Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah

Disusun oleh :

Maulidina Anggraeni Permatasari 4416030049

AKT 6A

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

Jl. Prof. Dr. GA Siwabessy, Kampus Baru UI, Kota Depok, Jawa Barat 16424

Telepon/Fax: (021) 727 0036 Website: www.pnj.ac.id


A. Pendahuluan
Menurut James M. Reeve. et.al, secara umum, akuntansi (accounting) dapat diartikan
sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan
mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan.
Akuntansi adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan
pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga meghasilkan laporan
keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. (Sri Nurhayati dan Wasilah,
2013)
Definisi bebas dari syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT untuk
dipatuhi oleh manusia dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia, jadi akuntansi syariah
dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang
telah ditetapkan oleh Allah SWT. (Sri Nurhayati dan Wasilah, 2013)
Oleh karena itu, akuntansi syariah dibutuhkan apabila hendak menjalankan kegiatan yang
harus dilakukan sesuai ketentuan syariah. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam kegiatan
perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah (UU 21/2008). Syariah merupakan ketentuan hukum Islam
yang mengatur aktivitas umat manusia yang berisi perintah dan larangan, baik yang menyangkut
hubungan interaksi vertikal dengan Tuhan maupun interaksi horisontal dengan sesame makhluk
(KDPPLKS).
Oleh sebab itu, akuntansi syariah diperlukan untuk mendukung kegiatan yang harus
dilakukan sesuai syariah, karena tidak mungkin dapat menerapkan akuntansi yang sesuai dengan
syariah jika transaksi yang akan dicatat oleh proses akuntansi tersebut tidak sesuai dengan
syariah.
B. Pembahasan
1. Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah di Global
Sejarah terbentuknya ilmu akuntansi syariah karena berkembangnya Islam dalam
berbagai aspek, salah satunya ialah kewajiban mencatat transaksi non tunai yang ditulis dalam
surah Al-Baqarah ayat 282 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu
bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya.
Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia menulis,
dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan
hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada
hutangnya…” (QS. Al-Baqarah: 282). Surah Al-Baqarah ayat 282 ini bermaksud untuk
memberikan perintah untuk menjaga keadilan, kebenaran, dan memberikan tekanan berupa
pertanggungjawaban (accountability) agar pihak yang terlibat dalam transaksi itu tidak
dirugikan, tidak menimbulkan konflik, serta adil merata. Al-Qur’an melindungi kepentingan
masyarakat dengan menjaga terciptanya keadilan, dan kebenaran. Oleh karena itu, tekanan dari
akuntansi bukanlah pengambilan keputusan (decision making) melainkan pertanggungjawaban
(accountability). Hal ini menyita perhatian umat Islam dan peduli terhadap pencatatan dan
menimbulkan tradisi pencatatan di kalangan umat, dan hal ini merupakan salah satu faktor yang
mendorong kerjasama waktu itu.
Sejarah membuktikan bahwa Ilmu Akuntansi sudah lama dipraktekkan dalam dunia
Islam, seperti istilah jurnal (dahulu zornal), telah lebih dahulu digunakan pada zaman khalifah
Islam dengan istilah “jaridah” untuk buku catatan keuangan. Begitu juga dengan double entry
yang ditulis oleh Luca Pacioli. Dapat kita saksikan dari sejarah, bahwa ternyata Islam lebih
dahulu mengenal sistem akuntansi, karena Al Quran telah diturunkan pada tahun 610 M, yakni
800 tahun lebih dahulu dari Luca Pacioli yang menerbitkan bukunya pada tahun 1494.
Perkembangan pesat dalam kegiatan usaha dan lembaga keuangan (bank, asuransi, pasar
modal, dana pensiun dan lain sebagainya) yang berbasis syariah. Dalam tiga dekade terakhir,
lembaga keuangan telah meningkatkan volume dan nilai transaksi berbasis syariah yang tentunya
meningkatkan kebutuhan terhadap akuntansi syariah.
Selanjutnya, perkembangan pemikiran mengenai akuntansi syariah juga semakin
berkembangan, yang ditandai dengan semakin diterimanya prinsip-prinsip transaksi syariah di
dunia internasional. (Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Salemba
Empat, Jakarta, 2013, hal.2)
Penerapan transaksi syariah berawal dari system perbankan syariah dan nantinya
dilanjutkan ke sektor lainnya. Sistem perbangkan syariah berawal dengan Mit Ghamr Local
Saving Bank di Mesir pada tahun 1963, yang kemuadian diambil alih dan direstrukturisasi oleh
Pemerintah Mesir menjadi Nasser Social Bank pada tahun 1972. Perkembangan tentang
perbankan semakin berlanjut dan meluas tidak hanya di Timur Tengah, tetapi juga di Negara-
negara Eropa seperti Luksemburg (1978), Swiss (1981), Denmark (1983), dan di negara-negara
Asia Tenggara yang mayoritas penduduknya negara Islam.
Sektor selanjutnya yang berkembang secara pesat adalah asuransi syariah. Asuransi
syariah didirikan di Sudan tahun 1979 dengan nama The Islamic Insurancee Company of Sudan.
Perkembangan asuransi syariah berkembang pesat di Timur Tengah, negara yang memiliki
banyak penganut Islam, dan beberapa negra barat.

2. Perkembangan Akuntansi Syariah di Indonesia


Awal mula perkembangan akuntansi syariah di Indonesia yaitu proses pendirian Bank
Syariah. Bank Muamalat Indonesia (BMI) adalah fondasi awal diterapkannya ajaran Islam
berpedoman bermuamalah. Pendirian BMI dimulai dengan perjuangan sekelompok masyarakat
dan para tokoh Islam dalam upaya mengajak masyarakat Indonesia bermuamalah yang sesuai
dengan ajaran agama. Kelompok ini dibentuk oleh beberapa tokoh Islam, Ikatan Cendekiawan
Muslim Indonesia (ICMI), serta Majelis Ulama Indonesia (MUI) sekitar tahun 1990.
Pada tahun 1998, perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia masih belum
berkembang pesat, karena hanya ada satu Bank Syariah dan 78 Bank Perkreditan Rakyat Syariah
(BPRS) yang beroperasi pada saat itu. Selanjutnya UU No. 10 tahun 1998 dikeluarkan agar
memberikan landasan hukum lebih kuat untuk perbankan syariah. Pemerintah juga memberikan
kewenangan kepada Bank Indonesia untuk dapat menjalankan tugasnya berdasarkan prinsip
syariah melalui UU No.23 tahun 1999.
Setelah didirikannya bank syariah, terdapat keganjilan ketika bank membuat laporan
keuangan. Dimana pada waktu itu proses akuntansi belumlah mengacu pada akuntansi yang
dilandasi syariah Islam. Maka selanjutnya munculah kebutuhan akan akuntansi syariah Islam.
Dan dalam proses kemunculannya tersebut juga mengalami proses panjang.
Berdirinya bank syariah tentunya membutuhkan seperangkat aturan yang tidak
terpisahkan, antara lain, yaitu peraturan perbankan, kebutuhan pengawasan, auditing, kebutuhan
pemahaman terhadap produk-produk syariah dan Iain-Iain. Dengan demikian banyak peneliti
yang meyakini bahwa kemunculan kebutuhan, pengembangan teori dan praktik akuntansi syariah
adalah karena berdirinya bank syariah. Pendirian bank syariah adalah merupakan salah satu
bentuk implementasi ekonomi Islam.
Perkembangan di Indonesia sendiri diawali dengan berdirinya Asuransi Takaful, yang
dibentuk pada tahun 1994 oleh PT Syarikat Takaful Indonesia (STI) sebagai holding company.
Pada September 1993, persiapan pendirian dilakukan dengan studi banding ke Malaysia.
Malaysia adalah negara ASEAN pertama yang menerapkan asuransi dengan prinsip syariah sejak
tahun 1985 dan dikelola oleh Syarikat Takaful Malaysia Sdn. Bhd. Pada 25 Agustus 1994 STI
mendirikan PT mendirikan PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT Asuransi Takaful Umum pada
2 Juni 1995.
Berdasarkan data dokumen, dapat diinterpretasikan bahwa keberadaan sejarah pemikiran
tentang akuntansi syariah adalah setelah adanya standar akuntansi perbankan syariah, setelah
terbentuknya pemahaman yang lebih konkrit tentang apa dan bagaimana akuntansi syariah, dan
terbentuknya lembaga-lembaga yang berkonsentrasi pada akuntansi syariah. jadi secara historis,
sejak tahun 2002 barulah muncul ide pemikiran dan keberadaan akuntansi syariah, baik secara
pengetahuan umum maupun secara teknis. Sebagai catatan, IAI baru membentuk Komite
Akuntansi Syariah di Indonesia.
C. Penutup
1. Kesimpulan
Akuntansi syariah adalah proses pencatatan transaksi yang sesuai dengan aturan yang
ditetapkan oleh Allah SWT. Sehingga dalam mempelajaran ilmu akuntansi syariah, dibutuhkan
pemahaman yang dalam mengenai ilmu akuntansi itu sendiri terutama syariah yang ditetapkan
dalam Islam.

Perkembangan akuntansi dari masa ke masa akan mengikuti perkembangan sistem


ideologi dan ekonomi suatu negara. Dengan kata lain, dalam menatap perkembangan akuntansi,
tidak banyak yang tidak sepakat bahwa akuntansi sangat dipengaruhi oleh alam dan lingkungan
tempat akuntansi itu dikembangkan (Akhyar Adnan, 1997).

Ilmu akuntansi syariah berkembang pesat di sejumlah negara Timur Tengah, negara
dengan penganut Islam yang banyak, dan Asia. Hal ini mengakibatkan Indonesia juga terkena
dampaknya, awal mulanya adalah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) yang merupakan
landasan awal diterapkannya ajaran Islam berpedoman muamalah. Seiring berjalan waktu,
Indonesia mampu mengembangkan ilmu akuntansi syariah dengan mendirikan asuransi syariah
pertama oleh PT Syarikat Takaful Indonesia (STI) sebagai holding company.
Daftar Pustaka

James M. Reeve, Carl S.Warren, Jonathan E. Duchac, Ersa Tri Wahyuni, Gatot Soepriyanto,
Amir Abadi Jusuf, Chaerul D. Djakman,2011. Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia, Jakarta
: Salemba Empat.

Sri Nurhayati dan Wasilah. 2013. Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta : Salemba Empat,

Wiroso, 2013, Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah. Januari 2013.

Wawan Dwi Hadisaputro. 2015. Sejarah Perkembangan Akuntansi Syariah.


https://www.academia.edu/15489052/Sejarah_Perkembangan_Akuntansi_Syariah diakses pada
tanggal 15 September 2019.

Mukhlisul Muzahid. 2014. KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI KONVENSIONAL DAN


AKUNTANSI SYARIA. pnl.ac.id. diakses pada tanggal 15 September 2019.

Adnan, M. Akhyar. 1997. Konseptual Akuntansi, Prospek dan tantangannya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai