Anda di halaman 1dari 10

ARTIKEL

HAK ASASI MANUSIA DI ERA GLOBALISASI

DUSUSUN OLEH :

Faridatus Sofyyah
051136901

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TERBUKA


POKJAR MUSTIKA BLORA

UPBJJ-UT SEMARANG
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hak merupakan unsur normatif yang meleka pada diri setiap manusia
yang dalam penerapannya berada pada ruan lingkup hak persamaan dan hak
kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individua tau dengan instansi.
Hak juga merupakan sesuatu ang harus diperoleh segala masyarakat yang
mendiami suatu negara aau wilayah.

Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan hak,
kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai kita
melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis merasa tertarik untuk membuat
makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.

Secara teoritis Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri manusia
yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus dihormati,
dijaga, dan dilindungi. hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah merupakan upaya menjaga
keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan
menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara
individu, pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer), dan negara.

Berdasarkan penjabaran diatas dapa disimpulkan pokok-pokok hakikat HAM,


yaitu :

1. HAM tidak perlu diberikan, dibeli ataupun di warisi, HAM adalah bagian dari
manusia secara otomatis.
2. HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama,
etnis, pandangan politik atau asal usul sosial, dan bangsa.
3. HAM tidak bisa dilanggar, tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi
atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah
negara membuat hukum yang tidak melindungi atau melanggar HAM.
1.2 Perumusan Masalah
• Permasalahan dan Penegakan HAM
• Contoh-contoth Pelanggaran HAM
1.3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini agar masyarakat menerti tentang Hak Asasi
Manusia (HAM) yang mereka pnya dan conoh-contoh pelanggaran HAM tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar-Dasar HAM
1. Undang-undang Dasar 1945. Terdapat dalam pembukaan UUD 1945 dan pasal-pasal
UUD 1945 yaitu pasal 28A sampai dengan 28J.
2. Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM terdapat 8 bab yang mengatur
tentang HAM.
3. Undang-undang No.39 tahun 1999. Undang-undang ini mengatur tentang HAM
seperti hak hidup, hak berkeluarga dan lain-lain. Undang-undang sini juga mengatur
tentang kewajiban asasi manusia seperti kewajiban setiap warga untuk mematuhi
peraturan perundang-undangan.
4. Undang-undang No.26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM. Pengadilan HAM
digunakan untuk menyelesaikan masalah pelanggaran HAM berat dan
mengembalikan keamanan dan perdamaian Indonesia.
2.2 Macam-Macam HAM Menurut Para Ahli
HAM menurut Franklin D. Roosevelt yaitu manusia memiliki empat
kebebasan dasar aau disebut dengan The Four Freedom. Empat kebebasan yang
disebut adalah kebebasan unuk memeluk aga, kebebasan berbicara, kebebasan dari
rasa takut, dan kebebasan untuk melakukan keiginan yang tidak meraukan orang lain.
HAM menurut Wahidin (2015) yaitu HAM dibagi menjadi enam
kelompok yaitu hak asasi pribadi, hak asasi politik, hak asasi hokum, hak asasi
ekonomi, hak asasi peradilan, dan hak asasi budaya.
2.3 Sejarah Perkembangan HAM di Indonesia
a. Pada abad ke-15 Ham telah ditulis dalam kitab-kitab adat bugis kuno (lontara)
yang berisi tentang hak hidup dan hak kebesasan.
b. Di Minangkabau dikenal hak protes terhadap kebijakan yang tidak adil.
c. Di jawa, dikenal hak untuk tinggal diwilayah lain sebagai protes kepada raja
(nggogol).
d. RA. Kartini adalah orang pertama yang secara jelas mengungkapkan pemikiran
mengenai HAM, diungkapkan dalam surat-surat yang ditulis 40 tahun sebelum
proklamasi.
e. Sidang BPUPKI. Dalam sidang ini, Moh. Yamin, Moh hatta dan Sukiman
merupakan tokoh yang gigih membela HAM yang diatur secara luas alam UUD
1945. Namun hanya sedikit yang diatur dalam UUD 1945, tetapi diatur secara
menyeluruh dalam konstitusi RIS dan UUDS 1950. Kedua konstitusi ini hanya
berlaku sementara.
f. Sidang konstituante (1956-1959). Dalam sidang ini, HAM di bahas sangat intens.
Namun sebelum sidang selesai, presiden mengeluarkan dekrit presiden 5 juli
1959. Sejak itu indonesia kembalil menggunakan UUD 1945.
g. Pelaksanaan HAM berdasarkan UUD 1945 jauh dari memuaskan. Ini terjadi pada
masa orde lama dan orde baru. Pada masa ini, pelanggaran HAM mencapai
puncaknya.
h. Tahun 1993 dibentuklah komnas HAM. Namun tidak dapat berfungsi dengan
baik karena keadaan politik yang tidak menentu. Pelanggaran terus terjadi dan hal
tersebut mendorong terjadinya reformasi.
i. Era reformasi. Ada kemajuan dalam penegakan HAM. Beberapa dokumen yang
lahir antara lain :
• Undang-undang Dasar 1945 hasil amandemen.
• Ketetapan MPR No. XVII/MPR/1998 tentang HAM terdapat 8 bab yang
mengatur tentang HAM.
• Undang-undang No.39 tahun 1999, Undang-undang No.26 tahun 2000
tentang pengadilan HAM.
j. Tahun 2005, pemerintah meratifikasi dua instrumen sangat penting dalam
penegakan HAM yaitu : Konvenan Internasional tentang Hak-hak Sipil dan
Poitik/ ICCPR menjadi UU no. 11 tahun 2005 dan konvenan Internasional tentang
Hak-hak Ekonomi, sosial, dan budaya/ ICESCR menjadi UU no.12 tahun 2005.
k. Upaya-upaya penegakan HAM pun terus dilakukan dengan cara pengcegahan dan
penindakan.
l. Komnas HAM juga pengadilan HAM mulai berperan dengan baik pada masa ini.
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengerian HAM


Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM
disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat
dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-
Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah
dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Hakikat Hak Asasi Manusia sendiri adalah upaya menjaga keselamatan
eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan antara kepentingan perseorangan
dengan kepentingan umum. Begitu juga upaya menghormati, melindungi, dan menjunjung
tinggi Hak Asasi Manusia menjadi kewajiban dan tangung jawab bersama antara individu,
pemeritah (Aparatur Pemerintahan baik Sipil maupun Militer),dan negara.
3.2 Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia

Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan


dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik,
ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuanyang tidak dapat di
pisahkan, baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai
dengan pasal 1 (3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM
harus dilakukan melalui sutu konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip
saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar negara serta hukum internasional yang
berlaku.
Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi,
antitrorisme, serta pembasmian penyalahgunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu,
penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten.
Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut:
1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009
sebagai gerakan nasional
2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga yang
fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia
3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan
hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/
menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen
4. Peningkatan berbagai kegiatan operasional penegakan hukum dan hak asasi manusia
dalam rangka menyelenggarakan ketertiban sosial agar dinamika masyarakat dapat
berjalan sewajarnya.
5. Penguatan upaya-upaya pemberantasan korupsi melalui pelaksanaan Rencana, Aksi
Nasional Pemberantasan Korupsi.
6. Peningkatan penegakan hukum terhadap pemberantasan tindak pidana terorisme dan
penyalahgunaan narkotika serta obat lainnya.
7. Penyelamatan barang bukti kinerja berupa dokumen atau arsip/lembaga Negara serta
badan pemerintahan untuk mendukung penegakan hukum dan HAM.
8. Peningkatan koordinasi dan kerja sama yang menjamin efektifitas penegakan hukum
dan HAM.
9. Pengembangan system manajemen kelembagaan hukum yang transparan.
10. Peninjauan serta penyempurnaan berbagai konsep dasar dalam rangka mewujudkan
proses hukum yang kebih sederhana, cepat, dan tepat serta dengan biaya yang
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.
Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut:
1. Pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia (RANHAM) dari 2004-2009
sebagai gerakan nasional
2. Peningkatan efektifitas dan penguatan lembaga / institusi hukum ataupun lembaga yang
fungsi dan tugasnya menegakkan hak asasi manusia
3. Peningkatan upaya penghormatan persamaan terhadap setiap warga Negara di depan
hukum melalui keteladanan kepala Negara beserta pimpinan lainnya untuk memetuhi/
menaati hukum dan hak asasi manusia secara konsisten serta konsekuen
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
HAM adalah hak-hak dasar yang dimiliki oleh manusia sesuai dengan
kiprahnya. Setiap individu mempunyai keinginan agar HAM-nya terpenuhi, tapi satu hal
yang perlu kita ingat bahwa jangan pernah melanggar atau menindas HAM orang lain.
Dalam kehidupan bernegara HAM diatur dan dilindungi oleh perundang-
undangan RI, dimana setiap bentuk pelanggaran HAM baik yang dilakukan oleh
seseorang, kelompok atau suatu instansi atau bahkan suatu Negara akan diadili dalam
pelaksanaan peradilan HAM, pengadilan HAM menempuh proses pengadilan melalui
hukum acara peradilan HAM sebagaimana terdapat dalam Undang-Undang pengadilan
HAM.

4.2 Saran
Sebagai manusia yang bernegara harus bisa memperjuankan hak-hak kita
sendiri dengan menghormati dan menjaga hak-hak orang lain, jangan sampai kia melangar
hak orang lain untuk melindungi hak kita sendiri. Dan jangan sampai juga Hak Asasi
Manusia (HAM) kita dilanggar dan diinjak-injak oleh orang lain. Solusi yang dapa kita
gunakan yaitu dengan men
DAFTAR PUSTAKA

Buku Modul Pendidikan Kwarganegaraan Edisi 3, Lasiyo-Retno Wikandaru-Hastangka


http://repo.unand.ac.id/2738/4/BAB%2520I.pdf
https://dosen.upi-
yai.ac.id/v5/dokumen/materi/050009/3_20230403072932_HAM_Kelompok%201_P.Kewarg
anegaraan.pdf
https://opac.fhukum.unpatti.ac.id/index.php?p=fstream-pdf&fid=8265&bid=8441
yelaraskan dan mengimbangi hak kita dengan hak orang lain.

Anda mungkin juga menyukai