Anda di halaman 1dari 6

NAMA : MAXYANUS TARUK LOBO

NIM : A311 12 296


RMK MATERI AKUNTANSI MURABAHAH

A. Pengertian Murabahah
Murabahah adalah akad jual beli atas suatu barang, dengan harga yang disepakati
antara penjual dan pembeli, setelah sebelumnya penjual menyebutka dengan
sebenarnya harga perolehan atas barang tersebut dan besarnnya keuntungan yang
diperolehnya.
Murabahah (al-bai’ bi tsaman ajil) lebih dikenal sebagai murabahah saja. Murabahah,
yang berasal dari kata ribhu (keuntungan), adalah transaksi jual-beli dimana bank
menyebut jumlah keuntungannya. Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah
sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah
keuntungan (margin). Dalam produk ini terjadi transaksi jual beli antara pembeli
(nasabah) dan penjual (bank). Bank dalam hal ini membelikan barang yang
dibutuhkan nasabah (nasabah yang menentukan spesifiksinya) dan menjualnya kepada
nasabah denga harga plus keuntungan. Jadi dari produk ini bank menerima laba atas
jual beli. Harga pokoknya sama-sama diketahui dua belah pihak.
Kedua bela pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran. Harga
jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah
selama berlakunnya akad. Dalam perbankan murabahah selalu dilakukan dengan cara
pembayaran cicilan(bi tsaman ajil atau muajjal). Dalam transaksi ini barang
diserahkan segera setelah akad , sedangkan pembayaran dilaakukan secara tangguh/
cicilan.
Dari definisi di atas murabahah mempunyai syarat sebagai berikut (a) Penjual
memberitahu biaya modal kepada nasabah (b) Kontrak pertama harus sah sesuai
dengan rukun yang ditetapkan (c) Kontrak harus bebas riba (d) Penjual harus
menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian (e)
Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian.
B. Jenis Akad Murabahah
Ada dua jenis akad murabahah, yaitu:
a. Murabahah dengan pesanan (murabaha to the purchase order)
Bank melakukan pembelian barang setelah ada pemesanan dari Nasabah.Secara
operasional murabahah berdasar pesanan mempunyai karakteristik sebagai
berikut: Pertama, perjanjian murabahah dapat bersifat mengikat ataupun tidak
mengikat, untuk perjanjian mengikat pembeli tidak dapat membatalkan
pesanannya, apabila aktiva pembeli murabahah yang telah dibeli bank sebagai
penjual mengalami penurunan nilai sebelum diserahkan kepada pembeli, maka
penurunan nilai tersebut menjadi beban penjual (bank). Kedua, pembayaran
murabahah dapat dilakukan secara tunai atau cicilan, selain itu dalam transaksi ini
diperkenankan adanya perbedaan dalam harga barang untuk cara pembayaran
yang berbeda. Ketiga bank dapat memberikan potongan harga kepada nasabah
apabila nasabah mempercepat pembayaran cicilan atau melunasi piutang
murabahah sebelum jatuh tempo. Keempat, harga yang disepakati dalam
murabahah adalah harga jual sedangkan harga beli harus diberitahukan. Jika bank
mendapat potongan dari pemasok, maka potongan tersebut merupakan hak
nasabah, namun apabila potongan tersebut terjadi setelah akad maka pembagian
potongan tersebut dilakukan berdasarkan perjanjian yang dimuat dalam akad.
Kelima bank dapat meminta nasabah menyediakan agunan atas piutang
murabahah, antara lain dalam bentuk barang yang telah dibeli. Keenam, apabila
nasabah tidak dapat memenuhi piutang murabahah sesuai dengan yang
diperjanjikan, bank berhak mengenakan denda kecuali jika dapat dibuktikan
bahwa nasabah tidak mampu melunasi. Denda diterapkan bagi nasabah mampu
yang menunda pembayaran. Denda tersebut didasarkan pada pendekatan ta'zir
yakni untuk membuat nasabah menjadi lebih disiplin terhadap kewajibannya.
Besarnya denda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad dan dana yang
berasal dari denda digunakan untuk dana sosial.
Skema Murabahah dengan pesanan:

Keterangan:
1. Nasabah bernegosiasi kepada bank untuk melakukan pembiayaan murabahah
2. Karena bank tidak memiliki stok barang yang dibutuhkan nasabah, maka bank
selanjutnya melakukan pembelian barang kepada supplier/pemasok .
3. a. Nasabah dan bank melakukan akad murabahah
3.   b. Bank melaksanakan serah terima barang.
3.   c. Barang yang diinginkan pembeli selanjutnya diantar oleh pemasok kepada
nasabah.
4. Setelah menerima barang, nasabah (pembeli)selanjutnya membayar kepada
bank. Pembayaran kepada bank biasanya dilakukan dengan cara mencicil
sejumlah uang tertentu selama jangka waktu yang disepakati.
b. Murabahah tanpa pesanan; murabahah jenis ini bersifat tidak mengikat
Skema Tanpa Pesanan
K
eterangan :

1. Kedua belah pihak melakukan akad yaitu pihak penjual (ba’i) dan pembeli
(musytari) melaksanakan akad murabahah.
2.  a. bank (penjual) menyerahkan barang kepada pembeli (musytari) karena telah
memilikinya terlebih dahulu
b. membayar atas barang.

C. Perlakuan Akuntansi Murabahah dalam PSAK 102 [4]


PSAK No.102 merupakan sistem akuntansi yang melihat bagaimana proses pencataan
terhadap produk pembiayaan yang memakai sistem jual beli dari pihak-pihak yang
terkait menjadi sistem akuntansi yang dipakai di lembaga syariah.
a. Akuntansi untuk penjualan
1. Pada saat perolehan, aset murabahah diakui sebagai persediaan sebesar biaya
perolehan 
(D)Aset Murabahah xxx
(K) Kas xxx 
2. Untuk murabahah pesanan meningkat, pengukuran aset murabahah setelah
perolehan adalah dinilai sebesar biaya perolehan dan jika terjadi penurunan
nilai aset karena usang, rusak atau kondisi lainnya sebelum diserahkan ke
nasabah, penurunan nilai terebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai
aset. Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan mengikat, maka
jurnalnya:
(D) Beban penurunan nilai xxx
(K) Aset Murabahah xxx
Jika terjadi penurunan nilai untuk murabahah pesanan tidak mengikat, maka
jurnalnya
(D) Kerugian penurunan nilai xxx
(K) Aset murabahah xxx
3. Pengakuan keunungan murabahah:
i. jika penjualan dilakukan secara tunai atau secara tangguh sepanjang masa,
angsuran murabahah tidak melebihi 1 periode laporan keuangan, maka
murabahah diakui pada saat terjadinya akad murabahah:
(D) Kas xxx
(D) Piutang Murabahah xxx
(K) Aset Murabahah xxx
(K) Keuntungan xxx
ii. Namun apabila angsuran lebih dari satu periode maka perlakuannya adalah
sebagai berikut:
1.) keuntungan diakui saat penyerahan aset murabahah dengan syarat
apabila resiko penagihannya kecil, maka dicatat dengan cara yang
sama pada butir i.
2.) keutungan diakui secara proporsional dengan besaran kas yang
berhasil ditagih dari piutang murabahah, metode ini digunakan untuk
transaksi murabahah tangguh dimana ada resiko piutang tidak tertagih
relatif besar dan / beban untuk mengelolah dan menagih piutang yang
relatif besar, maka jurnalnya:
(D) Piutang Murabahah xxx
(K) aset murabahah xxx
(K) Keuntungan tangguhan xxx
Pada saat penerimaan angsuran:
(D) Kas xxx
(K) Piutang Murabahah xxx
(D) Keuntungan tangguhan xxx
(K) Keuntungan xxx
3.) Keuntungan diakui saat seluruh piutang murabahah berhasil ditagih,
metode ini digunakan untuk transaksi murabahah tangguh dimana
resiko piutang tidak tertagih dan beban pengelolaan piutang serta
penagihannya cukup besar. Pencatatanya sama dengan poin 2, hanya
saja jurnal pengakuan keuntungan dibuat saat seluruh piutang telah
salesai ditagih.
4.) Pada saat akad murabahah piutang diakui sebesar biaya perolehan
ditambah dengan keuntungan yang disepakati. Pada akhir periode
laporan keuangan, piutang murabahah dinilai sebesar nilai bersih
yang dapat direalisasi sama dengan akuntansi konvensional, Yaitu:
saldo piutang – penyisihan kerugian piutang. Jurnal untuk penyisihan
piutang tak tertagih:
(D) Beban Piutang tak tertagih xxx
(K)Penyisihan piutang tak tertagih xxx
b. Akuntansi untuk pembeli
1. Uang muka
Pembeli membayarkan uang muka.
(D) Uang muka xxx
(K) Kas xxx
Jika sudah memberikan uag muka, maka ketika penyerahan barang jurnalnya:
(D) Aset xxx
(D) Beban murabahah tangguhan xxx
(K) uang muka xxx
(K) Utang Murabahah xxx
Jika pembeli membatalkan dan dikenakan biaya, maka diakui sebagai
kerugian. Apabila biaya yang dikenakan lebih kecil dari uang muka, maka
jurnalnya:
(D) Kas xxx
(D) Kerugian xxx
(K) uang muka xxx
Sedangkan biaya yang dikenakan lebih besar dari uang muka, maka jurnalnya:
(D) Kerugian xxx
(K) Uang muka xxx
(K) Kas atau uatang xxx
Pengakuan dan pengukuran urbun(uang muka) adalah sebagai berikut:
i. Urbun diakui sebagai uang muka pembeli sebesar jumlah yang diterima
bank pada saat diterima.
ii. Pada saat barang jadi dibeli oleh nasabah maka urbun diakui sebagai
pembayaran piutang.
iii. Jika barang batal dibeli oleh nasabah maka urbun dikembalikan kepada
nasabah setelah diperhitungkan dengan biaya-biaya yang telah
dikeluarkan oleh bank.
2. Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya
perolehan murabahah tunai. (apabila tidak ada uang muka).
Utang yang timbul dari transaksi murabahah tangguh diakui sebagai utang
murabahah sebesar harga beli yang disepakati(jumlahyang wajib dibayarkan).
Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui
sebagai beban murabahah tangguhan. Jurnalnya:
(D) Aset xxx
(D) Beban murabahah tangguhan xxx
(K) Utang murabahah xxx
D. Perlakuan Akuntansi Piutang Murabahah 
Merujuk kepada PAPSI (Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia) tahun
2003 dan PSAK 59 tahun 2002 maka perlakuan akuntansi murabahah dapat dijelaskan
sebagai berikut
a. Dasar pengukuran
i. Pengakuan dan pengukuran
1. Pada saat akad murabahah piutang diakui sebesar biaya perolehan aktiva
ditambah keuntungan yang disepakati.
2. Pada akhir periode laporan keuangan, piutang murabahah dinilai sebesar
nilai bersih yang dapat direalisasi, yaitu saldo piutang dikurangi penyisihan
piutang diragukan
ii. Pengakuan keuntungan murabahah 
1. Pada periode terjadinya, apabila akad berakhir pada periode laporan
keuangan yang sama atau,
2. Selama periode akad secara proporsional, apabila akad melampaui satu
periode laporan keuangan
iii. Potongan pelunasan diakui dengan menggunakan salah satu dari metode
berikut:
1. Jika potongan pelunasan diberikan pada saat penyelesaian, bank
mengurangi piutang murabahah dan kuntungan murabahah atau
2. Jika potongan pelunasan diberikan setelah penyelesaian, bank terlebih
dahulu menerima pelunasan piutang murabahah dari nasabah kemudian
bank membayar potongan pelunasan dengan mengurangi keuntungan
murabahah.
b. Perlakuan akuntansi
Pengakuan dan pengukuran urbun (uang muka):
a) Urbun diakui sebagai uang muka pembelian sebesar jumlah yang diterima
b) Jika transaksi murabahah dilaksanakan, maka urbun diakui sebagai bagian
dari pelunasan piutang
c) Jika transaksi murabahah tidak dilaksanakan, maka urbun dikembalikan
kepada nasabah setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang telah
dikeluarkan bank
c. Pengakuan piutang Pada saat akad transaksi murabahah piutang murabahah diakui
sebesar nilai perolehan ditambah keuntungan (margin) yang disepakati
d. Pengakuan denda Denda dikenakan apabila nasabah lalai dalam melakukan
kewajibannya sesuai dengan akad, pada saat diterima denda diakui sebagai bagian
dana sosial
e. Pengukuran aktiva murabahah setelah perolehan adalah sebagai berikut:
1) Aktiva tersedia untuk dijual dalam murabahah pesanan mengikat:
a) Dinilai sebasar biaya perolehan
b) Jika terjadi penurunan nilai aktiva karena usang rusak atau kondisi lannya,
penurunan nilai tersebut diakui sebagai beban dan mengurangi nilai aktiva
2) Apabila dalam murabahah tanpa pesanan atau murabahah pesanan tidak
mengikat terdapat indikasi kuat pembeli batal melakukan transaksi, maka
aktiva murabahah:
a) Dinilai berdasarkan biaya perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi,
mana yang lebih rendah dan
b) Jika nilai bersih yang dapat direalisasikan lebih rendah dari biaya
perolehan, maka selisihnya diakui sebagai kerugian.

Anda mungkin juga menyukai