Akuntansi mulai diterapkan di Indonesia sejak tahun 1642. Akan tetapi bukti yang
jelas terdapat pada pembukuan Amphioen Socyteit yang berdiri di Jakarta sejak 1747.
Selanjutnya akuntansi di Indonesia berkembang setelah UU Tanam Paksa dihapuskan pada
tahun 1870. Hal ini mengakibatkan munculnya para pengusaha swasta Belanda yang
menanamkan modalnya di Indonesia.
Praktik akuntansi di Indonesia dapat ditelusur pada era penjajahan Belanda sekitar 17
(ADB 2003) atau sekitar tahun 1642 (Soemarso 1995). Jejak yang jelas berkaitan dengan
praktik akuntansi di Indonesia dapat ditemui pada tahun 1747, yaitu praktik pembukuan yang
dilaksanakan Amphioen Socyteit yang berkedudukan di Jakarta (Soemarso 1995). Pada era
ini Belanda mengenalkan sistem pembukuan berpasangan (double-entry book keeping)
sebagaimana yang dikembangkan oleh Luca Pacioli. Perusahaan VOC milik Belanda-yang
merupakan organisasi komersial utama selama masa penjajahan-memainkan peranan penting
dalam praktik bisnis di Indonesia selama era ini (Diga dan Yunus 1997).
Pengiriman Van Schagen merupakan titik tolak berdirinya Jawatan Akuntan NegaraGovernment Accountant Dienst yang terbentuk pada tahun 1915 (Soermarso 1995). Akuntan
publik yang pertama adalah Frese & Hogeweg yang mendirikan kantor di Indonesia pada
tahun 1918. Pendirian kantor ini diikuti kantor akuntan yang lain yaitu kantor akuntan
H.Y.Voerens pada tahun 1920 dan pendirian Jawatan Akuntan Pajak-Belasting Accountant
Dienst (Soemarso 1995).
Pada era penjajahan, tidak ada orang Indonesia yang bekerja sebagai akuntan publik.
Orang Indonesa pertama yang bekerja di bidang akuntansi adalah JD Massie, yang diangkat
sebagai pemegang buku pada Jawatan Akuntan Pajak pada tanggal 21 September 1929
(Soemarso 1995).
Kesempatan bagi akuntan lokal (Indonesia) mulai muncul pada tahun 1942-1945,
dengan mundurnya Belanda dari Indonesia. Pada tahun 1947 hanya ada satu orang akuntan
yang berbangsa Indonesia yaitu Prof. Dr. Abutari (Soermarso 1995). Praktik akuntansi model
Belanda masih digunakan selama era setelah kemerdekaan (1950an). Pendidikan dan
pelatihan akuntansi masih didominasi oleh sistem akuntansi model Belanda. Nasionalisasi
atas perusahaan yang dimiliki Belanda dan pindahnya orang orang Belanda dari Indonesia
pada tahun 1958 menyebabkan kelangkaan akuntan dan tenaga ahli (Diga dan Yunus 1997).
Sejarah akuntansi di Indonesia tentu tidak bisa lepas dari perkembangan akuntansi di
negara asal perkembangannya. Dengan perkataan lain, negara luarlah yang membawa
akuntansi itu masuk ke Indonesia kendatipun tidak bisa disangkal bahwa di masyarakat
Indonesia sendiri pasti memiliki sistem akuntansi atau sistem pencatatan pelaporan tersendiri.
Menurut Sukoharsono (1997) akuntansi masuk ke Indonesia melalui pedagang Arab yang
melakukan transaksi bisnis di kepulauan Nusantara.
yang baik, maka laporan keuangan dapat menjadi lebih berguna dan menciptakan
transparasi bagi perusahaan. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) sebagai wadah profesi
akuntansi di Indonesia, senantiasa berusaha untuk tanggap terhadap perkembangan
yang terjadi, baik dalam lingkup nasional, regional, maupun global, khususnya dalam
hal yang mempengaruhi dunia usaha dan profesi akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari
dinamika kegiatan pengembangan standar akuntansi sejak berdirinya IAI pada tahun
1957 hingga kini.
1. Tahun 1973 1984 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) membentuk komite untuk
menetapkan standar-standar akuntansi yang kemudian dikenal dengan prinsipprinsip akuntansi indonesia (PAI).
2. Tahun 1984 -1994 komite PAI melakukan revisi mendasar PAI 1973 dan
kemudian menerbitkan prinsip akuntansi indonesia PAI 1994. Menjelang akhir
tahun 1994 komite standar akuntansi memulai seuatu revisi besar atas prinsipprinsip akuntansi Indonesia dengan mengumumkan pernyataan-pernyataan standar
akuntansi tambahan dan menerbitkan interpretasi atas standar tersebut. Revisi ini
menghasilkan 35 pernyataan standar akuntansi keuangan yang sebagian besar
adalah hasil harmonisasi dengan IAS yang dikeluarkan oleh IASB.
3. Tahun 1994 -2004 perubahan patokan standar keuangan dari US GAAP ke IFRS.
Hal ini telah menjadi kebijakan komite standar akuntansi keuangan untuk
menggunakan internatioanal accounting standard (IAS) sebagai dasar membangun
standar keuangan Indonesia. Pada tahun 1995 IAI melakukan revisi besar untuk
menerapkan standar-standar akuntansi baru. IAS mendominasi isi dari standar ini
selain US GAAP dan dibuat sendiri.
4. Tahun 2006 -2008 dilakukan konvergensi IFRS tahap 1. Sejak tahun 1995 sampai
dengan tahun 2010, standar akuntansi keuangan (SAK) terus direvisi secara
berkesinambungan, proses revisi ini dilakukan sebanyak enam kali, yakni 1
oktober 1995, 1 juni 1999, 1 april 2002, 1 oktober 2004, 1 juni 2006, 1 september
2007, dan 1 juli 2009. Sampai dengan 2008 jumlah IFRS yang di adopsi baru 10
standar.
Sejarah Perkembangan Penyusun Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia
IAI didirikan di Jakarta tanggal 23 Desember 1957. Pengembangan SAK di Indonesia
telah dimulai sejak tahun 1973 dengan dibentuknya Panitia Penghimpunan Bahan-bahan dan
Struktur dari pada GAAP dan GAAS. Selanjutnya pada tahun 1974 dibentuk Komite Prinsip
Akuntansi Indonesia yang bertugas menyusun dan mengembangkan Standar Akuntansi
Keuangan. Kemudian komite PAI tersebut pada tahun 1994 diubah menjadi Komite Standar
Akuntansi Keuangan. Pada kongres VIII 23-24 September 1998 di Jakarta, Komite SAK
diubah kembali namanya menjadi Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) untuk masa
bakti 19982002 dan diberi otonomi khusus untuk menyusun dan mengesahkan PSAK dan
ISAK. Selain itu, juga telah dibentuk Komite Akuntansi Syariah (KAS) dan Dewan
Konsultatif Standar Akuntansi Keuangan (DKSAK). Komite Akuntansi Syariah (KAS)
dibentuk pada tanggal 18 Oktober 2005 untuk menopang kelancaran kegiatan penyusunan
PSAK yang terkait dengan perlakukan akuntansi transaksi syariah yang dilakukan oleh
DSAK.
Perbedaan profesi akuntansi dan pedoman-pedoman yang berlaku di tiap-tiap negara
yang berbeda-beda, seperti timur tengah yang di pengaruhi oleh kebudayaan setempat.
Pengaruh tersebut berdampak pada perbedaan praktek menejerial dan praktek sistem
akuntansi. Sedangkan sistem akuntansi yang diterapkan di negara amerika berbeda jauh
dengan negara timur tengah, di amerika berdasarkan pada paham arti kebebasan yang mana
masyarakatnya punya atmosfer dan individual yang tinggi. Perkembangan akuntansi di
indonesia sejak dari zaman kolonial sampai menerapkan sistem akuntansi Amerika tidak
berkembang dengan baik. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain politik yang
tidak stabil, kepercayaan, serta masih diterapkannya pembukuan tradisional.
Kelompok kami berpendapat bahwa IFRS yang ada sejak Tahun 2011 perlu
digunakan untuk menyama-ratakan pedoman akuntansi di seluruh negara. IFRS ini
merupakan upaya untuk memperkuat arsitektur keuangan global dan mencari solusi jangka
panjang terhadap kurangnya transparansi informasi keuangan.yang menjelaskan dampak
standar akuntansi, namun sejak tahun 2011 akuntan manajemen terpaksa harus mempelajari
dampak dari IFRS sendiri tanpa bergantung lagi pada konsultan atau auditor eksternal.
Negara Indonesia dalam hal profesi akuntansi masih mengalami beberapa kelemahan, antara
lain adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh akuntan atau auditor. Secara spiritual
pelanggaran kode etik tersebut dikarenakan tidak adanya rasa takut terhadap Tuhan.
Semenjak orde reformasi krisis global melanda Indonesia, hal ini terlihat dari adanya unsur
politik yang mempengaruhi semua lapisan
Roadmap Konvergensi IFRS Di Indonesia:
PSAK disahkan 23 Desember 2009
1. PSAK 1 (revisi 2009)
: Penyajian Laporan Keuangan
2. PSAK 2 (revisi 2009)
: Laporan Arus Kas
3.PSAK 4 (revisi 2009)
: Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Tersendiri
4. PSAK 5 (revisi 2009)
: Segmen Operasi
5. PSAK 12 (revisi 2009)
: Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama
6. PSAK 15 (revisi 2009)
: Investasi Pada Entitas Asosiasi
7. PSAK 25 (revisi 2009)
: Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan
Kesalahan
8. PSAK 48 (revisi 2009)
: Penurunan Nilai Aset
9. PSAK 57 (revisi 2009)
: Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi
10.PSAK 58 (revisi 2009)
: Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi
yang Dihentikan
Interpretasi disahkan 23 Desember 2009
1. ISAK 7 (revisi 2009)
: Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus
2. ISAK 9
3. ISAK 10
4. ISAK 11
5. ISAK 12
1.
2.
3.
4.
5.
1. PSAK 19 (2010)
2. PSAK 14 (2010)
3. PSAK 23 (2010)
4. PSAK 7 (2010)
5. PSAK 22 (2010)
6. PSAK 10 (2010)
7. ISAK 13 (2010)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
PSAK 61
:
Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan
Bantuan Pemerintah
PSAK 56
:
Laba Per Lembar Saham
PSAK 46
:
Pajak Penghasilan
PSAK 62
:
Kontrak Asuransi
PSAK 63
:
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi
PSAK 28
:
Revisi 2011 Akuntansi Asuransi Kerugian
PSAK 36
:
Revisi 2011 Akuntansi Asuransi Jiwa
PSAK 56
:
Laba Per Lembar Saham
PSAK 34
:
Kontrak konstruksi
PSAK 45
:
Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba
PPSAK 8
:
Pencabutan PSAK 27 Akuntansi Koperasi
PPSAK 6
:
Pencabutan PSAK 21 Akuntansi Ekuitas, ISAK
1 Penentuan Harga Pasar Dividen, ISAK 2 Penyajian Modal dalam
Neraca dan Piutang kepada Pemesan Saham, ISAK 3 Akuntansi atas
Sumbangan dan Bantuan
ISAK 15
:
Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan
Pendanaan Minimum dan Interaksinya.
ISAK 17
:
Laporan Keuangan Interim dan Penurunan Nilai
ISAK 18
:
Bantuan Pemerintah Tidak ada Relasi Spesifik
dengan
Aktivitas Operasi
ISAK 19
:
Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiper Inflasi
ISAK 20
:Pajak Penghasilan: Perubahan dalam Status Pajak Entitas atau
Para Pemegang Saham
ISAK 21
:
Perjanjian Konstruksi Real Estate
PSAK 33 (revisi 2011)
: Akuntansi Pertambangan Umum
PSAK 64
: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
ISAK 22
: Perjanjian Konsesi Jasa: Pengungkapan
ISAK 23
: Sewa Operasi-Insentif
ISAK 24
: Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang Melibatkan
Suatu Bentuk Legal Sewa
PSAK 11
: Pencabutan PSAk 39: Akuntansi Kerja Sama Operasi.
ED (Exposure Draft) adalah sebuah rancangan standar yang diterbitkan DSAK IAI. Saran
penerapan ini mencerminkan praktik-praktik terbaik yang akan bermanfaat dalam
pelaksanaan penyajian Laporan Keuangan.
Exposure Draft memiliki jatuh tempo, bilamana tidak ada tanggapan sebelum jatuh tempo,
maka exposure draft tersebut akan disahkan.
Sejarah Akuntansi Internasional
Paruh Pertama abad 20, seiring tumbuhnya kekuatan ekonomi Amerika Serikat,
kerumitan masalah akuntansi muncul bersamaan. Kemudian Akuntansi diakui sebagai suatu
disiplin ilmu akademik tersendiri. Setelah Perang Dunia II, pengaruh Akuntansi semakin
terasa di Dunia Barat. Bagi banyak negara, akuntansi merupakan masalah nasional dengan
standar dan praktik nasional yang melekat erat dengan hukum nasional dan aturan
profesional.
Perkembangan Akuntansi
Tahun 1775 : pada tahun ini mulai diperkenalkan pembukuan baik yang single entry
maupun double entry.
Tahun 1800 : masyarakat menjadikan neraca sebagai laporan yang utama digunakan dalam
perusahaan.
Tahun 1825 : mulai dikenalkan pemeriksaaan keuangan (financial auditing).
Tahun 1850 : laporan laba/rugi menggantikan posisi neraca sebagai laporan yang dianggap
lebih penting.
Tahun 1900 : di USA mulai diperkenalkan sertifikasi profesi yang dilakukan melalui ujian
yang dilaksanakan secara nasional.
Tahun 1925 : Mulai diperkenalkan teknik-teknik analisis biaya, akuntansi untuk perpajakan,
akuntansi pemerintahan, serta pengawasan dana pemerintah. Sistem akuntansi yang manual
beralih ke sistem EDP dengan mulai dikenalkannyapunch card record.
Tahun 1950 s/d 1975 : Pada periode ini akuntansi sudah menggunakan computer untuk
pengolahan data. Lalu, sudah dilakukan Perumusan Prinsip Akuntansi (GAAP). Hingga
Perencanaan manajemen serta management auditing mulai diperkenalkan.
Tahun 1975 : Total system review yang merupakan metode pemeriksaan efektif mulai
dikenal. Dan Social accounting manjadi isu yang membahas pencatatan setiap transaksi
perusahaan yang mempengaruhi lingkungan masyarakat.
Perbandingan Standar Akuntansi Menurut IFRS dengan PSAK
Artikel ini mengacu kepada perbandingan IFRS dengan PSAK yang diterbitkan oleh Deloitte
sampai dengan 1 Januari 2007. Sampai dengan tanggal tersebut, 28 PSAK disusun dengan
mengacu kepada IAS/IFRS, 20 PSAK dikembangkan dengan mengacu kepada prinsip
akuntansi Amerika Serikat, 8 PSAK dikembangkan sendiri oleh IAI, dan 1 PSAK tentang
perbankan syariah mengacu kepada standar akuntansi yang diterbitkan oleh AAOIFI serta
peraturan - peraturan terkait yang berlaku di Indonesia. Tabel berikut meringkas referensi
yang digunakan dalam pengembangan PSAK :
No.
PSAK
REFERENSI
1.
2.
PSAK 2 Laporan
(1994) (Reformat 2007)
3.
PSAK
3
Laporan
Interim(Reformat 2007)
4.
PSAK
4
Laporan
Keuangan IAS 27 (1989) Consolidated
Konsolidasi(Reformat 2007)
Financial Statements
5.
6.
7.
PSAK 8 Peristiwa Setelah Tanggal IAS 10 (1978) Events after the Balance Sheet Date
Neraca (Revisi 2003)
8.
PSAK 10 Transaksi dalam Mata Uang IAS 21 (Revised 1993) The Effects of Changes in
Asing(Reformat 2007)
Foreign Exchange Rates
9.
10.
11.
12.
13.
14.
PSAK 16 Aset Tetap(yang berlaku IAS 16 (Revised 1993) Property, Plant, and
sekarang Revisi 2007)
Equipment
15.
16.
17.
Arus
Separate
Accounting
for
Indonesia serta
akuntansi ekuitas
beberapa
SFAS
mengenai
18.
19.
20.
PSAK 24 Imbalan Kerja (Revisi 2004) IAS 19 (Revised 2000) Employee Benefits
21.
PSAK 25 Laba Atau Rugi Bersih IAS 8 (Revised 1993) Net Profit or Loss for the
Untuk Periode Berjalan,Kesalahan Period, Fundamental Errors, and Changes in
Mendasar,dan Perubahan Kebijakan Accounting Policies
Akuntansi(Reformat 2007)
22.
23.
24.
25.
26.
PSAK
30
Sewa (yang
sekarang Revisi 2007)
27.
28.
29.
30.
31.
32.
mengenai
koperasi
di
berlaku
SFAS 13
Peraturan-peraturan
Indonesia
mengenai
kehutanan
Accounting
di
for
asuransi
jiwa di Indonesia
33.
34.
35.
PSAK 39 Akuntansi
Operasi(Reformat 2007)
36.
37.
Peraturan-peraturan BAPEPAM-LK di
Indonesia
38.
PSAK 42 Akuntansi
Efek(Reformat 2007)
Perusahaan
SFAS 12
Peraturan-peraturan
Indonesia
BAPEPAM-LK
di
39.
PSAK
43
Akuntansi
Piutang (Reformat 2007)
40.
PSAK
44 Akuntansi Aktivitas SFAS 66 Accounting for Sales of Real Estate
Pengembangan Real Estat (Reformat
2007)
41.
42.
PSAK
46
Akuntansi
Penghasilan (Reformat 2007)
43.
44.
45.
46.
PSAK 50 Instrumen Keuangan: SFAS No. 115 Accounting for Certain Investments
Penyajian dan Pengungkapan (saat ini in Debt and Equity Securities
yang berlaku Revisi 2006)
47.
PSAK
51
Akuntansi
Reorganisasi (Revisi 2003)
48.
49.
PSAK
53
Akuntansi
Anjak
SFAS 77 Reporting by Transferor for
Transfers of Receivables with Recourse
Peraturan-peraturan BAPEPAM-LK di
Indonesia
Kompensasi SFAS
123
Accounting
for
Stock-Based
Berbasis Saham
Compensation
50.
51.
52.
53.
PSAK 57 Kewajiban
Kewajiban Kontijensi,
Kontijensi
54.
55.
PSAK 59
Syariah
Akuntansi
Perbankan
Fatwa MUI
Catatan: PSAK yang dicoret menunjukkan bahwa PSAK tersebut sudah direvisi dan tidak
lagi berlaku. Sebagian revisi mungkin sudah konvergen dengan IFRS/IAS.
Pendahuluan
Indonesia memutuskan berkiblat ke IFRS, Konvergensi akuntansi Indonesia ke IFRS
perlu didukung agar Indonesia mendapatkan pengakuan maksimal. Pengakuan maksimal ini
didapat dari komunitas internasional yang sudah lama menganut standar ini. Jurang pemisah
terdalam PSAK dengan IFRS telah teratasi yaitu dengan diperbolehkannya penggunaan nilai
wajar (fair value) dalam PSAK.
Dengan mengadopsi IFRS, Indonesia akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya
kredibilitas pasar modal Indonesia di mata investor global, meluasnya pasar investasi lintas
batas negara dan meningkatkan efisiensi alokasi modal. Teknologi informasi yang
berkembang pesat telah mengubah lingkungan pelaporan keuangan. Kemajuan ini membawa
jutaan investor (jika tidak milyaran) ke lantai pasar modal di seluruh penjuru dunia.
Antusiasme para investor tidak akan terhalangi oleh batasan negara, misal: Investor dr
Amerika bisa dengan mudah berinvestasi di Eropa atau di Singapore atau bahkan di
Indonesia. Bukan hanya investor & analis yang membutuhkan informasi seperti ini,
melainkan jg dibutuhkan oleh stakeholder lainnya. (Upaya pemerintah Untuk meningkatkan
kualitas IFRS akan melindungi investor dalam negeri, karena dengan penerapan standar
internasional akan meningkatkan kepercayaan internasional untuk investasi di Indonesia).
Konvergensi IFRS ke dalam PSAK akan berdampak besar bagi dunia usaha, terutama
dari sisi pengambilan kebijakan perusahaan yang didasarkan kepada data-data akuntansi.
Suatu perusahaan akan memiliki daya saing yang lebih besar ketika mengadopsi IFRS dalam
laporan keuangannya. Selain itu, dengan mengimplementasikan IFRS, perusahaan akan
menikmati biaya modal yang lebih rendah. Juga konsolidasi yang lebih mudah & sistem
teknologi informasi yang terpadu.
Pengertian IFRS
International accounting standard atau yang lebih dikenal sebagai international
financial reporting standards (IFRS), merupakan standar pelaporan akuntansi yang
memberikan penekanan pada penilaian profesional dengan disclosures yang jelas dan
transparan mengenai substansi ekonomis transaksi, penjelasan sehingga mencapai
kesimpulan tertentu. Standar ini muncul akibat dari tuntutan globalisasi yang mengharuskan
para pelaku bisnis disuatu negara ikut serta dalam bisnis lintas negara. Untuk itu diperlukan
suatu standar internasional yang berlaku sama disemua negara termasuk juga perusahaanperusahaan dinegara indonesia yang ingin mengembangakan bisnisnya menuju dunia
internasional wajib menggunakan standar yang berbasis internasional dengan tujuan untuk
mempermudah proses rekonsiliasi bisinis. IFRS diterbitkan oleh IASB sebuah lembaga
pembuat standar akuntansi untuk negara-negara di kawasan Eropa, yang memiliki tujuan
untuk mengembangkan satu set standar akuntansi yang berkualitas tinggi, yang dapat
dipahami dan diterapkan secara internasional.
Perbedaan utama standar internasional ini dengan standar yang berlaku di indonesia
terletak pada penerapan revaluation model, yaitu kemungkinan penilaian aktiva
menggunakan nilai wajar, sehingga laporan keuangan disajikan dengan basis true and fair.
Inilah yang menyebabkan terjadinya perbedaan dalam menyajikan laporan keuangan antara
standar PSAK dengan IFRS. Oleh karena perusahaan-perusahaan yang cakupan bisnisnya
sudah menuju dunia internasional (go public) wajib mengunakan standar internasional,
perusahaan-perusahaan tersebut haruslah menerapkan IFRS menjadi standar yang digunakan
jika bisnisnya ingin diterima oleh dunia internasional, termasuk juga dalam menyusun dan
menyajikan laporan keuanganya haruslah sesuai dengan IFRS, namun untuk merubah sistem
yang telah digunakan sejak lama (PSAK) kedalam bentuk standar yang baru (IFRS) tidaklah
mudah perubahan ini akan berdampak secara keseluruhan terhadap kegiatan perusahaan
termasuk juga jumlah laba yang dihasilkan menurut catatan pada laporan keuangan setelah
menggunakan standar IFRS.
Adopsi IFRS dilakukan karena kewajiban sebagai anggota IFAC yang tercantum
pada Statement Membership Obligation (SMO). Juga merupakan hasil kesepakatan sebagai
anggota G20 yang ditandatangani di Washington USA pada 15 November 2008 dengan
tujuan untuk strengthening transparency and accountability, yang ditindaklanjuti dengan
penandatangan di London, UK pada 02 April 2009 dengan tujuan strengthening financial
supervision and regulation.
Karakteristik IFRS
Principle based (IFRS) versus ruled based (FASB). Justifikasi professional yang
dilakukan untuk: (1) interpretasi dan aplikasi berfokus pada spririt penerapan prinsip; (2)
membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi yang mencerminkan realitas
ekonomi; dan (3) membutuhkan professional judgement. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan fair value, nilai pasar aktif atau penilaian sendiri atau menggunakan jasa
penilai. Pengungkapan diperluas bukan hanya kuantitatif tetapi juga kualitatif dengan
menambah dan memperluas catatan-catatan atas laporan keuangan.
IFRS menggunakan Principles Base :
(1) Lebih menekankan pada interpretasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus
pada spirit penerapan prinsip tersebut.
(2) Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi
akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.
(3) Membutuhkan professional judgment pada penerapan standar akuntansi.
(4) Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus
melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai.
(5) Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitatif maupun
kualitatif.
Kelebihan Dari IFRS
c. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal
secara global.
d. Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
e. Meningkatkan kualitas laporan keuangan, dengan antara lain, mengurangi kesempatan
untuk melakukan earning management
Manfaat IFRS ke dalam PSAK
dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi tantangan yang cukup berat bagi publik
untuk sedari dini mengantisipasi implementasi program konvergensi IFRS.
Beberapa dampak yang terjadi atas konvergensi IFRS terhadap kualitas penyajian Pelaporan
Keuangan, akan dijelaskan lebih rinci dari dalam perspektif kualitatif:
1. Perubahan konsep dari rule based ke principle based
Principle based mengandung makna bahwa standart akuntansi tidak bersifat ketat atau rigid,
melainkan hanya memberikan prinsip-prinsip umum standar akuntansi yang harus diikuti
untuk memastikan pencapaian kualitas informasi tertentu yang relevan, dapat
diperbandingkan dan objektif, sedangkan rule based mengandung makna bahwa untuk
mencapai kualitas informasi tertentu yang relevan, dapat diperbandingkan, dan objektif,
standar akuntansi harus bersifat ketat dan rigid.
2. Peran Profesional Judgement lebih dibutuhkan
Peralihan menuju principle based standar mempunyai arti standar akuntansi yang akan kita
gunakan menjadi lebih bersifat fleksibel karena aturan-aturan yang detail sudah
disederhanakan kedalam beberapa prinsip-prinsip dasar saja. Fleksibilitas dari IFRS inilah
yang menjadikan peran professional judgement lebih dibutuhkan baik dalam hal
mempersiapkan laporan keuangan maupun dalam hal pengauditan. Dan hal terpenting yang
harus kita lakukan adalah bahwa semua dokumen serta proses Profesional Judgement itu
harus didokumentasikan.
3. Penggunaan Fair Value Accounting
Fair value bukanlah nilai yang akan diterima atau dibayarkan entitas dalam suatu transaksi
yang dipaksakan, likuidasi yang dipaksakan, atau penjualan akibat kesulitan keuangan. Nilai
adalah nilai yang wajar mencerminkan kualitas kredit suatu instrumen.Sehingga dengan
adanya fair value accounting maka penyajian atas pelaporan keuangan untuk nilai aset dan
instrumen keuangan tercatat pada nilai sebenarnya atau wajar sesuai dengan kondisi
pasar. Sehingga kualitas yang dihasilkan atas laporan keuangan menjadi dapat diandalkan.
4. Keterlibatan pihak ketiga dalam penyusunan laporan keuangan
Dengan adanya konvergensi IFRS, menyebabkan segala sesuatu yang berkaitan dengan
penilaian dan pengukuran menjadi penting, sehingga kebutuhan atas adanya pihak ketiga
didalam penyusunan laporan keuangan sangat besar. Karena laporan keuangan mewajibkan
untuk diungkapkan secara menyeluruh agar transparansi menjadi suatu hal penting bagi
pengguna laporan keuangan.
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 1 (2013): Penyajian Laporan Keuangan dengan
PSAK 1 (2009): Penyajian Laporan Keuangan adalah sebagai berikut:
Perihal
ED PSAK 1 (2013)
PSAK 1 (2009)
Judul laporan
Laporan
Laba
Rugi Laporan Laba Rugi dan
Komprehensif
Penghasilan
Komprehensif Lain
Definisi
Komponen
laporan
keuangan
Informasi Komparatif
Penyajian
penghasilan
komprehensif
lain
Memberikan
definisi
mengenai:
Laba rugi
Pemilik
Penyesuaian Reklasifikasi
Total
Laba
Rugi
Komprehensif
Komponen
Laporan
Keuangan
Lengkap:
1. Laporan posisi keuangan
2.
Laporan
laba
rugi
komprehensif
lain
3. Laporan perubahan ekuitas
4. Laporan arus kas
5. Catatan atas laporan
keuangan
Tidak terdapat
mengenai
hal tersebut.
pengaturan
(111211..)
ANNISA MENTARI
(11121005)
(11121014)
SISCA RAMAYANTI
(11121039)
Jurusan Akuntansi
UNIVERSITAS TRLOGI
JAKARTA
2014