Anda di halaman 1dari 5

Nama : Maulana Halim Putra

NPM : 1803101010320
Matkul : Hukum dan HAM
Kelas : G ( 07 )

A. INSTRUMEN-INSTRUMEN HAM INTERNASIONAL DAN NASIONAL


1. Instrumen HAM Internasional

a. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia


DUHAM merupakan langkah bsera yang diambil oleh masyarakat internasional tahun1948.
Norma-norma yang terdapat dlam DUHAM merupakan norma internasional yang disepakati dan
diterima oleh negara-negara di dunia melalui Perserikatan Bangsa-bangsa.

b. Konvenan Internasional tentang Hak Sipil dan Politik


Hak-hak dalam DUNAM diatur lebih jelas dan rinci dalam konvensi ini, yang mulai berlaku
sejak Maret 1976

c. Konvenan Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya (1976)

d. Konvensi Genosida (1951)

e. Konvensi Menantang Penyiksaan (1987)

f. Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Dekriminasi Rasial ( 1969)

g. Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Dekriminasi tehadap Perempuan (1981)

h. Konvensi Hak Anak (1990)

i. Konvensi Status Pengungsi (1954)

j. Pedoman Berperilaku bagi Penegak Hukum (1979)

k. Prinsip-prinsip Dasar Mengenai Penggunaan Senjata Api (1990)

l. Deklarasi Mengenai Penghilangan Paksa (1992)

m. Deklarasi Penghapusan Deskriminasi terhadap Perempuan (1967)

n. Deklarasi Mengenai Pembela HAM (1998)

o. Perinsip Hukum Mati yang tidak Sah, Sewenang-wenang dan Sumir (2003)
2. Instrumen HAM Nasional
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
1. HAM sebagai hak bangsa pada alenia I Pembukaan UUD 1945
2. HAM sebagai hak warga negara yang tercantum dalam Pasal 27, 28, 28D ayat (3), 30, dan 31
3. HAM sebagai hak tetap penduduk dalam Pasal 29 ayat (1)
4. HAM sebagai hak perorangan dalam Pasal 28A sampai 28J

b. UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia


1. Hak hidup (Pasal 9)
2. Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan (Pasal 10)
3. Hak mengembangkan diri (Pasal 11-16)
4. Hak memperoleh keadilan (Pasal 17-19)
5. Hak kebebaan pribadi turut serta dalam pemerintahan (pasal 20-27)
6. Hak atas rasa aman (Pasal 28-35)
7. Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42)
8. Hak turut serta dalam pemerintahan (43-44)
9. Hak-hak perempuan (Pasal 45-51)
10. Hak-hak Anak (52-66)

B. PENGERTIAN HAM MENURUT PARA AHLI


a. Menurut Mirian Budiarjo
HAM adalah hak yang dimiliki setiap orang yang dibawa semenjak lahir ke dunia, hak itu
sifatnya universal sebab dipunyai tanpa ada perbedaan kelamin, ras, budaya, suku, agama, maupun
sebagainya.

b. Menurut Kevin Boyle dan David Beetham


HAM adalah hak-hak individual dan berasal dari berbagai kebutuhan serta kapasitas-kapasitas
manusia.

c. Menurut Muladi
HAM adalah segala hak pokok atau dasar yang telah melekat pada diri manusia dalam
kehidupannya.

d. Menurut Mahfudz M.D


HAM adalah hak yang melekat pada matrabat setiap manusia yang mana hak tersebut dibawa
sejak lahir kedunia hingga pada hakikatnya hak tersebut bersifat kodrahi.

e. Menurut John Locke


Hak asasi adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan sebagai sesuatu yang bersifat
kodrati. Artinya, hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya tidak dapat dipisahkan dari
hakikatnya, sehingga sifatnya suci.

C. PENGERTIAN INSTRUMEN HAM NASIONAL DAN INSTRUMEN HAM


INTERNASIONAL
a. Pengertian Instrumen HAM Nasional
Instrumen HAM di Indonesia berarti alat, sehingga instrumen HAM merupakan suatu alat
yang, digunakan untuk melindungi hak asasi manusia. Ha ini berupa peraturan Perundang-undangan
yang dibuat oleh pemerintah sebagai bentuk partisipasi adanya DUHAM oleh PBB. Yang berlaku
secara universal.

b. Pengertian isntrumen HAM Internasional


Instrumen HAM Inernasional karena sifatnya internasional maka instrumen ini melindungi hak
asasi manusia masyarakat internasional dan dijadikan awal pembentukan Instrumen HAM Nasinal
bagi negrara yang ikut mengesahkan instrumen tersebut.

D. APA YANG DISEBUT DENGAN PELANGGARAN HAM


Dalam UU No. 39 Tahun 1999 dijelaskan bahwa pelanggaran hak asasi manusia yaitu setiap
perbuatan seseorang atau kelompok termasuk aparat negara baik sengaja atau tidak sengaja ataupun
kelalaian yang secara hukum melawan, menghalangi, mencabut dan membatasi HAM seseorang atau
kelompok orang atau dikhawatirkan tidak akan bisa memperoleh penyelesaian hukum secara adil dan
benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.

Contoh pelanggaran HAM :

1.     Peristiwa Trisakti dan Semanggi (1998)


Tragedi Trisakti terjadi pada 12 Mei 1998. Peristiwa ini berkaitan dengan gerakan di era
reformasi yang gencar disuarakan di tahun 1998. Gerakan tersebut dipicu oleh krisis moneter dan
tindakan KKN presiden Soeharto, sehingga para mahasiswa kemudian melakukan demo besar-besaran
di berbagai wilayah yang kemudian berujung dengan bentrok antara mahasiswa dengan aparat
kepolisian.
Tragedi ini mengakibatkan (4 mahasiswa meninggal dan puluhan lainnya luka-luka). Tragedi
Semanggi I terjadi pada 11-13 November 1998 (17 orang warga sipil meninggal) dan tragedi
Semanggi II pada 24 September 1999 (1 orang mahasiswa meninggal dan 217 orang luka-luka).

2.      Kasus Marsinah 1993


Kasus Marsinah terjadi pada 3-4 Mei 1993. Seorang pekerja dan aktivitas wanita PT Catur Putera
Surya Porong, Jatim
Peristiwa ini berawal dari aksi mogok yang dilakukan oleh Marsinah dan buruh PT CPS. Mereka
menuntun kepastian pada perusahaan yang telah melakukan PHK mereka tanpa alasan. Setelah aksi
demo tersebut, Marsinah malah ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia tewas di kawasan hutan
Wilangan, Nganjuk dalam kondisi mengenaskan dan diduga menjadi korban pelanggaran HAM
berupa penculikan, penganiayaan dan pembunuhan. Penyelidikan masih belum menemukan titik
terang hingga sekarang. 

3.      Aksi Bom Bali 2002


Peristiwa ini terjadi pada tahun 2002. Sebuah bom diledakkan di kawasan Legian Kuta, Bali oleh
sekelompok jaringan teroris.
Kepanikan sempat melanda di penjuru Nusantara akibat peristiwa ini. Aksi bom bali ini juga
banyak memicu tindakan terorisme di kemudian hari.
Peristiwa boom bali menjadi salah satu aksi terorisme terbesar di Indonesia. Akibat peristiwa ini
sebanyak rtusan orang meninggal dunia.mulai dari turis asing hingga warga local yang ada di sekitar
lokasi.

4.      Peristiwa Pemberontakan di Aceh Gerakan Aceh Merdeka/GAM (1976-2005)


Pemberontakan di Aceh dikobarkan oleh Gerakan Aceh Merdeka (GAM) untuk memperoleh
kemerdekaan dari Indonesia antara tahun 1976 hingga tahun 2005.
Kecenderungan sistem sentralistik pemerintahan Soeharto, bersama dengan keluhan lain
menyebabkan tokoh masyarakat Aceh Hasan di Tiro untuk membentuk Gerakan Aceh Merdeka
(GAM) pada tanggal 4 Desember 1976 dan mendeklarasikan kemerdekaan Aceh.

E. APA SAJA MEKANISME PENYELESAIAN HAM DAN DASARNYA


Mekanisme penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat yang ada di Indonesia, dapat
dilakukan melalui dua jalur, yakni melalui jalur peradilan atau melalui jalur di luar peradilan. Kedua
mekanisme penyelesaian perkara tersebut memiliki landasan yuridis yang kuat, yakni UU No.26
Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM dan UU No.27 Tabun 2004 tentang Komisi Kebenaran dan
Rekonsiliasi. Kedua mekanisme tersebut bersifat khusus, karena ketentuan dalam UU No.26 Tahun
2000 menyatakan Pengadilan HAM hanya berwenang untuk mengadili pelanggaran HAM berat
setelah adanya UU No.26 Tahun 2000, sedangkan untuk pelanggaran HAM berat masa lalu sebelum
adanya UU No.26 Tahun 2000 harus dibentuk Pengadilan HAM ad hoc. Akan tetapi penyelesaian
melalui Pengadilan HAM ad hoc ini bukan merupakan satu-satunya upaya, karena terdapat upaya
alternatif yakni melalui mekanisme KKR yang diatur dalam UU No.27 Tahun 2004. Namun tetap
perlu digaris bawahi bahwa mekanisme melalui KKR hanya terbatas pada perkara pelanggaran HAM
berat masa lalu sebelum adanya UU No.26 Tahun 2000. Sedangkan untuk perkara pelanggaran HAM
berat setelah adanya UU No.26 Tahun 2000, mutlak melalui mekanisme Pengadilan HAM.

F. SIAPA PELAKU PELANGGARAN HAM DAN KORBAN PELANGGARAN HAM


a. Korban Pelanggaran HAM
Menurut Arit Gosita, yang dimaksud dengan korban adalah mereka yang menderita jasmani
dan rohani sebagai akibat tindakan orang lain yang bertentangan dengan kepentingan diri sendiri atau
orang lain yang bertentangan dengan kepentingan hak asasi yang menderita.
Menurut Van Boven yang merujuk pada Deklarasi Prinsip-prinsip Dasar Keadilan bagi
korban kejahatan dan penyalahgunaan kekuasaan:
“ orang yang secara individual maupun kelompok telah menderita kerugian, termasuk cedera fisik
maupun menta, penderitaaan emosional kerugian ekonomi dan perampasan nyata terhadap hak-hak
dasarnya, baik karena tindakan maupun karena kelalain.”

b. Pelaku Pelanggaran HAM


Dalam UU No. 39 Tahun 1999 telah dijelaskan bahwa pelanggaran hak asasi manusia yaitu
setiap perbuatan seseorang atau kelompok termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak
disengaja atau kelalain yang secara hukum melawan, mengurangi, menghalangi, membatasi dan
mencabut HAM seseorang atau kelompok orang yang dijamin Undang-undang dan tidak didapatkan
atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang berlaku.
Berarti yang dapat menjadi pelaku pelanggaran ham adalah individu, kelompok dan Negara
itu sendiri.
Sumber :

Sujatmoko, Andrey. 2015. Hokum Ham Dan Hukum Humaniter. Jakarta :RAJAGRAFINDO PERSADA

Rendy Karuniawan, (2006) pelanggaran ham berat serta mekanisme penyelesaiannya di indonesia.
Skripsi thesis, Universitas Airlangga.

Abdul Hakim G. Nusantara.(2004).Penerapan hokum internasional dalam kasus pelanggaran HAM


berat di indonesia. Jurnal Hukum Internasional, 1, 755-768

Anda mungkin juga menyukai