Anda di halaman 1dari 68

LEMBAR KERJA SISWA

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

KELAS XI

SEMESTER 1

Oleh. Andi Wijianto, S.Pd

MGMP PPKn KABUPATEN CILACAP TAHUN 2019/ 2020

1
BAB I

KASUS-KASUS PELANGGARAN HAM DALAM PRESPEKTIF PANCASILA

A. Konsep Hak Asasi Manusia


Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999, hak asasi manusia adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk
Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung
tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan
serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
John Locke menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak yang diberikan
langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Oleh karenanya, tidak
ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya. Hak ini sifatnya sangat mendasar
(fundamental) bagi hidup dan kehidupan manusia dan merupakan hak kodrati yang tidak
bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia (Efendi, 1994: 3). Dari dua rumusan
pengertian HAM tersebut, diperoleh suatu kesimpulan bahwa HAM merupakan hak yang
melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai suatu anugerah
Tuhan yang harus dihormati, dijaga dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau
negara. Dengan demikian hakikat penghormatan dan perlindungan terhadap HAM ialah
menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan yaitu
keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara kepentingan
perseorangan dan kepentingan umum (Tim ICCE UIN, 2003: 199).
Jan Materson, anggota Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa
mengartikan HAM sebagai hak-hak yang melekat dalam diri manusia, dan tanpa hak itu
manusia tidak dapat hidup sebagai manusia. Dari pengertian tersebut, maka pada
hakikatnya dalam HAM terkandung dua makna:
1. HAM merupakan hak alamiah yang melekat dalam diri setiap manusia sejak ia
dilahirkan ke dunia. Hak alamiah adalah hak yang sesuai dengan kodrat manusia
sebagai insan merdeka yang berakal budi dan berperikemanusiaan. Tidak ada seorang
pun yang diperkenankan merampas hak tersebut dari tangan pemiliknya. Hal ini tidak
berarti bahwa HAM bersifat mutlak tanpa pembatasan karena batas HAM seseorang
adalah HAM yang melekat pada orang lain. Bila HAM dicabut dari tangan
pemiliknya, manusia akan kehilangan eksistensinya sebagai manusia.
2. HAM merupakan instrumen atau alat untuk menjaga harkat dan martabat manusia
sesuai dengan kodrat kemanusiannya yang luhur. Tanpa HAM manusia tidak akan

2
dapat hidup sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiannya sebagai makhluk
Tuhan yang paling sempurna.
Dibandingkan dengan hak-hak yang lain, hak asasi manusia memiliki ciri-ciri khusus
sebagai berikut:
1. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua umat manusia yang
sudah ada sejak lahir.
2. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang
status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya.
3. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan
kepada pihak lain.
4. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak
sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya (kemendikbud, 2017: 5).
Hak asasi manusia merupakan hak yang dimiliki oleh manusia, yang tidak dapat
dilanggar dan dipisahkan. Hak asasi manusia bersumber pada pokok pikirannya yang
terdapat dalam kitab suci yang menyatakan bahwa manusia diciptakan Tuhan dengan hak
dan kewajiban yang sama. Tuhan melarang memperlakukan manusia dengan sewenang-
wenang. Tuhan tidak membeda-bedakan manusia dari warna kulit, kaya dan miskin. Tuhan
membedakan manusia dari tingkat keimanan dan ketaqwaannya. Sebenarnya yang
membedakan manusia karena warna kulit, kaya dan miskin adalah manusia itu sendiri.
Dengan demikian, Tuhan sendiri mengakui dan menjamin keberadaan hak asasi manusia
tersebut.

B. Kewajiban Asasi Manusia


Kewajiban secara sederhana dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang harus
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Dengan demikian, kewajiban asasi dapat
diartikan sebagai kewajiban dasar setiap manusia. Ketentuan pasal 1 ayat (2) Undang-
Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan, kewajiban
dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak
memungkinkan terlaksananya dan tegaknya hak asasi manusia.
Hak dan kewajiban asasi juga tidak dapat dipisahkan, karena bagaimana pun dari
kewajiban itulah muncul hak-hak dan sebaliknya. Akan tetapi, sering terjadi pertentangan
karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Misalnya, setiap warga negara memiliki hak
dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, akan tetapi, pada
kenyataannya banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
3
kehidupannya. Hal ini disebabkan oleh terjadinya ketidakseimbangan antara hak dan
kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada maka akan terjadi kesenjangan sosial yang
berkepanjangan (Kemendikbud, 2017: 6).

C. Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila


Pancasila merupakan dasar negara kesatuan republik Indonesia yang sudah tidak dapat
ditawar lagi. Pancasila menjadi pedoman dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
Perlindungan HAM di Indonesia pastinya bersumber dari Pancasila. Salah satu
karakteristik HAM yaitu universal, artinya adalah hak dan kewajiban asasi merupakan
suatu yang harus dimiliki dan wajib dilakukan oleh setiap manusia di dunia ini tanpa
membeda-bedakan suku, bangsa, agama, ras, maupun golongan. Hal tersebut tentunya
sangat berkaitan erat dengan Pancasila.
Pancasila merupakan ideologi negara yang mengedepankan nilai-nilai kemanusiaan.
Pancasila menghormati hak dan kewajiban setiap warga negara, bahkan pancasila
menjamin untuk pemenuhan hak dan kewajiban untuk seluruh warga negara tanpa
terkecuali. Pancasila menjamin hak dan kewajiban asasi manusia melalui nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila yaitu nilai instrumental, nilai dasar dan nilai praksis.
Nilai dasar dapat diartikan sebagai nilai-nilai yang mempunyai sifat tetap (tidak
berubah). Nilai dasar sangat berkaitan erat dengan kelima sila Pancasila yaitu Ketuhanan
Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, dan
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Hubungan antara hak dan kewajiban asasi
manusia dengan nilai dasar Pancasila secara sederhana dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak untuk memeluk agama, melaksanakan
ibadah serta mewajibkan untuk menghormati perbedaan kepercayaan dan keyakinan
antar masyarakat
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, menempatkan hak setiap warga negara pada
kedudukan yang sama di depan hukum serta menjamin setiap warga negara
mendapatkan keadilan jaminan serta perlindungan hukum.
3. Persatuan Indonesia mengutamakan adanya unsur persatuan antara warga negara
dengan semangat gotong royong, saling membantu, menghormati, rela berkorban dan
menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan
golongan.

4
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan. Dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan
bermasyarakat yang demokratis. Pelaksanaan musyawarah mufakat dilaksanakan tan
pa tekanan, paksaan, atau intervensi yang mengekang hak-hak dan partisipasi
masyarakat.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengakui adanya hak milik dan
melindungi hak milik warga negara.

Nilai kedua yaitu nilai instrumental yang merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar
Pancasila. Nilai instrumental sifatnya lebih khusus dibandingkan dengan nilai dasar. Nilai
instrumental merupakan pedoman dalam melaksanakan kelima sila Pancasila. Perwujudan
nilai-nilai instrumental umumnya berbentuk aturan konstitusional mulai dari Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sampai dengan peraturan secara
hirarki dibawahnya. Adapun aturan yang menjamin adanya hak asasi manusia sebagai
berikut:

1. UUD 1945 Pasal 28 A – 28 J


2. Ketetapan MPR Nomor XVII/ MPR/ 1998 tentang hak asasi manusia
3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
4. Undang-Undnag Nomor 26 Tahun 2000 tentang Peradilan Hak Asasi Manusia

Nilai ketiga adalah nilai Praksis yang merupakan realisasi dari nilai-nilai instrumental dan
merupakan suatu pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai praksis berkembang
sesuai dengan perkembangan zaman, hal tersebut dimungkinkan karena Pancasila
merupakan ideologi yang terbuka. Beberapa contoh pelaksanaan nilai praksis adalah
sebagai berikut:

5
6
D. Kasus-Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Pengertian pelanggaran HAM menurut Pasal 1 Angka 6 No. 39 Tahun 1999 yakni
“setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku”. Pelanggaran HAM disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
1. Faktor internal, yaitu dorongan untuk melakukan pelanggaran HAM yang berasal dari
diri pelaku pelanggar HAM, di antaranya sebagai berikut.
- Sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri
- Rendahnya kesadaran HAM
- Sikap tidak toleran
2. Faktor Eksternal, yaitu faktor-faktor di luar diri manusia yang mendorong seseorang
atau sekelompok orang melakukan pelanggaran HAM, di antaranya sebagai berikut.
- Penyalahgunaan kekuasaan
- Ketidaktegasan aparat penegak hukum
- Penyalahgunaan teknologi
- Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi

Banyak sekali kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia. Berikut ini
beberapa contoh kasus pelanggaran HAM yang pernah terjadi di Indonesia.

1. Kerusuhan Tanjung Priok tanggal 12 September 1984. Dalam kasus ini 24 orang
tewas, 36 orang luka berat, dan 19 orang luka ringan. Keputusan majelis hakim
terhadap kasus ini menetapkan 14 terdakwa seluruhnya dinyatakan bebas.
2. Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam kasus
ini 4 (empat) orang mahasiswa tewas. Mahkamah Militer yang menyidangkan kasus
ini memvonis dua terdakwa dengan hukuman 4 (empat) bulan penjara, empat
terdakwa divonis 2 - 5 bulan penjara dan sembilan orang terdakwa divonis penjara 3
- 6 tahun.
3. Tragedi Semanggi I pada tanggal 13 November 1998. Dalam kasus ini enam orang
mahasiswa tewas. Kemudian terjadi lagi tragedi Semanggi II pada tanggal 24
September 1999 yang mengakibatkan seorang mahasiswa tewas.

7
4. Penculikan aktivis pada 1997/1998. Dalam kasus ini 23 orang dinyatakan hilang (9
orang di antaranya telah dibebaskan, dan 13 orang belum ditemukan sampai saat ini.).

E. Penanganan Kasus Pelanggaran HAM


Bangsa Indonesia dalam proses penegakan HAM tentu saja mengacu pada Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta peraturan
perundang-undangan lainnya. Selain mengacu pada peraturan perundang-undangan
nasional, proses penegakan HAM di Indonesia juga mengacu kepada ketentuan-ketentuan
hukum internasional yang pada dasarnya memberikan wewenang luar biasa kepada setiap
negara. Berikut ini adalah beberapa cara dari pemerintah Indonesia dalam menyelesaikan
kasus pelanggaran ham:
a. Pembentukan Komnas HAM
Komnas HAM dibentuk pada 7 Juni 1993 melalui Keppres Nomor 50 Tahun 1993.
Keberadaan Komnas HAM selanjutnya diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asas Manusia pada pasal 75 sampai dengan pasal 99.
Komnas HAM merupakan lembaga negara mandiri setingkat lembaga negara lainnya
yang berfungsi sebagai lembaga pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan
mediasi HAM. Komnas HAM beranggotakan 35 orang yang dipilih oleh DPR
berdasarkan usulan Komnas HAM dan ditetapkan oleh presiden. Masa jabatan
anggota Komnas HAM selama lima tahun dan dapat diangkat lagi hanya untuk satu
kali masa jabatan. Wewenang komnas HAM diantaranya:
- Melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah
- Menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi.
- Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia
kepada pemerintah dan DPR untuk ditindak lanjuti.
- Memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan sengketa di
pengadilan.
b. Pembentukan instrumen HAM
Instrumen HAM merupakan alat untuk menjamin proses perlindungan dan penegakan
hak asasi manusia. Instrumen HAM biasanya berupa peraturan perundang-undangan
dan lembaga-lembaga penegak hak asasi manusia. Adapun instrumen HAM yang
sudah terbentuk adalah:
- Pasal 28 A – J UUD NRI 1945
- TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998
8
- Piagam HAM Indonesia pada tahun 1998
- Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
- Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

F. Pencegahan Pelanggaran HAM


Berikut ini tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kasus
pelanggaran HAM.
a. Memperkuat supremasi hukum dan demokrasi
b. Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk
pelanggaran HAM oleh pemerintah.
c. Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap
setiap upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah.
d. Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM kepada masyarakat
Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat
masing-masing.

TUGAS MANDIRI

Kerjakan tugas berikut dengan baik di buku catatanmu!

1. Lihat dan bukalah UUD 1945!


2. Carilah Pasal-Pasal yang memuat tentang Hak Asasi Manusia!
3. Tulis dalam buku tugas dan kumpulkan!

TUGAS KELOMPOK

Kerjakan tugas ini secara berkelompok!

1. Buatlah kelompok, masing-masing terdiri dari 5-6 orang!


2. Carilah beberapa artikel di media cetak atau elektronikk tentang pelanggaran HAM yang
terjadi di Indonesia!
3. Bagaimana cara penanganan pelanggaran HAM menurut kelompokmu?
4. Berilah tanggapan menurut pendapat kalian terkait dengan artikel pelanggaran HAM yang
sudah kalian cari!

9
5. Kumpulkan hasil pekerjaan!

UJI KOMPETENSI

A. Berilah tanda (x) pada huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar!
1. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang
wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Adalah
merupakan pengertian HAM menurut . . . .
a. Jan Materson d. Komnas HAM
b. UU No. 39 Tahun 1999 e. UU No. 23 Tahun 2002
c. TAP MPR Np. XVII/MPR/1998

2. Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Tuhan YME adalah pencipta alam semesta
2) HAM adalah anugrah yang diberikan oleh Tuhan YME
3) Manusia dianugerahi jiwa, bentuk struktur, kemampuan, kemauan serta berbagai
kemampuan oleh Penciptanya untuk menjamin kelangsungan hidupnya.
4) Hak asasi manusia tidak boleh dilenyapkan oleh siapa pun dalam keadaan apa pun.
5) HAM adalah hak yang tidak dapat dibagikan
Dari pernyataan tersebut yang merupakan dasar pemikiran pembentukan UU RI No. 39
Tahun 1999 tentang HAM ditunjukan dengan nomer . . . .

a. 1, 2, dan 3 d. 3, 4, dan 5
b. 2, 3, dan 4 e. 2, 4, dan 5
c. 1, 3, dan 4

3. Hak asasi manusia memiliki beberapa ciri khusus diantaranya hak asasi manusia adalah
adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir. Ciri tersebut merupakan
arti kata dari . . . .
a. Tidak dapat dibagi d. Hakiki
b. Tidak dapat dicabut e. Permanen
c. Universal

10
4. Salah satu ciri-ciri hak asasi manusia adalah Universal. Semua manusia memiliki hak
tersebut yang memiliki arti . . . .
a. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku bangsa,
gender atau perbedaan lainnya
b. Hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah ada sejak
lahir
c. Hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan kepada pihak lain
d. Semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan politik, atau hak
ekonomi, sosial dan budaya
e. Hak asasi manusia dimiliki oleh semua orang tanpa terkecuali

5. Seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan


terlaksananya dan tegaknya hak asasi manusia. Adalah pengertian dari . . . .
a. Hak d. Kewajiban
b. HAM e. KAM
c. Keharusan

6. Setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang
dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyesalan hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang
berlaku”. Merupakan pengertian Pelanggaran HAM menurut UU No. 39 Tahun 1999 Pasal
....
a. Pasal 1 Angka 3 d. Pasal 1 Angka 6
b. Pasal 1 Angka 4 e. Pasal 1 Angka 7
c. Pasal 1 Angka 5

7. Pelanggaran HAM pada hakikatnya bisa terjadi karena berbagai macam faktor yang
mempengaruhinya. Salah satu faktor yang menyebabkan pelanggaran HAM adalah
penyalahgunaan teknologi yang akhir-akhir ini marak sekali terjadi terutama di media
sosial. Banyak orang saling hujat dan serang tanpa memperdulikan adab dan moralitas.

11
Tentunya hal tersebut tidak dibenarkan untuk dilakukan. Faktor tersebut merupakan salah
satu faktor . . . .
a. Internal d. Pendukung
b. Eksternal e. Penyokong
c. Independen

8. Perhatikan pernyataan berikut ini!


1) Rendahnya kesadaran HAM
2) Penyalahgunaan kekuasaan negara yang dilakukan oleh pemerintah
3) Kesenjangan ekonomi yang tinggi
4) Sikap egois dan selalu mementingkan diri sendiri
5) Sikap intoleran yang semakin berkembang
Dari pernyataan tersebut yang merupakan faktor internal pelanggaran HAM ditunjukan
dengan angka . . . .

a. 1, 2, dan 3 d. 2, 4, dan 5
b. 1, 3, dan 5 e. 3, 4, dan 5
c. 1, 4, dan 5

9. Perhatikan pernyataan berikut ini dengan baik!


1) Penyalahgunaan kekuasaan
2) Ketidaktegasan aparat penegak hukum
3) Penyalahgunaan teknologi
4) Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi

Dari pernyataan yang disampaikan diatas merupakan faktor pelanggaran HAM yang
terjadi akibat faktor . . . .

a. Internal d. Pendukung
b. Eksternal e. Penyokong
c. Independen

10. Kasus pelanggaran HAM yang terjadi pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam kasus ini 4
(empat) orang mahasiswa tewas. Mahkamah Militer yang menyidangkan kasus ini
memvonis dua terdakwa dengan hukuman 4 (empat) bulan penjara, empat terdakwa

12
divonis 2 - 5 bulan penjara dan sembilan orang terdakwa divonis penjara 3 - 6 tahun.
Merupakan sedikit gambaran yang terjadi pada kasus . . . .
a. Semanggi I d. Trisakti
b. Semanggi II e. Munir
c. Kerusuhan mei 1998

11. Sesuai dengan amanat yang terdapat dalam UUD 1945 pemerintah harus melindungi
hak asasi manusia yang dimiliki oleh seluruh warga negara yang ada tanpa terkecuali.
HAM tersebut tentunya harus dijaga, diberikan, dan harus dihormati yang tertuang jelas
dalam pembukaan UUD 1945 yaitu “melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh
tumpah darah Indonesia” kemudian diperkuat dengan adanya Pasal 28 setelah
amandemen. Tentunya pemerintah wajib memiliki cara untuk melindungi Hak yang
dimiliki oleh seluruh warga negara yaitu dengan cara . . . .
a. Pembentukan komnas HAM
b. Pembentukan instrumen HAM
c. Pembentukan lembaga pembela HAM
d. Pembentukan komnas dan lembaga pembela HAM
e. Pembentukan komnas dan instrumen HAM

12. Komnas HAM dibentuk oleh pemerintah dengan tujuan untuk melindungi hak-hak
warga negara agar tidak dicabut dan diambil oleh orang lain. Pada mulanya komnas
HAM terbentuk karena maraknya pelanggaran HAM yang terjadi khususnya pada era
orde baru. banyak sekali hak-hak yang dirampas bahkan banyak sekali orang-orang
yang meregang nyawa di tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Karena kejadian
tersebutlah kemudian didirikan komnas HAM pada tanggal . . . .
a. 7 Juni 1993 d. 7 Juli 1993
b. 8 Juni 1993 e. 8 Juli 1993
c. 9 Juni 1993

13. Komnas HAM didirikan dengan penuh harapan untuk dapat membenahi kasus-kasus
pelanggran ham yang selama ini belum pernah terungkap dan keadilannya masih
dipertanyakan. Akan tetapi komnas HAM tidak secara instan dapat berdiri. Perlu
adanya dasar dari pembentukan komnas HAM. Pada tahun 1993 munculah Kepres
Nomer 50 Tahun 1993 yang menjadi awal mula pembentukan komnas HAM dan
13
kemudian keberadaan komnas HAM diatur dalam UU Nomer 39 Tahun 1999 tepatnya
dalam Pasal . . . .
a. 70 sampai 99 d. 80 sampai 99
b. 65 sampai 99 e. 85 sampai 99
c. 75 sampai 99

14. Recruitment anggota Komnas HAM juga berpedoman kepada aturan/ UU Nomer 39
Tahun 1999 dimana anggota diusulan oleh Komnas HAM periode lama kepada DPR
untuk dipilih dan kemudian ditetapak oleh Presiden. Semua lembaga kekuasaan negara
disini ikut berpartisipasi agar terjadi chek and balance antar satu lembaga dengan
lembaga lain. Jumlah anggota yang dipilih menjadi anggota resmi adalah . . . .
a. 30 Orang d. 34 Orang
b. 32 Orang e. 35 Orang
c. 33 Orang

15. Semua warga negara harus dilindungi hak-haknya. Tidak terkecuali anak-anak yang
sangat wajib untuk dijaga pemenuhan hak-haknya. Negara Kesatuan Republik
Indonesia telah membuat aturan terkait dengan perlindungan HAM terhadap anak
tepatnya dituangkan dalam . . . .
a. UU Nomer 39 Tahun 1999 d. UU Nomer 23 Tahun 2003
b. UU Nomer 24 Tahun 2000 e. UU Nomer 24 Tahun 2003
c. UU Nomer 23 Tahun 2002

16. Salah satu bunyi dari UUD 1945 menyebutkan bahwa “setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak untuk mempertahankan hidup dan kehidupannya” merupakan bunyi dari
Pasal . . . . UUD 1945
a. 28 A d. 28 D
b. 28 B e. 28 E
c. 28 C

17. Perhatikan pernyataan berikut ini !


1) Memperkuat supremasi hukum dan demokrasi
2) Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai
bentuk pelanggaran HAM oleh pemerintah.
14
3) Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap
setiap upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah.
4) Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM kepada masyarakat
Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam
masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan
pendapat masing-masing.
Merupakan beberapa cara yang dipergunakan dalam rangka untuk . . . .

a. Memberikan HAM d. Pelanggaran HAM


b. Pencegahan pelanggaran HAM e. Penanganan pelanggaran HAM
c. Perlindungan Kewajiban

18. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia dan menjadi pedoman termasuk dalam
penanganan Hak dan Kewajiban sebagai warga negara. Salah satu sikap yang harus
dimiliki oleh setiap warga negara adalah berani membela kebenaran dan keadilan.
Merupakan pengamalan yang terdapat dalam sila . . . .
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3

19. Salah satu sikap yang paling tepat untuk menjaga agar tidak terjadi pelanggaran HAM
dan dituangkan dalam sila ke 3 Pancasila adalah . . . .
a. Saling menghormati kebebasan beribadah dan beragama setiap manusia
b. Saling mengakui persamaan drajat, hak, dan kewajiban setiap manusia
c. Menempatkan persatuan dan kesatuan diatas kepentingan pribadi dan golongan
d. Menggunakan sistem musyawarah dalam mengambil sebuah keputusan
e. Menghormati keputusan yang sudah diambil dengan sepenuh hati

20. Pancasila merupakan ideologi yang mengedepankan nilai-nilai kemanusian, Pancasila


sangat menghormati hak dan kewajiban asasi setiap warga negara maupun bukan warga
negara Indonesia. Salah satunya adalah terkait kepercayaan yang dianut oleh seluruh
masyarakat yang tercermin dalam Pancasila sila ke . . . .
a. 1 c. 3 e. 5
b. 2 d. 4

15
B. Isilah titik-titik dibawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Perlindungan Hak asasi Manusia diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor ........................................................................................................................
2. HAM merupakan alat untu menjaga harkat dan martabat manusia agar sesuai dengan
....................................................................................................................................
3. Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki manusia sejak ia dilahirkan merupakan
ciri HAM yaitu ...........................................................................................................
4. Hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku bangsa,
gender atau perbedaan lainnya. Merupakan ciri ham yaitu .......................................
5. Pengertian kewajiban asasi manusia tertuang dalam UU No. 39 Tahun 1999 tepatnya
dalam Pasal ........ ayat ........
6. Nilai yang mempunyai sifat tetap (tidak berubah) adalah nilai .................................
7. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara
diatas kepentingan pribadi atau golongan merupakan HAM sesuai Pancasila sila ...
8. Lembaga yang berwenang menyelesaikan kasus pelanggaran HAM di Indonesia
adalah .........................................................................................................................
9. Jumlah anggota Komnas ham adalah ........................ orang
10. Memperkuat supremasi hukum. Merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan untuk
....................................................................................................................................

C. Jawablah Pertanyaan dibawah ini dengan benar!


1. Dalam kehidupan bermasyarakat terdapat dua hal yang harus dipenuhi yaitu hak dan
kewajiban. Apabila salah satu atau kedua hal tersebut tidak terpenuhi maka akan
menghasilkan masalah yang sangat besar bagi kelangsungan masyarakat. Jelaskan
perbedaan HAM dan KAM!

2. Pancasila merupakan ideologi yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Pancasila menjadi
dasar bertingkahlaku dalam bermasyarakat. Hak asasi manusia juga tidak dapat
terpisahkan dari Pancasila. Sebutkan sikap-sikap yang harus dilakukan untuk dapat
menegakan Pancasila terutama yang tertuang dalam sila ke-5!
16
3. Komnas HAM adalah lembaga yang memiliki hak untuk memutuskan sengketa yang
terkait dengan pelanggaran HAM di Indonesia. Terbentuknya komnas HAM
memberikan harapan yang sangat besar bagi masyarakat agar seluruh hak-haknya
dapat terpenuhi secara maksimal. Sebutkan wewenang dari komnas HAM untuk
menangani sebuah kasus pelanggaran HAM!

4. Jelaskan kasus pelanggaran HAM yang kamu analisis bersama teman-temanmu dalam
tugas kelompok pertama!

5. Salah satu kasus pelanggaran HAM yang terjadi di Indonesia adalah kasus marsinah
yang merupakan seorang buruh yang meregang nyawa akibat menuntut hak-hak yang
dimilikinya. Menurutmu hak apa saja yang direnggut atau tercabut dalam kasus ini?
Sebutkan!

17
BAB II

SISTEM DAN DINAMIKA DEMOKRASI PANCASILA

A. Hakikat Demokrasi
Kata demokrasi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan sehingga demokrasi dapat diartikan
sebagai pemerintahan rakyat. Kata ini kemudian diserap menjadi salah satu kosa kata
dalam bahasa Inggris yaitu democracy. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
demokrasi merupakan istilah politik yang berarti pemerintahan rakyat. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa dalam sebuah negara demokrasi kekuasaan tertinggi berada di tangan
rakyat dan dijalankan langsung oleh rakyat atau wakil-wakil yang mereka pilih di bawah
sistem pemilihan bebas.
Dalam pandangan Abraham Lincoln, demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Artinya, rakyat dengan serta merta mempunyai
kebebasan untuk melakukan semua aktivitas kehidupan termasuk aktivitas politik tanpa
adanya tekanan dari pihak mana pun, karena pada hakikatnya yang berkuasa adalah rakyat
untuk kepentingan bersama. Dengan demikian, sebagai sebuah konsep politik, demokrasi
adalah landasan dalam menata sistem pemerintahan negara yang terus berproses ke arah
yang lebih baik. Dalam proses tersebut, rakyat diberi peran penting dalam menentukan
atau memutuskan berbagai hal yang menyangkut kehidupan bersama sebagai sebuah
bangsa dan negara.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (legislatif, eksekutif, dan yudikatif) untuk diwujudkan dalam tiga
jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang
sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini
diperlukan agar ketiga lembaga negara ini dapat saling mengawasi dan saling mengontrol
berdasarkan prinsip checks and balances.

1. Klasifikasi Demokrasi
Demokrasi telah dijadikan sebagai sistem politik yang dianut oleh sebagian besar negara
di dunia. Meskipun demikian, dalam pelaksanaannya berbeda-beda bergantung dari sudut
pandang masing-masing. Keanekaragaman sudut pandang inilah yang membuat
demokrasi dapat dikenal dari berbagai macam bentuk. Berikut ini dipaparkan beberapa
macam bentuk demokrasi.

18
a. Berdasarkan titik berat perhatiannya
- Demokrasi formal, yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan
dalam bidang politik, tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan
kesenjangan dalam bidang ekonomi. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-
negara liberal.
- Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya
menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan dalam
bidang politik kurang diperhatikan bahkan kadang-kadang dihilangkan. Bentuk
demokrasi ini dianut oleh negara-negara komunis.
- Demokrasi gabungan, yaitu bentuk demokrasi yang mengambil kebaikan serta
membuang keburukan dari bentuk demokrasi formal dan material. Bentuk
demokrasi ini dianut oleh negara-negara non-blok.
b. Berdasarkan Ideologi
- Demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal, yaitu demokrasi yang
didasarkan pada kebebasan atau individualisme. Ciri khas pemerintahan
demokrasi konstitusional adalah kekuasaan pemerintahannya terbatas dan tidak
diperkenankan banyak melakukan campur tangan dan bertindak sewenang-
wenang terhadap rakyatnya. Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi.
- Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang didasarkan
pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat mencitacitakan kehidupan
yang tidak mengenal kelas sosial. Manusia dibebaskan dari keterikatannya
kepada pemilikan pribadi tanpa ada penindasan serta paksaan. Akan tetapi, untuk
mencapai masyarakat tersebut, apabila diperlukan dapat dilakukan dengan jalan
paksaan atau kekerasan.
c. Berdasarkan cara penyaluran kehendak rakyat
- Demokrasi langsung, yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap
warga negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan
umum negara atau undang-undang secara langsung.
- Demokrasi tidak langsung, yaitu paham demokrasi yang dilaksanakan melalui
sistem perwakilan. Penerapan demokrasi seperti ini berkaitan dengan kenyataan
suatu negara yang jumlah penduduknya semakin banyak, wilayahnya semakin
luas, dan permasalahan yang dihadapinya semakin rumit dan kompleks.
Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan biasanya dilaksanakan
melalui pemilihan umum.
19
2. Prinsip-prinsip Demokrasi
Henry B Mayo mengungkapkan prinsip dari demokrasi yang akan mewujudkan
suatu sistem politik yang demokratis adalah:
a. Menyelesaikan perselisihan dengan damai dan secara melembaga.
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah.
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.
f. Menjamin tegaknya keadilan.

Sedangkan alamudi menyebutkan apabila sebuah negara menganut sistem


demokrasi maka harus mempunyai soko guru demokrasi yaitu: Kedaulatan rakyat,
Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah, Kekuasaan mayoritas,
Hak-hak minoritas, Jaminan hak-hak asasi manusia, Pemilihan yang bebas dan jujur,
Persamaan di depan hukum, Proses hukum yang wajar, Pembatasan pemerintahan
secara konstitusional, Pluralisme sosial, ekonomi, dan politik, Nilai-nilai toleransi,
pragmatisme, kerja sama dan mufakat.

3. Prinsip Demokrasi di Indonesia


Bagi bangsa Indonesia, pilihan yang tepat dalam menerapkan paham demokrasi
adalah dengan Demokrasi Pancasila. Paham Demokrasi Pancasila sangat sesuai dengan
kepribadian bangsa yang digali dari tata nilai sosial budaya sendiri. Hal itu telah
dipraktikkan secara turun-temurun jauh sebelum Indonesia merdeka. Kenyataan ini dapat
kita lihat pada kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia yang menerapkan
“musyawarah mufakat” dan “gotong royong” dalam menyelesaikan masalah-masalah
bersama yang terjadi di sekitarnya.
Pada hakikatnya rumusan Demokrasi Pancasila tercantum dalam sila keempat
Pancasila, yaitu Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan. Rumusan tersebut pada dasarnya merupakan rangkaian
totalitas yang terkait erat antara satu sila dan sila yang lainnya (bulat dan utuh). Hal
tersebut senada dengan yang diungkapkan oleh Notonegoro yang menyatakan Demokrasi

20
Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yan adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ahmad Sanusi mengutarakan 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut
Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945:
a. Demokrasi yang Berketuhanan Yang Maha Esa
b. Demokrasi dengan kecerdasan
c. Demokrasi yang berkedaulatan rakyat
d. Demokrasi dengan rule of law
e. Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan negara
f. Demokrasi dengan hak asasi manusia
g. Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka
h. Demokrasi dengan otonomi daerah
i. Demokrasi dengan kemakmuran
j. Demokrasi yang berkeadilan sosial.

Demokrasi Pancasila memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan demokrasi di


negara lain. Apa nilai lebihnya? Demokrasi Pancasila mengandung beberapa nilai moral
yang bersumber dari Pancasila, yaitu sebagai berikut:

a. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia.


b. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
c. Pelaksanaan kebebasan yang dipertanggungjawabkan secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, dan orang lain.
d. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
e. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
f. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
g. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional.

4. Periodisasi Perkembangan Demokrasi Pancasila


Dalam sudut pandang normatif, demokrasi merupakan sesuatu yang secara ideal
hendak dilakukan atau diselenggarakan oleh sebuah negara, seperti misalnya kita
mengenal ungkapan “pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat”. Ungkapan
normatif tersebut biasanya diterjemahkan dalam konstitusi pada masing-masing negara,

21
misalnya dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bagi
pemerintahan Republik Indonesia. Apakah secara normatif, negara kita sudah memenuhi
kriteria sebagai negara demokrasi? Jawabannya tentu saja sudah. Apa buktinya?
a. Dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 (sebelum diamandemen) berbunyi
“kedaulatan adalah di tangan rakyat, dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat”.
b. Dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (setelah
diamandemen) berbunyi “kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-Undang Dasar”.

Namun untuk mengetahui suatu negara menganut sistem demokrasi perlu melihat
indikator yang dikemukakan oleh Affan Gafar yaitu:

a. Akuntabilitas
b. Rotasi Kekuasaan
c. Rekrutmen Politik yang Terbuka
d. Pemilihan Umum
e. Pemenuhan Hak-Hak Dasar

5. Perkembangan Demokrasi di Indonesia


a. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1945 – 1949
Pada masa pemerintahan revolusi kemerdekaan (1945 - 1949), pelaksanaan
demokrasi baru terbatas pada berfungsinya pers yang mendukung revolusi
kemerdekaan. Adapun, elemen-elemen demokrasi yang lain belum sepenuhnya
terwujud, karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan. Hal ini dikarenakan
pemerintah harus memusatkan seluruh energinya bersama-sama rakyat untuk
mempertahankan kemerdekaan dan menjaga kedaulatan negara, agar negara kesatuan
tetap hidup.
Partai-partai politik tumbuh dan berkembang dengan cepat. Tetapi, fungsinya
yang paling utama adalah ikut serta memenangkan revolusi kemerdekaan dengan
menanamkan kesadaran untuk bernegara serta menanamkan semangat anti penjajahan.
Karena keadaan yang tidak mengizinkan, pemilihan umum belum dapat dilaksanakan
sekali pun hal itu telah menjadi salah satu agenda politik utama.
Meskipun tidak banyak catatan sejarah yang menyangkut perkembangan
demokrasi pada periode ini, akan tetapi pada periode tersebut telah diletakkan hal-hal

22
mendasar bagi perkembangan demokrasi di Indonesia untuk masa selanjutnya.
Pertama, pemberian hak-hak politik secara menyeluruh. Para pembentuk negara sudah
sejak semula mempunyai komitmen yang sangat besar terhadap demokrasi sehingga
begitu mereka menyatakan kemerdekaan dari pemerintah kolonial Belanda, semua
warga negara yang sudah dianggap dewasa memiliki hak politik yang sama, tanpa ada
diskriminasi yang bersumber dari ras, agama, suku, dan kedaerahan. Kedua, presiden
yang secara konstitusional memiliki kemungkinan untuk menjadi seorang diktator,
dibatasi kekuasaanya ketika Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk untuk
menggantikan parlemen. Ketiga, dengan maklumat Wakil Presiden, dimungkinkan
terbentuknya sejumlah partai politik yang kemudian menjadi peletak dasar bagi sistem
kepartaian di Indonesia untuk masa-masa selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik
kita.
b. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1949 – 1959
Pada periode ini terjadi dua kali pergantian undang-undang dasar. Pertama,
pergantian UUD 1945 dengan Konstitusi RIS pada rentang waktu 27 Desember 1949
sampai dengan 17 Agustus 1950. Dalam rentang waktu ini, bentuk negara kita berubah
dari kesatuan menjadi serikat, sistem pemerintahan juga berubah dari presidensil
menjadi quasi parlementer. Kedua, pergantian Konstitusi RIS dengan Undang-Undang
Dasar Sementara 1950 pada rentang waktu 17 Agutus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959.
Pada periode pemerintahan ini bentuk negara kembali berubah menjadi negara
kesatuan dan sistem pemerintahan menganut sistem parlementer. Dengan demikian,
dapat disimpulkan bahwa pada periode 1949 sampai dengan 1959, negara kita
menganut demokrasi parlementer.
Masa demokrasi parlementer merupakan masa yang semua elemen
demokrasinya dapat kita temukan perwujudannya dalam kehidupan politik di
Indonesia. Pertama, lembaga perwakilan rakyat atau parlemen memainkan peranan
yang sangat tinggi dalam proses politik yang berjalan. Perwujudan kekuasaan
parlemen ini diperlihatkan dengan adanya sejumlah mosi tidak percaya kepada pihak
pemerintah yang mengakibatkan kabinet harus meletakkan jabatannya meskipun
pemerintahannya baru berjalan beberapa bulan, seperti yang terjadi pada Ir. Djuanda
Kartawidjaja yang diberhentikan dengan mosi tidak percaya dari parlemen.
Kedua, akuntabilitas (pertanggungjawaban) pemegang jabatan dan politisi pada
umumnya sangat tinggi. Hal ini dapat terjadi karena berfungsinya parlemen dan juga

23
sejumlah media massa sebagai alat kontrol sosial. Sejumlah kasus jatuhnya kabinet
pada periode ini merupakan contoh konkret dari tingginya akuntabilitas tersebut.
Ketiga, kehidupan kepartaian boleh dikatakan memperoleh peluang yang
sebesar-besarnya untuk berkembang secara maksimal. Dalam periode ini, Indonesia
menganut sistem multipartai. Pada periode ini, hampir 40 partai politik terbentuk
dengan tingkat otonomi yang sangat tinggi dalam proses rekrutmen, baik pengurus atau
pimpinan partainya maupun para pendukungnya. Campur tangan pemerintah dalam
hal rekrutmen boleh dikatakan tidak ada sama sekali. Setiap partai bebas memilih ketua
dan segenap anggota pengurusnya.
Keempat, sekali pun pemilihan umum hanya dilaksanakan satu kali yaitu pada
1955, tetapi pemilihan umum tersebut benar-benar dilaksanakan dengan prinsip
demokrasi. Kompetisi antarpartai politik berjalan sangat intensif dan fair, serta yang
tidak kalah pentingnya adalah setiap pemilih dapat menggunakan hak pilihnya dengan
bebas tanpa ada tekanan atau rasa takut.
Kelima, masyarakat pada umumnya dapat merasakan bahwa hak-hak dasar
mereka tidak dikurangi sama sekali, sekalipun tidak semua warga negara dapat
memanfaatkannya dengan maksimal. Hak untuk berserikat dan berkumpul dapat
diwujudkan dengan jelas, dengan terbentuknya sejumlah partai politik dan organisasi
peserta pemilihan umum. Kebebasan pers juga dirasakan dengan baik. Demikian juga
dengan kebebasan berpendapat. Masyarakat mampu melakukannya tanpa ada rasa
takut untuk menghadapi risiko, sekalipun mengkritik pemerintah dengan keras.
Keenam, dalam masa pemerintahan parlementer, daerah-daerah memperoleh
otonomi yang cukup bahkan otonomi yang seluas-luasnya dengan asas desentralisasi
sebagai landasan untuk berpijak dalam mengatur hubungan kekuasaan antara
pemerintah pusat pemerintah daerah.
Keenam indikator tersebut merupakan ukuran dalam pelaksanaan demokrasi
pada masa pemerintahan parlementer. Akan tetapi, pelaksanaan tersebut tidak berumur
panjang. Demokrasi parlementer hanya bertahan selama sembilan tahun seiring dengan
dikeluarkannya dekrit oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 yang
membubarkan Konstituante dan kembali kepada UUD 1945. Presiden menganggap
bahwa demokrasi parlementer tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia yang
dijiwai oleh semangat gotong royong sehingga beliau menganggap bahwa sistem
demokrasi ini telah gagal mengadopsi nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia.

24
Namun kemudian pertanyaan besar muncul. Mengapa demokrasi Parlementer
gagal diterapkan di Indonesia?
- Munculnya usulan presiden yang dikenal dengan konsepsi Presiden untuk
membentuk pemerintahan yang bersifat gotong royong yang melibatkan semua
kekuatan politik yang ada termasuk Partai Komunis Indonesia.
- Dewan Konstituante mengalami jalan buntu untuk mencapai kesepakatan
merumuskan ideologi nasional, karena tidak tercapainya titik temu antara dua kubu
politik, yaitu kelompok yang menginginkan Islam sebagai ideologi negara dan
kelompok lain yang menginginkan Pancasila sebagai ideologi negara.
- Dominannya politik aliran sehingga membawa konsekuensi terhadap pengelolaan
konflik. Akibat politik aliran tersebut, setiap konflik yang terjadi cenderung meluas
melewati batas wilayah yang pada akhirnya membawa dampak yang sangat negatif
terhadap stabilitas politik.
- Basis sosial ekonomi yang masih sangat lemah. Struktur sosial yang dengan tegas
membedakan kedudukan masyarakat secara langsung tidak mendukung
keberlangsungan demokrasi.
c. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1959 – 1965
Dekrit Presiden 5 Juli 1959 menjadi titik perubahan demokrasi di Indonesia.
Dalam dekrit tersebut, Presiden menyatakan pembubaran Dewan Konstituante dan
kembali kepada Undang-Undang Dasar 1945. Dekrit Presiden tersebut mengakhiri era
demokrasi parlementer, yang kemudian membawa dampak yang sangat besar dalam
kehidupan politik nasional. Era baru demokrasi dan pemerintahan Indonesia mulai
dimasuki, yaitu suatu konsep demokrasi yang oleh Presiden Soekarno disebut sebagai
Demokrasi Terpimpin. Maksud konsep terpimpin ini, dalam pandangan Presiden
Soekarno adalah dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan
perwakilan.
Demokrasi terpimpin merupakan pembalikan total dari proses politik yang
berjalan pada masa demokrasi parlementer. Adapun karakteristik yang utama dari
perpolitikan pada era demokrasi terpimpin sebagai berikut.
Pertama, mengaburnya sistem kepartaian. Kehadiran partai-partai politik bukan
untuk mempersiapkan diri dalam rangka mengisi jabatan politik di pemerintah (karena
pemilihan umum tidak pernah dijalankan), tetapi lebih merupakan elemen penopang
dari tarik ulur kekuatan antara lembaga kepresidenan, Angkatan Darat ,dan Partai
Komunis Indonesia.
25
Kedua, dengan terbentuknya Dewan Perwakilan Rakyat Gotong Royong,
peranan lembaga legislatif dalam sistem politik nasional menjadi sedemikian lemah.
DPR-GR tidak lebih hanya merupakan instrumen politik lembaga kepresidenan. Proses
rekrutmen politik untuk lembaga ini pun ditentukan oleh presiden.
Ketiga, hak dasar manusia menjadi sangat lemah. Kritik dan saran dari lawan-
lawan politik Presiden tidak banyak diberikan. Mereka tidak mempunyai keberanian
untuk menentangnya.
Keempat, masa demokrasi terpimpin membuat kebebasan pers berkurang.
Sejumlah surat kabar dan majalah dilarang terbit oleh pemerintah seperti misalnya
Harian Abadi yang berafiliasi dengan Masyumi dan Harian Pedoman yang berafiliasi
dengan PSI.
Kelima, sentralisasi kekuasaan semakin dominan dalam proses hubungan antara
pemerintah pusat dan daerah. Daerah-daerah memiliki otonomi yang terbatas. Dari
lima karakter di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa pada era demokrasi terpimpin
terdapat penyimpangan-penyimpangan terhadap demokrasi. Hal ini tidak terlepas dari
kondisi Indonesia yang baru merdeka.
d. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1965 – 1998
Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat
yaitu antara tahun 1966 - 1968, ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden
Republik Indonesia. Era yang kemudian dikenal sebagai Orde Baru dengan konsep
Demokrasi Pancasila. Visi utama pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dalam setiap
aspek kehidupan masyarakat Indonesia.
Dengan visi tersebut, Orde Baru memberikan secercah harapan bagi rakyat
Indonesia. Rakyat Indonesia mengharapkan adanya perubahan-perubahan politik
menjadi lebih demokratis. Harapan tersebut tentu saja ada dasarnya. Orde Baru
dipandang mampu mengeluarkan bangsa ini keluar dari keterpurukan.
Harapan rakyat tersebut tidak sepenuhnya terwujud. Karena, sebenarnya tidak
ada perubahan yang substantif dari kehidupan politik Indonesia. Dalam perjalanan
politik pemerintahan Orde Baru, kekuasaan presiden merupakan pusat dari seluruh
proses politik di Indonesia. Lembaga kepresidenan merupakan pengontrol utama
lembaga negara lainnya, baik yang bersifat suprastruktur (DPR, MPR, DPA, BPK, dan
MA) maupun yang bersifat infrastruktur (LSM, partai politik, dan sebagainya). Selain
itu juga, Presiden Soeharto mempunyai sejumlah legalitas yang tidak dimiliki oleh
26
siapa pun seperti Pengemban Supersemar, Mandataris MPR, Bapak Pembangunan, dan
Panglima Tertinggi ABRI. Karakteristik Demokrasi Pancasila masa Orde Baru yang
berdasarkan pada indikator demokrasi yang telah dikemukakan sebelumnya :
- rotasi kekuasaan eksekutif boleh dikatakan sangat kecil terjadi. Kecuali pada
jajaran yang lebih rendah, seperti gubernur, bupati/walikota, camat, dan kepala
desa. Kalaupun ada perubahan, selama pemerintahan Orde Baru hanya terjadi pada
jabatan wakil presiden, sementara pemerintahan secara esensial masih tetap sama.
- rekrutmen politik bersifat tertutup. Rekrutmen politik merupakan proses pengisian
jabatan politik di dalam penyelenggaraan pemerintah negara, baik untuk lembaga
eksekutif (pemerintah pusat maupun daerah), legislatif (MPR, DPR, dan DPRD)
maupun lembaga yudikatif (Mahkamah Agung). Dalam negara yang menganut
sistem pemerintahan yang demokratis, semua warga negara yang mampu dan
memenuhi syarat mempunyai peluang yang sama untuk mengisi jabatan politik
tersebut. Akan tetapi, yang terjadi di Indonesia pada masa Orde Baru, sistem
rekrutmen politik tersebut bersifat tertutup, kecuali anggota DPR yang berjumlah
400 orang dipilih melalui pemilihan umum. Pengisian jabatan tinggi negara seperti
Mahkamah Agung, Dewan Pertimbangan Agung, dan jabatan-jabatan lainnya
dalam birokrasi dikontrol sepenuhnya oleh lembaga kepresidenan. Demikian juga
dengan anggota badan legislatif. Anggota DPR sejumlah 100 orang dipilih melalui
proses pengangkatan dengan surat keputusan presiden. Sementara itu dalam
kaitannya dengan rekrutmen politik lokal (seperti gubernur dan bupati/ walikota),
masyarakat di daerah tidak mempunyai peluang untuk ikut menentukan pemimpin
mereka. Kata akhir tentang siapa yang akan menjabat diputuskan oleh presiden.
Jelas, sistem rekrutmen seperti itu sangat bertentangan dengan semangat
demokrasi.
- Pemilihan Umum. Pada masa pemerintahan Orde Baru, pemilihan umum telah
dilangsungkan sebanyak enam kali dengan frekuensi yang teratur setiap lima tahun
sekali. Tetapi, kalau kita amati kualitas pelaksanaan pemilihan umum tersebut
masih jauh dari semangat demokrasi. Pemilihan umum tidak melahirkan
persaingan yang sehat.
- pelaksanaan hak dasar warga negara. Sudah bukan menjadi rahasia umum lagi,
bahwa dunia internasional sering menyoroti politik Indonesia berkaitan erat dengan
perwujudan jaminan hak asasi manusia. Masalah kebebasan pers sering muncul ke
permukaan. Persoalan mendasar adalah selalu adanya campur tangan birokrasi
27
yang sangat kuat. Selama pemerintahan Orde Baru, sejarah pengekangan
kebebasan pers terulang kembali seperti yang terjadi pada masa Orde Lama.
Beberapa media massa seperti Tempo, Detik, dan Editor dicabut surat izin
penerbitannya atau dengan kata lain dibreidel setelah mereka mengeluarkan
laporan investigasi tentang berbagai masalah penyelewengan yang dilakukan oleh
pejabat-pejabat negara. Selain itu, kebebasan berpendapat menjadi barang langka
dan mewah. Pemerintah melalui kepanjangan tangannya (aparat keamanan)
memberikan ruang yang terbatas kepada masyarakat untuk berpendapat.
Pemberlakuan Undang-Undang Subversif membuat posisi pemerintah semakin
kuat karena tidak ada kontrol dari rakyat. Rakyat menjadi takut untuk berpendapat
mengenai kebijakan pemerintah yang berkuasa.
e. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode 1998 – sekarang
Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa pemerintahan Orde Baru
pada akhirnya membawa Indonesia pada krisis multidimensi yang diawali dengan
badai krisis moneter yang tidak kunjung reda. Krisis moneter tersebut membawa akibat
pada terjadinya krisis politik, tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah begitu
kecil. Tidak hanya itu, kerusuhan-kerusuhan terjadi hampir di semua belahan bumi
Nusantara ini. Akibatnya bisa ditebak, pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan
Presiden Soeharto (meskipun kembali terpilih dalam Sidang Umum MPR bulan Maret
tahun 1998) terperosok ke dalam kondisi yang diliputi oleh berbagai tekanan politik,
baik dari luar maupun dalam negeri. Dari dunia internasional, terutama Amerika
Serikat, secara terbuka meminta Presiden Soeharto mundur dari jabatannya sebagai
presiden. Dari dalam negeri, timbul gerakan massa yang dimotori oleh mahasiswa
menuntut Presiden Soeharto mundur dari jabatannya. Tekanan dari massa mencapai
puncaknya ketika tidak kurang dari 15.000 mahasiswa mengambil alih Gedung
DPR/MPR yang mengakibatkan proses politik nasional praktis lumpuh. Sekalipun
Presiden Soeharto menawarkan berbagai langkah, antara lain reshuffle (perombakan)
kabinet dan membentuk Dewan Reformasi, akan tetapi Presiden Soeharto tidak punya
pilihan lain kecuali mundur dari jabatannya.
Akhirnya pada hari Kamis tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto bertempat
di Istana Merdeka Jakarta menyatakan berhenti sebagai Presiden dan dengan
menggunakan pasal 8 UUD 1945, Presiden Soeharto segera mengatur agar Wakil
Presiden Habibie disumpah sebagai penggantinya di hadapan Mahkamah Agung. DPR
tidak dapat berfungsi karena gedungnya diambil alih oleh mahasiswa. Saat itu,
28
kepemimpinan nasional segera beralih dari Soeharto ke Habibie. Hal ini merupakan
jalan baru demi terbukanya proses demokratisasi di Indonesia. Kendati diliputi oleh
kontroversi tentang status hukumnya, pemerintahan Presiden Habibie mampu bertahan
selama satu tahun.
Dalam masa pemerintahan Presiden Habibie inilah muncul beberapa indikator
pelaksanaan demokrasi di Indonesia. Pertama, diberikannya ruang kebebasan pers
sebagai ruang publik untuk berpartisipasi dalam berbangsa dan bernegara. Kedua,
diberlakukannya sistem multipartai dalam pemilu tahun 1999. Habibie dalam hal ini
sebagai Presiden Republik Indonesia membuka kesempatan kepada rakyat untuk
berserikat dan berkumpul sesuai dengan ideologi dan aspirasi politiknya. Dua hal yang
dilakukan Presiden Habibie di atas merupakan fondasi yang kuat bagi pelaksanaan
demokrasi Indonesia pada masa selanjutnya.
Demokrasi yang diterapkan negara kita pada era reformasi ini adalah Demokrasi
Pancasila. Tentu saja dengan karakteristik yang berbeda dengan Orde Baru dan sedikit
mirip dengan demokrasi parlementer tahun 1950 - 1959. Pertama, pemilu yang
dilaksanakan jauh lebih demokratis dari yang sebelumnya. Sistem pemilu yang terus
berkembang memberikan jalan bagi rakyat untuk menggunakan hak politiknya dalam
pemilu, bahkan puncaknya pada tahun 2004 rakyat dapat langsung memilih wakilnya
di lembaga legislatif dan presiden/wakil presiden pun dipilih secara langsung. Tidak
hanya itu, mulai tahun 2005 kepala daerah pun (gubernur dan bupati/walikota) dipilih
langsung oleh rakyat. Kedua, rotasi kekuasaan dilaksanakan mulai dari pemerintah
pusat sampai pada tingkat desa. Ketiga, pola rekrutmen politik untuk pengisian jabatan
politik dilakukan secara terbuka. Setiap warga negara yang mampu dan memenuhi
syarat dapat menduduki jabatan politik tersebut tanpa adanya diskriminasi. Keempat,
sebagian besar hak dasar rakyat dapat terjamin seperti adanya kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan pers, dan sebagainya.

6. Membangun Kehidupan Demokratis di Indonesia


Pada hakikatnya sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis, apabila
di dalam pemerintahan tersebut rakyat memiliki persamaan di depan hukum, memiliki
kesempatan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan, dan memperoleh
pendapatan yang layak karena terjadi distribusi pendapatan yang adil, serta memiliki
kebebasan yang bertanggung jawab.

29
Inti dari Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berlandaskan Kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. Oleh karena
itu, setiap warga negara, termasuk kalian harus memperhatikan hal-hal berikut.
a. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
b. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
c. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
d. Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.
e. Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.

Demokrasi tidak mungkin terwujud, jika tidak didukung oleh masyarakatnya. Pada
dasarnya tumbuhnya budaya demokrasi disebabkan karena rakyat tidak senang dengan
tindakan yang sewenang-wenang, baik dari pihak penguasa maupun dari rakyat sendiri.
Oleh karena itu, kehidupan yang demokratis hanya mungkin dapat terwujud ketika rakyat
menginginkan terwujudnya kehidupan tersebut.

Bagaimana caranya supaya kita dapat menjalankan kehidupan yang demokratis? Untuk
menjalankan kehidupan demokratis, kita bisa memulainya dengan cara menampilkan
beberapa prinsip di bawah ini dalam kehidupan sehari-hari, yaitu:

a. membiasakan diri untuk berbuat sesuai dengan aturan main atau hukum yang berlaku;
b. membiasakan diri untuk bertindak demokratis dalam segala hal;
c. membiasakan diri untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah;
d. membiasakan diri untuk mengadakan perubahan secara damai tidak dengan
kekerasan;
e. membiasakan diri untuk memilih pemimpin melalui cara-cara yang demokratis; dll

PROJEK KELAS

1. Setelah kalian mempelajari terkait dengan materi ini silakan kalian membagi peran
untuk melaksanakan praktik demokrasi (Pemilu).

30
2. Adapun yang harus diperankan adalah 7 orang KPPS yang akan dibagi menjadi KPPS
1 -7, 2 orang petugas keamanan, 2 pasang calon kepala desa, 3 orang saksi dan yang
tidak mendapatkan peran sebagai peserta pemilu.
3. Buatlah bilik suara dan kotak suara menggunakan kardus bekas sesuai dengan
kreatifitas kalian. Siapkan 1 buah Paku. Siapkan kertas kecil sesuai jumlah siswa,
siapkan tita.
4. Seting kelas sesuai dengan proses pemilihan umum yang sebenarnya.
5. Tata cara praktik pemilihan umum
a. Penyampaian visi dan misi oleh 2 calon pasangan kepala desa
b. Pembukaan dan pengambilan sumpah oleh ketua KPPS/ KPPS 1
c. Penjelasan cara pengambilan suara yang baik oleh ketua KPPS
d. Pemungutan suara
e. Perhitungan suara
f. Pegumuman hasil pemilihan umum
6. Denah pemungutan suara

TUGAS MANDIRI
1. Kerjakanlah tugas ini di luar proses pembelajaran.
2. Amatilah kehidupan masyarakat di sekitar tempat tinggal. Kemudian identifikasilah
kegiatan-kegiatan rutin dilaksanakan yang mencerminkan pelaksanaan nilai-nilai
demokrasi.

31
3. Tulislah hasil pengamatan kalian dengan menuliskannya dalam tabel di bawah ini, serta
laporkanlah hasil pekerjaan kalian kepada guru kalian.

No Jenis Kegiatan Partisipasi Masyarakat

UJI KOMPETENSI

A. Kerjakan dengan cara memberi tanda (x) pada jawaban yang kalian anggap paling
benar!
1. Kata demokrasi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos/cratein yang memiliki arti . . . .
a. Pemerintahan d. Persatuan
b. Pertahanan e. Perserikatan
c. Persamaan

2. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi merupakan istilah politik yang
berarti pemerintahan rakyat. Hal tersebut dapat diartikan bahwa dalam sebuah negara
demokrasi kekuasaan tertinggi berada di tangan . . . .
a. Presiden d. Sultan
b. Rakyat e. Raja
c. Perdana Mentri

3. Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Artinya, rakyat dengan serta merta mempunyai kebebasan untuk melakukan semua
aktivitas kehidupan termasuk aktivitas politik tanpa adanya tekanan dari pihak mana
pun, karena pada hakikatnya yang berkuasa adalah rakyat untuk kepentingan bersama.
Merupakan pengertian demokrasi yang disampaikan oleh . . . .
a. Ir. Soekarno d. Samuel Huntington
b. Jhon Lock e. Montesquieu
c. Abraham Lincoln

4. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan
politik negara yang dikemukakan oleh montesquieu. Isi dari trias politica yaitu . . . .
a. Federatif, Eksekutif, Yudikatif d. Legislatif, Eksekutif, Yudikatif

32
b. Eksekutif, Legislatif, Federatif e. Legislatif dan Eksekutif
c. Legislatif, Federatif, Yudikatif

5. Sistem pengawasan dan keseimbangan, adalah prinsip dalam pemerintahan di mana


cabang kekuasaan pemerintahan terpisah, untuk mencegah tindakan oleh cabang
kekuasaan lain yang melanggar peraturan perundang-undangan dan konstitusi, disebut
....
a. Check And Balance d. Political Right
b. Govermentor Rule By The People e. Law And Order
c. Good Governance

6. Demokrasi yang menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik, tanpa disertai
upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi.
Merupakan pengertian dari demokrasi . . . .
a. Material d. Proletar
b. Gabungan e. Formal
c. Liberal

7. Demokrasi formal secara umum biasanya dianut oleh negara-negra yang memiliki
faham . . . .
a. Komunis d. Marksis
b. Bhineka Tunggal Ika e. Liberal
c. Sama Rata Sama Rasa

8. Demokrasi konstitusional atau demokrasi liberal, yaitu demokrasi yang didasarkan


pada kebebasan atau individualisme. Ciri khas pemerintahan demokrasi konstitusional
adalah kekuasaan pemerintahannya terbatas dan tidak diperkenankan banyak
melakukan campur tangan dan bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya.
Kekuasaan pemerintah dibatasi oleh . . . .
a. Rakyar d. Konstitusi
b. Pemerintah e. Tuhan
c. Lembaga Legislatif

9. Demokrasi yang didasarkan pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat


mencitacitakan kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial. Manusia dibebaskan dari
keterikatannya kepada pemilikan pribadi tanpa ada penindasan serta paksaan. Akan
tetapi, untuk mencapai masyarakat tersebut, apabila diperlukan dapat dilakukan dengan
jalan paksaan atau kekerasan. Merupakan pegertian dari demokrasi . . . .
a. Material d. Proletar
b. Gabungan e. Formal
c. Liberal

10. Demokrasi langsung, yaitu paham demokrasi yang mengikutsertakan setiap warga
negaranya dalam permusyawaratan untuk menentukan kebijaksanaan umum negara
atau undang-undang secara langsung. Proses demokrasi langsung yang pertama kali
diterapkan di negara . . . .

33
a. Romawi d. Arab Saudi
b. Indonesia e. Amerika Serikat
c. Yunani

11. Perhatikan gambar dibawah ini!

Merupakan salah satu contoh penerapan demokrasi . . . .


a. Langsung d. Liberal
b. Tidak Langsung e. Proletar
c. Konstitusional

12. Henry B Mayo mengungkapkan prinsip dari demokrasi yang akan mewujudkan suatu
sistem politik yang demokratis adalah, kecuali . . . .
a. Menyelesaikan perselisihan dengan otoriter dan secara melembaga.
b. Menjamin terselenggaranya perubahan secara damai dalam suatu masyarakat yang
sedang berubah.
c. Menyelenggarakan pergantian pimpinan secara teratur.
d. Membatasi pemakaian kekerasan sampai minimum.
e. Mengakui serta menganggap wajar adanya keanekaragaman.

13. Bagi bangsa Indonesia, pilihan yang tepat dalam menerapkan paham demokrasi adalah
dengan Demokrasi . . . .
a. Pancasila d. Persatuan
b. UUD 1945 e. Kerakyatan
c. Bhineka Tunggal Ika

34
14. Demokrasi Pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/ perwakilan yang ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, yang
berperikemanusiaan yan adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia, dan yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Adalah pengertian menurut . . . .
a. Notonegoro d. Miriam Budiardjo
b. Ahmad Sanusi e. Ir. Soekarno
c. Drs. Mohammad Hatta

15. Demokrasi Pancasila memiliki nilai lebih jika dibandingkan dengan demokrasi di
negara lain. Demokrasi Pancasila mengandung beberapa nilai moral yang bersumber
dari Pancasila, yaitu . . . .
a. Mewujudkan rasa keadilan sosial.
b. Pengambilan keputusan dengan musyawarah mufakat.
c. Mengutamakan persatuan nasional dan kekeluargaan.
d. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita golongan.
e. Persamaan bagi seluruh rakyat Indonesia.

16. “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-Undang


Dasar” Merupakan bunyi Pasal . . . . UUD 1945
a. Pasal 1 ayat (1) d. Pasal 2 ayat (1)
b. Pasal 1 ayat (2) e. Pasal 2 ayat (2)
c. Pasal 1 ayat (3)

17. Terbentuknya sejumlah partai politik di Indonesia berkaitan erat dengan keputusan
yang dibuat salah satu lembaga pada awal kemerdekaan, keputusan tersebut yang
kemudian menjadi peletak dasar bagi sistem kepartaian di Indonesia untuk masa-masa
selanjutnya dalam sejarah kehidupan politik. Keputusan yang dimaksud adalah . . . .
a. Maklumat Presiden d. Maklumat KNIP
b. Maklumat MPR e. Maklumat DPR
c. Maklumat Wakli Presiden
18. Pada tahun 1949 – 1959 terjadi dua kali pergantian undang-undang dasar. Pertama,
pergantian UUD 1945 dengan Konstitusi RIS pada rentang waktu 27 Desember 1949
sampai dengan 17 Agustus 1950. Dalam rentang waktu ini, bentuk negara kita berubah
dari kesatuan menjadi . . . .
35
a. Komunis d. Serikat
b. Liberal e. Monarkhi
c. Kesatuan

19. Pergantian Konstitusi RIS dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950 pada
rentang waktu 17 Agutus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959. Pada periode pemerintahan
ini bentuk negara kembali berubah menjadi negara kesatuan dan sistem pemerintahan
menganut sistem . . . .
a. Kesatuan d. Semi Presidensial
b. Presidensial e. Parementer
c. Monarkhi

20. Dalam periode 1949 - 1959 ini, Indonesia menganut sistem multipartai. Pada periode
ini, hampir . . . . partai politik terbentuk dengan tingkat otonomi yang sangat tinggi
dalam proses rekrutmen, baik pengurus atau pimpinan partainya maupun para
pendukungnya.
a. 40 d. 55
b. 45 e. 60
c. 50

21. Demokrasi parlementer hanya bertahan selama sembilan tahun seiring dengan
dikeluarkannya dekrit oleh Presiden Soekarno pada tanggal 5 Juli 1959 yang
membubarkan . . . .
a. Parlemen d. DPRS
b. Konstituante e. MPRS
c. KNIP

22. Perubahan demokrasi di Indonesia dari demokrasi parlrmrnter ke demokrasi terpimpin


tidak terlepas oleh adanya keputusan yang dikeluarkan oleh Presiden yaitu . . . .
a. Surat Perintah 11 Maret 1966 d. TAP MPR No. XVII/MPR/1998
b. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 e. TAP MPR No. XVIII/ MPR/1998
c. Maklumat Wakil Presiden No. X

36
23. Era baru dalam pemerintahan dimulai setelah melalui masa transisi yang singkat yaitu
antara tahun 1966 - 1968, ketika Jenderal Soeharto dipilih menjadi Presiden Republik
Indonesia. Era yang kemudian dikenal sebagai Orde Baru dengan konsep Demokrasi
Pancasila. Visi utama pemerintahan Orde Baru ini adalah untuk melaksanakan
Pancasila dan UUD 1945 secara . . . .
a. Benar dan Pasti d. Murni dan Konsekuen
b. Berkesinambungan dan Konsekuen e. Selaras dan Seimbang
c. Jujur dan Beradab

24. Penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada masa pemerintahan Orde Baru pada
akhirnya membawa Indonesia pada krisis multidimensi yang diawali dengan badai
krisis moneter yang tidak kunjung reda. Krisis moneter tersebut membawa akibat pada
terjadinya krisis politik, tingkat kepercayaan rakyat terhadap pemerintah begitu kecil.
Akhirnya pada hari Kamis tanggal 21 Mei 1998, Presiden Soeharto bertempat di Istana
Merdeka Jakarta menyatakan berhenti sebagai Presiden dan dengan menggunakan
pasal 8 UUD 1945, Presiden Soeharto segera mengatur agar Wakil Presiden Habibie
disumpah sebagai penggantinya di hadapan . . . .
a. MPR d. DPD
b. DPR e. KY
c. MA

25. Dalam masa pemerintahan Presiden Habibie inilah muncul dua indikator pelaksanaan
demokrasi di Indonesia, yaitu . . . .
a. Kebebasan pers dan multipartai d. Penguatan hukum dan kekuasaan
b. Kebebasan berpendapat dan berserikat e. Desentralisasi dan perbaikan ekonomi
c. Kebebasan mengkritik dan pers

B. Isilah dengan jawaban yang tepat!


1. Suatu sistem pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Artinya, rakyat
dikemukakan oleh ..........................................................................................................
2. Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara yaitu .......................................................................................

37
3. Bentuk demokrasi yang mengambil kebaikan serta membuang keburukan dari bentuk
demokrasi formal dan material. Bentuk demokrasi ini dianut oleh negara-negara non-
blok. Merupakan bentuk demokrasi .............................................................................
4. Demokrasi yang didasarkan pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat
mencitacitakan kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial. Manusia dibebaskan dari
keterikatannya kepada pemilikan pribadi tanpa ada penindasan serta paksaan.
Merupakan pengertian dari demokrasi ..........................................................................
5. Paham demokrasi yang dilaksanakan melalui sistem perwakilan. Penerapan demokrasi
seperti ini berkaitan dengan kenyataan suatu negara yang jumlah penduduknya
semakin banyak, wilayahnya semakin luas, dan permasalahan yang dihadapinya
semakin rumit dan kompleks. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan
biasanya dilaksanakan melalui pemilihan umum. Merupakan pengertian dari
demokrasi .......................................................................................................................
6. Alamudi menyebutkan apabila sebuah negara menganut sistem demokrasi maka harus
mempunyai soko guru demokrasi yaitu .........................................................................
7. Sebagian besar masyarakat Indonesia yang menerapkan musyawarah mufakat
dan.......................................dalam menyelesaikan masalah-masalah bersama yang
terjadi di sekitarnya.
8. Ahmad Sanusi mengutarakan 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut
Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 , salah
satunya adalah ................................................................................................................
9. Pada hakikatnya sebuah negara dapat disebut sebagai negara yang demokratis, apabila
di dalam pemerintahan tersebut rakyat memiliki ...........................................................
10. Untuk menjalankan kehidupan demokratis, kita bisa memulainya dengan cara
menampilkan beberapa prinsip demorasi diantaranya ...................................................

C. Analisis dan uraikan jawaban kalian dalam soal berikut ini!


1. Sebut dan jelaskan karakteristik Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode
tahun 1945 – 1949!
Jawab : ...........................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
2. Sebut dan jelaskan karakteristik Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode
tahun 1949 – 1959!
38
Jawab : ...........................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
3. Sebut dan jelaskan karakteristik Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode
tahun 1959 – 1965!
Jawab : ...........................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
4. Sebut dan jelaskan karakteristik Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode
tahun 1965 – 1998 !
Jawab : ...........................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................
5. Sebut dan jelaskan karakteristik Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia pada Periode
tahun 1998 – sekarang!
Jawab : ...........................................................................................................................
........................................................................................................................................
........................................................................................................................................

39
BAB III

SISTEM HUKUM DAN PERADILAN DI INDONESIA

A. Pengertian Sistem Hukum dan Peradilan Nasional


Setiap orang yang taat pada peraturan dapat menciptakan suasana yang tertib dan
teratur. Seseorang yang memiliki tanggung jawab yang tinggi, maka dia akan bertindak
tertib dan teratur serta memiliki kesadaran untuk selalu taat kepada hukum. Sebaliknya
apabila seseorang tidak memiliki kesadaran hukum, maka ia memiliki kecenderungan
untuk melakukan pelanggaran hukum. Oleh karena itu perlu diupayakan agar hukum
ditaati dan dilaksanakan dengan baik oleh seluruh masyarakat. Dalam upaya penegakan
hukum, maka diperlukan aparat penegak hukum serta adanya proses hukum di peradilan.
Apabila kita analisis pengertian Hukum dapat diartikan sebagai aturan, tata tertib, dan
kaidah hidup. Coba kalian bayangkan apabila di Indonesia atau bahkan di dunia ini tidak
ada hukum. Apa yang akan terjadi?
Van Apeldorn, sebagai seorang pakar hukum menjabarkan unsur-unsur hukum yaitu:
- Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
- Peraturan itu dibuat dan ditetapkan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
- Peraturan itu bersifat memaksa.
- Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

1. Sistem Hukum
a. Sistem, adalah suatu kesatuan utuh dari tatanan yang terdiri dari bagian-bagian
antara satu dengan lainnya yang saling berhubungan dan berkaitan. Agar tujuan
dapat tercapai dengan baik maka harus ada kerja sama diantara bagian-bagian sesuai
dengan rencana yang sudah disusun.
b. Sistem Hukum, adalah suatu tatanan hukum yang terdiri dari seperangkat peraturan,
aparat penegak hukum, masyarakat yang satu dengan lainnya saling berhubungan
dan menjalin kerjasama secara harmonis.
c. Sistem Hukum yang baik, adalah apabila terjadi kerjasama, maksudnya terdapat
perturan hukum yang adil, penegak hukum yang tegas dan tidak memihak serta
masyarakat yang selalu taat terhadap hukum.

40
2. Macam-Macam Sistem Hukum
a. Sistem Hukum Kontinental (Civil Law)
Adalah hukum yang diperoleh dari kekuatan peraturan yang membentuk Undang-
Undang dan tersusun secara sistematis di dalam sebuah kodifikasi. Sumber utama
dari sistem hukum kontinental adalah peraturan hukum tertulis yang ditetapkan oleh
badan legislatif. Pada ulanya sistem hukum kontinental berkembang di Romawi dan
wilayah Eropa.
b. Sistem Hukum Anglo Saxon
Adalah sistem hukum yang bersumber pada putusan hakim/ yurisprudensi.
Kemudian dari Yurisprudensi inilah dibentuk prinsip-prinsip dan kaidah hukum dan
mengikat hukum. Pada mulanya sistem hukum Anglo Saxon berkembang di Inggris
(Common Law/ Unwritte Law) kemudian diterapkan di Amerika dan Kanada.
c. Sistem Hukum Adat
Adalah sistem hukum yang bersumber dari peraturan hukum yang tidak tertulis/
kebiasaan yang tumbuh dan berkembang serta dipertahankan oleh masyarakat
setempat. Untuk sistem hukum adat berkembang di China, Jepang, India, dan
Indonesia.
d. Sistem Hukum Islam
Sistem hukum islam adalah sistem hukum yang bersumber pada Kitab Suci Al-
Quran, Sunnah Nabi, Ijma’ dan Qiyas.
1) Sunah Nabi : Perbuatan dan Perkataan Nabi Muhammad SAW
2) Ijma’ : Kesepakatan para ulama
3) Qiyas : Analogi dalam mencari sebanyak mungkin persamaaan antara
dua kejadian.

3. Pengertian Hukum
a. Utrecht
Hukum adalah himpunan peraturan yang berisi tentang perintah dan larangan yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat.
b. Prof. Dr. Van Kan
Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk
melindungi kepentingan manusia dalam kehidupan bermasyarakat.
c. Prof. Dr. E. M. Mayers

41
Hukum adaah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan,
ditunjukan pada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan menjadi pedoman
bagi penguasa negara dalam melaksanakan tugasnya.
d. Katrowich
Hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan sosial yang mewajibkan perbuatan
lahir dan memiliki sifat keadilan serta sifat yang dapat dibenarkan.
e. S.M. Amin, SH
Hukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi dengan
tujuan memajukan ketertiban dalam pergaulan manusia.

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulakan unsur-unsur hukum meliputi:

a. Kumpulan Peraturan
b. Peraturan dibuat oleh badan yang berwenang
c. Berisi perintah dan larangan
d. Bertujuan untuk mengatur ketertiban masyarakat
e. Bersifat mamaksa seluruh masyarakat
f. Memiliki sanksi/ hukuman yang tegas

4. Penggolongan Hukum
a. Berdasarkan Sumbernya
- Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan
perundang-undangan.
- Hukum kebiasaan, yaitu hukum yang terletak dalam aturan-aturan kebiasaan.
- Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam
suatu perjanjian antarnegara (traktat).
- Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.
b. Berdasarkan Tempat Berlakunya
- Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah suatu negara
tertentu.
- Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hubungan hukum
antarnegara dalam dunia internasional.
- Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam wilayah negara lain.
- Hukum gereja, yaitu kumpulan-kumpulan norma yang ditetapkan oleh gereja
untuk para anggotanya.

42
c. Berdasarkan Bentuknya
- Hukum Tertulis
• Hukum tertulis yang dikodifikasikan, yaitu hukum yang disusun secara
lengkap, sistematis, teratur, dan dibukukan sehingga tidak perlu lagi
peraturan pelaksanaan. Misalnya, KUH Pidana, KUH Perdata, dan KUH
Dagang.
• Hukum tertulis yang tidak dikodifikasikan yaitu hukum yang meskipun
tertulis, tetapi tidak disusun secara sistematis, tidak lengkap, dan masih
terpisah-pisah sehingga sering masih memerlukan peraturan pelaksanaan
dalam penerapan. Misalnya undang-undang, peraturan pemerintah, dan
keputusan presiden.
- Hukum Tidak Tertulis, yaitu hukum yang hidup dan diyakini oleh warga
masyarakat serta dipatuhi dan tidak dibentuk menurut prosedur formal, tetapi
lahir dan tumbuh di kalangan masyarakat itu sendiri.
d. Berdasarkan waktu berlakunya
- Ius Constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi
suatu masyarakat tertentu dalam suatu daerah tertentu. Misalnya, Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang RI Nomor 12
Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
- Ius Constituendum (hukum negatif), yaitu hukum yang diharapkan berlaku
pada waktu yang akan datang. Misalnya, rancangan undang-undang (RUU).
e. Berdasarkan cara mempertahankannya
- Hukum material, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara anggota
masyarakat yang berlaku umum tentang hal-hal yang dilarang dan dibolehkan
untuk dilakukan. Misalnya, hukum pidana, hukum perdata, hukum dagang, dan
sebagainya.
- Hukum formal, yaitu hukum yang mengatur bagaimana cara mempertahankan
dan melaksanakan hukum material. Misalnya, Hukum Acara Pidana (KUHAP),
Hukum Acara Perdata, dan sebagainya.
f. Berdasarkan sifatnya
- Hukum yang memaksa, yaitu hukum yang dalam keadaan bagaimana pun juga
harus dan mempunyai paksaan mutlak. Misalnya, melakukan pembunuhan maka
sanksinya secara paksa wajib dilaksanakan.

43
- Hukum yang mengatur, yaitu hukum yang dapat dikesampingkan apabila pihak-
pihak yang bersangkutan telah membuat peraturan sendiri dalam suatu perjanjian.
Atau dengan kata lain, hukum yang mengatur hubungan antarindividu yang baru
berlaku apabila yang bersangkutan tidak menggunakan alternatif lain yang
dimungkinkan oleh hukum (undang-undang). Misalnya, ketentuan dalam
pewarisan ab-intesto (pewarisan berdasarkan undang-undang), baru mungkin bisa
dilaksanakan jika tidak ada surat wasiat (testamen).
g. Berdasarkan wujudnya
- Hukum objektif, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara dua orang atau
lebih yang berlaku umum. Dengan kata lain, hukum dalam suatu negara yang
berlaku umum dan tidak mengenai orang atau golongan tertentu.
- Hukum subjektif, yaitu hukum yang timbul dari hukum objektif dan berlaku
terhadap seorang atau lebih. Hukum subjektif sering juga disebut hak.
h. Berdasarkan isinya
- Hukum publik, yaitu hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan
individu (warga negara), menyangkut kepentingan umum (publik). Hukum publik
terbagi atas:
a) Hukum Pidana, yaitu mengatur tentang pelanggaran dan kejahatan, memuat
larangan dan sanksi.
b) Hukum Tata Negara, yaitu mengatur hubungan antara negara dengan bagian-
bagiannya.
c) Hukum Tata Usaha Negara (administratif), yaitu mengatur tugas kewajiban
pejabat negara.
d) Hukum Internasional, yaitu mengatur hubungan antar negara, seperti hukum
perjanjian internasional, hukum perang internasional, dan sebagainya.
- Hukum privat (sipil), yaitu hukum yang mengatur hubungan antara individu satu
dengan individu lain, termasuk negara sebagai pribadi. Hukum privat terbagi atas:
a) Hukum Perdata, yaitu hukum yang mengatur hubungan antarindividu secara
umum. Contoh, hukum keluarga, hukum kekayaan, hukum waris, hukum
perjanjian, dan hukum perkawinan.
b) Hukum Perniagaan (dagang), yaitu hukum yang mengatur hubungan
antarindividu dalam perdagangan. Contoh, hukum tentang jual beli, hutang
piutang, pendirian perusahaan dagang, dan sebagainya.

44
Perbedaan antara hukum Privat dan hukum Publik adalah sebagai berikut:

Hukum Privat Hukum Publik


Mengatur hubungan antara orang yang satu Mengatur hubungan antara warga negara
dengan yang lain, antara warga negara yang dengan warga negara atau warga negara
satu dengan yang lain dengan negara
Mnitikberatkan pada kepentingan seseorang Menitikberatkan pada kepentingan umum
atau kepentingan negara
Penuntutan berdasarkan inisiatif dari pihak Penuntutan dilakukan atas inisiatif pihak
yang dirugikan yang berwenang atau pihak yang dirugikan
cukup melapor saja
Hukumannya lebih ringan yaitu berupa Hukumannya lebih berat yaitu dari pidana
kurungan atau denda dengan membayarkan kurungan, penjara, seumur hidup, sampai
sejumlah uang ganti rugi pidana mati

5. Sistem Hukum di Indonesia


Dalam pasal 1 ayat (3) menjelaskan bahwa “ Negara Indonesia adalah negara
hukum”. Karena itu untuk mewujudkan sebagai negara hukum, maka segala
penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara harus didasarkan pada hukum yang
berlaku. Hukum di Indonesia sendiri sebagian besar merupakan warisan dari hukum
kolonial yang masih kita gunakan sampai sekarang ini. Adapun hukum kolonial yang
masih kita gunakan adalah Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Kitab
Undang-Undang Huum Perdata (KUH Perdata), Kitab Undang-Undang Hukum Dagang
(KUHD). Peraturan yang berlaku tentunya sudah disesuaikan dengan kondisi relevan
bangsa Indonesia saat ini.
Tujuan hukum di Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV yang
berbunyi “untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia yang berdasarkan kemerdekaan abadi dan keadilan sosial”. Sumber hukum dasar
nasional adalah Pancasila sebagaimana tertulis dalam pembukaan Undang-Undang Dasar

45
1945, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, Persatuan
Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

6. Tata Hukum di Indonesia


a. TAP MPRS N XX/ MPRA/ 1966 mengatur tentang sumber tertib hukum. Sumber
tertib hukum di Indonesia meliputi:
1) Pancasila
2) Proklamasi 17 Agustus 1945
3) Dekrit Presiden 5 Juli 1959
4) UUD 1945
5) Surat Perintah 11 Maret 1966
b. Sesuai dengan TAP MPRS XX/ MPRS/ 1966, tata urutan peraturan perundang-
undangan Indonesia:
1) UUD 1945
2) TAP MPR
3) Undang-Undang/ Perpu
4) Peraturan Pemerintah
5) Peraturan Presiden
6) Peraturan pelaksana lainnya
a) Keputusan Menteri
b) Instruksi Presiden
c. Menurut TAP MPR No. III / MPR/ 2000, tata urutan perundang-undangan di
Indonesia meliputi:
1) UUD 1945
2) TAP MPR
3) Undang-Undang
4) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (PERPU)
5) Peraturan Pemerintah
6) Peraturan Daerah
d. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 2004, tentang tata urutan peraturan
perundang-undangan di Indonesia meliputi:
1) UUD 1945
46
2) Undang-Undang/ Perpu
3) Peraturan Pemerintah
4) Peraturan Presiden
5) Peraturan Daerah

7. Peradilan Nasional
Kekuasaan kehakiman di Indonesia dilakukan oleh Mahkamah Agung. Badan
peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan yang berada
di lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan peradilan tata
usaha negara, serta oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. Lembaga-lembaga tersebut
berperan sebagai penegak keadilan dan dibersihkan dari setiap intervensi/campur tangan,
baik dari lembaga legislatif, eksekutif maupun lembaga lainnya.
Lembaga peradilan nasional sama artinya dengan pengadilan negara yaitu lembaga
yang dibentuk oleh negara sebagai bagian dari otoritas negara di bidang kekuasaan
kehakiman dengan sumber hukumnya peraturan perundang-undangan yang berlaku di
dalam negara.
Pengadilan secara umum mempunyai tugas untuk mengadili perkara menurut hukum
dengan tidak membeda-bedakan orang. Pengadilan tidak boleh menolak untuk
memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa
hukum tidak ada atau kurang. Pengadilan wajib memeriksa dan mengadili setiap perkara
peradilan yang masuk.
a. Kekuasaan Kehakiman
UU RI No. 14 Tahun 1970 mengatur tentang kekuasaan kehakiman di Indonesia.
Lingkungan kekuasaan kehakiman adalah sebagai berikut:
1) Peradilan Umum
Mempunyai kewenangan untuk mengadili perkara perdata dan pidana. Peradilan
umum adalah salah satu pelaksana kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada
umumnya. Dalam operasionalnya peradilan umum dilaksanakan dalam
lingkungan:
a) Peradilan negeri tingkat pertama
b) Peradilan tinggi tingkat kedua
c) Mahkamah Agung tingkat kasasi
2) Peradilan Militer

47
Mempunyai kewenangan untuk menangani pelanggaran hukum yang dilakukan
oleh anggota TNI dan POLRI. Dalam operasionalnya peradilan militer
dilaksanakan oleh:
a) Mahkamah Militer, bertugas menyelesaikan perkara tingkat pertama yang
dilakukan oleh anggota militer berpangkat Kapten kebawah.
b) Mahkamah Militer Tinggi, bertugas menyelesaikan perkara tingkat pertama
dan terakhir bagi anggota perwira militer berpangkat Mayor keatas.
c) Mahkamah militer agung, bertugas menyelesaikan perkara di tingkat pertama
dan terakhir atas pelanggaran yang dilakukan oleh Sekjen kementrian
Pertahanan, Panglima Besar, Kepala Staf (AD, AL, AU, AP)
3) Peradilan Agama
Menyeleaikan perkara perdata atas permohonan orang yang beragama Islam
mengenai perkawinan, waris, wasiat, dan hibah.
4) Peradilan Tata Usaha Negara
Mempunyai kewenangan menyelesaikan perkara yang berkaitan dengan tata
usaha negara, administrasi negara serta masalah kepegawaian.
b. Suusunan Lembaga Peradilan
1) Pengadilan Negeri
Pengadilan Negeri berada di setiap kabupaten/ kota atau ibukota kabupaten/ kota
yang memiliki kewenangan hukum di daerah tersebut. Pengadilan negeri
berwenang menangani perkara perdata dan pidana di tingkat pertama.
2) Pengadilan Tinggi
Pengadilan tinggi berada di ibu kota provinsi, pengadilan tinggi berwenang
menangani perkara perdata dan pidana di tingkat banding.
3) Mahkamah Agung
Mahkamah agung merupakan lembaga peradilan tertinggi yag menangani
perkara di tingkat kasasi. Peradilan tingkat kasasi dapat membatalkan putusan-
putusan lembaga peradilan sebelumnya dengan alasan:
a) Apabila tidak berwenang atau melampaui batas kewenangan
b) Apabila peraturan hukum tidak dilaksanakan atau ada kesalahan dalam
pelaksanaannya
c) Apabila tidak dilaksanakan cara yang seharusnya diurut sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

48
B. Peran Lembaga-Lembaga Peradilan
1. Kepolisian
a. Polisi bertugas melakukan dan melaksanakan penyidikan dan mengumpulkan alat-
alat bukti
b. Penyidikan adalah serangkaian tindakan sesuai dengan undang-undang untuk
mencari fakta dan mengumpulkan bukti agar dapat mengungkap apa yang terjadi
dan mnemukan tersangkanya
c. Tugas dan wewenang penyidik/ polisi menurut Pasal 5 Undang-Undang No. 8
tentang hukum acara pidana adalah:
1) Menerima laporan atau pengaduan dari masyarakat tentang adanya suatu tindak
pidana
2) Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara
3) Memiliki wewenang untuk menanyakan suatu hal kepada orang yang dicurigai
serta memeriksa tanda pengenal diri
4) Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan.
5) Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat, pengambilan sidik jari dan
pemotretan
6) Memanggil seseorang untuk di dengar dan diperiksa untuk dijadikan tersangka
atau saksi
7) Medatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan
pemeriksaan perkara
8) Mengadakan pemberhentian penyidikkan
9) Melakukan tindakan lain yang menurut hukum bertanggungjawab.

2. Jaksa
a. Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak
sebagai penuntut umum, serta melaksanakan putusan pengadian yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap
b. Penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke
Pengadilan Negeri yang berwenang dalam hal yang menurut cara yang telah diatur
dalam undang-undang dengan pemerintahan supaya diperiksa dan diputus oleh

49
hakim dalam sidang pengadilan. Penuntut umum/ jaksa memiliki wewenang sebagai
berikut:
1) Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik
2) Mengadakan penuntutan apabila ada kekuragan dalam penyidikan
3) Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau merubah
status tahanan setelah perkaranya dilimpahkan oleh penyidik
4) Membuat surat dakwaan
5) Melimpahkan perkara ke peradilan
6) Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari dan
waktu perkara akan disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada
terdakwa maupun kepada saksi untuk datang pada sidang yang sudah ditentukan
7) Melakukan penuntutan
8) Menutup perkara demi kepentingan hukum
9) Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggungjawab sebagai
penuntut umum menurut ketentuan undang-undang
10) Melaksanakan penetapan hakim.

3. Hakim
a. Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang
untuk mengadili
b. Mengadili adalah serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memaksa, dan
memutuskan perkara pidana berdasarkan azas bebas, jujur, dan tidak memihak.
Hakim memiliki 2 tugas yaitu secara normatif dan konkret. Tugas hakim secara
normatif meliputi:
1) Mengadili menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang
2) Membantu para pencari keadilan dan berusaha sekeras-kerasnya mengatasi
segala hambatan dan rintangan demi tercapainya peradilan yang sederhana,
cepat, dan biaya ringan
3) Tidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara yang
diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas
4) Memberikan keterangan, pertimbangan dan nasehat-nasehat terkait dengan
hukum kepada lembaga negara lainnya apabila diminta

50
5) Hakim wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa
keadilan yang hidup dalam masyarakat.

Sementara itu tugas hakim secara konkret dalam memeriksa dan mengadili suatu
tindakan secara bertahap yaitu:

1) Mengkonsentrasi peristiwa konkret, maksudnya adalah menetapkan atau


merumuskan peristiwa konkret dengan jalan membuktikan peristiwa
2) Mengkualifikasi peristiwa konkret, maksudnya adalah menetapkan peristiwa
hukumnya dari peristiwa yang telah terbukti
3) Mengkonstitusi, maksudnya adalah tahap untuk menetapkan hukuman dengan
memberikan keadilan dalam suatu putusan

4. Penasehat Hukum/ Advokat


Penasehat hukum adalah orang yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan
atau berdasarkan pada undang-undang untuk memberikan bantuan hukum. Adapun
wewenang dari penasehat hukum meliputi:
a. Menghubungi tersangka sejak saat ditangkap atau ditahan pada semua tingkat
pemeriksaan
b. Menghubungi dan berbicara dengan tersangka
c. Mengirim dan menerima surat dari tersangka

Sedangkan advokat adalah orang yang berprofesi memberikan jasa hukum, baik di
dalam maupun diluar sidang pegadilan yang telah memenuhi persyaratan berdasarkan
ketentuan undang-undang. Kemudian jasa hukum merupakan jasa yang diberikan
advokat berupa konsultasi hukum, bantuan hukum, menjalankan kuasa, mewakili,
mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk kepentingan klien.
Klien merupakan orang atau badan hukum atau lembaga lain yang menerima jasa
bantuan hukum dari advokat. Fungsi dan peranan advokat antara lain sebagai berikut:

a. Sebagai lembaga peradilan dan instansi penegak hukum


b. Menegakan keadilan berdasarkan hukum untuk masyarakat pencari keadilan
c. Memberdayakan masyarakat dalam menyadari hak-hak fundamental di depan
hukum
d. Menegakan supremasi hukum dan hak asasi manusia.

51
C. Sikap yang sesuai dengan hukum di Indonesia
Menurut Soerjono Soekanto, kesadaran hukum sebenarnya merupakan kesadaran atau
nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia tentang hukum yang ada atau tentang
hukum yang diharapkan ada yang dipengaruhi oleh:
1. pengetahuan tentang hukum yang berlaku;
2. pemahaman terhadap isi hukum yang berlaku;
3. sikap terhadap hukum yang berlaku; dan
4. pola perilaku menurut hukum yang berlaku.

Tingkat kepatuhan hukum yang diperlihatkan oleh seorang warga negara secara
langsung menunjukkan tingkat kesadaran hukum yang dimilikinya. Kepatuhan hukum
mengandung arti bahwa seseorang memiliki kesadaran:

1. memahami dan menggunakan peraturan perundangan yang berlaku;


2. mempertahankan tertib hukum yang ada; dan
3. menegakkan kepastian hukum.

Adapun ciri-ciri seseorang yang berperilaku sesuai dengan hukum yang berlaku dapat
dilihat dari perilaku yang diperbuatnya seperti:

1. disenangi oleh masyarakat pada umumnya;


2. tidak menimbulkan kerugian bagi diri sendiri dan orang lain;
3. tidak menyinggung perasaan orang lain;
4. menciptakan keselarasan;
5. mencerminkan sikap sadar hukum; dan
6. mencerminkan kepatuhan terhadap hukum.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hukum memiliki kekuatan untuk dipatuhi oleh
masyarakat diantaranya karena:

1. Indoktrinasi, adalah masyarakat mematuhi kaidah hukum karena diindoktrinasi untuk


berbuat demikian. Masyarakat takut akan adanya sanksi yang diterima apabila
melanggar hukum yang berlaku
2. Habituasi, adalah seorang yang sejak kecil telah mengalami proses sosialisasi, maka
lama-kelamaan akan menjadi sebuah kebiasaan untuk mematuhi kaidah hukum yang
berlaku

52
3. Utiliti, adalah seorang yang patuh pada hukum karena kegunaan dari kaidah-kaidah
hukum tersebut, yaitu menjamin keadilan, ketertiban dan kepastian hukum
4. Identifikasi kelompok, adalah kepatuhan merupakan sarana untuk mengadakan
identifikasi dari kelompok masyarakat tertentu
5. Sifat memaksa, yaitu hukum memiliki sanksi yang tegas bagi yang melanggar.

Dari gambaran tersebut maka seharusnya hukum ditaati dengan penuh kesadaran dan
tanggungjawab, namun kenyataan tidaklah demikian. Masih ada saja masyarakat yang
melanggar hukum bahkan merugikan orang lain melalui perbuatannya. Ada beberapa
sebab masyarakat tidak patuh terhadap hukum yaitu:

1. Hukum tidak menjamin kepentingan masyarakat


Pada prinsipnya hukum diciptakan untuk menjamin keadilan dalam masyarakat.
Namun dalam kenyataan hukum tidak lagi mampu menjamin rasa keadilan atau bahkan
hukum memihak kapada satu golongan tertentu, maka munculah pertentangan
terhadap hukum
2. Lemahnya penagakan hukum
Penegakan hukum merupakan faktor utama untuk menjamin ketaatan masyarakat
terhadap hukum. Hal ini merupakan tanggungjawab dari aparat penegak hukum.
Keputusan pengadilan yang seringkali kontradiktif dengan rasa keadilan masyarakat
dapat memperkikis keperayaan masyarakat terhadap hukum. Akibatnya masyarakat
merasa pesimis dan tidak percaya dalam memperjuangkan keadilan.
3. Kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum
Penegak hukum kurang berfungsi membuat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
penegak hukum menurun. Akibatnya masyarakat sering mencari jalan diluar prosedur
hukum untuk mengatasi masalah.

D. Upaya pemberantasan korupsi di Indonesia


1. Pengertian Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme
Menurut kamus besar bahasa indonesia, ketiga istilah ini memiliki pengertian yang
berbeda. Korupsi dapat diartikan sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan uang
negara (Perusahaan) untuk kepentingan pribadi atau golongan. Sementara Kolusi
adalah kerjasama rahasia untuk menjadi tidak terpuji untuk melawan hukum dan
merugikan orang lain, masyarakat dan bahkan negara. Sedangkan Nepotisme adalah

53
setiap perbuatan yang mempunyai kecenderungan untuk menguntungkan sanak
saudara sendiri terutama dalam jabatan, pangkat di lingkungan pemerintahan.
2. Upaya pemberantasan Korupsi di Indonesia
Selama ini banyak sekali aturan yang dibuat oleh pemerintah utuk memberantas
korupsi. Namun untuk realisasi keberhasilan aturan tersebut dapat dikatakan belum
maksimal. Berikut aturan yang dibuat pemerintah untuk memberantas korupsi:
a. TAP MPR RI Nomor VII Tentang rkomendasi arah kebijakan pemberantasan dan
pencegahan korupsi, kolusi dan nepotisme
b. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak
Pidana Korupsi
c. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan tindak pidana
korupsi
d. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan pemerintahan
yang bersih dan bebas KKN
3. Peran serta KPK dalam pemberantasan korupsi
Puluhan atau bahkan ratusan aturan tidak akan bisa dapat memberantas KKN apabila
tidak ada satu lembaga yang memiliki kewenangan luas, independen, serta bebas dari
kekuasaan apapun untuk memberantas segala macam kasus korupsi. KPK dibentuk
berdasarkan UU Nomor 30 Tahun 2002. Keberadaan KPK adalah untuk menjalankan
tugas dan wewenang serta mengoptimalkan pemberantasan tindak pidana korupsi yang
selama ini kurang evektif.
a. Tugas KPK
KPK memiliki tugas diantaranya:
1) Koordinasi dengan instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi
2) Supervisi terhadap instansi yang berwenang melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi
3) Melakukan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap tindak pidana
korupsi
4) Melakukan tindakan pencegahan tindak pidana korupsi
5) Melakukan monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara
b. Adapun wewenang KPK adalah sebagai berikut;
1) Mengkoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan tindak pidana
korupsi
54
2) Menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan pemberantarasan tindak pidana
korupsi
3) Meminta informasi tentang kegiatan pemberantasan tindak pidana korupsi
kepada instansi yang terkait
4) Melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang
berwenang melakukan pemberantasan tindak pidana korupsi
5) Meminta laporan instansi terkait mengenai pencegahan tindak pidana korupsi.
c. Tercantum dalam Pasal 11 UU KPK wewenang dari KPK berwenang melakukan
penyidikan, penyelidikan, dan penuntutan tindak pidana korupsi yang:
1) Melibatkan aparat penegak hukum, penyelenggara negara, dan orang lain yang
ada kaitannya dengan tindak pidana korupsi yang dilakukan oleh aparat
penegak hukum atau penyelenggara negara
2) Mendapat perhatian atau meresahkan masyarakat
3) Menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp. 1.000.000.000,00 (satu milyar
rupiah)
d. Pasal 13 UU KPK berwenag melakukan langkah-langkah pencegahan tindak
pidana korupsi antara lain:
1) Melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan
penyelenggara negara
2) Menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi
3) Menyelenggarakan program pendidikan anti korupsi di semua jenjang
pendidikan
4) Melakukan kampanya anti korupsi kepada masyarakat umum
5) Melakukan kerjasama bilateral dan multilateral dalam pemberantasan tindak
pidana korupsi
e. Asas KPK
Dalam menjalankan tugas dan wewenangnya KPK berlandaskan pada asas:
1) Kepastian hukum, adalah asas dalam negara hukum yang mengutamakan
landasan peraturan perundang-undangan, kepatutan, dan keadilan dalam setiap
menjalankan tugas dan wewenang KPK
2) Keterbukaan, adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminasi terhadap
kinerja KPK dalam menjalankan tugas dan fungsinya

55
3) Akuntabilitas, adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir kegiatan KPK harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara
4) Kepentingan umum, adalah asas yang mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif
5) Proporionalitas, adalah asas yang mengutamakan keseimbangan antara tugas,
wewenang, tanggungjawab, dan kewajiban KPK.
f. Kewajiban KPK
1) Memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor yang menyampaikan
laporan ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya tindak pidana
korupsi
2) Memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau
membutuhkan bantuan untuk memperoleh data lain yang berkaitan dengan
hasil penentuan tindak pidana korupsi yang sedang ditangani
3) Menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Presiden, DPR dan
BPK
4) Menegakan sumpah jabatan
5) Menjalankan tugas dengan penuh tanggungjawab

TUGAS

Berikan tanggapan dan penjelasan terhadap pertanyaan berikut ini!

1. Masyarakat di Indonesia sudah berkembang mengikuti perkembangan zaman yang sangat


pesat. Dengan kemajuan zaman dan teknologi seharusnya masyarakat sudah sadar dan taat
terhadap peraturan yang ada. Namun pada kenyataannya masih ada saja masyarakat di
sekitar lingkungan kita yang tidak taat terhadap peraturan. Berikan 3 contoh pelanggaran
yang sering terjadi dalam masyarakat sekitarmu!
Jawab : .............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
2. Sekolah merupakan tempat siswa belajar banyak hal terkait dengan ilmu pengetahuan dan
juga fenomena sosial. Dalam pembelajaran yang dilakukan peserta didik pasti mendapat
bimbigan dan pengajaran dari guru. Salah satu ilmu yang didapatkan siswa adalah terkait

56
dengan kedisiplinan. Menurut pendapatmu bagaimana upaya yang dapat dilakukan oleh
guru dan siswa untuk menumbuhkan sikap disiplin di sekolah?
Jawab : .............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
3. Setelah membaca terkait perihal korupsi dan memperkuatya dengan membaca koran/
berita dan juga melihat di media elektronik. Bagaimana pendapatmu terkait dengan
korupsi yang telah menjadi virus di Indonesia?
Jawab : .............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
4. Korupsi merupakan berita yang hampir setiap hari ada di media. Hampir semua lembaga
menjadi sarang bagi tikus berdasi. Lembaga legislatif, eksekutif, dan bahkan yudikatif
sebagai penegak hukum tidak luput menjadi tempat koruptor memperkaya diri sendiri.
Menurutmu faktor apa saja yang menyebabkan korupsi dapat tumbuh subur? Dan
bagaimana pendapatmu untuk meminimalisir korupsi di Indonesia?
Jawab : .............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
5. Kita hidup di lingkungan masyarakat yang sangat kompleks dengan permasalahan baik
ekonomi, sosial, hukum, budaya dan lain sebagainya. Kapitalisme menggiring masyarakat
yang berorientasi pada uang dan materi. Akibatnya segala cara dilakukan untuk
mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya termasuk dengan melaksanakan tindak pidana
korupsi. Amatilah kejadian di lingkungan tempat tinggalmu, adakah diantara masyarakat
tersebut melaksanakan tindak pidana korupsi? Ceritakan!
Jawab : .............................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................

57
UJI KOMPETENSI

A. Kerjakan soal dibawah ini dengan memberikan tanda (x) pada jawaban yag paling
tepat!
1. Suatu kesatuan utuh dari tatanan yang terdiri dari bagian-bagian antara satu dengan
lainnya yang saling berhubungan dan berkaitan. Agar tujuan dapat tercapai dengan baik
maka harus ada kerja sama diantara bagian-bagian sesuai dengan rencana yang sudah
disusun. Adalah pengertian dari . . . .
a. Sistem d. Sistem Peradilan
b. Sistem Hukum e. Kekuasaan
c. Sistem hukum yang baik

2. Suatu tatanan hukum yang terdiri dari seperangkat peraturan, aparat penegak hukum,
masyarakat yang satu dengan lainnya saling berhubungan dan menjalin kerjasama
secara harmonis. Adalah pengertian dari . . . .
a. Sistem d. Sistem Peradilan
b. Sistem Hukum e. Kekuasaan
c. Sistem hukum yang baik

3. Apabila terjadi kerjasama, maksudnya terdapat perturan hukum yang adil, penegak
hukum yang tegas dan tidak memihak serta masyarakat yang selalu taat terhadap
hukum. Merupakan analogi dari . . . .
a. Sistem Pemerintahan yang baik d. Sistem Pengelolaan yang baik
b. Sistem Birokrasi yang baik e. Sistem Komunikasi yang baik
c. Sistem Hukum yang baik

4. Sumber utama dari sistem hukum kontinental adalah peraturan hukum tertulis yang
ditetapkan oleh badan . . . .
a. Eksekutif d. Legislatif
b. Federatif e. Eksaminatif
c. Yudikatif

5. Sistem hukum yang bersumber pada putusan hakim/ yurisprudensi. Kemudian dari
Yurisprudensi inilah dibentuk prinsip-prinsip dan kaidah hukum dan mengikat hukum.
Adalah pengertian dari sistem hukum . . . .
a. Kontinental d. Nasional
b. Civil Law e. Anglo Saxon
c. Hukum Adat

6. Sistem hukum yang bersumber dari peraturan hukum yang tidak tertulis/ kebiasaan
yang tumbuh dan berkembang serta dipertahankan oleh masyarakat setempat. Adalah
pengertian dari sistem hukum . . . .
a. Kontinental d. Nasional
b. Islam e. Anglo Saxon
c. Adat

58
7. Hukum adalah himpunan peraturan yang berisi tentang perintah dan larangan yang
mengurus tata tertib suatu masyarakat dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat.
Merupakan pengertian hukum menurut . . . .
a. Utrecht d. Katrowich
b. Prof. Dr. Van Kan e. S.M. Amin, SH
c. Prof. Dr. E. M. Mayers

8. Hukum adalah keseluruhan peraturan hidup yang bersifat memaksa untuk melindungi
kepentingan manusia dalam kehidupan bermasyarakat. Merupakan pengertian hukum
menurut . . . .
a. Utrecht d. Katrowich
b. Prof. Dr. Van Kan e. S.M. Amin, SH
c. Prof. Dr. E. M. Mayers

9. Hukum adaah semua aturan yang mengandung pertimbangan kesusilaan, ditunjukan


pada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan menjadi pedoman bagi penguasa
negara dalam melaksanakan tugasnya. Merupakan pengertian hukum menurut . . . .
a. Utrecht d. Katrowich
b. Prof. Dr. Van Kan e. S.M. Amin, SH
c. Prof. Dr. E. M. Mayers

10. Hukum adalah keseluruhan peraturan-peraturan sosial yang mewajibkan perbuatan


lahir dan memiliki sifat keadilan serta sifat yang dapat dibenarkan. Merupakan
pengertian hukum menurut . . . .
a. Utrecht d. Katrowich
b. Prof. Dr. Van Kan e. S.M. Amin, SH
c. Prof. Dr. E. M. Mayers

11. Hukum merupakan kumpulan peraturan yang terdiri dari norma dan sanksi dengan
tujuan memajukan ketertiban dalam pergaulan manusia. Merupakan pengertian hukum
menurut . . . .
a. Utrecht d. Katrowich
b. Prof. Dr. Van Kan e. S.M. Amin, SH
c. Prof. Dr. E. M. Mayers

12. Hukum yang mengatur hubungan antara anggota masyarakat yang berlaku umum
tentang hal-hal yang dilarang dan dibolehkan untuk dilakukan. Merupakan pengertian
dari hukum . . . .
a. Formal d. Negatif
b. Material e. KUHAP
c. Positif

13. Dalam pasal 1 ayat (3) menjelaskan bahwa “ Negara Indonesia adalah negara . . . .
a. Hukum d. Adat
b. Politik e. Kesatuan

59
c. Rakyat

14. Tujuan hukum di Indonesia tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 alinea . . . . yang
berbunyi “untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan abadi dan keadilan sosial”.
a. 1 d. 4
b. 2 e. 5
c. 3

15. Menurut TAP MPR No. III / MPR/ 2000, tata urutan perundang-undangan di Indonesia
meliputi:
7) UUD 1945
8) TAP MPR
9) Undang-Undang
10) . . . . .
11) Peraturan Pemerintah
12) Peraturan Daerah
Berikut ini aturan yang tepat untuk melengkapi nomer yang masih kosong adalah . . . .
a. Peraturan Presiden d. Dekrit wakil presiden
b. Dekrit Presiden e. PERPU
c. Peraturan Menteri

16. Perhatikan pernyataan urutan dibawah ini!


1) Surat Perintah 11 Maret 1966
2) Pancasila
3) UUD 1945
4) Dekrit Presiden 5 Juli 1959
5) Proklamasi 17 Agustus 1945

Tata urutan perundang-undangan menurut TAP MPRS N XX/ MPRA/ 1966 yang
paling tepat adalah . . . .

a. 1, 2, 3, 4, 5 d. 2, 5, 4, 3, 2
b. 2, 3, 4, 5, 1 e. 2, 3, 5, 4, 2
c. 5, 4, 3, 2, 1

17. Perhatikan pernyataan urutan di bawah ini!


1) Peraturan pelaksana lainnya
60
2) TAP MPR
3) Peraturan Pemerintah
4) Undang-Undang/ Perpu
5) Peraturan Presiden
6) UUD 1945

Tata urutan perundang-undangan menurut TAP MPRS XX/ MPRS/ 1966 yang paling
tepat adalah . . . .

a. 6, 2, 4, 3, 5, 1 d. 1, 2, 3, 4, 5, 6
b. 6, 5, 4, 3, 2, 1 e, 6, 2, 4, 5, 1, 5
c. 5, 4, 6, 2, 3, 1

18. UUD 1945, Undang-Undang/ Perpu, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden,


Peraturan Daerah. Merupakan tata urutan peraturan perundang-undangan menurut . . .
.
a. TAP MPRS XX/ MPRS/ 1966 d. UU No. 10 Tahun 2004
b. TAP MPRS N XX/ MPRA/ 1966 e. UU No. 10 Tahun 2005
c. TAP MPR No. III / MPR/ 2000
19. Badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung meliputi badan peradilan
yang berada di lingkungan peradilan umum, peradilan agama, peradilan militer, dan
peradilan tata usaha negara, serta oleh sebuah . . . .
a. Pengadilan Negeri d. Pengadilan Adat
b. Pengadilan Tinggi e. Mahkamah Konstitusi
c. Pengadilan Internasional

20. Mengadili perkara menurut hukum dengan tidak membeda-bedakan orang. Pengadilan
tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang
diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang. Pengadilan wajib
memeriksa dan mengadili setiap perkara peradilan yang masuk. Termasuk merupakan
. . . . peradilan nasional.
a. Tugas d. Tanggungjawab
b. Fungsi e. Hak
c. Wewenang

61
21. Mempunyai kewenangan untuk menangani pelanggaran hukum yang dilakukan oleh
anggota TNI dan POLRI, merupakan kewenangan dari . . . .
a. Peradilan umum d. Peradilan tata usaha negara
b. Peradilan militer e. Peradilan adat
c. Peradilan agama

22. Pengadilan yang berada di setiap kabupaten/ kota atau ibukota kabupaten/ kota yang
memiliki kewenangan hukum di daerah tersebut. Pengadilan ini berwenang menangani
perkara perdata dan pidana di tingkat pertama. Pengadilan yang dimaksud adalah . . . .
a. Pengadilan negeri d. Mahkamah konstitusi
b. Pengadilan tinggi e. Pengadilan agama
c. Mahkamah agung

23. Pengadilan ini berada di ibu kota provinsi, pengadilan tinggi berwenang menangani
perkara perdata dan pidana di tingkat banding. Pengadilan yang dimaksud adalah . . . .
a. Pengadilan negeri d. Mahkamah konstitusi
b. Pengadilan tinggi e. Pengadilan agama
c. Mahkamah agung

24. Lembaga peradilan tertinggi yang menangani perkara di tingkat kasasi. Peradilan
tingkat kasasi dapat membatalkan putusan-putusan lembaga peradilan sebelumnya
dengan alasan tertentu. Pengadilan yang dimaksud adalah . . . .
a. Pengadilan negeri d. Mahkamah konstitusi
b. Pengadilan tinggi e. Pengadilan agama
c. Mahkamah agung

25. Serangkaian tindakan sesuai dengan undang-undang untuk mencari fakta dan
mengumpulkan bukti agar dapat mengungkap apa yang terjadi dan mnemukan
tersangkanya. Merupakan pengertian dari . . . .
a. Penangkapan d. Penyidikan
b. Pendakwaan e. Penyitaan
c. Penyelidikan

62
26. Menerima laporan atau pengaduan dari masyarakat tentang adanya suatu tindak pidana,
Melakukan tindakan pertama di tempat kejadian perkara, Memiliki wewenang untuk
menanyakan suatu hal kepada orang yang dicurigai serta memeriksa tanda pengenal
diri, Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan. Merupakan
tugas dari . . . .
a. Hakim d. TNI
b. Pengacara e. Polisi
c. Jaksa

27. Pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai penuntut
umum, serta melaksanakan putusan pengadian yang telah memiliki kekuatan hukum
tetap. Pejabat yang dimaksud adalah . . . .
a. Hakim d. TNI
b. Pengacara e. Polisi
c. Jaksa

28. Tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara pidana ke Pengadilan Negeri
yang berwenang dalam hal yang menurut cara yang telah diatur dalam undang-undang
dengan pemerintahan supaya diperiksa dan diputus oleh hakim dalam sidang
pengadilan. Merupakan bagian dari persidangan yaitu . . . .
a. Penangkapan d. Penuntutan
b. Pendakwaan e. Penyitaan
c. Penyelidikan

29. Membuat surat dakwaan, Melimpahkan perkara ke peradilan, Menyampaikan


pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan hari dan waktu perkara akan
disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepada terdakwa maupun kepada saksi
untuk datang pada sidang yang sudah ditentukan, Melakukan penuntutan. Merupakan
wewenang dari . . . .
a. Hakim d. TNI
b. Pengacara e. Polisi
c. Jaksa

63
30. Pejabat peradilan negara yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk mengadili.
Pejabat yang dimaksud adalah . . . .
a. Hakim d. TNI
b. Pengacara e. Polisi
c. Jaksa

31. Serangkaian tindakan hakim untuk menerima, memaksa, dan memutuskan perkara
pidana berdasarkan azas bebas, jujur, dan tidak memihak. Merupakan bagian dari
persidangan yaitu . . . .
a. Penangkapan d. Mengadili
b. Pendakwaan e. Penyitaan
c. Penyelidikan

32. Orang yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan atau berdasarkan pada
undang-undang untuk memberikan bantuan hukum. Oejabat yang dimaksud adalah . . .
.
a. Hakim d. TNI
b. Advokat e. Polisi
c. Jaksa

33. Penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (Perusahaan) untuk kepentingan


pribadi atau golongan adalah pengertian dari . . . .
a. Korupsi d. Penyelewengan
b. Kolusi e. Kejahatan
c. Nepotisme

34. Kerjasama rahasia untuk menjadi tidak terpuji untuk melawan hukum dan merugikan
orang lain, masyarakat dan bahkan negara. adalah pengertian dari . . .
a. Korupsi d. Penyelewengan
b. Kolusi e. Kejahatan
c. Nepotisme

64
35. Setiap perbuatan yang mempunyai kecenderungan untuk menguntungkan sanak
saudara sendiri terutama dalam jabatan, pangkat di lingkungan pemerintahan. adalah
pengertian dari . . .
a. Korupsi d. Penyelewengan
b. Kolusi e. Kejahatan
c. Nepotisme

B. Selesaikan dengan baik!


1. Hukum yang diperoleh dari kekuatan peraturan yang membentuk Undang-Undang dan
tersusun secara sistematis di dalam sebuah kodifikasi. Merupakan sistem hukum .........
2. Sistem hukum yang bersumber dari peraturan hukum yang tidak tertulis/ kebiasaan yang
tumbuh dan berkembang serta dipertahankan oleh masyarakat setempat. Merupakan
sistem hukum ...................................................................................................................
3. Sistem hukum islam adalah sistem hukum yang bersumber pada ...................................
4. Hukum yang terletak dalam aturan-aturan kebiasaan. Disebut hukum ............................
5. Hukum yang ditetapkan oleh negara-negara di dalam suatu perjanjian antarnegara,
Disebut hukum .................................................................................................................
6. Hukum yang berlaku dalam wilayah suatu negara tertentu. Disebut hukum ...................
7. Hukum yang mengatur hubungan hukum antarnegara dalam dunia internasional.
Disebut hukum .................................................................................................................
8. Hukum yang berlaku dalam wilayah negara lain. Disebut hukum ..................................
9. Kumpulan-kumpulan norma yang ditetapkan oleh gereja untuk para anggotanya.
Disebut hukum .................................................................................................................
10. Hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang. Misalnya, rancangan
undang-undang (RUU). Disebut hukum ..........................................................................
11. Hukum yang mengatur hubungan antara negara dengan individu (warga negara),
menyangkut kepentingan umum. Disebut hukum ............................................................
12. Hukum yang mengatur hubungan antara individu satu dengan individu lain, termasuk
negara sebagai pribadi. Disebut hukum ...........................................................................
13. Hukum privat dibagi menjadi 2 yaitu ...............................................................................
14. Dalam UUD 1945 Dasar hukum bahwa indonesia merupakan negara hukum diatur
dalam pasal .......................................................................................................................

65
15. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Kitab Undang-Undang Huum Perdata
(KUH Perdata), Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD). Merupakan hukum
yang masih kita gunakan dan mengadopsi hukum dari ....................................................
16. Mahkamah militer tinggi bertugas mengadili ..................................................................
17. Seorang yang sejak kecil telah mengalami proses sosialisasi, maka lama-kelamaan akan
menjadi sebuah kebiasaan untuk mematuhi kaidah hukum yang berlaku. Merupakan
pengertian dari ..................................................................................................................
18. Sebutkan dasar hukum tentang KPK ................................................................................
19. Sebutkan tugas dari KPK .................................................................................................
20. Sebutkan kewajiban dari KPK .........................................................................................

C. Analisislah dengn cermat soal dibawah ini!


1. Hukum merupakan suatu hal yang digunakan untu mengatur masyarakat. Sebutkan 3
alasan mengapa masih ada masyarakat yang masih melanggar hukum!
Jawab : ..............................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
2. Kalian merupakan bagian dari masyarakat. Apa yang sudah pernah kalian lakukan untuk
patuh dan taat terhadap hukum di Indonesia?
Jawab : ..............................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
3. Lengkapi perbedaan antara hukum privat dan hukum publik berikut ini!

Hukum Privat Hukum Publik


....................................................................... Mengatur hubungan antara warga negara
dengan warga negara atau warga negara
dengan negara
Mnitikberatkan pada kepentingan seseorang ........................................................................
....................................................................... Penuntutan dilakukan atas inisiatif pihak
yang berwenang atau pihak yang dirugikan
cukup melapor saja

66
Hukumannya lebih ringan yaitu berupa Hukumannya lebih berat yaitu dari pidana
kurungan atau denda dengan membayarkan kurungan, penjara, seumur hidup, sampai
sejumlah uang ganti rugi pidana mati

4. Jelaskan secara runtut tata urutan perundang-undangan menurut No. 10 Tahun 2004,
tentang tata urutan peraturan perundang-undangan di Indonesia!
Jawab : ..............................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
5. Ribuan kasus korupsi, kolusi, dan nepotisme telah terpecahkan oleh KPK. Ratusan
trilyun uang negara sudah berhasil diamankan leh KPK. Korupsi merupakan penyakit
yang gencar sedang di berantas di Indonesia. Menurutmu kenapa masih saja ada pejabat
yang melakukan tindak pidana korupsi? Dan apabila kamu merupakan pengambil
kebijakan apa yang akan kamu lakukan untuk memberantas kasus korupsi?
Jawab : ..............................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................

67
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan


Kelas XI. Jakarta: PT. Gramedia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomer 30 Tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasan
Korupsi
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Masyhur Effendi.1994. Dimensi dan Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum Nasional
dan Internasional. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Tim ICCE UIN Jakarta.2003. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani. Jakarta
: Prenada Media.
Cansil.1992. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Miriam Budiarjo. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia.
Todung Mulya Lubis. 2000. Jalan Panjang Hak Asasi Manusia. Jakarta: Gramedia.

68

Anda mungkin juga menyukai