percampuran antara uang dengan uang dalam jumlah yang sama
( Rp. X dengan Rp. X ), hal ini disebut syirkah mufawadhah. Namun bila
jumlah uang yang dicampurkan berbeda ( Rp. X dengan Rp. Y ), hal ini
disebut syirkah ‘inan. Percampuran ini juga bisa berupa kombinasi antar surat
berharga.

Sumber

Jurnal akad-akad perbankan syariah vol. 2, no. 1

Anda mungkin juga menyukai