PENGHIMPUNAN DANA
KELOMPOK 5
Berdasarkan fatwa DSN Nomor 2 Tahun 2000 tentang Tabungan, mekanisme tabungan yang dibenarkan bagi bank
syariah adalah tabungan yang berdasarkan prinsip mudharabah. Karena mekanisme penghimpun dana pihak ketiga
hanya mengenal dua jenis, yaitu wadiah (titipan) dan Mudharabah (bagi hasil), secara teori pengklasifikasian
penghimpun dana di bank syariah didasarkan pada penghimpun berdasarkan Wadiah dan penghimpunan berdasarkan
Mudharabah. Dalam praktik perbankan syariah di Indonesia, sebagian besar bank syariah menggunakan skema
tabungan mudharabah.
02
Tabungan
Tabungan menurut Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik
dengan cek, bilyet giro, dan/atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu. Sama halnya dengan giro,
mekanisme tabungan yang dibenarkan oleh DSN bagi bank syariah adalah tabungan yang berdasarkan
prinsip mudharabah dan wadiah. Tabungan mudharabah harus mengikuti ketentuan mudharabah yang
ditetapkan DSN, sedang tabungan wadiah harus mengikuti ketentuan wadiah yang difatwakan DSN.
01
Click to add title
Akuntansi untuk tabungan Beberapa transaksi terkait Beberapa transaksi yang dapat
mudharabah dan penghimpun tabungan mudharabah dapat mengakibatkan berkurangnya
dana bentuk lainnya yang mengakibatkan bertambahnya saldo tabungan mudharabah
menggunakan akad mudharabah saldo tabungan mudharabah. adalah penarikan tunai oleh
pada dasarnya mengacu pada Transaksi tersebut antara lain nasabah, transfer ke rekening lain
PSAK 105 tentang Akuntansi adalah setoran tunai nasabah, pada bank yang sama, transfer
Mudharabah, khususnya yang transfer dari kantor cabang lain ke kepada nasabah bank lain, serta
terkait dengan akuntansi untuk rekening nasabah, transfer dari penarikan biaya administrasi
pengelolaan dana. bank lain ke rekening nasabah, dan tabungan, pajak, dan lainnya oleh
penerimaan bagi hasil mudharabah bank.
ke rekening nasabah
01 Akuntansi Tabungan Wadiah
Akuntansi tabungan wadiah pada prinsipnya
Click to add title
Giro
Giro adalah simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan
menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan
pemindahbukuan. Dalam perbankan syariah, mekanisme giro yang dibenarkan ada dua jenis,
yaitu wadiah dan mudharabah. Dalam praktik perbankan, skema yang umum digunakan
adalah giro wadiah. Bagian berikut akan membahas kedua jenis giro tersebut.
04
1. Giro Wadiah
Giro wadiah adalah giro yang harus mengikuti fatwa DSN tentang wadiah. Akad wadiah adalah akad
penitipan dana dengan ketentuan penitip dana mengizinkan kepada bank untuk memanfaatkan dana
yang dititipkan tersebut dan bank wajib mengembalikan apabila sewaktu- waktu penitip mengambil
dana tersebut.
01
Ketentuan giro wadiah yang ditetapkan Dewan Syariah
Nasional (fatwa,2006) :
Click to add title
a. Bersifat titipan
b. Titipan bisa diambil kapan saja
c. Tidak ada imbalan yang disyaratkan, kecuali dalam bentuk
pemberian (athaya) yang bersifat sukarela dari pihak
bank.
Keuntungan atas pengelolaan dana titipan tersebut Karakteristik dari giro wadiah antara lain:
Menjadi milik bank, karena hakikat wadiah a. Harus dikembalikan utuh seperti semula
Adalah qardh dan pada
Prinsipnya tidak ada bonus yang b. Dapat dikenakan biaya titipan
Diberikan oleh bank c. Dapat diberikan syarat tertentu untuk
keselamatan barang titipan
d. Penarikan giro wadiah dilakukan dengan
Dalam transaksi giro wadiah nasabah cek dan bilyet giro sesuka ketentuan yang
Bertindak sebagai penitip dana berlaku
(mudi’)
Dan Bank bertindak sebagai penerima e. Jenis dan kelompok rekening sesuai
Dana titipan (muda’) ketentuan yang berlaku
f. Dana wadiah hanya dapat digunakan Seizin
penitip
04
Click to add title
Bank Murni Syariah (BMS) cabang Yogyakarta menerima setoran tunai pembukaan giro
wadiah atas nama Thariq sebesar Rp35.000.000.
01 Mar 20XA
。
Thariq menerima bilyet giro dari nasabah Bank Peduli Syariah (BPS) yang pernah membeli
sesuatu dari Thariq seharga Rp15.000.000. Bilyet giro tersebut dicairkan oleh Thariq untuk
10 Mar 20XA dimasukkan ke rekening giro wadiah Thariq di BMS.
Tanggal
Rekening Debit (Rp) Kredit (Rp)
Db Kas 35.000.000
01/03/XA
Kr Tabungan Mudharabah – Ursila 35.000.000
Db RAK cabang solo * 5.000.000
05/03/XA
Kr Tabungan Mudharabah – Ursila 5.000.000
Db Giro pada Bank Indonesia 15.000.000
10/03/XA
Kr Tabungan Mudharabah – Ursila 15.000.000
Db Hak pihak ketiga atas bagi hasil 50.000
31/03/XA
Kr Tabungan Mudharabah – Ursila 50.000
Untuk transaksi yang bersifat transfer antarkantor, dalam praktik perbankan biasa digunakan
rekening sementara dengan nama RAK, seperti dapat dilihat pada jurnal transaksi tanggal 5
Maret. Adapun untuk transaksi yang melibatkan transaksi antarbank yang berbeda, biasanya
diselesaikan dalam mekanisme yang difasilitasi oleh Bank Indonesia atau pihak yang ditunjuk
oleh Bank Indonesia.
01
Click to add title
Thariq menggunakan cek untuk mencairkan dana di rekening giro wadiahnya di Bank Murni
03 Mar 20XA
Syariah (BMS) secara tunai sebesar Rp12.000.000.
Thariq menggunakan bilyet giro untuk mentransfer sejumlah dana ke nasabah giro wadiah BMS
。
cabang Jakarta sebesar Rp5.000.000.
07 Mar 20XA
Thariq menggunakan bilyet giro untuk pembayaran pembelian sebuah mesin kepada nasabah giro
bank lain sebesar Rp10.000.000.
12 Mar 20XA
Dipotong giro wadiah Thariq untuk administrasi giro wadiah sebesar Rp15.000 dan untuk pajak
sebesar Rp10.000 (20% dari bonus giro wadiah yang diterima sebesar Rp50.000 seperti yang sudah
31 Mar 20XA
dicatat pada kasus 6.3).
01
Click to add title
2. Giro Mudharabah
Giro mudharabah harus mengikuti fatwa DSN tentang mudharabah. Akad mudharabah adalah
akad yang digunakan dalam perjanjian antara pihak penanam dana dan pengelola dana untuk
melakukan kegiatan usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan antara kedua belah pihak
berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya
01
Sebagai contoh, pada tanggal 5 Maret 20XA Haniya, nasabah giro mudharabah Bank Peduli Syariah (BPS), menerima
imbalan bagi hasil atas rekening gironya sebesar Rp45.000. Dengan demikian, jurnalnya adalah sebagai berikut.
Deposito Mudharabah
• Menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, deposito adalah investasi dana
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan akad antara nasabah
penyimpan dan bank syariah dan/atau Unit Usaha Syariah (UUS).
• Fatwa DSN Nomor 3 Tahun 2000 menyatakan bahwa deposito yang dibenarkan dalam syariah adalah
deposito yang berdasarkan prinsip mudharabah.
• Dalam transaksi deposito mudharabah, nasabah bertindak sebagai pemilik dana (shahibul maal) dan
bank bertindak sebagai pengelola dana (mudharib).
03
01 Sep 20XA Bank Murni Syariah (BMS) menerima setoran atas nama Bunda Dolly Rp5.000.000 sebagai investasi
deposito mudharabah untuk jangka waktu satu bulan dengan nisbah 60% untuk nasabah dan 40%
untuk BMS.
。
30 Sep 20XA Berdasarkan perhitungan distribusi pendapatan, bagi hasil yang akan dibayar untuk kelompok deposito
mudharabah adalah sebesar Rp15.000.000.
04 Okt 20XA Dibayarkan bagi hasil deposito mudharabah kepada Bunda Dolly sebesar Rp40.000 dan atas
pembayaran tersebut dipotong pajak sebesar 20%. Pembayaran bagi hasil dilakukan ke rekening
tabungan mudharabah atas nama pemilik yang sama*.
05 Okt 20XA Bunda Dolly mencairkan deposito mudharabah. Pencairan dilakukan secara tunai.
01
Jurnal untuk transaksi deposito mudharabah
Click to add title
Db. Hak 。
pihak ke-3 atas bagi hasil – deposito mudharabah* 15.000.000 -
30/09/XA
Kr. Bagi hasil belum dibagikan – deposito - 15.000.000
a. Isi kesepakatan utama akad mudharabah berupa porsi dana dan pembagian hasil usaha.
b. Rincian dana mudharabah yang diterima berdasarkan:
1) Jenis mudharabah (mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayadah).
2) Pemilik dana mudharabah (bank dan bukan bank).
3) Jenis mata uang dana mudharabah (rupiah dan valuta asing).
09
Untuk penghimpunan dengan skema wadiah, PAPSI 2013 (h. 11.2) menyebutkan hal-hal yang
harus diungkapkan antara lain:
1. Rincian simpanan mengenai:
a. Jumlah dan jenis simpanan, termasuk pihak berelasi.
b. Jumlah simpanan yang diblokir untuk tujuan tertentu.
2. Pemberian fasilitas istimewa kepada penyimpan.
03
Pengakuan dan Pengukuran
Transaksi Penghimpunan Dana
Click to add title