Anda di halaman 1dari 74

AKUNTANSI TRANSAKSI

ISTISHNA

KELOMPOK 4 :

Siti Khodijah (150810301103)


Gita Kinanti Mentari (150810301105)
Mikaila Khalisha (150810301110)
Priandini Rahmawati P (150810301120)
Konsep Dasar Transaksi Istishna

“ Menurut Jumhur ulama fuqaha, ba’i al-ishtishna


merupakan suatu jenis khusus dari ba’i as-salam.

Biasanya, jenis ini dipergunakan di bidang manufaktur.
Pembayaran istishna dapat dilakukan oleh bank dalam
beberapa kali (termin) pembayaran.
Ketentuan
Umum
1. Spesifikasi barang pesanan harus jelas seperti:
jenis, macam, ukuran dan jumlah
2. Harga jual telah disepakati tercantum dalam
akad istishna dan tidak boleh berubah selama
berlakunya akad
3. Jika terjadi perubahan dari kriteria pesanan dan
terjadi perubahan harga setelah akad
ditandatangani, maka seluruh biaya tambahan
tetap ditanggung nasabah.
Skema Transaksi Bai Al-I
stishna
Jika Bank bertindak sebagai penjual
kemudian memesan kepada pihak lain (sub- Istish
kontraktor) untuk menyediakan barang
pesanan dengan cara istishna. na
Paral
Istishna pararel dapat
dilakukan dengan syarat : el
 Akad kedua antara bank dan
sub-kontraktor terpisah dari
akad pertama antara bank dan
pembeli.
 Akad kedua dilakukan setelah
akad pertama sah.
Pada dasarnya istishna tidak
dapat dibatalkan, kecuali
memenuhi kondisi:
 kedua belah pihak setuju untuk
menghentikan, atau
 akad batal demi hukum karena
timbul kondisi hukum yang dapat
menghalangi pelaksanaan atau
penyelesaian akad

Pembeli mempunyai hak untuk


memperoleh jaminan dari
produsen/ atau penjual atas:
 jumlah yang telah dibayarkan
 penyerahan barang pesanan sesuai
Rukun Istishna
Produsen/ pembuat barang
(as-shani) dan juga
menyediakan bahan
bakunya
Shighat/ Ijab Qabul Pemesan/
pembeli barang
(al-mustahni)

Harga (tsaman) Proyek/ usaha


barang/ jasa yang
dipesan (al-mashnu)
Syarat-Syarat Istishna

Pihak yang menyatakan


Pihak yang berakal cakap
kesanggupan untuk
01 hukum dan mempunyai 04 mengadakan/ membuat
kekuasaan untuk
barang itu.
melakukan jual beli.
Al-mashnu (barang/ obyek
Ridha/ kerelaaan kedua pesanan) mempunyai
02 05 kriteria yang jelas seperti
belah pihak dan tidak
ingkar janji. jenis, ukuran (tipe), mutu
dan jumlahnya.
Apabila isi akad Barang tersebut tidak
03 .disyaratkan as-shani hanya
06 termasuk dalam kategori
bekerja saja, maka akad ini yang dilarang syara’
bukan lagi istishna, tetapi (najis, haram, samar/ tidak
berubah menjadi akad jelas) atau menimbulkan
ijarah. kemudharatan
Perbedaan Akad Salam
Istishna Subyek Salam Istishna Keterangan

Pokok kontrak Muslam fiih Mashnu’ Barang ditangguhkan dengan


spesifikasi

Harga Dibayar saat kontrak Bisa saat kontrak, bisa diangsur, Cara penyelesain pembayaran
bisa dikemudian hari merupakan perbedaan utama antara
salam dan istishna

Sifat kontrak Mengikat secara asli (thabi’i) Mengikat secara ikutan (taba’i) Salam mengikat semua pihak sejak
semula, sedangkan istishna menjadi
pengikat untuk melindungi produsen
sehingga tidak ditinggalkan begitu
saja oleh konsumen secara tidak
bertanggungjawab

Kontrak pararel Salam pararel Istishna pararel Baik salam pararel maupun istishna
pararel sah asalkan kedua kontrak
secara hukum adalah terpisah
Mekanisme Pembayaran Transaksi Istishna
Wiroso (2005: 186-187) mekanisme pembayaran transaksi istishna
dapat dilakukan dengan tiga cara:

Pembayaran Pembayaran Pembayaran


dimuka secara setelah
secara angsuran penyelesaian
keseluruhan selama barang
proses
pembuatan
Landasan Fiqih Transaksi Istishna
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu
yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya” (QS. Al Baqarah: 283)

Al-qur’an

Al Hadits
“Tiga hal yang didalamnya terdapat keberkahan:
jual beli secara tangguh, muqaradhah
(mudharabah), dan mencampur gandum dengan
tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk
dijual” (HR Ibnu Majjah)
Fatwa No. 06/DSN-MUI/IV/2000 tentang Fatwa No. 22/DSN-MUI/III/2002
Jual Beli Istishna tentang jual beli Istishna Paralel
Pertama: ketentuan tentang pembayaran
1. Alat bayar harus diketahui jumlah dan bentuknya. Pertama: ketentuan umum
2. Pembayaran dilakukan sesuai dengan kesepakatan.
3. Pembayaran tidak boleh dalam bentuk pembebasan
1. Jika LKS melakukan transaksi istishna,
untuk memenuhi kewajibannya kepada Fatwa
nasabah ia dapat melakukan istishna lagi
hutang.
Kedua: ketentuan tentang barang dengan pihak lain pada obyek yang sama, DSN
dengan syarat istishna pertama tidak
4. Harus jelas ciri-cirinya dan dapat diakui sebagai
hutang. bergantung (mu’allaq) pada istishna kedua.
2. LKS selaku mustashni tidak diperkenankan
tentang
5. Harus dapat dijelaskan spesifikasinya.
6. Penyerahannya dilakukan kemudian.
7. Waktu dan tempat penyerahan barang harus
untuk memungut MDC dari nasabah
karena hal ini tidak sesuai dengan prinsip
Transaksi
ditetapkan.
8. Pembeli tidak boleh menjual barang sebelum
syariah.
3. Semua rukun dan syarat yang berlaku Istishna
menerimanya. dalam akad istishna berlaku pula dalam
9. Tidak boleh menukar barang. istishna paralel.
10. Dalam hal terdapat cacat atau barang tidak sesuai, Kedua: ketentuan lain
pemesan memiliki hak khiyar. 4. Jika salah satu pihak tidak menunaikan
Ketiga: ketentuan lain kewajibannya atau jika terjadi perselisihan
11. Dalam hal pesanan sudah dikerjakan sesuai dengan diantara para pihak, maka
kesepakatan, hukumnya mengikat. penyelesaiannya dilakukan melalui Badan
12. Semua ketentuan dalam jual beli salam yang tidak Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai
disebutkan diatas berlaku pula pada jual beli istishna. kesepakatan melalui musyawarah.
13. Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya 5. Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan,
atau jika terjadi perselisihan diantara kedua belah dengan ketentuan jika dikemudian hari
pihak, maka penyelesaian dilakukan melalui Badan ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah
Arbitrase Syariah setelah tidak tercapai kesepakatan dan disempurnakan sebagaimana
melalui musyawarah. mestinya.
Standar Akuntansi Keuangan Transaksi Istishna
PSAK 104 tentang akuntansi istishna
Berdasarkan akad istishna’, pembeli
menugaskan penjual untuk
menyediakan barang pesanan
Pembeli mempunyai hak untuk (mashnu’) sesuai spesifikasi yang
memperoleh jaminan dari disyaratkan untuk diserahkan kepada
penjual. pembeli, dengan cara pembayaran di
muka atau tangguh.

Pada dasarnya istishna Spesifikasi dan harga barang


tidak dapat dibatalkan pesanan disepakati oleh
pembeli dan penjual di awal
akad. Ketentuan harga
Istishna’ paralel dapat barang pesanan tidak dapat
dilakukan dengan syarat berubah selama jangka waktu
akad pertama, antara akad.
entitas dan pembeli akhir, Barang pesanan harus
tidak bergantung (mu’allaq) memenuhi beberapa
dari akad kedua, antara kriteria
entitas dan pihak lain.
Entitas dapat bertindak sebagai pembeli Barang pesanan harus sesuai
atau penjual dalam suatu transaksi .
istishna’. Jika entitas bertindak sebagai dengan karakteristik yang telah
penjual kemudian memesan kepada disepakati antara pembeli dan
pihak lain (produsen atau kontraktor) penjual. Jika barang yang
untuk membuat barang pesanan juga diserahkan salah atau cacat maka
dengan cara istishna’ maka hal ini penjual harus bertanggung jawab
disebut istishna’ paralel. atas kelalaiannya.
Pengakuan dan
Pengukuran
Akuntansi untuk Penjual
Penyatuan dan Segmentasi Akad
Bila suatu akad istishna mencakup sejumlah aset, pengakuan dari setiap
aset diperlakukan sebagai suatu akad yang terpisah jika:
a) Proposal terpisah telah diajukan untuk setiap aset;
b) Setiap aset telah dinegosiasikan secara terpisah dimana penjual dan
pembeli dapat menerima atau menolak bagian akad yang berhubungan
dengan masing-masing aset tersebut; dan
c) Biaya dan pendapatan masing-masing aset dapat diidentifikasikan.
Suatu kelompok akad istishna, dengan satu atau beberapa pembeli, harus
diperlakukan sebagai satu akad istishna jika:
d) Kelompok akad tersebut dinegosiasikan sebagai satu paket;
e) Akad tersebut berhubungan erat sekali, sebetulnya akad tersebut
merupakan bagian dari akad tunggal dengan suatu margin keuntungan;
dan
f) Akad tersebut dilakukan secara serentak atau secara
berkesinambungan.
Jika ada pemesanan aset tambahan dengan akad istishna terpisah
tambahan aset tersebut diperlakukan sebagai akad yang terpisah jika:
g) Aset tambahan berbeda secara signifikan dengan aset dalam akad
istishna awal dalam desain, teknologi atau fungsi; atau
h) Harga aset tambahan dinegosiasikan tanpa terkait harga akad istishna
awal.
Pendapatan Istishna dan Istishna Paralel
1. Pendapatan istishna' diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian
atau metode akad selesai. Akad dikatakan selesai jika proses pembuatan barang
pesanan selesai dan diserahkan kepada pembeli.

2. Jika metode persentase penyelesaian digunakan, maka:


a) bagian nilai akad yang sebanding dengan pekerjaan yang telah diselesaikan
dalam periode tersebut diakui sebagai pendapatan istishna' pada periode
yang bersangkutan;
b) bagian margin keuntungan istishna' yang diakui selama periode pelaporan
ditambahkan kepada asset istishna' dalam penyelesaian; dan
c) pada akhir periode harga pokok istishna' diakui sebesar biaya istishna' yang
telah dikeluarkan sampai dengan periode tersebut.

3. Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya untuk penyelesaiannya tidak
dapat ditentukan secara rasional pada akhir periode laporan keuangan, maka
digunakan metode akad selesai dengan ketentuan sebagai berikut:
a) tidak ada pendapatan istishna' yang diakui sampai dengan pekerjaan
tersebut selesai;
b) tidak ada harga pokok istishna' yang diakui sampai dengan pekerjaan
tersebut selesai;
c) tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna' dalam penyelesaian
sampai dengan pekerjaan tersebut selesai; dan
d) pengakuan pendapatan istishna', harga pokok istishna', dan keuntungan
dilakukan hanya pada akhir penyelesaian pekerjaan.
Istishna' dengan Pembayaran Tangguh
1. Jika menggunakan metode persentase penyelesaian dan proses pelunasan
dilakukan dalam periode lebih dari satu tahun dari penyerahan barang pesanan,
maka pengakuan pendapatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila
istishna' dilakukan secara tunai diakui sesuai persentase penyelesaian;
dan
b) Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui
selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah
pembayaran.

2. Jika menggunakan metode akad selesai dan proses pelunasan dilakukan dalam
periode lebih dari satu tahun dari penyerahan barang pesanan maka pengakuan
pendapatan dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
a) Margin keuntungan pembuatan barang pesanan yang dihitung apabila
istishna' dilakukan secara tunai, diakui pada saat penyerahan barang
pesanan; dan
b) Selisih antara nilai akad dan nilai tunai pada saat penyerahan diakui
selama periode pelunasan secara proporsional sesuai dengan jumlah
pembayaran

3. Tagihan setiap termin kepada pembeli diakui sebagai piutang istishna' dan termin
istishna' (istishna' billing) pada pos lawannya.
Penagihan termin yang dilakukan oleh penjual dalam transaksi istishna'
Biaya Perolehan Istishna
1. Biaya perolehan istishna' terdiri dari:
a) Biaya langsung yaitu bahan baku dan
tenaga kerja langsung untuk membuat
Infographic Designed
barang pesanan; dan
Easy tob)change
Biayacolors, photos and
tidak langsung Text. biaya
adalah
overhead, termasuk biaya akad dan pra-
akad.
Biaya praakad diakui sebagai beban tangguhan
dan diperhitungkan sebagai biaya istishna' jika
akad disepakati. Namun jika akad tidak
disepakati, maka biaya tersebut di bebankan
pada periode berjalan.

2. Biaya perolehan istishna' yang terjadi selama


periode laporan keuangan, diakui sebagai aset
istishna' dalam penyelesaian pada saat
terjadinya.
Beban umum dan administrasi, beban penjualan,
serta biaya riset dan pengembangan tidak
termasuk dalam biaya istishna'.
Biaya Perolehan Istishna' Paralel

Biaya istishna' paralel terdiri Biaya perolehan istishna'


dari: paralel diakui sebagai aset
biaya perolehan barang pesanan sebesar
tagihan produsen atau kontraktor kepada istishna' dalam penyelesaian
entitas;
biaya tidak langsung adalah biaya pada saat diterimanya tagihan
overhead, termasuk biaya akad dan pra dari produsen atau kontraktor
semua biaya akibat produsenakad;
atau sebesar jumlah tagihan
kontraktor tidak dapat memenuhi
kewajibannya, jika ada
Penyelesaian Awal
Insert the title of your subtitle Here

Jika pembeli melakukan Pengurangan pendapatan


01 pembayaran sebelum 02 istishna' akibat
tanggal jatuh tempo dan penyelesaian awal piutang
penjual memberikan istishna' dapat
potongan, maka potongan diperlakukan sebagai
tersebut sebagai potongan secara langsung
pengurang pendapatan a dan dikurangkan dari
istishna' piutang istishna' pada saat
pembayaran; atau

penggantian (reimbursed)
b kepada pembeli sebesar
jumlah keuntungan yang
dihapuskan tersebut
setelah menerima
pembayaran piutang
Perubahan Pesanan dan Tagihan Tambahan
Pengaturan pengakuan dan pengukuran atas pendapatan dan biaya isti
shna' akibat perubahan pesanan dan tagihan tambahan adalah sebagai
berikut:
Nilai dan biaya akibat perubahan pesanan
01 yang disepakati oleh penjual dan pembeli
ditambahkan kepada pendapatan istishna'
dan biaya istishna'
Jika kondisi pengenaan setiap tagihan
02 tambahan yang dipersyaratkan dipenuhi,
maka jumlah biaya setiap tagihan tambahan
yang diakibatkan oleh setiap tagihan akan
menambah biaya istishna'; sehingga
pendapatan istishna' akan berkurang sebesar
jumlahpenambahan biaya akibat klaim
tambahan
Perlakuan akuntansi (a) dan (b) juga berlaku
04 pada istishna' paralel, akan tetapi biaya
perubahan pesanan dan tagihan tambahan
ditentukan oleh produsen atau kontraktor
dan disetujui penjual berdasarkan akad
istishna' paralel
Pengakuan Taksiran Rugi
Jika besar kemungkinan terjadi bahwa total biaya perolehan istishna' akan melebihi pendapatan
istishna', taksiran kerugian harus segera diakui

Jumlah kerugian semacam itu


ditentukan tanpa
memperhatikan:

Apakah pekerjaan istishna' telah


dilakukan atau belum;
Tahap penyelesaian pembuatan barang
pesanan; atau
Jumlah laba yang diharapkan dari akad
lain yang tidak diperlakukan sebagai
suatu akad tunggal sesuai paragraph
1. Pembeli mengakui aset 5. Jika pembeli menolak
istishna dalam menerima barang pesanan
penyelesaian sebesar karena tidak sesuai dengan
jumlah termin yang
ditagih oleh penjual dan
spesifikasi dan tidak
memperoleh kembali seluruh
Akuntansi
sekaligus mengakui jumlah uang yang telah
hutang istishna kepada
penjual
dibayarkan kepada penjual,
maka jumlah yang belum
Pembeli
2. Aset istishna yang diperoleh kembali diakui
diperoleh melalui sebagai piutang jatuh tempo
transaksi istishna kepada penjual dan jika
dengan pembayaran diperlukan dibentuk
tangguh lebih dari satu penyisihan kerugian piutang.
tahun diakui sebesar 6. Jika pembeli menerima
biaya perolehan tunai barang pesanan yang tidak
3. Beban istishna sesuai dengan spesifikasi,
tangguhan diamortisasi maka barang pesanan
secara proporsional tersebut diukur dengan nilai
sesuai dengan porsi yang lebih rendah antara
pelunasan hutang nilai wajar dan biaya
istishna perolehan.
4. Jika barang pesanan 7. Dalam istishna paralel, jika
terlambat diserahkan pembeli menolak menerima
karena kelalaian atau barang pesanan karena tidak
kesalahan penjual dan sesuai dengan spesifikasi
mengakibatkan kerugian yang disepakati, maka
pembeli, maka kerugian barang pesanan diukur
itu dikurangkan dari dengan nilai yang lebih
garansi penyelesaian rendah antara nilai wajar dan
proyek yang telah harga pokok istishna.
diserahkan penjual
PENYAJIAN

Penjual menyajikan Pembeli menyajikan


dalam laporan dalam laporan
keuangan halal yang
 Piutang istishna keuangan halal
berasalberikut
sebagai dari transaksi
:  sebagai berikut
Hutang istishna sebesar:
istishna sebesar tagihan dari produsen atau
jumlah yang belum kontraktor yang belum
dilunasi oleh pembeli dilunasi
akhir  Aset istishna dalam
penyelesaian sebesar :
 Termin istishna yang  Persentase penyelesaian dari
nilai kontrak penjualan
berasal dari transaksi kepada pembeli akhir, jika
istishna sebesar istishna parallel
 Kapitalisasi biaya perolehan,
jumlah tagihan termin jika istishna
penjual kepada
pembeli akhir
PENGUNGKAP
AN
Penjual mengungkapkan
transaksi-transaksi
Pembeli
mengungkapakan
istishna dalam laporan transaksi istishna dalam
keuangan tetapi tidak laporan keuangan, tetapi
terbatas pada : tidak terbatas pada :
Metode
Metode Pengungkapan
akuntansi yang
yang Rincian yang
digunakan
digunakan diperlukan
dalam
dalam hutang
penentuan sesuai PSAK
pengukura
persentase istishna
n No.101
pendapatan
penyelesaia berdasarkan Pengungkapan
n kontrak jumlah dan
dan yang
yang
keuntungan
Rincian jangka waktu diperlukan
sedang
Pengungka
kontrak
piutang berjalan
pan yang sesuai
istishna
istishna diperlukan
berdasarka
sesuai
n jumlah,
PSAK
jangka
No.101
waktu,
Pengungka
jenis mata
pan yang
uang, dan
diperlukan
kualitas
sesuai
piutang
Pedoman Pencatatan dan Pelaporan Akuntansi Transaksi Istishn
a
Rukun istishna menurut Tim Pengembangan Perbankan Syariah diantaranya adalah :
Your Picture
Your Picture Here
Here

Pihak-pihak yang berakad


 Pembuat/ produsen
 Pemesan/ pembeli
Obyek yang diakadkan
 Barang/ proyek yang dipesan
 Kesepakatan harga jual
Sigot
 Serah (ijab)
 Terima ( qabul)
Perlakuan Akunt Bank sebagai
ansi Istishna Produsen/ Penjual
Biaya istishna
Beban umum dan
administrasi, beban
penjualan, serta biaya
riset dan
Biaya pra
pengembangan yang akad
tidak termasuk biaya
istishna

Biaya istishna Tagihan setiap


yang terjadi Biaya istishna termin dari bank
selama periode parallel kepada pembeli
keuangan akhir

metode
Pendapatan
persentase
istishna penyelesaian
Perlakuan Akuntansi Istishna
Penghapusan sebagian keuntungan akibat penyelesaian awal piutang istishna dapat diperlakukan sebagai :

Potongan secara langsung dan


dikurangkan dari piutang
istishna pada saat pembayaran

Penggantian kepada pembeli sebesar


jumlah keuntungan yang dihapuskan
tersebut setelah menerima
pembayaran piutang istishna secara
Perlakuan Akuntansi Istis
hna

Bank sebagai Pembeli


JURNAL STANDAR
Istishna biasa – Akuntansi Penjual
Saat pengeluaran biaya sebelum
akad
Beban istishna yang ditangguhkan xx
Kas xx
Jika akad tidak ditandatangani

Beban pra-akad xx
Beban istishna yang ditangguhkan xx
Saat pengeluaran biaya istishna
setelah akad ditandatangani

Aktiva istishna dalam penyelesaian xx


Beban istishna yang ditangguhkan xx
Kas xx
JURNAL
STANDAR
Pada saat penagihan kepada pembeli

Piutang istishna xx
Termin istishna xx
Pada saat penerimaan pembayaran
dari pembeli

Kas xx
Piutang istishna xx
Pengakuan keuntungan pada akhir
periode dengan menggunakan
metode persentase
Beban pendapatan istishna xx
Aktiva istishna dalam penyelesaian xx
Pendapatan istishna xx
Jurnal Standar
Akuntansi Pembeli

Saat pembeli menerima garansi penyelesaian


proyek
Kas xx
Titipan uang garansi xx
Pembeli menerima tagihan dari penjual

Aktiva istishna dalam penyelesaian xx


Hutang istishna xx
Pembeli membayar tagihan dari kontraktor

Hutang istishna xx
Kas xx
JURNAL
• Pembeli menerima aktiva istishna
Persediaan xx STANDA
Aktiva istishna dalam penyelaesaian xx
R
• Pembeli menolak aktiva istishna dari sub-kontraktor karena salah
spesifikasi
Piutang kontraktor xx
Kas xx
Aktiva istishna dalam penyelesaian xx

• Pembeli menerima aktiva istishna walaupun salah spesifikasi


Persediaan xx
Kerugian aktiva istishna xx
Aktiva istishna dalam penyelesaian xx
JURNAL STANDAR

Jika kontraktor terlambat mengirimkan barang pesanan sehingga


menyebabkan pembeli mengalami kerugian
1. Uang garansi < kerugian
Titipan uang garansi xx
Piutang kepada kontraktor xx
Pendapatan ganti rugi istishhna xx
2. Uang garansi > kerugian
Titipan uang garansi xx
Hutang kepada kontraktor xx
Pendapatan ganti rugi istishna xx
 Akuntansi bagi LKS sebagai penjual dan pembeli (Istishna P
aralel)

a. Pada saat pengeluaran biaya sebelum akad

Beban istishna yang ditangguhkan xx


Kas xx

b. Jika akad tidak ditandatangani

Beban pra-akad xx
Beban istishna yang ditangguhkan xx

c. Saat LKS menerima garansi penyelesaian proyek

Kas xx
Titupan uang garansi xx

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
d. LKS menerima tagihan dari kontraktor

Aktiva istishna dalam penyelesaian xx


Hutang istishna xx

e. LKS memberikan tagihan kepada pembeli

Piutang istishna xx
Termin istishna xx

f. LKS membayar tagihan dari kontraktor

Hutang istishna xx
Kas xx

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
g. LKS menerima aktiva istishna dari kontraktor

Persediaan xx
Aktiva istishna dalam penyelesaian xx

h. LKS menolak aktiva istishna dari sub-kontraktor karena salah


dalam spesifikasi

Piutang kontraktor xx
Kas xx
Aktiva istishna dalam penyelesaian xx

i. LKS menerima aktiva istishna walaupun salah spesifikasi


Persediaan xx
Kerugian aktiva istishna xx
Aktiva istishna dalam penyelesaian xx

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
j. Jika kontraktor terlambat mengirimkan barang pesanan sehingga
menyebabkan LKS mengalami kerugian

1. Uang garansi < kerugian


Titipan uang garansi xx
Piutang kepada kontraktor xx
Pendapatan ganti rugi istishhna xx

2. Uang garansi > kerugian

Titipan uang garansi xx


Hutang kepada kontraktor xx
Pendapatan ganti rugi istishna xx

k. LKS menerima pembayaran dari pembeli

Kas xx
Piutang istishna xx

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
l. Pembeli menolak barang pesanan (nilai perolehan < nilai wajar)
Kerugian aktiva istishna xx
Aktiva istishna dalam penyelesaian xx

m. Apabila aktiva istishna yang dipesan LKS kepada sub-kontraktor


tidak sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan (LKS telah menerim
a aktiva) oleh pemesan akhir dan bank harus mengeluarkan biaya
tambahan untuk memenuhi spesifikasi.

1. Pada saat pengeluaran biaya pemenuhan spesifikasi

Aktiva istishna dalam penyelesaian xx


Aktiva istishna dalam penyelesaian xx

2. Pada saat penyelesaian proses pemenuhan spesifikasi


Persediaan xx
Aktiva istishna dalam penyelesaian xx

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
n. Pengakuan keuntungan pada akhir periode dengan menggunaka
n metode persentase

Beban pendapatan istishna xx


Aktiva istishna dalam penyelesaian xx
Pendapatan istishna xx

o. pengakuan kerugian pada akhir periode dengan menggunakan m


etode persentase

Beban pendapatan istishna xx


Aktiva istishna dalam penyelesaian xx
Pendapatan istishna xx

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
p. Pengakuan keuntungan pada akhir masa kontrak dengan mengg
unakan metode persentase

Beban pendapatan istishna xx


Aktiva istishna dalam penyelesaian xx
Pendapatan istishna xx

q. Pengakuan kerugian pada akhir masa kontrak dengan menggun


akan metode persentase

Beban pendapatan istishna xx


Aktiva istishna dalam penyelesaian xx
Pendapatan istishna xx

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Aplikasi Akuntansi Transaksi Istishna
Perlakuan Akuntansi Istishna dengan Cara Pembayaran Dimuka
1. Perlakuan Akuntansi Istishna dengan Cara Pembayaran Tangg
uhan
Unit Jasa Keuangan Syariah (UJKS) TIJARAH merupakan UJKS y
ang didirikan dibawah koperasi TIJARAH. Seperti halnya kalau Ban
k Konvensional yang memiliki Unit Usaha Syariah (UUS). UJKS TIJ
ARAH fokus pada pembiayaan konstruksi khususnya perumahan, b
angunan sekolah, dan fasilitas perkantoran. UJKS TIJARAH menda
patkan pesanan pembangunan gedung Sekolah Dasar Islam Terpa
du (SDIT) Anak Sholeh. Rencananya sekolah tersebut akan dibang
un 2 lantai dengan luas bangunan total 500 Nilai kontrak yang dise
pakati untuk membangun gedung tersebut adalah Rp 750.000.000.
Biaya yang dikeluarkan dalam proses pembangunan gedung terseb
ut sebesar Rp 300.000.000 (termasuk biaya pra-kontrak Rp 25.000.
000)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Atas rencana pembangunan gedung tersebut UJKS TIJARAH sege
ra membentuk tim appraisal dan pelaksana. Dari hasil perhitungan
dilapangan diperoleh data-data untuk pelaksanaan transaksi istishn
a:

Tahun 1 Tahun 2
Akumulasi Pengeluaran Biaya
Rp 200.000.000 Rp 100.000.000
(Termasuk Biaya pra-kontrak)
Tagihan Termin (Billing) Rp 500.000.000 Rp 250.000.000
Penerimaan Tagihan dari Pembeli Rp 450.000.000 Rp 300.000.000

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
a. Pembayaran beban pra akad sebesar Rp 25.000.000

 (Pada saat dikeluarkan biaya akad)

Beban pra-akad istishna ditangguhkan Rp 25.000.000


Kas/Hutang Rp 25.000.000

 (Pada saat ada kepastian penandatanganan akad (akad jadi dit


andatangani))

Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 25.000.000


Beban pra-akad istishna Rp 25.000.000
ditangguhkan

 (Pada saat ada kepastian penandatanganan akad (akad tidak ja


di ditandatangani)

Beban pra-akad istishna Rp 25.000.000


Beban pra-akad istishna Rp 25.000.000
ditangguhkan

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
b. Pembayaran biaya seperti material, tenaga kerja dan sebagainya
pada tahun pertama sebesar Rp 200.000.000 (termasuk beban aka
d Rp 25.000.000) dan tahun kedua sebesar Rp 100.000.000

Aktiva istishna dalam penyelesaian Rp 25.000.000


Kas Rp 25.000.000

c. Penagihan oleh UJKS TIJARAH kepada pembeli akhir tahun pert


ama sebesar Rp 500.000.000 dan tahun kedua sebesar Rp 250.00
0.000

Piutang Istishna Rp 500.000.000


Termin Istishna Rp 500.000.000

(Jurnal berlaku sama untuk tahun ke dua hanya nominal berganti R


p 250.000.000)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
d. Penerimaan pembayaran dari pembeli akhir oleh UJKS TIJARAH
pada tahun pertama sebesar Rp 450.000.000 dan untuk tahun ked
ua sebesar Rp 300.000.000

Kas Rp 450.000.000
Piutang Istishna Rp 450.000.000

(Jurnal berlaku sama untuk tahun ke dua hanya nominal berganti R


p 300.000.000)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
2. Metode Pengakuan Pendapatan atau Keuntungan Transaksi Istis
hna dengan Cara Pembayaran Tangguh dan Selama Proses Pemb
uatan Aktiva Istishna

a. Metode Persentase Penyelesaian

Jika menggunakan kasus UJKS TIJARAH, maka metode ini diguna


kan untuk melakukan perhitungan pendapatan istishna sebagai beri
kut :

Pada tahun pertama persentase penyelesaian dilakukan dengan pe


rhitungan :

Harga Jual = Rp 750.000.000


Harga Pokok = (Rp 300.000.000)

Keuntungan = Rp 450.000.000

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Sesuai informasi di slide sebelumnya, maka pada tahun pertama U
JKS TIJARAH mengeluarkan biaya sebesar Rp 200.000.000 dan ta
hun kedua sebesar Rp 100.000.000. Jadi berdasarkan metode perh
itungan penyelesaiannya adalah :

Tahun 1 Tahun 2
200/300jt x100% =
Persentase penyelesaian 100/300jt x100% = 33,30%
66,67%
Pencatatan Penerimaan Harga
750jt x 66,67% = 500juta 750jt x 33,30% = 250 juta
ke Pembeli Akhir
Pendapatan istishna yg diakui
450jt x 66,67% = 300 juta 450jt x 33,30% = 150 juta
(keuntungan istishna)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Atas perhitungan pendapatan Istishna yang diakui selama masa tra
nsaksi Itishna, maka jurnal yang dibuat oleh UJKS TIJARAH :

(Tahun pertama)
Harga Pokok Istishna Rp 200.000.000
Aktiva Istishna dalam Penyelesaian Rp 300.000.000
Nilai Kontrak Istishna Rp 500.000.000
(Pendapatan Istishna)

(Tahun kedua)
Harga Pokok Istishna Rp 100.000.000
Aktiva Istishna dalam Penyelesaian Rp 150.000.000
Nilai Kontrak Istishna Rp 250.000.000
(Pendapatan Istishna)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Pada saat UJKS TIJARAH menerima gedung SDIT Anak Sholeh ya
ng selesai dibangun :

Persediaan Rp300.000.000
Aktiva Istishna Rp 300.000.000
dalam Penyelesaian

Pada saat penyelesaian akad dan penyerahan barang dari UJKS TI


JARAH kepada SDIT Anak Sholeh sebagai pembeli akhir :

Termin Istishna Rp300.000.000


Persediaan Rp 300.000.000

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Metode Akad Selesai
PSAK 104 paragraf 19 menjelaskan bahwa jika estimasi presentase penyelesaian akad dan
biaya untuk penyelesaiannya tidak dapat ditentukan secara rasional pada akhir periode
laporan keuangan, maka digunakan metode akad selesai dengan ketentuan :

01 Tidak ada pendapatan istishna yang diakui sampai dengan pekerjaan


tersebut selesai.
Tidak ada harga pokok istishna yang diakui sampai dengan pekerjaan
02 tersebut selesai.

Tidak ada bagian keuntungan yang diakui dalam istishna dalam


03 penyelesaian sampai dengan pekerjaan tersebut selesai

Pengakuan pendapatan istishna, harga pokok istishna, dan keuntungan


04 dilakukan hanya pada akhir penyelesaian pekerjaan.
Ilustrasi Kasus UJKS TIJARAH
Asumsi : UJKS TIJARAH yang melaksanakan pesanan pembangunan gedung SDIT Anak
Sholeh.
1. Tahun pertama – implementasi akad
Tidak ada jurnal.

2. Tahun kedua – pengakuan biaya dan pendapatan pada saat selesainya


akad, yakni penyelesaian pesanan (gedung sekolah) yang sesuai dengan
spesifikasi dan diserahkan kepada pembeli akhir (pihak sekolah)

Jurnal :

Harga Pokok Istishna Rp. 300.000.000,-

Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Rp. 450.000.000,-

Nilai Kontrak Istishna Rp 750.000.000,-


Transaksi Istishna Paralel Dengan Cara Pembayaran Tangguh

Perlakuan akuntansi untuk transaksi istishna pararel dengan cara pem


bayaran tangguh diatur dalam PSAK 104 tentang akuntansi istishna p
aragraf 29 yaitu bahwa biaya perolehan istishna pararel terdiri dari :

01 Biaya perolehan barang pesanan sebesar


tagihan produsen atau kontraktor kepada
entitas

02 Biaya tidak langsung adalah biaya overhead,


termasuk biaya akad dan pra-akad

03 Semua
kontraktor
biaya
tidak
akibat produsen
dapat
atau
memenuhi
kewajibannya, jika ada.
Ilustrasi Kasus UJKS TIJARAH
Asumsi : UJKS TIJARAH menggunakan pihak ke 3 (CV. Bangun
Indonesia) sebagai pelaksana pembangunan gedung SDIT Ana
k Sholeh.
Informasi perhitungan transaksi istishna pararel antara
UJKS TIJARAH, SDIT Anak Sholeh, dan CV. Bangun
Indonesia.
Akad Istishna (Nilai 750 jt) Akad Istishna Pararel (Nilai
300 jt)
Tahun I Tahun II Tahun I Tahun II

Termin UJKS kepada Sub. Kontraktor (CV. 200 Jt 100 Jt


BI)
Termin UJKS kepada pembeli (SDIT Anak 500 Jt 250 Jt
Sholeh)
Realisasi pembayaran ke Sub. Kontraktor 150 Jt 150 Jt

Realisasi penerimaan tagihan dari pembeli 450 Jt 300 Jt


Jurnal :
1. Penerimaan tagihan termin dari Sub. Kontraktor CV.
Bangun Indonesia.
Tahun I Tahun II
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian 200 Jt 100 Jt

Hutang Istishna 200 Jt 100 Jt

2. Penagihan pembayaran termin ke pembeli akhir SDIT


Anak Sholeh.
Tahun I Tahun II
Piutang Istishna 500 Jt 250 Jt

Termin Istishna 500 Jt 250 Jt


Jurnal :
3. Penerimaan pembayaran termin dari pembeli akhir SDIT
Anak Sholeh.
Tahun I Tahun II
Kas 450 Jt 300 Jt

Piutang Istishna 450 Jt 300 Jt

4. Pembayaran termin kepada Sub. Kontraktor CV. Bangun


Indonesia.
Tahun I Tahun II
Hutang Istishna 150 Jt 150 Jt

Kas 150 Jt 150 Jt


Jurnal :
5. Pada saat UJKS TIJARAH menerima gedung SDIT Anak Sholeh
selesai dibangun.
Persediaan 300 Jt

Aktiva Istishna Dalam 300 Jt


Penyelesaian

6. Pembayaran termin kepada Sub. Kontraktor CV. Bangun


Indonesia.
Tagihan Termin Istishna 750 Jt

Persediaan 300 Jt

Pendapatan Bersih Istishna 450 Jt


Perlakuan Akuntansi Istishna dengan Cara Pembayaran Setelah Penyera
han Barang
Perencanaan pembangunan oleh PT. MSS bagi PNS
dan Guru.
Spesifikasi Rumah : Kesepakatan antara Bank Syariah KARISMA dan PT
Luas tanah : 100 m2 MSS :
Luas bangunan : 45 m2 Spesifikasi : Sesuai pesanan pembeli akhir
Spesifikasi kayu : Kayu Kalimantan Jumlah rumah : 500 unit
Spesifikasi tembok : Batu Bata Plester Harga per unit : Rp 120.000.000,-
Lantai : Keramik Ornamen (40 x 40 cm) Total nilai kontrak : Rp 60.000.000.000,-
Jumlah kamar tidur : 2 buah
Jangka waktu penyerahan : 18 bulan (Jan 2008
Kamar mandi : 1 buah
– Juni
Listrik : 900 Watt
Air : Sumur (10 m) 2009)
Genting : Asbes Pembayaran : Termin I Rp
Harga per unit : Rp 156.000.000,- 30.000.000,-
Jumlah rumah : 500 unit Termin II
Informasi Tambahan : Rp 20.000.000,-
Jangka waktu penyerahan: 24 bulan (target Desember 1. Pada bulanTermin III Rp
Desember 10.000.000,-
2008, PT MSS berhasil
2009) menyelesaikan 350 unit rumah yang dipesan
Pembayaran nasabah : Secara cicilan dengan Bank Syariah Karisma dan segera diserahkan
pemotongan gaji selama 60 kepada Bank Syariah Karisma. 150 rumah
bulan berikutnya direncanakan akan diserahterimakan
Rincian angsuran meliputi : Pokok Rp pada bulan Juni 2009.
2.000.000,- 2. Pada waktu yang sama rumah tersebut segera
Margin Istishna Rp 600.000,-
diserahkan kepada pembeli akhir dengan nomor
Harga Jual Rp 2.600.000,-
urutan antrian pembelian rumah 1 – 350.
Jurnal :
1. 10 Januari 2008, PT. MSS mengirim tagihan kepada Bank Syariah Karisma
untuk pembayara termin I.
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Rp 30.000.000,-

Rek. PT MSS Rp 30.000.000,-

2. 30 Juni 2008, Bank Syariah Karisma menerima tagihan pembayaran termin II


kepada PT. MSS.
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Rp 20.000.000,-

Rek. PT MSS Rp 20.000.000,-


Jurnal :
3. 21 Desember 2008, PT. MSS menyerahkan 350 unit rumah siap pakai kepada
Bank Syariah Karisma.
Nilai persediaan (350 x Rp 120.000.000,- = Rp 42.000.000.000,-)

Persediaan/Aktiva Istishna Rp 42.000.000.000,-

Aktiva Istishna Dalam Rp 42.000.000.000,-


Penyelesaian

4. 28 Desember 2008, Bank Syariah Karisma menyerahkan 350 unit rumah.

Piutang Istishna Rp 54.600.000.000,-

Persediaan/Aktiva Istishna Rp 42.000.000.000,-

Margin Istishna Tangguhan Rp 12.600.000.000,-


Jurnal :
5. 22 Februari 2009, Bank Syariah Karisma menerima tagihan pembayaran
termin III kepada PT. MSS.
Aktiva Istishna Dalam Penyelesaian Rp 10.000.000,-

Rek. PT MSS Rp 10.000.000,-

6. 18 Juni 2009, PT. MSS menyerahkan 350 unit rumah siap pakai kepada Bank
Syariah Karisma.
Nilai persediaan (150 x Rp 120.000.000,- = Rp 18.000.000.000,-)
Persediaan/Aktiva Istishna Rp 18.000.000.000,-

Aktiva Istishna Dalam Rp 18.000.000.000,-


Penyelesaian

7. 25 Juni 2009, Bank Syariah Karisma menyerahkan 150 unit rumah.


.
Piutang Istishna Rp 23.400.000.000,-

Persediaan/Aktiva Istishna Rp 18.000.000.000,-

Margin Istishna Tangguhan Rp 5.400.000.000,-


Jurnal :
8. Pembayaran angsuran

Penerimaan kas (Pembayaran angsuran) Rp 2.600.000,- per bulan.

Rek. Nasabah Rp 2.600.000,-

Piutang Istishna Rp 2.600.000,-

Margin Istishna Tangguhan Rp 600.000,-

Pendapatan Istishna Rp 600.000,-


Jurnal :
8. Pembayaran angsuran

Pengakuan pendapatan atas angsuran yang tidak diterima (menunggak).

Piutang Istishna Jatuh Tempo Rp 2.600.000,-

Piutang Istishna Rp 2.600.000,-

Margin Istishna Tangguhan Rp 600.000,-

Piutang Istishna Rp 600.000,-

Penerimaan kas atas pembayaran angsuran yang menunggak.

Rek. Nasabah Rp 2.600.000,-

Piutang Istishna Jatuh Tempo Rp 2.600.000,-


Penyelesaian Awal
PSAK 104 (Akuntansi Istishna) paragraf 31 –
32.
Menjelaskan bahwa jika pembeli melakukan Contoh kasus :
pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo dan
penjual memberikan potongan, maka potongan • Piutang Saudari NABILA kepada
tersebut sebagai pengurang pendapatan istishna. BPRS AMWALUNA sebesar Rp
900.000.000,-.
• Jatuh tempo tanggal 30 Juni
2008.
Pengurangan pendapatan Istishna dapat • Harga pokok barang pesanan Rp
diperlakukan sebagai berikut : Text Here 650.000.000,-
• Margin istishna yg belum
a. Potongan secara langsung dan direalisasi Rp 250.000.000,-.
dikurangkan dari piutang istishna pada • Pada 21 Juni 2008 melunasi
saat pembayaran.
b. Penggantian kepada pembeli sebesar
seluruh pembiayaan istishna.
keuntungan yang dihapuskan setelah • Potongan pembayaran Rp
menerima pembayaran piutang istishna 100.000.000,-.
secara keseluruhan.
Jurnal :
1. Jika pada saat penyelesaian, BPRS AMWALUNA mengurangi piutang istishna
dan margin/pendapatan istishna.

Kas Rp 800.000.000,-
Margin Istishna Tangguhan Rp 250.000.000,-

Pendapatan Istishna Rp 150.000.000,-

Piutang Istishna Rp 900.000.000,-


Jurnal :
2. Jika setelah penyelesaian, BPRS AMWALUNA terlebih dahulu menerima
pelunasan piutang istishna, kemudian BPRS membayar muqosah kepada
nasabah dengan mengurangi keuntungan istishna.
Kas Rp 900.000.000,-
Margin Istishna Tangguhan Rp 250.000.000,-

Pendapatan Istishna Rp 250.000.000,-

Piutang Istishna Rp 900.000.000,-

Beban Muqosah Istishna Rp 100.000.000,-

Kas/Rekening Nabila Rp 100.000.000,-


Your Picture Here
Perubahan
Pesanan dan
Contoh
Your Text Here
Klaim Tambahan
PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna bagian
Kasus penyelesaian awal khususnya paragrag 33,
• Tuan: Fajar memesan menjelaskan bahwa atau akibat perubahan
rumah seharga Rp pesanan dan tagihan tambahan adalah
500.000.000,- melalui sebagai berikut :
Bank Syariah AMWALUNA a. Nilai dan biaya akibat perubahan pesanan
Your Text Here yang disepakati oleh penjual dan pembeli
dengan akad Istishna.
ditambahkan kepada pendapatan istishna
• Pada akhir akad, nilai
dan biaya istishna.
rumah yang dipesan b. Jika kondisi pengenaan setiap tagihan
menjadi Rp 600.000.000,-. tambahan yang dipersyaratkan dipenuhi,
maka jumlah biaya setiap tagihan
Your Text Here tambahan yang diakibatkan oleh setiap
tagihan akan menambah biaya istishna,
sehingga pendapatan istishna akan
berkurang sebesar jumlah penambahan
biaya akibat klaim tambahan.
c. Perlakuan akuntansi (a) dan (b) juga
Your Text Here berlaku pada istishna paralel, akan tetapi
biaya perubahan pesanan dan tagihan
tambahan ditentukan oleh produsen atau
Jurnal :
1. Pencatatan klaim tambahan atas kesepakatan tersebut.

Biaya Istishna (Klaim tambahan Rp 100.000.000,-


material)
Pendapatan Istishna Rp 100.000.000,-
LKS Sebagai Pembeli
PSAK 104 tentang Akuntansi Istishna bagian penyelesaian awal khususnya paragraf 36 – 4
2 menjelaskan bahwa akuntansi transaksi istishna dari sudut pandang Pembeli antara lain
sebagai berikut :
Pembeli mengakui aset istishna dalam penyelesaian sebesar jumlah termin yang
01 ditagih oleh penjual dan sekaligus mengakui hutang istishna kepada penjual.

02 Aset istishna yang diperoleh melalui transaksi istishna dengan pembayaran


tangguh lebih dari satu tahun diakui sebesar biaya perolehan tunai.

03 Beban istishna tangguhan diamortisasi secara proporsional sesuai dengan porsi


pelunasan hutang istishna.

Barang pesanan terlambat diserahkan karena kelalaian atau kesalahan penjual


04 dan mengakibatkan kerugian pembeli.

Pembeli menolak menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai


05 dengan spesifikasi dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang
telah dibayarkan kepada penjual.
06 Pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi.

Jika pembeli menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai dengan
07 spesifikasi yang disepakati, maka barang pesanan diukur dengan nilai yang lebih
rendah antara nilai wajar dan harga pokok istishna.
Jurnal 4 :
Bentuk klaim atas keterlambatan penyerahan barang dari LKS kepada pembeli
akhir.
Biaya Kerugian Keterlambatan xxx

Kas/Hutang/Rek. Pembeli xxx

Pengajuan klaim LKS kepada sub kontraktor atas keterlambatan penyerahan


barang.
Piutang Istishna Jatuh Tempo xxx

Pendapatan Non Operasi xxx


Jurnal 5:
Jika pembeli menolak menolak menerima barang pesanan karena tidak sesuai
dengan spesifikasi dan tidak memperoleh kembali seluruh jumlah uang yang
telah dibayarkan kepada penjual, maka jumlah yang belum diperoleh kembali
diakui sebagai piutang jatuh tempo kepada penjual dan jika diperlukan
dibentuk penyisihan kerugian piutang.

Piutang Istishna Jatuh Tempo xxx

Aktiva Istishna xxx

Beban Penyisihan Kerugian Piutang xxx

Penyisihan Piutang Istishna xxx


Jurnal 6 :
Jika pembeli menerima barang pesanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi,
maka barang pesanan tersebut diukur dengan nilai yang lebih rendah antara
nilai wajar dan biaya perolehan. Selisih yang terjadi diakui sebagai kerugian
dalam laporan laba rugi LKS pada periode berjalan.

Kerugian Penurunan Aktiva Istishna xxx

Persediaan/Aktiva Istishna xxx


Beban Pemeliharaan dan Penjaminan Barang Pesanan
Biaya perawatan dan Basis akrual dipilih untuk transaksi istishna karena
jaminan dari barang memberikan perhitungan perkiraan yang lebih baik
pesanan dapat dicatat dari pendapatan dan biaya istishna.
dengan menggunakan Basis kas dipilih untuk kontrak istishna paralel
metode berikut ini : berdasarkan prinsip materialitas karena dalam
a. Basis Akrual istishna paralel terdapat biaya-biaya yang
b. Basis Kas ditanggung oleh sub kontraktor.

Biaya pemeliharaan dan penjaminan barang pesanan diakui pada saat terjadinya dan
diperhitungkan dengan pendapatan istishna. Pada transaksi istishna, LKS dapat
membentuk penyisihan sebesar perkiraan biaya pemeliharaan dan penjaminan.

Beban Penyisihan Aktiva Istishna xxx

Penyisihan Aktiva Istishna xxx


Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai