0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
19 tayangan13 halaman
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. HAM didefinisikan sebagai hak-hak dasar yang melekat pada manusia, yang mencakup hak pribadi, milik pribadi, kebebasan berpolitik, dan hak ekonomi sosial. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 menjamin berbagai hak termasuk hak untuk hidup, berkeluarga, pendidikan, dan partisipasi politik. Dokumen juga membahas upaya
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. HAM didefinisikan sebagai hak-hak dasar yang melekat pada manusia, yang mencakup hak pribadi, milik pribadi, kebebasan berpolitik, dan hak ekonomi sosial. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 menjamin berbagai hak termasuk hak untuk hidup, berkeluarga, pendidikan, dan partisipasi politik. Dokumen juga membahas upaya
Dokumen tersebut memberikan ringkasan tentang Hak Asasi Manusia (HAM) di Indonesia. HAM didefinisikan sebagai hak-hak dasar yang melekat pada manusia, yang mencakup hak pribadi, milik pribadi, kebebasan berpolitik, dan hak ekonomi sosial. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 menjamin berbagai hak termasuk hak untuk hidup, berkeluarga, pendidikan, dan partisipasi politik. Dokumen juga membahas upaya
Setiawan 12509134029 HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri manusia,tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak sebagai manusia. Menurut John Locke HAM adalah hak-hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati. Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”. Ruang lingkup HAM meliputi: Hak pribadi: hak-hak persamaan hidup, kebebasan, keamanan, dan lain-lain; Hak milik pribadi dan kelompok sosial tempat seseorang berada; Kebebasan sipil dan politik untuk dapat ikut serta dalam pemerintahan; serta Hak-hak berkenaan dengan masalah ekonomi dan sosial. Hak Asasi Manusia di Indonesia bersumber dan bermuara pada Pancasila, yang artinya Hak Asasi Manusia mendapat jaminan kuat dari falsafah bangsa, yakni Pancasila. Bermuara pada Pancasila dimaksudkan bahwa pelaksanaan hak asasi manusia tersebut harus memperhatikan garis-garis yang telah ditentukan dalam ketentuan falsafah Pancasila. Bagi bangsa Indonesia, melaksanakan hak asasi manusia bukan berarti melaksanakan dengan sebebas- bebasnya, melainkan harus memperhatikan ketentuan- ketentuan yang terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia, yaitu Pancasila a) Hak azasi Ekonomi / Property Rigths Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll Hak kebebasan untuk memiliki susuatu Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak
b) Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan penyelidikan di mata hukum. c) Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan Hak mendapatkan pengajaran Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat Undang-Undang tentang HAM di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999. Adapun hak-hak yang ada dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tersebut antara lain sebagai berikut : Hak untuk hidup (Pasal 4) Hak untuk berkeluarga (Pasal 10) Hak untuk mengembangkan diri (Pasal 11, 12, 13, 14, 15, 16) Hak untuk memperoleh keadilan (Pasal 17, 18, 19) Hak atas kebebasan pribadi (Pasal 20-27) Hak atas rasa aman (Pasal 28-35) Hak atas kesejahteraan (Pasal 36-42) Hak turut serta dalam pemerintahan (Pasal 43-44) Hak wanita (Pasal 45-51) Hak anak (Pasal 52-66) Sejalan dengan amanat Konstitusi, Indonesia berpandangan bahwa pemajuan dan perlindungan HAM harus didasarkan pada prinsip bahwa hak-hak sipil, politik, ekonomi, sosial budaya, dan hak pembangunan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat di pisahkan, baik dalam penerapan, pemantauan, maupun dalam pelaksanaannya. Sesuai dengan pasal 1 (3), pasal 55, dan 56 Piagam PBB upaya pemajuan dan perlindungan HAM harus dilakukan melalui satu konsep kerja sama internasional yang berdasarkan pada prinsip saling menghormati, kesederajatan, dan hubungan antar negara serta hukum internasional yang berlaku. Program penegakan hukum dan HAM meliputi pemberantasan korupsi, antitrorisme, serta pembasmian penyalah gunaan narkotika dan obat berbahaya. Oleh sebab itu, penegakan hukum dan HAM harus dilakukan secara tegas, tidak diskriminatif dan konsisten. Kegiatan-kegiatan pokok penegakan hukum dan HAM meliputi hal-hal berikut: 1. Landasan yang langsung dan pertama, yakni kodrat manusia. Kodrat manusia adalah sama derajat dan martabatnya. Semua manusia adalah sederajat tanpa membedakan ras, agama, suku, bahasa dan sebagainya. 2. Landasan yang kedua dan yang lebih dalam, yakni Tuhan yang menciptakan manusia. Semua manusia adalah makhluk dari pencipta yang sama yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Karena itu dihadapan Tuhan manusia adalah sama kecuali nanti pada amalnya. Terjadinya penganiayaan pada praja STPDN oleh seniornya dengan dalih pembinaan yang menyebabkan meninggalnya Klip Muntu pada tahun 2003. Tenaga pengajar yang malas masuk kelas atau malas memberikan penjelasan pada suatu mata pelajaran kepada siswa merupakan pelanggaran HAM ringan kepada setiap pelajar. Para pedagang yang berjualan di trotoar merupakan pelanggaran HAM terhadap para pejalan kaki, sehingga menyebabkan para pejalan kaki berjalan di pinggir jalan sehingga sangat rentan terjadi kecelakaan.DLL Oleh sebab itu perlu ada kebijakan tegas yang mampu menjamin dihormatinya HAM di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara. Menegakkan hukum secara adil, konsekuen, dan tidak diskriminatif. Meningkatkan kerja sama yang harmonis antar kelompok atau golongan dalam masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing. Memperkuat dan melakukan konsolidasi demokrasi. Sekian presentasi dari kami, Matur nuwun!