Anda di halaman 1dari 7

ARTIKEL

PELAKSANAAN PENEGAKAN HUKUM DAN HAM


DI ERA PEMERINTAHAN SEKARANG

TUTOR : Dr. DIDIK SUKRIONO, SH, M.Hum

OLEH

NAMA : BAGUS PRIYANGGA


NIM : 041984837

MATA KULIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

UNIVERSITAS TERBUKA

2020
BAB I
PENDAHULUAN

Hak merupakan unsure normative yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu dengan instansi. Hak merupakan sesuatu yang harus
diperoleh. Masalah HAM adalah sesuatu hal yang sering kali dibicarakan dan dibahas
terutama dalam era reformasi ini. HAM lebih dijunjung tinggi dan lebih diperhatikan dalam
era reformasi dari pada era sebelum reformasi. Perlu diingat bahwa dalam hal pemenuhan
hak, kita hidup tidak sendiri dan kita hidup bersosialisasi dengan orang lain. Jangan sampai
kita melakukan pelanggaran HAM terhadap orang lain dalam usaha perolehan atau
pemenuhan HAM pada diri kita sendiri. Dalam hal ini penulis tertarik untuk membuat
makalah tentang HAM. Maka dengan ini penulis mengambil judul “Hak Asasi Manusia”.
Dalam Undang Undang (UU) Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 1
disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”. Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak hak yang berasal dari harkat dan
martabat yang melekat pada manusia. Hak ini sangat mendasar atau asasi (fundamental)
sifatnya, yang mutlak diperlukan agar manusia dapat berkembang sesuai dengan bakat, cita
cita, serta martabatnya. Hak ini juga dianggap universal, artinya dimiliki semua manusia
tanpa perbedaan berdasarkan bangsa, ras, agama, atau gender.
BAB II
PEMBAHASAN

Hak merupakan unsure normative yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam
penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait
dengan interaksinya antara individu dengan instansi. Hak merupakan sesuatu yang harus
diperoleh. Dalam Undang Undang (UU) Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
pasal 1 disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum,
pemerintahan dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang
melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah
Allah yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau
negara. Dengan demikian hakikat penghormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah
menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan yaitu
keseimbangan antara hak dan kewajiban , serta keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan umum. Upaya menghormati, melindungi dan menjungjung
tinggi Hak Asasi Manusia, menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara individu,
pemerintah (aparatur pemerintahan baik sipil maupun militer) dan negara. Jadi dalam
memenuhi dan menuntut hak tidak terlepas dari pemenuhan kewajiban yang harus
dilaksanakan. Begitu juga dalam memenuhi kepentingan perseorangan tidak boleh merusak
kepentingan orang banyak (kepentingan umum). Karena itu, pemenuhan, perlindungan dan
penghormatan terhadap HAM harus diikuti dengan pemenuhan terhadap KAM (kewajiban
asasi manusia) DAN TAM (tanggung jawab asasi manusia) dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, dan bernegara. Jadi dapat disimpulkan bahwa hakikat dari HAM adalah
keterpaduan antara HAM, KAM dan TAM yang berlangsung secara sinergis dan seimbang.
Bila ketiga unsure asasi (HAM, KAM dan TAM) yng melekat pada setiap individu manusia,
baik dalam tatanan kehidupan pribadi, kemasyarakatan, kebangsaan, kenegaraan dan
pergaulan globaltidak berjalan secara seimbang, dapat dipastikan akan menimbulkan
kekacauan, anarkisme, dan kesewenang wenangan dalam tata kehidupan umat manusia.2

Bentuk Bentuk Hak Asasi Manusia Secara universal pembagian hak asasi manusia
adalah sebagai berikut:

a. Hak-hak asasi pribadi atau “personal rights” yang meliputi kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, dan sebagainya.

b. Hak-hak asasi ekonomi atau “property rights”, yaitu hak untuk memiliki sesuatu,
membeli dan menjualnya, serta memanfaatkannya.

c. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan atau yang disebut “rights of legal equality”.
d. Hak-hak asasi politik atau “political rights”, yaitu hak untuk ikut serta dalam
pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak
mendirikan partai politik, dan sebagainya.

e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan atau “social and culture rights”, misalnya hak
untuk memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan, dan sebagainya.

f. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
atau “procedural rights”, misalnya peraturan dalam hal penangkapan, penggeledahan,
peradilan, dan sebagainya.

Nilai-nilai Pancasila yang terwujud dalam lima sila merupakan landasan bagi
pengembangan hak asasi manusia. Pancasila terutama sila kedua menjadi dasar normatif bagi
pengembangan hak asasi manusia. Sila kedua Pancasila memberikan pedoman bahwa bangsa
Indonesia mengakui sepenuhnya persamaan harkat dan martabat manusia.

Di dalam pembukaan UUD 1945 terdapat suatu pernyataan yang mencerminkan tekad
bangsa Indonesia untuk menegakkan HAM yang berbunyi : “Bahwa sesungguhnya
kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia
harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”. Dari
pernyataan tersebut sangat jelas bahwa dalam jiwa bangsa Indonesia sudah tertanam bahwa
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, secara universal semua bangsa menginginkan
adanya kemerdekaan dan kebebasan tanpa membedakan agama, etnis, golongan. Dengan
pernyataan tersebut telah membuktikan bahwa negara Indonesia mendukung dan mengakui
sepenuhnya hak asasi manusia diberlakukan di seluruh dunia. Selain tercantum dalam
pembukaan, dalam batang tubuh UUD 1945 hakhak tersebut diatur sebagai berikut :

1). Pasal 27 ayat 1 : hak atas kesamaan hukum dan pemerintah

2). Pasal 27 ayat 2 : hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak

3). Pasal 27 ayat 3 : hak untuk membela negara

4). Pasal 28 : kemerdekaan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikiran

5). Pasal 28 a sampai j : hak asasi manusia

6). Pasal 29 ayat 2 : kemerdekaan beragama dan beribadah

7). Pasal 30 : hak atas usaha pertahanan dan keamanan negara

8). Pasal 31 : hak mendapat pendidikan

9). Pasal 32 : hak mengembangkan dan memelihara budaya

10). Pasal 33 : hak kehidupan ekonomi

11). Pasal 34 : hak atas jaminan sosial


 Tentang penegakan Hukum Peneliti Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas
Hukum Universitas, Andalas Feri Amsari, menilai, dalam dua tahun pemerintahan Presiden
Jokowi Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, banyak permasalahan hukum dan hak
asasi manusia (HAM) yang belum bisa diselesaikan. Pemerintah juga dianggap tidak
mampu membangun birokrasi antikorupsi dengan baik

"Misalnya Jokowi tidak tegas bersikap dalam menyelesaikan kasus kriminalisasi terhadap
pemimpin KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan para aktivis antikorupsi serta
pembunuhan aktivis antitambang dan aktivis Muhammadiyah," ujarnya, Minggu, 23
Oktober 2016.

Menurut Feri, Jokowi tidak pernah secara langsung memerintahkan kepolisian dan
kejaksaan mengusut tuntas kasus-kasus tersebut. Padahal Presiden memiliki kewenangan
melakukan reformasi terhadap dua institusi itu jika ditemukan ada penyimpangan di sana.

Catatan lain ada pada pelaksanaan agenda pemberantasan korupsi dan mewujudkan
pemerintahan yang bersih. Misalnya Jokowi justru meminta kepolisian dan kejaksaan tidak
memidanakan kebijakan diskresi yang diambil para kepala daerah. Padahal, melalui diskresi
ini, kepala daerah berpotensi mempermainkan anggaran keuangan negara.

"Sikap Jokowi tersebut memperlihatkan ketidakpahamannya dalam hukum pidana, hukum


tata negara, dan hukum administrasi negara," ujarnya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak yang melekat pada diri
manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah Allah yang harus
dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau negara. Secara
universal pembagian hak asasi manusia adalah:

a. Hak-hak asasi pribadi

b. Hak-hak asasi ekonomi

c. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan
pemerintahan

d. Hak-hak asasi politik

e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan

f. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan perlindungan
Daftar Pustaka

Budiardjo, Miriam, Dasar Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama), 2008.

nasional.tempo.co/read/814434/catatan-penegakan-hukum-dan-ham-di-pemerintahan

Anda mungkin juga menyukai