Anda di halaman 1dari 5

BAB 6 HAK ASASI MANUSIA DAN RULE OF LAW

Soal 3

A. Hak Asasi Manusia dalam Filsafat Pancasila


Secara filsafati Pancasila memandang bahwa, manusia dianugerahi oleh
Tuhan YME untuk membedakan yang baik dan buruk, yang membimbing dan
mengarahkan sikap manusia dalam menjalani kehidupan. Hak asasi manusia
dalam nilai dasar Pancasila tidak saja berisi kebebasan dasar, tetapi juga berisi
kewajiban dasar yang melekat secara kodrat. Pancasila sebagai dasar Negara
mengandung konsep bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan YME monodualistik,
yaitu sebagai makhluk individu yang bersifat perorangan, dan makhluk sosial
yang bersifat kemasyarakatan. Oleh karena itu, kebebasan setiap orang dibatasi
oleh hak asasi orang lain.Kewajiban menjunjung tinggi hak asasi manusia
tercermin pada Pembukaan UUD 1945, antara lain hak atas pekerjjaan dan
penghidupan yang laya, kebebasan memeluk agama, dan sebagainya.
B. Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia
Konstitusi dan jaminan atas hak asasi manusia (HAM) merupakan satu
kesatuan yang mencerminkan kesinambungan gagasan dan praktik demokrasi
konstitusional.Konsep hak asasi manusia dalam konstitusi Indonesia dirumuskan
dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea I dan beberapa pasal-pasal yaitu pasal 27,
28, 29, 30, 31.
Alinea 1 UUD 1945 menegaskan bahwa kemerdekaan ialah hak segala
bangsa dan oleh sebab itu, penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena
tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Batang Tubung UUD
1945 juga memberikan jaminan atas pelaksanaan hak asasi manusia,
diantaranya :
 Hak atas kedudukan sama dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 Ayat 1)
 Hak atas penghidupan yang layak (Pasal 27 Ayat 2)
 Hak atas bela negara (Pasal 27 Ayat 3)
 Hak atas kebebasan berserikat dan berkumpul (Pasal 28)
 Hak atas kebebasan beragama (Pasal 29 Ayat 2)
 Hak atas pertahanan dan keamanan (Pasal 30 Ayat 1)
 Hak atas pendidikan (Pasal 31 Ayat 1)

C. Hak Asasi Manusia dalam UU Nomor 39 Tahun 1999


Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara,
hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan
harkat dan martabat manusia. Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat
kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan
tegaknya hak asasi manusia.

Menimbang :

a. bahwa manusia, sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang
mengemban tugas mengelola dan memelihara alam semesta dengan
penuh ketaqwaan dan penuh tanggung jawab untuk kesejahteraan umat
manusia, oleh pencipta-Nya dianugerahi hak asasi untuk menjamin
keberadaan harkat dan martabat kemuliaan dirinya serta keharmonisan
lingkungannya;
b. bahwa hak asasi manusia merupakan hak dasar yang secara kodrati
melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena
itu harus dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan,
dikurangi, atau dirampas oleh siapapun;
c. bahwa selain hak asasi manusia, manusia juga mempunyai kewajiban
dasar antara manusia yang satu terhadap yang lain dan terhadap
masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
d. bahwa bangsa Indonesia sebagai anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa
mengemban tanggung jawab moral dan hukum untuk menjunjung tinggi
dan melaksanakan Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia yang
ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, serta berbagai instrumen
internasional lainnya mengenai hak asasi manusia yang telah diterima
oleh negara Republik Indonesia;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
b, c, d, dalam rangka melaksanakan Ketetapan Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia, perlu membentuk Undang-undang tentang Hak Asasi Manusia;

Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 26, dan Pasal 27, Pasal 28,
Pasal 29, Pasal 30, Pasal 31 Pasal 32, Pasal 33 ayat (1) dan ayat (3), dan
Pasal 34 Undang-undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia;
Soal 5

Lembaga Penegak Hak Asasi Manusia


Penegakkan dan pendidikan hak asasi manusia perlu diadakan untuk menjaga agar setiap orang
menghormati hak asasi orang lain. Penegakkan hak asasi manusia dilakukan terhadap setiap
pelanggaran hak asasi manusia. Lembaga yang dipercaya untuk mengatasi persoalan penegakkan
hak asasi manusia yaitu sebagai berikut :

1. Komnas HAM
Komnas HAM adalah lembaga mandiri dan berkedudukan setingkat lembaga negara
lainnya. Komnas HAM bertujuan :
(1) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia sesuai
dengan Pancasila, UUD 1945, dan Piagam PBB, serta Deklarasi Universal Hak Asasi
Manusia; dan
(2) Meningkatkan perlindungan dan penegakkan hak asasi manusia guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan berpartisipasi dalam berbagai
bidang kehidupan.

Adapun tugas dan wewenang Komnas HAM dalam bidang pengkajian dan penelitian
adalah :
(1) Pengkajian dan penelitian berbagai instrumen internasional hak asasi manusia dengan
tujuan memberikan saran-saran mengenai kemungkinan aksesi dan atau ratifikasi.
(2) Pengkajian dan penelitian berbagai peraturan perundang-undangan untuk
memberikan rekomendasi mengenai pembentukan, perubahan, dan pencabutan
peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan hak asasi manusia.
(3) Penerbitan hasil pengkajian dan penelitian.

Tugas dan wewenang Komnas HAM dalam bidang penyuluhan :

(1) Penyebaran wawasan mengenai hak asasi manusia kepada masyarakat Indonesia.
(2) Peningkatan kesadaran masyarakat tentang hak asasi manusia melalui lembaga
pendidikan formal dan nonformal serta berbagai kalangan lainnya.
(3) Kerja sama dengan organisasi, lembaga atau pihak lainnya, baik di tingkat nasional,
regional, maupun internasional dalam bidang hak asasi manusia.

Tugas dan wewenang Komnas HAM dalam bidang pemantauan :

(1) Pengamatan pelaksanaan hak asasi manusia dan penyusunan laporan hasil
pengamatan tersebut.
(2) Penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang timbul dalam masyarakat
yang berdasarkan sifat atau lingkungan patut diduga terdapat pelanggaran hak asasi
manusia.
(3) Pemanggilan terhadap pihak-pihak yang terkait untuk memberikan keterangan secara
tertulis atau menyerahkan dokumen yang diperlukan sesuai dengan aslinya dengan
persetujuan Ketua Pengadilan.

Tugas dan wewenang Komnas HAM dalam bidang mediasi :

(1) Perdamaian kedua belah pihak.


(2) Penyelesaian perkara melalui cara konsultasi, negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan
penilaian ahli.
(3) Pemberian saran kepada para pihak untuk menyelesaikan sengketa melalui
pengadilan.

2. Komnas Perlindungan Anak di Indonesia


Pada tanggal 20 November 1989 Majelis Umum PBB menyetujui dan mensahkan
rumusan Konvensi Hak-hak Anak. Konvensi tersebut merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Deklarasi Hak-hak Asasi Manusia PBB 1948 sehingga perlindungan
terhadap hak asasi hak-hak anak merupakan perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Pada tahun 1997 Departemen Sosial RI memfasilitasi pertemuan sejumlah organisasi
social kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, dan perkumpulan peduli anak di
Indonesia untuk mencanangkan suatu kegiatan yang dikenal dengan nama Gerakan
Nasional Perlindungan Anak.
Keberadaan LPA belum cukup kuat karena belum ada peraturan perundang-undangan
yang jelas dan pasti. Oleh karena itu, departemen social RI memfasilitasi pembentukan
tim 7 untuk penyusunan RUU PA. Setelah melalui pembahasan di Pansus,Panja dan Tim
Perumus antara Pemerintah dan Anggota Komisi VII DPR, naskah awal dapat disetejui
pada tanggal 7 Juli 2002, dan untuk selanjutnya diserahkan pada Sidang Paripurna.
Dalam pembahasan RUU PA, lembaga itu diberi nama Komisi Perlindungan Anak
Indonesia (KPAI).
Pada tanggal 21 Juni 2004 KPAI terbentuk dengan Surat Keputusan Presiden No.
95/M Tahun 2004.
1) Komisi Nasional Perlindungan Anak
Komnas PA adalah wahana masyarakat yang independen dan bertujuan untuk
memantau, memajukan, dan melindungi hak anak, serta mencegah berbagai
kemungkinan pelanggaran hak anak yang dilakukan oleh Negara, perorangan dan
atau lembaga. Tugas Komnas PA yaitu :
a. Melaksanakan mandat/kebijakan yang diterapkan oleh Forum Nasional
Perlindungan Anak.
b. Menjabarkan agenda nasional perlindungan anak dalam program tahunan.
c. Membentukan dan memperkuat jaringan kerjasama, dalam upaya perlindungan
anak, baik dengan LSM, masyarakat, pemerintah maupun lembaga internasional.
Dalam pelaksanaan tugasnya, Komnas PA bertanggung jawab kepada Forum
Nasional Perlindungan Anak dan Publik, serta keanggotaannya dipilih oleh Forum
Nasional Perlindungan Anak untuk masa bakti 3 tahun.
2) Komisi Perlindungan Anak Indonesia
KPAI adalah lembaga Negara yang independen, dibentuk berdasarkan amanat UU
No. 23 Tahun 2002 dalam rangka meningkatkan efektifitas penyelenggaraan
perlindungan anak di Indonesia untuk memenuhi hak-hak dasar yang dimiliki oleh
anak.
Tugas KPAI
a) Melakukan sosialiasi seluruh ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan dengan perlindungan anak, mengumpulkan data dan informasi,
menerima pengaduan masyarak.
b) Memberikan laporan, saran, masukan dan pertimbangan kepada Presiden
dalam rangka perlindungan anak.

KPAI bukan sebagai penyelenggara atas pelaksana langsung perlindungan anak,


tetapi mengawal dan mengawasi pelaksanaan peraturan perundang-undangan
terhadap perlindungan anak.

3) Komnas Perempuan
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan atau disingkat Komnas
Perempuan adalah lembaga independen yang didirikan tanggal 15 Oktober 1998.
Komnas Perempuan diberi tugas untuk mengembangkan kondisi yang kondusif
bagi penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan.
Peran Komnas Perempuan
a) Pemantauan dan pelapor tentang pelanggaran HAM berbasis gender dan
kondisi pemenuhan hak perempuan korban;
b) Pusat pengetahuan (resource center) tentang hak asasi perempuan;
c) Pemicu perubahan serta perumusan kebijakan;
d) Negosiator dan mediator antara pemerintah dengan komunitas korban dan
komunitas pejuang hak asasi perempuan, dengan menitikberatkan pada
pemenuhan tanggung jawab negara pada penegakkan hak asasi manusia dan
pada pemulihan hak-hak korban.
e) Fasilitator pengembangan dan penguatan jaringan di tingkat lokasi, nasional,
regional, dan internasional untuk kepentingan pencegahan, peningkatan
kapasitas penanganan dan penghapusan segala bentuk kekerasan terhadap
perempuan.

Anda mungkin juga menyukai