A. Pengertian Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli atas suatu barang, dengan harga yang disepakati
antara penjual dan pembeli, setelah sebelumnya penjual menyebutka dengan
sebenarnya harga perolehan atas barang tersebut dan besarnnya keuntungan yang
diperolehnya.
Murabahah (al-bai’ bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai murabahah saja. Murabahah,
yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-beli dimana bank
menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah
sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan (margin). Dalam produk ini terjadi transaksi jual beli antara pembeli
(nasabah) dan penjual (bank). Bank dalam hal ini membelikan barang yang
dibutuhkan nasabah (nasabah yang menentukan spesifiksinya) dan menjualnya kepada
nasabah denga harga plus keuntungan. Jadi dari produk ini bank menerima laba atas
jual beli. Harga pokoknya sama-sama diketahui dua belah pihak.
Kedua bela pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga
jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah
selama berlakunnya akad. Dalam perbankan murabahah selalu dilakukan dengan cara
pembayaran cicilan(bi tsaman ajil atau muajjal). Dalam transaksi ini barang
diserahkan segera setelah akad , sedangkan pembayaran dilaakukan secara tangguh/
cicilan.
Dari definisi di atas murabahah mempunyai syarat sebagai berikut (a) Penjual
memberitahu biaya modal kepada nasabah (b) Kontrak pertama harus sah sesuai
dengan rukun yang ditetapkan (c) Kontrak harus bebas riba (d) Penjual harus
menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian (e)
Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian.
B. Jenis Akad Murabahah
Ada dua jenis akad murabahah, yaitu:
a. Murabahah dengan pesanan (murabaha to the purchase order)
Bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari Nasabah.Secara
operasional murabahah berdasar pesanan mempunyai karakteristik sebagai
berikut: Pertama, perjanjian murabahah dapat bersifat mengikat ataupun tidak
mengikat, untuk perjanjian mengikat pembeli tidak dapat membatalkan
pesanannya, apabila aktiva pembeli murabahah yang telah dibeli bank sebagai
penjual mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli, maka
penurunan nilai tersebut menjadi beban penjual (bank). Kedua, pembayaran
murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan, selain itu dalam transaksi ini
diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran
yang berbeda. Ketiga bank dapat memberikan potongan harga kepada nasabah
apabila nasabah mempercepat pembayaran cicilan atau melunasi piutang
murabahah sebelum jatuh tempo. Keempat, harga yang disepakati dalam
murabahah adalah harga jual sedangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank
mendapat potongan dari pemasok, maka potongan tersebut merupakan hak
nasabah, namun apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian
potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad.
Kelima bank dapat meminta nasabah menyediakan agunan atas piutang
murabahah, antara lain dalam bentuk barang yang telah dibeli. Keenam, apabila
nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan yang
diperjanjikan, bank berhak mengenakan denda kecuali jika dapat dibuktikan
bahwa nasabah tidak mampu melunasi. Denda diterapkan bagi nasabah mampu
yang menunda pembayaran. Denda tersebut didasarkan pada pendekatan ta'zir
yakni untuk membuat nasabah menjadi lebih disiplin terhadap kewajibannya.
Besarnya denda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad dan dana yang
berasal dari denda digunakan untuk dana sosial.
Skema Murabahah dengan pesanan:
Keterangan:
1. Nasabah bernegosiasi kepada bank untuk melakukan pembiayaan murabahah
2. Karena bank tidak memiliki stok barang yang dibutuhkan nasabah, maka bank
selanjutnya melakukan pembelian barang kepada supplier/pemasok .
3. a. Nasabah dan bank melakukan akad murabahah
3. b. Bank melaksanakan serah terima barang.
3. c. Barang yang diinginkan pembeli selanjutnya diantar oleh pemasok kepada
nasabah.
4. Setelah menerima barang, nasabah (pembeli)selanjutnya membayar kepada
bank. Pembayaran kepada bank biasanya dilakukan dengan cara mencicil
sejumlah uang tertentu selama jangka waktu yang disepakati.
b. Murabahah tanpa pesanan; murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat
Skema Tanpa Pesanan
K
eterangan :
1. Kedua belah pihak melakukan akad yaitu pihak penjual (ba’i) dan pembeli
(musytari) melaksanakan akad murabahah.
2. a. bank (penjual) menyerahkan barang kepada pembeli (musytari) karena telah
memilikinya terlebih dahulu
b. membayar atas barang.