Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang beragam, manusia dapat membeli atau
melakukan barter untuk memperoleh aset yang dibutuhkannya. Selain itu manusia juga
dapat menyewa aset yang diperlukannya, untuk dapat menggunakan atau mengambil
manfaat dari aset yang disewanya.
Akad sewa menyewa seperti ini merupakan salah satu contoh dari akad ijarah. Ijarah
adalah akad pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu aset atau jasa sementara hak
kepemilikan aset tetap pada pemberi sewa.
Sebaliknya penyewa atau pengguna jasa memiliki kewajiban membayar sewa atau
upah. Pembahasan meliputi pengertian, jenis, ketentuan syariah, perlakuan akuntansi
dan ilustrasi kasus akad ijarah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari Akad Ijarah ?
2. Apa saja jenis Akad Ijarah ?
3. Dasar Syariah untuk Akad Ijarah ?
4. Apa perbedaan Ijarah dengan Leasing ?
5. Bagaimana perlakuan akuntansi (PSAK 107) ?
6. Ilustrasi Akuntansi Kasus Ijarah ?
1.3

Manfaat Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Akad Ijarah
2. Untuk mengetahui jenis Akad Ijarah
3. Untuk mengetahui dasar syariah Akad Ijarah
4. Untuk mengetahui perbedaan Ijarah dengan Leasing
5. Untuk mengetahui perlakuan akuntansi Akad Ijarah (PSAK 107)
6. Untuk mengetahui ilustrasi akuntansi kasus Ijarah
1

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Akad Ijarah
Menurut Sayyid Sabiq dalam Fikih Sunah, al Ijarah berasal dari kata al Ajru yang
berarti alIwadhu (ganti/kompensasi). Ijarah dapat didefinisikan sebagai akad
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu
dengan pemindahan kepemilikan atas barang itu sendiri. Jadi ijarah dimaksudkan
untuk mengambil manfaat atas suatu barang atau jasa (mempekerjakan seseorang)
dengan jalan penggantian (membayar sewa atau upah sejumlah tertentu).
Dari pengertian diatas, ijarah sejenis dengan akad jual beli namun yang
dipindahkan bukan hak kepemilikannya tapi hak guna atau manfaat, manfaat dari
suatu aset atau dari jasa / pekerjaan.
Aset yang disewakan (objek ijarah) dapat berupa rumah, mobil, peralatan dan lain
sebagainya, karena yang ditransfer adalah manfaat dari suatu aset, sehingga segala
sesuatu yang dapat ditransfer manfaatnya dapat menjadi objek ijarah, karena
mengambil manfaatnya berarti memilikinya. Bentuk lain dari objek ijarah adalah
adalah manfaat dari suatu jasa yang berasal dari hasil karya atau dari pekerjaan
seseorang. Contoh : Nona Sarah menggunakan jasa penjahit Isma, atau Isma
mempekerjakan Elin. Hubungan pekerja dan pemberi kerja (upah-mengupah)
termasuk dalam akad ijarah, dan pengguna jasa harus membayar upah.
Akad ijarah mewajibkan pemberi sewa untuk menyediakan aset yang dapat
digunakan atau dapat diambil manfaat darinya selama periode akad dan memberikan
hak kepada pemberi sewa untuk menerima upah sewa (ujrah). Misalnya menyewakan
LCD, maka LCD tersebut harus dapat digunakan, bukan LCD yang rusak yang tidak
2

dapat diambil manfaat darinya. Apabila setelah akad terdapat kerusakan sebelum
digunakan dan sedikitpun waktu belum berlalu maka akad dapat dikatakan batal atau
pemberi sewa harus mengganti dengan aset sejenis lainnya.
Apabila terjadi kerusakan yang mengakibatkan penurunan nilai kegunaan dari aset
yang disewakan

dan bukan disebabkan kelalaian penyewa, pemberi sewa

berkewajiban menanggung biaya pemeliharaannya selama periode akad atau


menggantinya dengan aset sejenis. Pada hakikatnya pemberi sewa berkewajiban untuk
menyiapkan aset yang disewakan dalam kondisi yang dapat diambil manfaat darinya.
Penyewa merupakan pihak yang menggunakan / mengambil manfaat atas aset
sehingga penyewa berkewajiban membayar sewa dan menggunakan aset sesuai
dengan kesepakatan (jika ada), tidak bertentangan dengan syariah dan merawat atau
menjaga keutuhan aset tersebut. Apabila kerusakan terjadi karena kelalaian penyewa
maka ia berkewajiban menggantinya atau memperbaikinya. Selama masa perbaikan,
masa sewa tidak bertambah. Pemberi sewa dapat meminta penyewa untuk
menyerahkan jaminan atas ijarah untuk menghindari resiko kerugian (ED PSAK 107).
Dalam kontrak, tidak boleh dipersyaratkan biaya pemeliharaan akan ditanggung
penyewa karena hal ini dapat menimbulkan ketidakpuasan (gharar). Hanya biaya
pemeliharaan rutin dan tidak material yang dapat ditanggung penyewa, seperti ganti
busi pada mobil yang disewa.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, penyewa dan pengguna jasa atau pemberi
kerja berkewajiban membayarkan sejumlah tertentu berupa sewa atau upah sesuai
dengan akad. Begitu harga itu disepakati maka sepanjang masa akad tidak boleh
berubah. Misalnya : A menyewakan rumahnya kepada B dengan harga sewa Rp 20jt
untuk waktu 2 tahun. Dalam Akad Ijarah, rumah tetap milik A, B mempunyai hak
untuk menggunakan rumah tersebut selama 2 tahun, dan B berkewajiban membayar

Rp 20 juta. Sepanjang masa akad yaitu 2 tahun, harga sewa tidak boleh berubah yaitu
tetap Rp 20 juta. Namun apabila kontrak diperpanjang, maka atas kontrak yang baru
ini boleh saja harga berubah bisa sama, lebih tinggi atau lebih rendah.
Pengalihan kontrak atau aset yang disewa kemudian disewakan kembali pada
pihak lain boleh dilakukan baik dengan harga sama, lebih tinggi atau lebih rendah
asalkan pemberi sewa mengijinkannya. Namun bila disewakan kembali kepada
pemberi sewa, maka syaratnya adalah kedua akad (yaitu dari pemberi sewa ke
penyewa pertama atau dari penyewa pertama ke penyewa berikutnya yang tidak lain
pemberi sewa sendiri) harus tunai. Hal ini untuk menghindari transaksi sejenis bai al
innah yang dilarang secara syariah.
Pembayaran sewa dapat dibayar dimuka, ditangguhkan atau pun diangsur sesuai
kesepakatan antara pemberi sewa dan penyewa. Apabila yang disepakati adalah
pembayaran tangguh dan terjadi penundaan pembayaran akibat penyewa lalai (bukan
karena tidak mampu secara finansial), maka dapat dikenakan denda, yang akan
digunakan sebagai dana kebajikan.
Apabila atas ijarah dibayarkan uang muka, dan penyewa membatalkan akad maka
uang muka tersebut menjadi hak pemberi sewa. Lebih disarankan agar hak pemberi
sewa adalah sebesar opportunity cost yang ditimbulkannya, yaitu uang yang bisa
didapatkannya dengan menyewakan kepada pihak lain sehingga selisih antara uang
muka dan opportunity costnya dikembalikan kepada penyewa.
Akad Ijarah memiliki resiko berupa gagal bayar dari penyewa, aset ijarah rusak,
atau penyewa menghentikan akad sehingga pemberi sewa harus mencari penyewa
baru.
Akad Ijarah hendaknya memuat aturan tentang jangka waktu akad, besarnya sewa
atau upah, cara pembayaran sewa atau upah (dimuka, angsuran atau di akhir),

peruntukan aset yang disewakan dan hal lainnya yang dianggap penting. Begitu
kontrak disetujui maka ia bersifat mengikat kedua belah pihak dan apabila ada
perubahan pada isi kontrak harus disepakati keduanya. Setelah akad ditandatangani,
pemberi sewa tidak dapat menyewakan aset yang telah disewakannya pada pihak lain
untuk periode akad yang sama.
Perjanjian mulai berlaku efektif ketika penyewa dapat menggunakan aset yang
disewanya bukan saat penandatanganan kontrak, sebaliknya pada saat itu pemberi
sewa berhak menerima pembayaran sewa atau upah.

2.2 Jenis Akad Ijarah


1. Berdasarkan Objek yang Disewakan
Berdasarkan objek yang disewakan, ijarah dapat dibagi 2, yaitu :
1) Manfaat atas aset yang tidak bergerak seperti rumah atau aset bergerak seperti
mobil, motor, pakaian dan sebagainya.
2) Manfaat atas jasa berasal dari hasil karya atau dari pekerjaan seseorang.
2. Berdasarkan PSAK 107
Berdasarkan PSAK 107, ijarah dapat dibagi menjadi 3, namun yang telah dikenal
secara luas adalah dua jenis ijarah yang disebutkan pertama, yaitu :
1) Ijarah merupakan sewa menyewa objek ijarah tanpa perpindahan resiko dan
manfaat yang terkait kepemilikan aset terkait, dengan atau tanpa waad untuk
memindahkan kepemilikan dari pemilik (mujir) kepada penyewa (mustajir)
pada saat tertentu.
2) Ijarah Muttahiya Bit Tamlik adalah ijarah dengan waad (janji) perpindahan
kepemilikan aset yang diijarahkan pada saat tertentu.

Skema Ijarah

Perpindahan kepemilikan suatu aset yang disewakan dari pemilik kepada


penyewa, dalam Ijarah muntahiya bit tamlik dapat dilakukan jika seluruh pembayaran
sewa atas objek ijarah yang dialihkan telah diselesaikan dan objek ijarah telah
diserahkan kembali kepada pemberi sewa. Kemudian untuk perpindahan kepemilikan
akan dibuat akad baru, terpisah dari akad ijarah sebelumnya.
Perpindahan kepemilikan dapat dilakukan melalui :
a. Hibah;
b. Penjualan, dimana harga harus disepakati kedua belah pihak sebelum akad
penjualan, namun pelaksanaan penjualan dapat dilakukan :
1. Sebelum akad berakhir,
2. Setelah akad berakhir,
3. Penjualan secara bertahap sesuai dengan waad (janji) pemberi sewa. Untuk
perpindahan secara bertahap, harus ditentukan bagian penyewa setiap kali ia
melakukan pembayaran dari harga total sampai ia memiliki aset tersebut
secara penuh di akhir kontrak. Sistem ini mengharuskan pembuatan kontrak
untuk setiap bagian penjualan, sampai bagian terakhir dijual kepada penyewa.
Jika kontrak ijarah batal karena alasan-alasan yang mendasar sebelum

perpindahan kepemilikan secara penuh kepada penyewa, aset yang disewanya


menjadi milik bersama penyewa dan pemberi sewa secara proporsional.
c. Jual dan ijarah adalah transaksi menjual objek ijarah kepada pihak lain, dan
kemudian menyewa kembali objek ijarah tersebut yang telah dijual tersebut.
Alasan dilakukanya transaksi tersebut bisa saja sipemilik aset membutuhkan uang
sementara ia masih memerlukan manfaat dari aset tersebut. Transaksi jual dan
ijarah harus merupakan transaksi yang terpisah dan tidak saling bergantung
(taalluq) sehingga harga jual harus dilakukan pada nilai wajar dan penjual akan
mengakui keuntungan atau kerugian atau pada periode terjadinya penjualan dalam
laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian yang timbul dari transaksi jual tidak
dapat diakui sebagai pengurang atau penambah beban ijarah yang muncul karena
ia menjadi penyewa.
d. Ijarah-lanjut menyewakan labih lanjut kepada pihak lain atas aset yang
sebelumnya disewa dari pemilik. Jika suatu entitas menyewa objek ijarah untuk
disewa-lanjutkan, maka entitas mengakui sebagai beban ijarah (sewa tangguhan)
untuk pembayaran ijarah jangka panjang dan sebagai beban ijarah untuk sewa
jangka pendek.

2.3 Dasar Syariah


Sumber hukum akad ijarah
1. Alquran, sebagai firman ALLAH SWT :
apakah mereka yang membagi-bagi rahmat tuhanmu? Kami telah menetukan
antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah
meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar

sebagian mereka dapat mempergunakan yang lain. Dan rahmat tuhanmu lebih
baik dari apa yang mereka kumpulkan. QR. 43:32)
dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak dosa bagimu
apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu
kepada ALLAH dan ketahuilah bahwa ALLAH maha melihat apa yang kamu
kerjakan. (QS. 2:223)
salah seorang dari kedua wanita itu berkata wahai ayahku mabilah ia sebagai
orang yang bekerja (pada kita), sesungguhnya orang yang paling baik untuk
bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. (QS. 28:26)
2. As-sunah
Diriwayatkan dari ibnu abbas, bahwa Rasulullah SAW bersabda : berbekamlah
kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu. (HR.
Bukhari dan Muslim)
Dari ibnu umar, bahwa Rasulullah SAW bersabda : berikanlah upah pekerja
sebelum keringatnya kering. (HR. Ibnu Majah)
barang siapa mempekerjakan, beritahukanlah upahnya. (HR. Abd ar-razzaq
dari Abu Hurairah dan Abu Said al-khudri)
Dari saad bid abi waqqash r.a., bahwa Rasulullah bersabda: dahulu kami
menyewa tanah dengan (jalan membayar) dari tanaman yang tumbuh. Lalu
Rasulullah melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya
dengan uang emas atau perak. (HR. Nasai)
Dari abu hurairah r.a dari Nabi SAW beliau bersabda : Allah taala berfirman :
ada tiga golongan yang pada hari kiamat (kelak) aku akan menjadi musuh
mereka: (pertama) seorang laki-laki yang mengucapkan sumpah karena aku
kemudian ia curang, (kedua) seorang laki-laki yang menjual seorang merdeka lalu

dimakan harganya, dan (ketiga) seorang laki-laki yang mempekerjakan seorang


buruh lalu sang buruh mengerjakan tugas dengan sempurna, namun ia tidak
memberikan upahnya. (Hasan: Irwa-ul Ghalil no:1489 dan Fathul Bari IV:417
No 2227)
Rasulullah melarang dua bentuk akad sekaligus dalam satu objek. (HR. Ahmad
dari ibnu masud)

Rukun dan ketentuan syariah ijarah


Rukun ijarah ada tiga macam, yaitu:
1. Pelaku yang terdiri atas pemberi sewa/pemberi jasa/lessor/mujjir dan
penyewa/pengguna jasa/lessee/mustajjir.
2. Objek akad ijarah berupa: manfaat asset/majur dan pembayaran sewa: atau
manfaat jasa dan pembayaran upah.
3. Ijab Kabul/serah terima
Ketentuan syariah:
1. Pelaku harus cakap hokum dan baligh
2. Objek akad ijarah
a. Manfaat asset/jasa adalah sebagai berikut:
-

Harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak, misalnya sewa
computer, maka computer itu harus dapat berfungsi sebagaimana
mestinya dan tidak rusak.

Harus yang bersifat dibolehkan secara syariah (tidak diharamkan); maka


ijarah atas objek sewa yang melanggar perintah Allah tidak sah.
Misalnya mengupah seseorang untuk membunuh, menyewakan rumah
untuk tempan main judi atau menjual khamar dan lain sebagainya.

Dapat dialihkan secara syariah, contoh manfaat yang tidak dapat


dialihkan secara syariah sehingga tidak sah akadnya:

Kewajiban sholat, puasa tidak dapat dialihkan karena ia merupakan


kewajiban setiap individu (fardhuain-lihat Bab 2)

Mempekerjakan seorang untuk membaca Al-quran dan pahalanya


(manfaatnya) ditujukan untuk orang tertentu, karena pahala/nilai
kebaikan akan kembali pada yang membacanya, sehingga tidak ada
manfaat yang dialihkan.

Barang yang dapat habis dikonsumsi tidak dapat dijadikan objek


ijarah karena mengambil manfaat darinya sama saja dengan
memilikinya/menguasainya.

Misalnya

makanan/minuman/buah-

buahan atau uang (kas), jika mengambil manfaat darinya berarti


menggunakanya.

Harus dikenali secara spesifik sedemikian rupa untuk menghilangkan


ketidaktahuan yang dapat menimbulkan sengketa, misalnya kondisi
fisik mobil yang disewa. Untuk mengetahui kejelasan manfaat dari
suatu asset dapat dilakukan identifikasi fisik.

Jangka waktu penggunaan manfaat ditentukan dengan jelas misalnya


2 tahun.

b. Sewa dan Upah yaitu sesuatu yang dijanjikan dan dibayar penyewa atau
pengguna jasa kepada pemberi sewa atas pemberi jasa sebagai pembayaran
atas manfaat asset atau jasa yang digunakanya:
-

Harus jelas besaranya dan diketahui oleh para pihak yang berakad.
Misalnya berkah toserba merekrut karyawanya yang ditugaskan sebagai
pramuniaga (hubunganya adalah pekerja dan pemberi kerja) dan gaji
10

yang disepakati sebesar Rp. 2 juta perbulan. Tidak boleh menyatakan


gajinya tergantung dari penjualan perusahaan karena besaranya menjadi
tidak pasti.
-

Boleh dibayarkan dalam bentuk jasa (manfaat lain) dari jenis yang
serupa dengan objek akad.

Bersifat fleksibel, dalam arti dapat berbeda untuk ukuran waktu, tempat
dan jarak serta lainya yang berbeda. Misalnya, sewa atas mobil yang
jenisnya sama misalnya innova 2006, di Jakarta sewa perhari Rp.
500.000 sedangkan di Yogyakarta Rp. 400.000, atau menyewakan toko
kalau digunakan untuk pakaian harga sewanya Rp. 20 juta per tahun tapi
kalau digunakan untuk bengkel Rp. 25 juta per tahun atau sewa took
untuk 1 tahun Rp. 25 juta tapi kalau 2 tahun Rp. 45 juta begitu disepakati
maka harga sewa akan mengikat dan tidak boleh berubah selama masa
akad.

c. Ketentuan syariah untuk ijarah muntahiya bit tamlik


-

Pihak yang melakukan ijarah muntahiya bit tamlik harus melaksanakan


akad ijarah terlebih dahulu. Akad pemindahan kepemilikan, baik dengan
jual beli atau pemberian, hanya dapat dilakukan setelah berakhirnya akad
ijarah.

Janji pemindahan kepemilikan yang disepakati di awal akad ijarah


adalah waad, yang hukumnya tidak mengikat. Apabila janji itu ingin
dilaksanakan, maka harus ada akad pemindahan kepemilikan yang
dilakukan setelah berakhirnya akad ijarah.

11

3. Ijab Qabul
Adalah pernyataan dan ekspresi saling rida/rela diantara pihak-pihak pelaku
akad yang dilakukan secara verbal, tertulis, melalui korespondesi atau
menggunakan cara-cara komunikasi modern.
Berakhirnya akad ijarah :
a. Periode akad sudah selesai sesuai perjanjian, namun kontrak masih dapat
berlaku walaupun dalam perjanjian sudah selesai dengan beberapa alas an,
misalnya keterlambatan masa panen jika menyewakan lahan untuk pertanian,
maka dimungkinkan berakhirnya akad setelah panen selesai (sayyid sabbiq,
2008).
b. Periode akad belum selesai tetapi pemberi sewa dan penyewa sepakat
menghentikan akad ijarah
c. Terjadi kerusakan asset
d. Penyewa tidak dapat membayar sewa
e. Salah satu pihak meninggal dan ahli waris tidak berkeinginan untuk
meneruskan akad karena memberatkanya. Kalau ahli waris merasa tidak
masalah maka akad tetap berlangsung. Kecuali akadnya adalah upah menyusui
maka bila sang bayi atau yang menyusui meninggal maka akadnya menjadi
batal.

2.4 Perbedaan Ijarah dengan Leasing


Ada orang berpendapat ijarah sama dengan leasing, padahal pendapat ini tidak
sepenuhnya benar, Karim (2003) mencoba membandingkan ijarah dengan leasing
sebagai berikut :

12

No
.
Keterangan
1 Objek
2

Metode Pembayaran

Perpindahan
Kepemilikan

a.
b
.

Ijarah
Manfaat barang dan jasa
Tergantung atau tidak
tergantung pada kondisi
barang/jasa yang disewa
Ijarah : tidak ada
perpindahan kepemilikan
IMBT : janji untuk
menjual/menghibahkan di
awal akad

a.
b
.

a. Lease purchase : tidak

a.

b
.

b
.

Jenis Leasing Lainnya

dibolehkan karena akadnya


gharar, yakni antara sewa
dan beli
Sale and lease back :
dibolehkan

Leasing
Manfaat barang saja
Tidak tergantung pada
kondisi barang yang
disewa
Sewa Guan Operasi :
tidak ada transfer
kepemilikan
Sewa Guna dengan
Opsi: memiliki opsi
membeli atau tidak
membeli di akhir masa
sewa.
Lease purchase :
dibolehkan
Sale and lease back :
dibolehkan

Table diatas memberikan ikhtisar perbedaan dan kesamaan antara ijarah dan
leasing. Sedikitnya ada empat aspek yang dapat dicermati, yakni :objek, metode
pembayaran, perpindahan kepemilikanya dan jenis leasing.
1. Objek
Dalam ijrah, objek yang disewakan dapat berupa asset maupun jasa. Ijrah bila
diterapkan untuk mendapatkan manfaat dari asset disebut sewa menyewa,
sedangkan bila diterapkan untuk mendapatkan manfaat tenaga kerja disebut upah
mengupah. Dalam leasing hanya berlaku untuk sewa menyewa asset saja. Dengan
kata lain terbatas pada pemanfaatan asset. Dengan demikian ijarah memiliki
cakupan yang lebih luas daripada leasing.
2. Metode pembayaran
Dalam ijarah, metode pembayaran dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ijarah
yang pembayaranya tergantung pada kinerja objek yang disewa (contingent to
performance).
13

3. Perpindahan kepemilikan
Pada dasarnya akad ijarah sama seperti operating lease, yakni dipindahkan
adalah manfaat dari asset yang disewakan. Untuk jenis akad ijarah muntahiya bit
tamlik (IMBT), kepemilikan asset tetap pada pemberi sewa diawal akad berjanji
(waad) kepada pihak penyewa. Pengalihan hak milik pada asset yang
bersangkutan dapat dilakukan dengan menjual atau dengan menghibahkanya. Atas
pemindahan kepemilikan tersebut akan dibuatkan akad secara terpisah.
Sementara dalam leaseing, jenis leasing tergantung pada sisi pemberi sewa dan
penyewa. Dari sisi pemberi sewa, secara umum dikenal 4 jenis leasing; yaitu
financial lease, sales type lease, operating lease, dan leverage lease. Sedangkan dari
sisi penyewa, dikenal 2 jenis yaitu operating lease dan capital lease.
4. Jenis leasing lainya
Purchase lease
Sale and lease back (al bai isumma iadatul ijarah atau jual dan ijarah)

2.5 PERLAKUAN AKUNTANSI AKAD IJARAH


Akuntansi untuk pemberi sewa (PSAK 107)
1. Biaya perolehan, untuk objek ijarah baik asset berwujud maupun tidak berwujud,
diakui saat objek ijarah diperoleh sebesar biaya perolehan. Asset tersebut harus
memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa
depan dari asset tersebut, dan biaya perolehanya dapat diukur secara andal
Jurnal :
Dr. asset ijarah

xxx

14

Kr. Kas/utang

xxx

2. Penyusutan, jika asset ijarah tersebut dapat disusutkan/diamortisasi maka


penyusutan atau amortisasinya diperlakukan sama untuk asset sejenis selama
umur manfaat (umur ekonomisnya). Jika asset ijarah untuk akad jenis IMBT
maka masa manfaat yang digunakan untuk menghitung penyusutan adalah
periode akad IMBT.
Jurnal :
Dr. biaya penyusutan

xxx

Kr. Akumulasi penyusutan

xxx

3. Pendapatan sewa, diakui pada saat manfaat atas asset telah diserahkan kepada
penyewa pada akhir periode pelaporan. Jika manfaat telah diserahkan tapi
perusahaan belum menerima uang, maka akan diakui sebagai piutang pendapatan
sewa dan diukur sebesar nilai yang dapat direalisasikan.
Jurnal :
Dr. kas/piutang sewa

xxx

Kr. Pendapatan sewa

xxx

4. Biaya perbaikan objek ijarah, adalah tanggungan pemilik, tetapi pengeluaranya


dapat dilakukan oleh pemilik secara langsung atau dilakukan oleh penyewa atas
persetujuan pemilik.
a. Jika perbaikan rutin yang dilakukan penyewa dengan persetujuan pemilik
maka diakui sebagai beban pemilik pada saat terjadinya.
Jurnal :
Dr. biaya perbaikan

xxx

Kr. Utang

xxx

15

b. Jika perbaikan tidak rutin atas objek ijarah yang dilakukan oleh penyewa
diakui pada saat terjadinya.
Jurnal :
Dr. biaya perbaikan

xxx

Kr. Kas/utang/perbaika

xxx

c. Dalam ijarah muntahiya bit tamlik melalui penjualan secara bertahap, biaya
perbaikan objek ijarah yang dimaksut dalam huruf (a) dan (b) ditanggung
pemilik maupun penyewa sebanding dengan bagian kepemilikan masingmasing atas objek ijarah.
Jurnal :
Dr. biaya perbaikan

xxx

Kr. Kas/utang/perlengkapan

xxx

5. Perpindahan kepemilikan objek ijarah dalam ijarah muntahiya bit tamlik dapat
dilakukan dengan cara:
a. Hibah, maka jumlah tercatat objek ijarah diakui sebagai beban
Jurnal:
Dr. Beban ijarah

xxx

Dr. Akumulasi penyusutan

xxx

Kr. Asset ijarah

xxx

b. Penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar sisa cicilan sewa atau jumlah
yang disepakati, maka selisih antara harga jual dan jumlah tercatat objek ijarah
diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

16

Jurnal :
Dr. kas/piutang

xxx

Dr. akumulasi penyusutan

xxx

Dr. kerugian*

xxx

Kr. Keuntungan**

xxx

Kr. Asset ijarah

xxx

*jika nilai buku lebih besar dari harga jual


**jika nilai buku lebih kecil dari harga jual
c. Penjualan setelah selesai masa akad, maka selisih antara harga jual dan jumlah
tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau kerugian.
Jurnal :
Dr. kas

xxx

Dr. kerugian*

xxx

Dr. akumulasi penyusutan

xxx

Kr. Keuntunagan**

xxx

Kr. Asset ijarah

xxx

*jika nilai buku lebih besar dari harga jual


**jika harga buku lebih kecil dari harga jual
d. Penjualan objek ijarah secara bertahap, maka:
o Selisih antara harga jual dan jumlah tercatat sebagian objek ijarah yang
telah dijual diakui sebagai keuntungan atau kerugian.

17

Jurnal:
Dr. kas

xxx

Dr. kerugian*

xxx

Dr. akumulasi penyusutan

xxx

Kr. Keuntungan**

xxx

Kr. Asset ijarah

xxx

*jika nilai buku lebih besar dari harga jual


**jika nilai buku lebih kecil dari harga jual
o Bagian objek ijarah yang tidak dibeli penyewa diakui sebagai asset tidak
lancar atau asset lancar sesuai dengan tujuan penggunaan asset tersebut.
Jurnal:
Dr. asset lancar/tidak lancar

xxx

Dr. akumulasi penyusutan

xxx

Kr. Asset ijarah

xxx

Seluruh beban maupun keuntungan/kerugian yang timbul akibat penjualan


ijarah tersebut diakui sebagai beban/keuntungan/kerugian pada periode
berjalan. Keuntungan/kerugian yang timbul tidak dapat diakui sebagai
pengurang atau penambah dari beban ijarah.
6. Penyajian, pendapatan ijarah disajikan secara neto setelah dikurangi beban-beban
yang terkait, misalnya beban penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan
sebagainya.
7. Pengungkapan, pemilik mengungkapkan dalam laporan keuangan terkait
transaksi ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik, tetapi tidak terbatas pada:
a. Penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak terbatas
pada:

18

Keberadaan waad pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang


digunakan (jika ada waad pengalihan kepemilikan)

Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut;

Agunan yang digunakan (jika ada)

b. Nilai perolehan dan akumulasi penyusutan untuk setiap kelompok asset


ijarah; dan
c. Keberadaan transaksi jual dan ijarah (jika ada).
Akuntansi untuk penyewa (mustajir)
1) Beban sewa, diakui selama masa akad pada saat manfaat atas aset terima
diterima.
Jurnal pencatatan:
Dr. Beban sewa

xxx

Kr. Kas/utang

xxx

Untuk pengakuan sewa di ukur sebesar jumlah yang harus dibayar atas
manfaat yang telah diterima.
2) Biaya pemeliharaan objek ijarah, yang disepakati dalam akad menjadi
tanggungan penyewa diakui sebagai beban pada saat terjadinya.
Sedangkan dalam ijarah muntahiya bit tamlik melalui penjualan objek
ijarah secara bertahap, biaya pemeliharaan objek ijarah yang menjadi
beban penyewa akan meningkat sejalan dengan peningkatan kepemilikan
objek ijarah.
Jurnal:
Dr. Beban pemeliharaan ijarah
Kr. Kas/utang/perlengkapan

19

xxx
xxx

Jurnal pencatatan atas biaya pemeliharaan yang menjadi tanggungan


pemberi sewa tapi dibayarkan terlebih dahulu oleh penyewa.
Dr. Piutang

xxx

Kr. Kas/utang/perlengkapan

xxx

3) Perpindahan kepemilikan, dalam ijarah muntahiya bit tamlik dapat


dilakukan dengan cara:
a. Hibah, maka penyewa mengakui aset dan keuntungan sebesar nilai
wajar objek ijarah yang diterima.
Jurnal :
Dr. Aset nonkas (eks ijarah)

xxx

Kr.Keuntungan

xxx

b. Pembelian sebelum masa akad berakhir, maka penyewa mengakui


aset sebesar pembayaran sisa cicilan sewa atau jumlah yang
disepakati.
Jurnal:
Dr. Aset nonkas (eks. Ijarah)

xxx

Kr. Kas

xxx

c. Pembelian setelah masa akad berakhir, maka penyewa mengakui


aset sebesar pembayaran yang disepakati:
Jurnal:
Dr. Aset nonkas (eks ijarah)
Kr. Kas

xxx
xxx

d. Pembelian objek ijarah secara bertahap, maka penyewa mengakui


aset sebesar pembayaran objek ijarah yang diterima.
Jurnal:

20

Dr. Aset nonkas (eks ijarah)

xxx

Kr. Kas

xxx

Kr. Utang

xxx

4) Jika suatu entitas/penyewa menyewakan kembali aset ijarah lebih lanjut


pada pihak lain atas aset yang sebelumnya disewa, maka ia harus
menerapkan perlakuan akuntansi untuk pemilik dan akuntansi penyewa
dalam PSAK ini.
5) Pengungkapan, penyewa mengungkapkan dalam laporan keuangan
terkait transaksi ijarah dan ijarah muntahiya bit tamlik, tetapi tidak
terbatas pada:
a. Penjelasn umum isi akad yang signifikan meliputi :
-

Total pembayaran

Keberadaan waad pemilik untuk pengalihan kepemilikan dan


mekanisme yang digunakan (jika ada waad pemilik untuk
pengalihan kepemilikan)

Pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut

Agunan yang digunakan (jika ada)

b. Keberadaan transaksi jual dan ijarah dan keuntungan atau kerugian


yang diakui (jika ada transaksi jual dan ijarah)

21

2.6 ILUSTRASI AKUNTANSI KASUS AKAD IJARAH


Kasus Ijarah
Transaksi (dalam ribuan rupiah)

Pemberi sewa

Penyewa

Tgl. 2 Jan 2007 pemberi sewa dan


penyewa menandatangani akad ijarah
atas mobil selama 3 tahun. Disepakati
bahwa pembayaran dilakukan setiap
bulan sebesar Rp. 12.500

Saat pembelian aset dari PT B :


Aset ijarah
150.000
Kas
150.000

Pemberi sewa membeli mobil yang


disewakan sebesar Rp150.000 dr PT B

Saat menerima pendapat dari penyewa:


Kas
12.500
Pendapatan sewa
12.500

Beban sewa
Kas

12.500

Setiap penerimaan pendapatan sewa


pada awal bulan.

Kas
Pendapatan sewa

Beban sewa
Kas

12.500

Pada akhir periode dilakukan alokasi


untuk beban depresiasi selama 5 tahun
sesuai masa manfaat mobil dengan
metode garis lurus

Beban penyusutan
30.000
Akumulasi penyusutan
30.000

Penyajian pada akhir tahun pertama


untuk aset ijarah.

Aset ijarah
Akumulasi penyusutan

Pada saat akhir kontrak aset ijarah


dikembalikan kepada pemberi sewa,
sehingga dibuatkan ayat jurnal
reklasifikasi.

Aset nonkas (eks ijarah) 150.000


Aset ijarah
150.000

12.500
12.500

12.500

12.500

150.000
30.000
120.000

Kasus ijarah muntahiya bit tamlik


Transaksi (dalam ribuan rupiah)

Pemberi sewa

Penyewa

Tgl. 2 jan 2007 pemberi sewa dan


penyewa menandatangani akad ijarah
atas mobil selama 3 tahun. Disepakati
bahwa pembayaran dilakukan setiap
bulan sebesar Rp. 12.500

Saat pembelian aset dari PT B :


Aset ijarah
150.000
Kas
150.000

Pemberi sewa membeli mobil yang


disewakan sebesar Rp. 150.000 dari PT
B. Dan disepakati bahwa pada akhir
masa sewa akan dibeli oleh penyewa.

Saat menerima pendapat dari penyewa:


Kas
12.500
Pendapatan sewa
12.500

Beban sewa
Kas

12.500

Setiap penerimaan pendapatan sewa


pada awal bulan.

Kas
12.500
Pendapatan sewa

Beban sewa
Kas

12.500

Pada akhir periode dilakukan alokasi


untuk beban depresiasi selama 5 tahun
sesuai masa manfaat mobil dengan
metode garis lurus

Beban penyusutan
30.000
Akumulasi penyusutan
30.000

22

12.500

12.500

12.500

Penyajian pada akhir tahun untuk aset


ijarah, jurnal untuk tahun ke-2 dan ke-3
sama dengan pencatatan diatas.

Aset ijarah
150.000
Akumulasi penyusutan
30.000
120.000

Pada saat akhir kontrak aset ijarah


dijual kepada pemberi sewa secara
tunai Rp. 65.000. dilakukan dengan
akad jual beli.

Kas
65.000
Akumulasi penyusutan 90.000
Aset
ijarah
150.000
Keuntungan pjln
5.000

Aset nonkas
Kas

Apabila pada saat akhir kontrak aset


ijarah dihibahkan dari pemberi sewa
kepada penyewa dan nilai wajar
Rp.40.000

Beban ijarah
60.000
Akumulasi penyusutan 90.000
Aset
ijarah
150.000

Aset nonkas
40.000
Keuntungan

23

65.000
65.000

40.000

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Menurut sayyid sabiq dalam fikih sunah, al ijarah berasal dari kata al ajru yang
berarti al iwadhu (ganti/kompensasi). Ijarah dapat di definisikan sebagai akad
pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu barang atau jasa, dalam waktu tertentu
dengan pembayaran upah sewa (ujrah), tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
atas suatu barang atau jasa (mempekerjakan seseorang) dengan jalan penggantian
(membayar sewa atau upah sejumlah tertentu).
Dari pengertian diatas, ijarah sejenis dengan akad jual beli namun yang
dipindahkan bukan hak kepemilikanya tapi hak guna atau manfaat, manfaat dari suatu
aset atau dari jasa/pekerjaan.

24

DAFTAR PUSTAKA

Al-quranul karim dan terjemahnya. Tafsir.


Sri Nurhayati-wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta: Salemba Empat.
www.ekonomisyariah.net.
www.islamicfinance.com

25

Anda mungkin juga menyukai