Anda di halaman 1dari 6

 

BUKU JAWABAN TUGAS MAT

A KULIAHTUGAS 2

Nama Mahasiswa: FEBY LITA PUTRI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM   : 856989302

Kode/Nama Mata Kuliah:PKN14317/HAK ASASI MANUSIA

Kode/Nama UPBJJ: 20/BANDAR LAMPUNG


 

Masa Ujian: 2021/22.1 (2021.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAANUNIVERSITASTERBUKA

1)

Penegakan HAM masih sangat penting selama masih ada kehidupan karena
hak asasi manusia sudah diatur dalam Undang Undang, begitu juga di dunia
internasional, penegakan HAM juga sudah ada hukum yang berlaku. Yang
pasti, saat penegakan HAM diterapkan, maka dunia akan lebih damai,
karena apa yang menjadi hak dasar manusia sudah dipenuhi, sehingga
masyarakat tidak perlu menuntut apapun terkait peenuhan hak asasinya.

Penjelasan:

Pasal 28 A hingga 28 J UUD 1945 berisikan hak tiap warga Indonesia,


yakni: 

1. Hak hidup dan mempertahankan kehidupannya. 

2. Hak membentuk keluarga dan mendapatkan keturunan melalui


perkawinan yang sah. 
3. Hak anak untuk tumbuh, berkembang dan mendapat perlindungan
dari kekerasan serta diskriminasi. 
4. Hak mendapat pendidikan. 

5. Hak mendapat perlindungan dan kepastian hukum yang adil. 

6. Hak mendapat pekerjaan dan perlakuan yang adil. 

7. Hak atas status kewarganegaraan. 

8. Hak memeluk agama dan beribadah sesuai keyakinannya. 

9. Hak kebebasan untuk meyakini kepercayaan dan menyatakan pikiran


serta sikapnya sesuai hati nurani. 
10. Hak kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat. 

11. Hak berkomunikasi dan memperoleh informasi. 

12. Hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, harta benda
dan mendapat rasa aman. 
13. Hak untuk bebas dari penyiksaan atau segala bentuk tindakan
merendahkan derajat manusia. 
14. Hak untuk hidup sejahtera lahir dan batin. 

15. Hak untuk bebas dari perilaku diskriminatif.


2)

Undang Undang  Nomor 26 Tahun 2000 adalah sebuah Undang-undang yang


mengatur Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.

Secara historis UU Pengadilan HAM lahir karena amanat Bab IX Pasal 104 Ayat (1)
UU No. 39 Tahun 1999. Dengan lahirnya UU No. 26 Tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM tersebut, maka penyelesaian kasus HAM berat dilakukan
dilingkungan Peradilan Umum. Ini merupakan wujud dari kepedulian negara
terhadap warga negaranya sendiri. Negara menyadari bahwa perlunya suatu
lembaga yang menjamin akan hak pribadi seseorang. Jaminan inilah yang
diharapkan nantinya setiap individu dapat mengetahui batas haknya dan
menghargai hak orang lain. Sehingga tidak terjadi apa yang dinamakan
pelanggaran HAM berat untuk kedepannya.

Dengan diundangkannya UU ini, setidaknya memberikan kesempatan untuk


membuka kembali kasus pelanggaran HAM berat yang penah terjadi di
Indonesia sebelum diundangkan UU Pengadilan HAM sebagaimana diatur dalam
Pasal 43-44 tentang Pengadilan HAM Ad Hoc. Dan Pasal 46 tentang tidak
berlakunya ketentuan kadaluwarsa dalam pelanggaran HAM yang berat.
Masuknya ketentuan tersebut dimaksudkan agar kasus-kasus yang terjadi
sebelum diundangkannya UU No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM dapat
diadili.

Dalam UU No. 26 Tahun 2000 hukum acara atas pelanggaran HAM berat
dilakukan berdasarkan ketentuan hukum acara pidana yang terdiri dari:

1. Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penangkapan.


2. Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penahanan.
3. Komnas HAM sebagai penyelidik berwenang melakukan penyelidikan.
4. Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penyidikan.
5. Jaksa Agung sebagai penyidik berwenang melakukan penuntutan.
6. Pemeriksaan dilakukan dan diputuskan oleh Majelis Hakim Pengadilan
HAM.

3)
Tanggal 17 Juli 1998, dalam konfrensi Diplomatik Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
telah menghasilkan satu langkah penting dalam penegakan Hak Asasi Manusia
(HAM) yaitu disetujuinya Statuta Roma. Statuta Roma, sebuah perjanjian untuk
membentuk Mahkamah Pidana Internasional (International Criminal Court)
untuk mengadili tindak kejahatan kemanusiaan dan memutus rantai kekebalan
hukum (impunity). Dari 148 negara peserta konferensi; 120 mendukung, 7
menentang dan 21 Abstain.

Ada empat jenis tindak pelanggaran serius yang menjadi perhatian internasional,
yaitu:

1. Genocide (genosida)
2. Crime Againts Humanity (kejahatan terhadap kemanusiaan)
3. War crimes (Kejahatan Perang)
4. Aggression (kejahatan Agresi)

Dalam statuta ini juga menjelaskan beberapa hal tentang struktur mahkamah,
jenis pelanggaran, penyelidikan dan penuntutan, persidangan dan hukuman
serta beberapa hal penting lainnya. Beberapa mahkamah yang telah dibentuk
untuk berbagai kasus pelanggaran berat HAM :

1. International Criminal Tribunal for Yugoslavia (ICTY), dibentuk pada tahun


1993
2. International Criminal Tribunal for Rwanda (ICTR), dibentuk oleh Dewan
Keamanan 1994.

4)

Ada beberapa langkah penyelesaian kasus pelanggaran HAM Internasional


jika memang ditemukan kasus tersebut di wilayah negara:

1. Dalam UU tentang peradilan HAM jika ditemukan kasus pelanggaran


HAM yaitu ada korban, pelaku, dan buktinya.
2. Dengan cara musyawarah terlebih dahulu yaitu para tergugat dan
penggugat duduk bersama untuk mengemukakan apa kebenaran pada
peristiwa pelanggaran HAM.

Jika terbukti ditemukan pelanggaran dan tidak menemui jalan tengah seperti
dijelaskan di atas maka kasus tersebut bisa diajukan ke sidang peradilan
Internasional yang nanti akan ditetapkan bersalah atau tidaknya.
Penjelasan:

Kategori-kategori yang termasuk dalam pelanggaran HAM internasional


adalah:

 Crime against humanity, yaitu berkaitan dengan pembunuhan,


penyiksaan, pengusiran, dan perbudakan.
 War crime, pelanggaran hukum yang terjadi ketika adanya
peperangan antara kelompok militer dan sipil.
 Crime of genocide, pembunuhan masal yang terjadi antara
pemerintah dengan penduduk sipil.
 Crime of aggression, yaitu invasi yang dilakukan dengan kekuatan
militer kepada negara lain.

5)

Hak atas pembangunan adalah hak asasi manusia yang tidak dapat dicabut
berdasarkan atas setiap manusia dan semua orang memiliki hak untuk
berpartisipasi dan berkontribusi dalam penikmatan terhadap pembangunan
ekonomi, sosial, kultural dan politik, jika hak asasi manusia dan kebebasan
fundamental dapat sepenuhnya terwujud.

Semua manusia punya tanggungjawab dalam pembangunan, individu dan


kolektif, mempertimbangkan kebutuhan untuk penghormatan penuh atas hak
asasi manusia dan kebebasan fundamental seperti tugasnya kepada
komunitas, yang mana dapat memastikan kebebasan dan pemenuhan yang
lengkap sebagai manusia, dan juga harus mempromosikan dan melindungi
langkah politik, sosial dan ekonomi untuk pembangunan

Negara memiliki hak dan tugas untuk memformulasikan kesesuaian


kebijakan pembangunan nasioanal yang bertujuan peningkatan
kesejahteraan bagi seluruh populasi dan individu atas dasar keaktifan,
kebebasan dan partisipasi yang bermakna dalam pembangunan dan
distribusi yang adil atas manfaat yang dihasilkan

Anda mungkin juga menyukai