Anda di halaman 1dari 14

Pelaksanaan Hak Asasi

Manusia dalam UUD 1945

Kelompok 4 :
Dina Rahmawati (10)
Fabian Hasbillah Ogya Cetta (11)
Fandy Wahyu Hanzura (12)
Hak Asasi Manusia

Hak Asasi Manusia atau yang biasa disebut sebagai HAM merupakan terjemahan
dari istilah Human Rights. Secara terminologi istilah ini artinya adalah Hak-hak
Manusia. Di Indonesia sendiri Hak-hak Manusia lebih dikenal dengan istilah “hak
asasi” atau disebut juga sebagai hak-hak fundamental.
HAM sendiri adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak awal
dilahirkan dan berlaku seumur hidup. Sebagai warga negara yang baik, kita harus
menjunjung tinggi nilai hak asasi manusia dan tidak melakukan diskriminasi
berdasarkan status, golongan, keturunan, jabatan, dan lain-lain.
Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia disebutkan bahwa “Hak Asasi
Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat
dan keberadaan manusia dan merupakan anugerah dari Tuhan
Yang Maha Esa yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, dan setiap orang, demi
kehormatan serta harkat martabat manusia”.
Ruang lingkup HAM meliputi:

1 Hak pribadi, hak-hak persamaan 3 Kebebasan sipil dan politik untuk


hidup, kebebasan, keamanan, dapat ikut serta dalam pemerintahan;
dan lain-lain. serta

Hak milik pribadi dan kelompok Hak-hak berkenaan dengan


2 sosial tempat seseorang berada
4 masalah ekonomi dan sosial.
Landasan Filosofi

Filosofi dari HAM dipengaruhi oleh politisi Robert


Alexey, ia berpendapat bahwa gagasan mengenai HAM
ada 5 hal yaitu universal, abstrak, fundamental, hak
moral, dan keutamaannya terhadap semua bentuk hak.
Landasan Filosofi
- Robert Alexey mengemukakan pendapat tentang pendekatan filosofi :
1. Agama
Bahwa manusia berpikir dirinya adalah ciptaan tuhan sehingga untuk menilai manusia dapat dilihat
dari martabatnya, sehingga nilai dan martabat dibuat untuk dasar HAM.
2. Intuisionis
HAM itu ada dengan sendirinya sehingga dianggap menggunakan dasar emotif namun bukan dasar
penalaran
3. Konsensus
Hal ini menunjukan bahwa HAM merupakan hal yang bersifat Kolektif atau secara bersama.
4. Pendekatan perilaku
Bahwa sesama manusia memerlukan hubungan timbal balik, maka dari itu HAM diperlukan. Nama
lain dari pendekatan perilaku adalah "Socio Biological Approach".
5. Pendekatan Instrumentalistik
Bahwa HAM dibutuhkan untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan individu.
Landasan Hukum
Landasan Hukum dalam UU sebagai
berikut:
- UU no 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi manusia
- UU no 26 Tahun 2000
Tentang pengadilan Hak Asasi
Manusia
Dalam UUD 1945, diberitakan dalam beberapa poin berikut yakni
- Hak Penentuan diri sendiri (preambule), dan hak warga negara diatur dalam
pasal 26 UUD 1945.
- Hak yang mengatur persamaan dan kesamaan hukum diatur dalam , pasal 27
UUD 1945.
- Hak mengenai asasi manusia diatur dalam pasal 28A-28J UUD 1945.
- Hak dalam membela negara diatur dalam pasal 30 UUD 1945.
- Hak dalam memilih agama diatur dalam pasal 29 UUD 1945.
- Hak dalam mendapatkan pendidikan dalam pasal 31 UUD 1945.
- Hak dalam mempertahankan budaya dalam pasal 32 UUD 1945.
- Hak jaminan sosial dalam pasal 34 UUD 1945.
- Hak kesejahteraan sosial dalam pasal 33 UUD 1945.
- Hak kebebasan dan kemandirian peradilan dalam pasal 24 hingga 25 UUD
1945
Hak Asasi Manusia Menurut UUD 1945

Hak Asasi Manusia di Indonesia secara jelas tercantum dalam


konstitusi negara, yaitu Undang - Undang Dasar 1945 dan setelah
dilakukan amandemen. HAM terdapat pada bab XA dengan judul
HAM yang terdiri dari 10 pasal (pasal 28A s.d 28J).
Pelanggaran HAM
Pelanggaran HAM adalah setiap tindakan yang dilakukan oleh
seseorang atau suatu kelompok, termasuk aparat negara, baik
disengaja maupun tidak disengaja, atau kelalaian yang secara
hukum mengurangi, menghalangi, atau mencabut HAM yang
telah dijamin oleh UUD dan tidak didapatkan penyelesaian
secara hukum yang adil dan benar.
Contoh Pelanggaran HAM

1. Masyarakat kelas bawah yang mendapat perlakuan kurang adil, terbukti dari banyak kasus
masyarakat yang melakukan suatu pelanggaran hukum mencuri makanan diproses dengan
sangat cepat, tetapi jika masyarakat kelas atas melakukan kesalahan misalkan korupsi, proses
hukum nya sangatlah lama.
2. Kasus Tenaga Kerja Wanita (TKW) di luar negeri yang mendapat penganiyayaan dari
majikannya.
3. Kasus pengguguran anak yang dilakukan sebagian kalangan yang hamil diluar nikah.
Cara Mengatasi Pelanggaran HAM di Indonesia
1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah segala bentuk pelanggaran hak
asasi manusia.
2. Meningkatkan pengawasan publik dan politik terhadap upaya pemerintah dalam
menegakkan hak asasi manusia.
3. Dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi Manusia pada 7 juni 1993 melalui Kepres
Nomor 50 tahun 1993. Komnas HAM diatur Undang - Undang RI nomor 39 tahun 1999
pasal 75 sampai pasal 99.
4. Dibentuknya pengadilan HAM untuk pelanggaran HAM berat
5. Mempromosikan supremasi hukum dan demokrasi. Pendekatan hukum dan pendekatan
dialog harus diusulkan untuk menarik partisipasi masyarakat dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara. Aparat penegak hukum harus menjalankan tugasnya dengan memberikan
pelayanan yang adil dan bermutu kepada masyarakat, melindungi masyarakat dari
perbuatan melawan hukum, dan mencegah tindakan kekerasan yang melanggar hukum
untuk menegakkan hukum.
Kesimpulan
Hak asasi manusia adalah hak - hak dasar yang
dimiliki manusia dari lahir. Setiap individu ingin setiap
hak asasinya terpenuhi, namun kita harus ingat bahwa
kita tidak boleh melanggar atau menindas hak asasi
orang lain. Dalam kehidupan berbangsa HAM diatur
oleh perundang undangan Indonesia, dimana segala
bentuk pelanggaran HAM yang dilakukan oleh
seseorang, suatu kelompok atau suatu lembaga akan
diadili oleh peradilan HAM.
Thank You :)

Anda mungkin juga menyukai