Anda di halaman 1dari 39

PENJUALAN ANGSURAN (INSTALLMENT SALES)

DEFINISI PENJUALAN ANGSURAN : ADALAH PENJUALAN BARANG DAGANGAN ATAU JASA YANG DILAKSANAKAN DENGAN PERJANJIAN DIMANA PEMBAYARAN DILAKUKAN SECARA BERTAHAP ATAU BERANGSUR DI MASA YANG AKAN DATANG.. TAHAPAN PEMBAYARAN : 1. PADA SAAT BARANG ATAU JASA DISERAHKAN KE PEMBELI PENJUAL MENERIMA UANG MUKA (DOWN PAYMENT) SEBAGAI PEMBAYARAN PERTAMA. 2. SISANYA DIANGSUR DENGAN BEBERAPA KALI ANGSURAN. BIASANYA DIBEBANKAN BUNGA ATAS SALDO YG BELUM DITERIMA.

Meskipun dengan metode ini resiko atas tidak tertagihnya piutang akan meningkat, tetapi kelemahan metode ini dapat diatasi dengan meningkatnya volume penjualan perusahaan

Bagi akuntan, penjualan angsuran menimbulkan beberapa masalah. Masalah utama adalah : membandingkan antara beban dan pendapatan (matching of costs and revenues), yaitu :

Apakah laba kotor dari penjualan angsuran dianggap telah direalisasi pada saat terjadinya penjualan ataukah harus diakui selama masa kontrak angsuran tersebut? Apa yang harus dilakukan terhadap beban sehubungan dengan penjualan angsuran yang terjadi pada periode setelah penjualan tersebut? Bagaimana menangani persoalan piutang usaha angsuran yang tidak dapat tertagih, pertukaran, dan pemilikkan kembali barang angsuran?

Untuk melindungi kepentingan penjual dari kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka terdapat beberapa bentuk perjanjian atau kontrak penjualan angsuran, sebagai berikut :

Perjanjian penjualan bersyarat (conditional sales contract), di mana barang-barang telah diserahkan, tetapi hak atas barang-barang masih berada di tangan penjual sampai seluruh pembayarannya sudah lunas. Pada saat perjanjian ditandatangani dan pembayaran pertama telah dilakukan, hak milik dapat diserahkan kapada pembeli, tetapi dengan menggadaikan atau menghipotikan untuk bagian harga penjualan yang belum dibayar kapada si penjual.

Hak milik atas barang-barang untuk sementara diserahkan kepada suatu badan trust (trustee) sampai pembayaran harga penjualan dilunasi. Setelah pembayaran lunas oleh pembeli, baru trustee menyerahkan hak atas barang-barang itu kepada pembeli. Perjanjian semacam ini dilakukan dengan membuat akta kepercayaan (trust deed / trust indenture). Beli sewa (lease-purchase) dimana barang-barang yang telah diserahkan kepada pembeli. Pembayaran angsuran dianggap sewa sampai harga dalam kontrak telah dibayar lunas, baru sesudah itu hak milik berpidah kepada pembeli.

Dengan banyaknya resiko yang mungkin akan dijumpai oleh penjual atau dengan kata lain adanya kemungkinan tidak ditepatinya kewajiban-kewajiban oleh pihak pembeli, maka diperlukan beberapa solusi terbaik untuk mengatasi resiko-resiko tersebut. Solusi tersebut antara lain :
melakukan survei atas pembeli. membuat kontrak jual-beli (security agreement) yang isi kontrak tersebut berlainan untuk setiap bidang usaha. mengasuransikan barang angsuran tersebut. menetapkan periode pembayaran cicilan yang tidak terlalu panjang, misalnya tiap bulan. uang muka harus dapat melebihi penurunan nilai barang. beli sewa (lease-purchase) artinya barang-barang yang dibeli secara angsuran yang sudah berada di tangan pembeli dianggap barang sewaan sampai semua biaya dalam Perjanjian dibayar lunas, barulah hak milik berpindah kepada pembeli. dan lain-lain.

MASALAH AKUNTANSI DIBAGI DALAM EMPAT KELOMPOK 1. PENGAKUAN LABA KOTOR PENJUALAN ANGSURAN. 2. CARA PERHITUNGAN BUNGA DAN ANGSURAN 3. TUKAR TAMBAH DALAM PENJUALAN ANGSURAN 4. PEMBATALAN KONTRAK PENJUALAN ANGSURAN DAN PEMILIKAN KEMBALI

PENGAKUAN LABA KOTOR PENJUALAN ANGSURAN.


METODE PENGAKUAN LABA KOTOR PENJUALAN ANGSURAN : A. 1. LABA KOTOR DIAKUI PADA PERIODE PENJUALAN ANGSURAN TERJADI (ACCRUAL BASIS) B. 2. LABA KOTOR DIAKUI SEJALAN DENGAN REALISASI PENERIMAAN KAS (CASH BASIS)

A.

A. LABA KOTOR DIAKUI PADA PERIODE PENJUALAN ANGSURAN TERJADI (ACCRUAL BASIS) - SAMA DENGAN TRANSAKSI PENJUALAN BIASA. - LABA KOTOR SUDAH DIAKUI / DICATAT SAAT PENYERAHAN BARANG (DITANDAI TIMBULNYA PIUTANG) - PERIODE PENERIMAAN ANGSURAN LABA TIDAK DIAKUI LAGI

DASAR INI COCOK BILA : - JANGKA WAKTU PEMBAYARAN RELATIF PENDEK - BIAYA-BIAYA DAPAT DITAKSIR SECARA RELATIF TELITI - KEMUNGKINAN BATAL SANGAT KECIL

Beban untuk pendapatan dalam periode yang bersangkutan harus meliputi biaya-biaya yang diperkirakan akan terjadi dalam hubungannya dengan pengumpulan piutang atas kontrak penjualan angsuran, kemungkinan tidak dapatnya piutang itu direalisasikan maupun kemungkinan rugi sebagai akibat pembatalan kontrak. Terhadap biaya yang ditaksir itu biasanya dibentuk suatu rekening Cadangan Kerugian Piutang.

Jika Aktiva Tetap dijual secara angsuran, perusahaan akan mendebit piutang usaha angsuran dan mengkredit perkiraan aktiva yang bersangkutan serta mengkredit pula laba atas penjualan aktiva tersebut.
Jurnalnya adalah: Piutang usaha angsuran xxxxxx Aktiva Tetap xxxxxx Laba atas penjualan aktiva tak gerak xxxxxx

beban tidak tertagihnya piutang dan lain sebagainya, harus diestimasi pada periode terjadinya penjualan nagsuran yaitu dengan mendebit perkiraan beban dan mengkredit perkiraan penilaian asset seperti penyisihan biaya penjualan angsuran dan penyisihan piutang angsuran. Jurnalnya adalah: Beban usaha Penyisihan piutang angsuran

xxxxxx xxxxxx

JIKA BARANG TIDAK BERGERAK YANG DIJUAL SECARA ANGSURAN, MAKA JURNALNYA : PIUTANG USAHA ANGSURAN XX HARTA TIDAK BERGERAK XX LABA ATAS PENJUALAN XX

JIKA BARANG DAGANGAN YANG DIJUAL JURNALNYA : PIUTANG USAHA ANGSURAN PENJUALAN ANGSURAN HARGA POKOK PENJUALAN PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
PADA AKHIR PERIODE : PENJUALAN ANGSURAN HARGA POKOK PENJUALAN LABA KOTOR PENJUALAN

SECARA ANGSURAN, MAKA


XX XX XX XX

XX -

XX XX

B. LABA KOTOR DIAKUI SEJALAN DENGAN REALISASI PENERIMAAN KAS (CASH BASIS ) LABA KOTOR BARU DIAKUI BILA PEMBAYARAN SUDAH DITERIMA - PENERIMAAN KAS TERDIRI DARI : - PEMBAYARAN ATAS HARGA POKOK - PEMBAYARAN ATAS LABA KOTOR

Metode Penetapan Laba Kotor


Laba Kotor dalam Periode Penjualan. Prosedur ini

membutuhkan penetapan semua beban yang menyangkut penyelenggaraan piutang tak tertagih, pada saat penjualan. beberapa prosedur alternatif:

Laba Kotor dalam Periode Penagihan per Kas, ada

1.

Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok Setelah harga pokok diperoleh kembali, maka semua penagihan berikutnya bagi dianggap sebagai laba Penagihan dipandang sebagai realisasi laba Setelah seluruh laba atas transaksi ditetapkan, maka semua penagihan per kas berikutnya dianggap sebagai perolehan kembali harga pokok.

Metode Penetapan Laba Kotor (lanjutan)

2.

3.

Penagihan dipandang sebagai perolehan kembali harga pokok dan realisasi laba dalam rasio dimana kedua faktor ini terdapat dalam harga jual awal.

SAAT TERJADI PENJUALAN : SELISIH HARGA JUAL DENGAN HARGA POKOK DICATAT DALAM REKENING LABA KOTOR YANG DITANGGUHKAN PERLAKUAN TERHADAP PENERIMAAN PIUTANG PENJUALAN ANGSURAN : LABA KOTOR YANG DIREALISASI = % LABA KOTOR x JUMLAH UANG YANG DITERIMA. % LABA KOTOR = LABA KOTOR YANG DITANGGUHKAN x 100 % PENJUALAN ANGSURAN ATAU = LABA KOTOR YANG DITANGGUHKAN x 100 % PIUTANG USAHA ANGSURAN LABA KOTOR YANG DITANGGUHKAN = (PENJUALAN ANGSURAN HARGA POKOK PENJUALAN ANGSURAN)

JIKA BARANG TIDAK BERGERAK YANG DIJUAL ANGSURAN, MAKA JURNALNYA : PIUTANG USAHA ANGSURAN XX HARTA TIDAK BERGERAK XX LABA YANG DITANGGUHKAN XX

SECARA

PADA AKHIR PERIODE : LABA KOTOR YANG DITANGGUHKAN XX LABA KOTOR YG DIREALISASI -

XX MAKA

JIKA BARANG DAGANGAN YANG DIJUAL SECARA ANGSURAN, JURNALNYA : PIUTANG USAHA ANGSURAN XX PENJUALAN ANGSURAN XX HARGA POKOK PENJUALAN XX PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN XX PADA AKHIR PERIODE : PENJUALAN ANGSURAN XX HARGA POKOK PENJUALAN LABA KOTOR YANG DITANGGUHKAN LABA KOTOR YANG DITANGGUHKAN XX LABA KOTOR YANG DIREALISASI XX

XX XX

CARA PERHITUNGAN BUNGA DAN ANGSURAN DAPAT DIHITUNG DENGAN EMPAT CARA : 1. BUNGA DIHITUNG DARI SISA HARGA KONTRAK SELAMA JANGKA WAKTU ANGSURAN ( LONG END INTEREST ) 2. BUNGA DIHITUNG DARI SETIAP ANGSURAN YANG HARUS DIBAYAR, DIHITUNG SEJAK TANGGAL TRANSAKSI SAMPAI TANGGAL JATUH TEMPO SETIAP ANGSURAN ( SHORT END INTEREST ) 3. PEMBAYARAN ANGSURAN PERIODIK SAMA JUMLAHNYA , YANG TERDIRI DARI ANGSURAN POKOK + BUNGA ( METODE ANUITAS ) 4. BUNGA SECARA PERIODIK DIHITUNG DARI SISA HARGA KONTRAK. TUKAR TAMBAH (TRADE-IN) DALAM PENJUALAN ANGSURAN PENJUAL MENYERAHKAN BARANG BARU, PIHAK PEMBELI MENYERAHKAN BARANG BEKAS (MUNGKIN DITAMBAH UANG TUNAI) SEBAGAI PEMBAYARAN PERTAMA, SISANYA DIANGSUR BEBERAPA KALI SESUAI PERJANJIAN. DALAM PERJANJIAN DICANTUMKAN NILAI DARI BARANG BEKAS YG DISETUJUI OLEH KEDUA BELAH PIHAK.

YANG PERLU DIPERHATIKAN PENJUAL : 1. * PENILAIAN KEMBALI TERHADAP BARANG YANG DITUKAR TERSEBUT KEMUNGKINAN ADANYA REVISI / PERBAIKAN 2. * TINGKAT LABA YG DIHARAPKAN DARI PENJUALAN KEMBALI BARANG BEKAS TERSEBUT. BARANG BEKAS YANG DITERIMA DICATAT SEBESAR NILAI WAJAR JUMLAH HARGA BARANG YANG DITERIMA BERDASARKAN PERJANJIAN = NILAI TUKAR YANG DISETUJUI SELISIH PERBEDAAN ANTARA : NILAI WAJAR DENGAN NILAI TUKAR DICATAT DALAM REKENING NILAI TUKAR LEBIH ATAS PENJUALAN ANGSURAN DENGAN TUKAR TAMBAH

PEMBATALAN KONTRAK PENJUALAN ANGSURAN DAN PEMILIKAN KEMBALI APABILA PIHAK PEMBELI TIDAK DAPAT MENYELESAIKAN KEWAJIBAN ATAS SLADO PIUTANG ANGSURANNYA SESUAI KONTRAK, PIHAK PENJUAL BERHAK UNTUK MENARIK KEMBALI BARANG YG TELAH DIJUAL DARI SI PEMBELI.

TINDAKAN YG HARUS DILAKUKAN PENJUAL : 1. - MENILAI BARANG YANG DITARIK KEMBALI DENGAN NILAI WAJAR 2. - MENCATAT PEMILIKAN KEMBALI - MENGHAPUS SALDO PERKIRAAN LABA KOTOR YANG DITANGGUHKAN 4. - MENCATAT RUGI DARI PEMILIKAN KEMBALI.

Beberapa Kerugian Yang Timbul Karene Penjualan Cicilan Yang Gagal:


Penyusutan dan keusangan barang yang dimiliki

kembali

Biaya pelayanan dan reparasi

Pengeluaran biaya pembukuan dan penagihan yang

terus menerus

Beberapa Upaya Untuk Mencegah Kerugian Pemilikan Kembali


Uang

muka harus cukup besar untuk menutup penurunan nilai barang karena perubahan barang "baru" menjadi "bekas. sebaiknya tiap bulan.

Periode pembayaran cicilan harus tidak terlalu lama, Pembayaran berkala tidak harus melebihi penurunan

nilai barang yang terjadi diantara pembayaran berkala.

Warren furniture melaporkan pendapatan berdasarkan penjualan cicilan dan menggunakan perhitungan inventory perpetual data yg diperoleh sbb: Penjualan % laba Piutang Dibayar Piutang ktr penjualan selama cicilan per cicilan per 1 tahun 2005 31 Des Jan 2005 2005 2003 46 % 30.000 30.000 2004 2005 42 % 40 % 50.000 34.000 60.000 16.000 140.000

latihan

Buat jurnal yg diperlukan tahun 2005

Piutang Penjualan Cicilan Penjualan Ccilan

200.000 200.000

Harga Pokok Penjualan Cicilan 120.000 Persediaan brg dagangan 120,000 60% x 200.000
Penjualan Cicilan 200.000 Harga Pokok Penjualan cicilan 120.000 Laba Kotor yg ditangguhkan atas penjualan cicilan 80.000

Kas Piutang Penjualan cicilan 2003 Piutang penjualan cicilan 2004 Piutang Penjualan cicilan 2005 Laba kotor yg ditangguhkan 2003 Laba kotor yg ditangguhkan 2004 Laba kotor yg ditangguhkan 2005 Laba ktor yg direalisasi pada p penjualan cicilan 2003-2005 46 % x 30.000 = 13.800 42 % x 34.000 = 14.280 * 40 % x 60.000 = 24.000

124.000 30.000 34.000 60.000 13.800 14.280 24.000

52.080

Pada tgl 30 September 2007, Tukul membeli sebuah kendaraan seharga Rp.3,600,000 dan membayar tunai Rp. 1,600,000 sisanya dibayar 10 kali angsuran bulanan. Angsuran pertama dilakukan pada akhir Oktober. Diminta : 1. Anggaplah Tukul harus membayar Rp. 200,000 perbulan ditambah bunga atas saldo pinjaman % perbulan. Buatlah table yang menunjukkan pembayaran pokok pinjaman dan bunga serta hutang setelah pembayaran 2. Anggaplah bahwa tukul harus mambayar Rp. 200.000 perbulan ditambah bunga atas tiap angsuran selama angsuran itu dipinjam. Lengkapailah table dengan kolom yg menunjukkan: 1. bunga yg dibayar 2. pinjaman pokok yg dibayar 3. jumlah pembayaran 4. bunga terhutang atas saldo pinjaman pokok antara tanggal bunga 5. saldo pinjaman 6. saldo hutang bunga.

3. Anggaplah tukul membayar bulanan yg sama besarnya, setiap pembayaran untuk bunga saldo pinjaman pokok 6 % dan sisanya untuk pinjaman pokok. Pembayaran yg sama ini besarnya Rp. 205,54. lengkapilah table yang menunjukkan pembayaran, bunga dan bagian dari pinjaman pokok tiap pembayaran dan jumlah sisa pinjaman setelah pembayaran.

1.
Tgl
30 Sept 30 Sept 31 Oktober 31 November 10,000 9,000 8,000 7,000 6,000 5,000 4,000 1,600,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 1,600,000 210,000 209,000 208,000 207,000 206,000 205,000 204,000 Bunga atas saldo yg terhutang % Piutang kontrak Jumlah yg sdh jatuh pembayaran tempo Saldo pinjaman pokok

3,600,000 2,000,000 1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000 1,000,000 800,000 600,000

3,000
2,000 1,000 Rp. 55,000

200,000
200,000 200,000 Rp. 3,600,000

203,000
202,000 201,000 Rp. 3,655,000

400,000
200,000 0

Pembayaran Bunga

Pembayaran pinjaman pokok

Jumlah pembayaran

Tgl
30 Sept 30 Sept 31 Oktober 31 November 1,000 2,000 3,000 4,000 1,600,000 200,000 200,000 200,000 200,000 1,600,000 201,000 202,000 203,000 204,000

Bunga atas Saldo saldo pinjaman pinjaman pokok Pokok 3,600,000 2,000,000 10,000 9,000 8,000 7,000 1,800,000 1,600,000 1,400,000 1,200,000

Jumlah Piutang Bunga

9,000 16,000 21,000 24,000

5,000
6,000 7,000 8,000 9,000 10,000 Rp. 55,000

200,000
200,000 200,000 200,000 200,000 200,000 Rp. 3,600,000

205,000
206,000 207,000 208,000 209,000 210,000 Rp. 3,655,000

6,000
5,000 4,000 3,000 2,000 1,000

1,000,000
800,000 600,000 400,000 200,000 0

25,000
24,000 21,000 16,000 9,000 0

Anda mungkin juga menyukai