Anda di halaman 1dari 8

koHAM DAN PELANGGARAN HAM DALAM TATA HUKUM DI INDONESIA

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila


Yang Dibina Oleh :
INDRY PERMANA, M.PD

DISUSUN OLEH KELOMPOK 14 :


ARMUNIARTI (221447205)
DWI SEFIA AMANDA (221447217)
VEZALIA MAGHFIRA (221447239)

PRODI DIII KEPERAWATAN BELITUNG


POLTEKKES KEMENKES PANGKALPINANG
TAHUN 2022
A. PENGERTIAN HAM
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak
Asasi Manusia, yang dimaksud dengan hak asasi manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang
Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta
perlindungan harkat dan martabat manusia.

B. TUJUAN HAM
Menurut PBB, tujuan utama HAM adalah memastikan seorang manusia akan mampu
mengembangkan dan menggunakan sepenuhnya kualitas manusia seperti kecerdasan,
bakat dan hati nurani serta memuaskan kebutuhan spiritual dan lainnya.
Secara umum, tujuan HAM adalah melindungi hak manusia untuk hidup dengan
harga diri yang meliputi hak untuk hidup, ha katas kebebasan dan hak keamanan.

C. INSTRUMEN HAM
Instrument HAM adalah alat yang digunakan untuk melindungi dan menegakkan
HAM.
a) Instrument Nasional
UUD 1945 beserta amandemennya :
1) Tap MPR No. XVII/MPR/1998
2) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
3) UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM
4) UU No. 40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnik
5) UU No. 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial

b) Instrumen Internasional
1) Piagam PBB 1945
2) Deklarasi universal HAM 1948
3) Kovenan internasional tentang Hak Sipil dan Politik
4) Kovenan internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
D. LANDASAN HUKUM HAM
1. Pancasila
Dasar hukum HAM yang paling tinggi dan paling utama adalah sila-sila pada
Pancasila. Kelima sila Pancasila memuat hak asasi manusia dengan penjabaran
sebagai berikut:
 Sila 1 : Menjamin kebebasan dalam memeluk agama
 Sila 2 : Memperlakukan manusia dengan pantas sesuai dengan harkat,
martabat dan derajatnya
 Sila 3 : Mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
 Sila 4 : Menjamin warga negara untuk berkumpul, berpendapat dan berperan
serta dalam pemerintahan
 Sila 5 : Menjamin untuk hidup layak dan memperoleh kesempatan dalam
bekerja

2. Pembukaan UUD 1945


Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 juga menjadi landasan hukum HAM di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat pada alinea 1 tentang hak untuk merdeka serta
pada alinea 4 tentang memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut serta memelihara perdamaian dunia.

3. Batang tubuh UUD 1945


 Persamaan kedudukan warga Negara dalam hukum dan pemerintahan (pasal
27 ayat1)
 Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2)
 Kemerdekaan berserikat dan berkumpul (pasal 28)
 Hak mengeluarkan pikiran dengan lisan atau tulisan (pasal 28)
 Kebebasan memeluk agama dan beribadat sesuai dengan agama dan
kepercayaanya (pasal 29 ayat 2)
 Hak untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran (pasal 31 ayat 1)
 Bab XA pasal 28A sampai 28J yang membahas tentang Hak Asasi Manusia

4. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia


Adapun HAM yang dijamin dalam UU ini antara lain yaitu:
 Hak untuk hidup
 Hak untuk berkeluarga
 Hak untuk mengembangkan diri
 Hak untuk memperoleh keadilan
 Hak atas kebebasan pribadi
 Hak atas rasa aman
 Hak atas kesejahteraan
 Hak turut serta dalam pemerintahan
 Hak wanita
 Hak anak-anak

5. Peraturan Perundang-Undangan Pemerintah


Berikut merupakan peraturan perundang-undangan tentan HAM.
 UU No. 26 tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi manusia
 UU No. 5 tahun 1998 tentang konvensi menentang penyiksaan dan perlakuan
atau penghukuman lain yang kejam, tidak manusiawi atau merendahkan
martabat manusia
 TAP MPR No 27/MPR 1998
 Keppres No. 181 tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti Kekerasan
terhadap perempuan
 UU No. 7 tahun 1984 tentang penghapusan segala bentuk diskriminasi
terhadap perempuan
 UU No. 9 tahun 1998 tentang kebebasan menyatakan pendapat
 Perpu No. 1 tahun 1999 tentang pengadilan HAM
 Kepres No. 50 tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hukum Asasi Manusia
(HAM)
 Keppres No. 129 tahun 2008 tentang rencana aksi nasional Hak Asasi Manusia

6. Hukum Internasional tentang HAM yang Sudah Diratifikasi di Indonesia


Hak Asasi Manusia yang mempunyai pengakuan dari hukum internasional yang
telah mendapatkan ratifikasi dari negara Indonesia sebagai berikut:
 UU Republik Indonesia No. 5 tahun 1998 tentang pengesahan konvensi
menentang penyiksaan dan perlakuan atau penghukuman lain yang kejam,
tidak manusiawi atau merendahkan martabat orang lain
 UU No. 8 tahun 1984 tentang pengesahan konvensi mengenai penghapusan
segala bentuk diskriminasi terhadap wanita.
 Deklarasi sedunia tentang Hak Asasi Manusia tahun 1948 (Declaration
Universal of Human Rights)

E. MACAM – MACAM HAM


1. Hak Asasi Pribadi
a. Kebebasan masuk dan mengikuti organisasi
b. Kebebasan mengeluarkan pendapat
c. Kebebasan untuk memilih,memeluk,dan menjalankan agama dan kepercayaan
2. Hak Asasi Politik
a. Hak menjadi warga negara
b. Hak untuk memilih dan dipilih
c. Hak untuk masuk dan mendirikan partai politik
3. Hak Asasi Ekonomi
a. Hak memiliki,mencari,dan mengumpulkan kekayaan
b. Kebebasan memilih pekerjaan
c. Hak untuk menjual,membeli,dan menyewa
4. Hak Asasi Hukum
a. Hak untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
5. Hak sosial dan budaya
a. Hak untuk mengembangkan dan berpartisipasi dalam kebudayaan.
b. Hak untuk mendapatkan perlindungan terhadap karya cipta.
c. Hak untuk mendapatkan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, dan pendidikan
yang lain.

F. KASUS PELANGGARAN HAM BERAT


1. Kerusuhan Tanjung Priok (1984)
Kasus pelanggaran ini terjadi pada 12 September 1984, mengakibatkan 24
orang tewas, 36 orang luka berat, dan 19 orang luka ringan. Dalam peristiwa
ini terjadi kerusuhan antara aparat dan warga sekitar.
2. Penculikan Aktivis Politik (1998)
Tahun 1998 terjadi penculikan dan hilangnya beberapa aktivitas. Menurut
catatan dari Kontra ada 23 orang terdiri dari 1 orang meninggal, 9 orang
dilepaskan, sedangkan 13 orang lain dinyatakan hilang.

3. Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998 dan 1999)


Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998, menewaskan 4 mahasiswa Trisakti
dan puluhan lainnya luka-luka. Tragedi Trisakti Semanggi I terjadi pada 11-13
November 1998 dan tragedi Semanggi II terjadi pada 24 September 1999.

4. Kasus Terbunuh Marsinah (1994)


Marsinah adalah aktivitas hak-hak pekerja di PT Catur Putera Surya, Porong
Jawa Timur. Dia menjadi korban pelanggaran HAM yang kini para pelaku
belum ditemukan.

5. Kasus Munir (2004)


Munir Said Thalib adalah aktivis HAM pada zaman orde baru. Munir
melakukan pembelaan pada orang-orang yang tertindas. Namun tahun 2004,
Munir ditemukan meninggal dunia dalam pesawat menuju ke Amsterdam.
Dari hasil autopsi forensik Belanda, menemukan racun arsenik dalam jasad
Munir.

6. Kasus Bom Bali (2002)


Kasus Bom Bali terjadi di tahun 2002 dan 2005. Peristiwa tersebut dilakukan
oleh teroris yang memakan banyak jiwa dari masyarakat Indonesia dan negara
asing.

7. Kasus Dayak dan Madura (2001)


Konflik terjadi karena bentrokan antara suku Dayak dan Madura sehingga
terjadi pertikaian etnis. Pertikaian ini membuat banyak korban jiwa dari kedua
belah pihak.
G. LEMBAGA HAM DI INDONESIA
1. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang kedudukannya setingkat dengan
lembaga negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian, penelitian,
penyuluhan, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia. Hal ini disebutkan di Pasal
1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
Di dalam Pasal 75 Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia, disebutkan
bahwa tujuan dari Komnas HAM adalah :
1) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusia
sesuai dengan Pancasila, UUD 1945 dan Piagam PBB serta Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia.
2) Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna
berkembangnya pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuan
berpartisipasi dalam berbagai bidang kehidupan.

2. Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI)


Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) adalah organisasi pegiat
perlindungan anak yang kelembagaannya terdaftar pada Kementerian Hukum dan
HAM serta kepengurusannya diresmikan dengan Surat Keputusan Kementerian
Sosial. Sebagai lembaga independen yang aktif menjalankan kegiatan pemenuhan
hak dan kepentingan terbaik untuk anak sejak tahun 1997, LPAI secara konsisten
aktif memperjuangkan dan memajukan hak-hak anak di Indonesia melalui
penanganan dan pendampingan kasus, advokasi, publikasi, monitoring dan
evaluasi berkala.
Beberapa kasus yang menjadi perhatian khusus LPAI adalah kekerasan,
eksploitasi, trafficking, penculikan, penelantaran, pelecehan seksual, penahanan
bayi dan perebutan hak asuh, anak berhadapan dengan hukum, akte kelahiran dan
hak sipil, ha katas kesehatan, ha katas pendidikan, anak-anak pinggiran, anak-anak
korban bencana, dan anak-anak yang membutuhkan perlindungan khusus lainnya.
3. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan (Komnas
Perempuan)
Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan)
adalah salah satu lembaga nasional Hak Asasi Manusia (NHRI, National Human
Rights Institution), yang berfokus pada penegakan hak asasi manusia perempuan
Indonesia.
Tujuan Komnas Perempuan :
1) Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi penghapusan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan dan penegakan hak-hak asasi manusia
perempuan di Indonesia.
2) Meningkatkan upaya pencegahan dan penanggulangan segala bentuk
kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan hak-hak asasi perempuan.

Anda mungkin juga menyukai