Anda di halaman 1dari 20

AKUNTANSI

KEUANGAN
SYARIAH

LUVENA LIMATUAH ( 201810315020 )


RISMIANTI ( 201710315019 )

UNIVERSITAS BHAYANGKARA JAKARTA RAYA


AKUNTANSI
WA’D
● Secara etimologi, wa’ad memiliki arti di antaranya hadda yang berarti
ancaman (al-wa’id) dan takhawwafa (menakut-nakuti). Namun, pada
umumnya wa’ad diartikan sebagai keinginan yang dibahasakan seseorang
untuk bertanggung jawab akan sesuatu dalam rangka memberikan
keuntungan bagi pihak lain.

● Di sisi lain, akad berasal dari bahasa Arab, al-‘aqd yang secara etimolagi
berarti perikatan, perjanjian dan permufakatan. Sedangkan pada
umumnya akad berarti kesepakatan perkataan atau keinginan positif dari
salah seorang pihak yang terlibat kontrak dan diterima oleh pihak lainnya
yang berpengaruh pada subjek kontrak sehingga (menjadikannya)
permulaan berlakunya suatu perbuatan. Bagaimana dan kapan wa’ad dan
akad bisa ditetapkan ialah dengan memerhatikan proses pengesahan
kontrak dilakukan. Perbedaan keduanya antara lain:
Perbedaan Wa’ad dan
Akad
WA’AD AKAD
Janji antara satu pihak kepada Mengikat kedua belah pihak yang
pihak lainnya (hanya mengikat saling bersepakat, yakni masing-
satu pihak) → one way. Pihak yang masing pihak terikat untuk
diberi janji tidak memikul melaksanakan kewajiban mereka
kewajiban apapun kepada pihak masing-masing yang telah
pemberi janji. Syarat dan disepakati terlebih dahulu. Terms &
ketentuannya tidak well-defined condition-nya sudah ditetapkan
atau belum ada kewajiban yang secara rinci dan spesifik (sudah
ditunaikan oleh pihak manapun, well-defined).
walaupun terms & condition-nya Bila kewajiban tidak dipenuhi,
sudah well-defined. Bila janji tak maka sanksi yang diterima sesuai
terpenuhi maka sanksi yang dengan kesepakatan awal kontrak.
diterima merupakan sanksi moral. Sebagai contoh agar lebih mudah
membedakan antara wa’ad dan
akad kita ambil saja pengajuan
asuransi jiwa.
Fatwa MUI mengenai
Wa'd
* Ketentuan umum dalam melakukan Wa'd: • Ketentuan hukun dalam melakukan Wa'd :
Janji (wa'd) adalah pernyataan kehendak dari Janji (wa'd) dalam transaksi keuangan dan
seseorang atau satu pihak untuk bisnis syariah adalah mulzim dan wajib
melakukan sesuatu yang baik (atau tidak dipenuhi (ditunaikan) oleh wa'id dengan
melakukan sesuatu yang buruk) kepada pihak mengikuti ketentuan- ketentuan yang
lain (mau’ud) di masa yang akan datang; terdapat dalam fatwa.
 
Wa’id adalah orang atau pihak yang • Ketentuan khusus terkait pihak yang
menyatakan janji (berjanji); berjanji ( Wa'id )
Mau’ud adalah pihak yang diberi janji oleh wa’id; Wa'id harus cakap hukum (ahliyyat al-wujub
Mau’ud bih adalah sesuatu yang dijanjikan oleh wa al-ada'
wa’id (isi wa’d); dan Dalam hal janji dilakukan oleh pihak yang
Mulzim adalah mengikat; dalam arti bahwa wa’id belum cakap hukum, maka
wajib menunaikan janjinya (melaksanakan efektivitas/keberlakukan janji tersebut
mau’ud bih), serta boleh dipaksa oleh mau’ud bergantung pada izin wali/pengampunya
dan/atau pihak otoritas untuk menunaikan Wa'id harus memiliki kemampuan dan
janjinya. kewenangan untuk mewujudkan mau'ud bih.
Fatwa MUI mengenai
Wa'd
• Ketentuan Khusus terkait Pelaksanaan Wa'd
1. Wa'd harus dinyatakan secara tertulis dalam akta/kontrak perjanjian;
2. Wa’d harus dikaitkan dengan sesuatu (syarat) yang harus dipenuhi atau dilaksanakan mau’ud
(wa’d bersyarat);
3. Mau’ud bih tidak bertentangan dengan syariah;
4. Syarat sebagaimana dimaksud angka 2 tidak bertentangan dengan syariah; dan
5. Mau’ud sudah memenuhi atau melaksanakan syarat sebagaimana dimaksud angka dua.
 
- Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para
pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui lembaga penyelesaian sengketa berdasarkan
syariah setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
 
- Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata terdapat
kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.

 
Pengesahan Draf Eksposur
( DE ) PSAK 111: Akuntansi
Wa’ad
Beberapa pengaturan yang diatur dalam PSAK 111 tentang Akuntansi Wa’d
adalah:
 
Wa’d tidak diakui di laporan keuangan
Wa’d adalah janji dari satu pihak kepada pihak lain untuk melaksanakan
sesuatu. DSAS-IAI memutuskan wa'd belum memenuhi kriteria aset atau
liabilitas sehingga tidak diakui dalam laporan keuangan ketika entitas
memberi atau menerima wa'd dari pihak lain. DSAS-IAI juga
mempertimbangkan konsistensi perlakuan akuntansi atas wa'd dengan
pengaturan dalam PSAK lain, seperti wa'd dalam murabahah dan ijarah
yang diatur dalam PSAK 102: Akuntansi Murabahah dan PSAK 107:
Akuntansi Ijarah.
 
Klasifikasi SBS dalam repo syariah
Pada 2 April 2014 DSN-MUI mengeluarkan Fatwa No. 94/DSN-MUI/ IV/2014
tentang Repo ( Repurchase Agreement ) Surat Berharga Syariah (SBS)
Berdasarkan Prinsip Syariah. Repo syariah harus dilakukan melalui jual beli
yang sesungguhnya. Berdasarkan Lampiran A – paragraf A17, dalam
Pengesahan Draf Eksposur
( DE ) PSAK 111: Akuntansi
Wa’ad
Biaya perolehan yang diamortisasi secara garis lurus, jika SBS diklasifikasikan
sebagai diukur pada biaya perolehan.
Nilai wajar dan perubahan nilai wajarnya diakui di penghasilan komprehensif
lain, jika SBS diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui
penghasilan komprehensif lain.
Nilai wajar dan perubahan nilai wajarnya diakui di laba rugi, jika SBS
diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi.
 
Selisih kurs item dilindung nilai diakui di penghasilan komprehensif lain
Berdasarkan Lampiran B paragraf B18, jika item yang dilindung nilai dalam
suatu lindung nilai yang memenuhi syarat akuntansi lindung nilai merupakan
aset dan liabilitas yang diakui (termasuk investasi neto pada kegiatan usaha
luar negeri), maka bagian dari keuntungan atau kerugian selisih kurs atas item
yang dilindung nilai tersebut diakui di penghasilan komprehensif lain hingga
saat pelaksanaan wa’d. Perlakuan akuntansi tersebut merupakan pilihan
bukan keharusan.
Pengesahan Draf Eksposur
( DE ) PSAK 111: Akuntansi
Wa’ad
PSAK 111 ini berlaku efektif pada untuk periode tahun buku yang dimulai pada 1
Januari 2018. Ketentuan transisi yang diatur dalam PSAK 111 adalah prospektif dengan
ketentuan entitas melakukan penyesuaian atas transaksi repo syariah, lindung nilai
syariah, dan transaksi lain yang ada pada saat tanggal awal penerapan PSAK 111
(prospective catch-up).
 
Contohnya :
Wa’ad
- Surat permintaan asuransi jiwa (SPAJ)
- MoU dengan bank
- MoU dengan multifinance
 
Akad
- Polis asuransi
- Akad investasi antara asuransi dan perbankan
- Akad investasi antara asuransi dan fund manager
AKUNTANSI WAKAF
Kata wakaf berasal dari bahasa arab “waqafa” berarti menahan atau berhenti atau
diam di tempat atau tetap berdiri. Secara syariah, wakaf berarti menahan harta dan
memberikan manfaatnya di jalan Allah.
Menurut Mazhab Hanafi Wakaf adalah menahan suatu benda yang menurut hukum,
tetap milik si wakif/pewakaf dan mempergunakan manfaatnya untuk kebijakan.
Mazhab Syafi’i dan Ahmad bin Hambal berpendapat Wakaf adalah menahan harta
pewakaf untuk bisa dimanfaatkan di segala bidang kemaslahatan dengan tetap
melanggengkan harta tersebut sebagai taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah
SWT.

Dalam PSAK 112 menyebutkan yang di maksud wakaf adalah adalah perbuatan
hukum wakif untuk memisahkan dan/atau menyerahkan sebagian harta benda
miliknya untuk dimanfaatkan selamanya.
Atau untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kepentingannya guna keperluan
ibadah dan/atau kesejahteraan umum menurut syariah.
Dalam PSAK 112 dijelaskan tentang pengelolaan transaksi wakaf yang dilakukan oleh
nazhir dan wakif berbentuk organisasi dan badan hukum. Jadi tidak berlaku pada
nazhir dan wakif perseorangan. Nazhir adalah pihak yang menerima harta benda
wakaf dari wakif untuk dikelola dan dikembangkan sesuai dengan peruntukannya.
Sedangkan Wakif adalah pihak yang mewakafkan harta benda miliknya.
● Unsur wakaf : Syarat harta yang diwakafkan antara
1. Wakif lain:
2. Nazhir Harta atau aset yang diwakafkan melalui ikrar
3. Aset wakaf wakaf yang akan dituangkan dalam akta ikrar
4. Ikrar wakaf wakaf tidak dapat dibatalkan.
5. Peruntukan aset wakaf Aset yang diwakafkan dapat diklasifikasikan
6. Jangka waktu wakaf. menjadi:
Aset tidak bergerak, seperti hak atas tanah,
● Wakif dan nazhir meliputi bangunan atau bagian bangunan di atas
: tanah, tanaman dan benda lain terkait tanah,
1. Wakif dan nazhir hak milik satuan rumah susun, dan lainnya.
perseorangan
2. Wakif dan nazhirorganisasi Aset bergerak, contoh wakaf benda bergerak
3. Wakif dan nazhirbadan seperti uang, logam mulia, surat berharga,
hukum. kendaraan, hak kekayaan intelektual, hak
sewa, dan lainnya.
Aset wakaf harus dikelola dan dikembangkan
oleh nazhir sesuai dengan tujuan, fungsi, dan
peruntukannya.
Aset wakaf tidak dapat dijadikan jaminan,
disita, dihibahkan, dijual, diwariskan,
ditukar,atau dialihkan melalui pengalihan hak
Tujuan dan Fungsi Wakaf
Tujuan wakaf adalah untuk memanfaatkan aset wakaf sesuai dengan
fungsinya. Sedangkan fungsi wakaf adalah untuk mewujudkan potensi
dan manfaat ekonomis aset tersebut untuk kepentingan ibadah dan
memajukan kesejahteraan umum.

Jadi wakaf diperuntukan antara lain untuk:


1. Sarana dan kegiatan ibadah
2. Sarana dan kegiatan pendidikan dan kesehatan
3. Bantuan kepada fakir miskin, anak telantar, yatim piatu, dan
beasiswa
4. Kemajuan dan peningkatan ekonomi umat
5. Kemajuan kesejahteraan umum lain.
Jenis-jenis
Wakaf
Jenis wakaf umum
Berdasarkan jenis
harta
1. Wakaf Ahli (Wakaf
Dzuri). Berdasarkan waktu
2. Wakaf Khairi 1. Benda tidak
(Kebajikan) bergerak 1. Muabbad
2. Benda bergerak 2. Mu’aqqot
selain uang
3. Benda bergerak Berdasarkan
berupa uang Penggunaan Harta
yang Diwakafkan :
• Mubayir/dzat
i
• istitsmary
Rukun dan Ketentuan
Wakaf
Rukun Wakaf
Ketentuan Mauquf Bih (Harta yang Diwakafkan)
• Pelaku terdiri atas orang yang
menakafkan harta (wakil/pewakaf). Syarat sahnya harta wakaf, adalah :
• Barang atau harta yang diwakafkan 1. Harta yang diwakafkan harus merupakan
(mauquf bih) harta yang bernilai (mal mutaqowwam).
• Peruntukan wakaf (mauquf’alaih)
2. Harta yang akan diwakafkan harus jelas
• Shighat (pernyataan atau ikrar
sebagai suatu kehendak untuk sehingga tidak akan menimbulkan
mewakafkan sebagian harta persengketaan.
bendanya termasuk penetapan 3. Milik pewakaf secara penuh.
jangka waktu dan peruntukan) 4. Harta tersebut bukan milik bersama
(musya’) dan terpisah
Syarat Ketentuan Pewakaf 5. Syarat-syarat yang ditetapkan pewakaf
1. Merdeka terkait harta wakaf. Syarat yang
2. Berakal sehat ditetapkan pewakaf dapat diterima
3. Dewasa (baligh) asalkan tidak melanggar prinsip dan
4. Tidak berada di bawah pengampuan hukum syariah/wakaf ataupun
menghambat pemanfaatan barang yang
diwakafkan.
Laporan Keuangan
Wakaf
1. Laporan posisi keuangan, terdiri dari: Aktiva,
Kewajiban dan Saldo Dana
2. Laporan sumber dan penggunaan dana, terdiri dari:
Sumber Dana dan Penggunaan Dana
3. Laporan arus kas, terdiri dari: Aktivitas Operasi,
Aktivitas Investasi dan Aktivitas Pendanaan
4. Catatan atas laporan keuangan
5. Ikhtisar laporan keuangan nazhir, yang sekurang-
kurangnya mencakup :

• Jumlah fundrising wakaf

• Jumlah investasi wakaf

• Jumlah penyaluran/pemanfaatan hasil investasi


wakaf
Contoh format laporan keuangan
wakaf
Penjelasan elemen-elemen Laporan Posisi Keuangan
disamping:

1. Aset diklasifkasikan menjadi aset lancar dan


tidak lancar, dan liabilitas diklasifkasikan
menjadi liabilitas jangka pendek dan jangka
panjang.
2. Khusus untuk nazhir yang merupakan entitas
keuangan, aset dan liabilitas tidak diklasifkasikan
seperti yang dijelaskan di paragraf
3. Nazhir mengakui aset wakaf dalam laporan
keuangan ketika memiliki kendali secara hukum
dan fsik atas aset wakaf tersebut.
4. Nazhir mengakui aset wakaf dengan jangka
waktu tertentu (aset wakaf temporer) diakui
sebagai liabilitas.
5. Aset wakaf temporer adalah aset wakaf dalam
bentuk kas yang diserahkan oleh wakif kepada
nazhir untuk dikelola dan dikembangkan dalam
Contoh format laporan keuangan
wakaf Nazhir menyajikan laporan perubahan aset
wakaf yang mencakup unsur berikut:
 
Aset wakaf yang diterima dari wakif.
Aset wakaf yang berasal dari hasil
pengelolaan dan pengembangan
Contoh format laporan keuangan
wakaf

Nazhir menyajikan laporan aktivitas yang mencakup


unsur berikut:
1. Penerimaan wakaf permanen dan temporer
2. berantiDampak pengukuran ulang aset wakaf;
3. Hasil pengelolaan dan pengembangan wakaf;
4. Penyaluran wakaf.
Contoh Transaksi Akuntansi
Wakaf
Badan Wakaf Sultan Agung (YBWSA) menerima harta wakaf berupa tanah dan tanah yang
telah diwakafkan menjadi tanggung jawab penuh YBWSA. Namun, fokus utama
penggunaan tanah wakaf tersebut untuk pendidikan. Ketika tanah tersebut dikawafkan
terdapat sebuah bangunan yang berdiri yang bukan milik dari si wakif tetapi bangunan
tersebut milik kerabat pewakif. Akhirnya YBWSA memutuskan untuk membeli bangunan
tersebut. Berikut adalah pencatatan/ jurnal yang dibuat oleh YBWSA.
Ketika ada kasus seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya maka YBWSA mengakuinya
sebagai aset, maka pencatatan untuk pengakuan tanah adalah:
Tanah xxx
Aset Bersih Tidak Terikat xxx

Dan untuk pencatatan bangunannya adalah:


Bangunan xxx
Kas/Bank xxx
Pencatatan ini dilakukan oleh yayasan agar adanya bukti bahwa yayasan telah memiliki
secara penuh tanah dan bangunan tersebut. Hal ini dilakukan sebagaimana diketahui
bahwa jika bangunan tersebut tidak dibeli oleh yayasan, maka akan memunculkan
sengketa antara saudara sang pewakif dan yayasan. Untuk menghindari hal tersebut,
yayasan telah melakukan tindakan yang tepat dalam membeli juga bangunan di atas
tanah tersebut.
Contoh Transaksi Akuntansi
Wakaf
Karena YBWSA menerapkan akuntansi berbasis kas dan tersentral maka kantor pusat dan
setiap unit pelaksana membuat laporan keuangannya masing-masing, ketika pengakuan
pendapatannya berupa penerimaan pembayaran SPP oleh universitas atau sekolah, maka
pencatatan yang dilakukan oleh kantor pusat adalah:

Bank xxx
Rekening Antar Kantor (RAK) xxx
Sedangkan universitas atau sekolah mencatatnya adalah:

RAK xxx
Pendapatan xxx
Akun RAK digunakan untuk kegiatan operasional universitas atau sekolah. Jadi dalam
pengakuan pendapatannya tidak diakui sebagai Pendapatan karena tersentral. Jika tidak
tersentral maka kantor pusat tidak mencatat adanya pendepatan, namun universitas atau
sekolah pencatatannya adalah
Bank xxx
Pendapatan Langsung xxx
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai