Dalam sejarah Islam, lebih satu abad sebelum buku Luca Pacioli
diterbitkan, telah ada manuskrip tentang akuntansi yang ditulis oleh
Abdullah bin Muhammad bin Kiyah Al Mazindarani dengan judul Risalah
Falakiyah Kitab As Siyaqaat pada tahun 1363 M. Beberapa kaidah dalam
manuskrip tersebut yang terkait dengan praktik double entry adalah
sebagai berikut:
12. Berikut ini penjelasan kamii akan implikasi dijadikannya zakat sebagai
dasar dalam pengembangan akuntansi syariah:
Gerakan zakat adalah gerakan kemanusiaan yang menitikberatkan kepada
kesejahteraan bersama, dan dengan kondisi tersebut berimplikasi. kepada
upaya mempercepat pembangunan dan pembinaan sumber daya di
kalangan ummat Islam, karena sumber daya manusia (SDM) memiliki
peranan penting bagi tercapainya kebangkitan ummat Islam. Upaya-upaya
yang sedemikian rupa seperti dipaparkan di atas dan didukung oleh
undang-undang zakat akan membuat zakat sebagai pilar utama ekonomi
ummat Islam, yang selama ini dianggap tidak mampu bersaing dengan
sistem ekonomi kapitalis, dan bahkan diasumsikan hanya sebagai
penopang kebutuhan yang bersifat konsumtif, dapat dibuktikan
kehandalannya dalam membangun dan memberdayakan ekonomi ummat
Islam, sebagai rakyat mayoritas di negeri ini, kekuatan ekonomi ummat
Islam berarti juga sebagai kekuatan ekonomi bangsa dan negara.
13. Jelaskan permasalahan yang mungkin timbul dalam penggunaan
akuntansi konvensional sebagai dasar pengembangan akuntansi syariah.
Jawab :
kerangka akuntansi konvensional, yang didasarkan pada ide-ide barat,
tidak sesuai diterapkan pada masyarakat islam. Ketidaksesuaiannya itu terlihat
pada aspek: pengeliminasian nilai-nilai agama; penggunaan rasionalitas sebagai
dasar pengambilan keputusan; dan penekanannya pada nilai pemilik modal pada
suatu perusahaan. Oleh karena itu kenyataannya masyarakat islam memiliki
alternatif atas keberadaan akuntansi konvensional, dan para sarjana muslim
mampu mengembangkan kerangka akuntansi yang sesuai dengannya dan
didasarkan pada nilai-nilai agamanya.
Sementara itu, paradigma stariah, menekankan pada aspek nilai hukum
dan etika islami dalam sistem akuntansi. Aspek ini diusulkan menjadi kerangka
yang sesuai dalam mengembangkan akuntasi syariah. Suatu hal yang sangat
penting untuk diperkenalkan adalah bahwa penerapan akuntansi syariah
berdasarkan pada paradigma syariah yng merupakan bagian yang sangat
berhubungan dengan tauhid al-ibadah mengakui ke-Esa-an Allah sebagai pemilik
Alam semesta ini). Denagn demikian, usaha berkelanjutan akan dilakukan oleh
setiap orang islam untuk menjabarkan syariah dalam kehidupannya. Hal yang
lebih penting adalah penjabaran tersebut diharapkan dapat diterima oleh semua
golongan, khususnya bagi kelompok non-muslim.
14. Beberapa sejarawan akuntansi syariah menyatakan bahwa konsep
double entry accounting telah diterapkan oleh masyarakan muslim pada abad
pertengahan. Evaluasilah bukti-bukti yang di ajukan oleh para sejarawan tersebut
dan berikan penilaian anda apakah setuju atau tidak setuju dengan pendapat
tersebut.
Jawab :
Praktik akuntansi pada masa Rasulullah SAW mulai berkembang setelah ada
perintah Allah melalui Al-Quran untuk mencatat transaksi yang bersifat tidak
tunai (Al-Baqarah 282) dan untuk membayar zakat. Perintah Allah dalam Al-
Baqarah 282 tersebut telah mendorong setiap individu senantiasa menggunakan
dokumen ataupun bukti transaksi. Adapun perintah Allah untuk membayar zakat
mendorong umat Islam saat itu untuk mencatat dan menilai aset yang dimilikinya.
Berkembangnya praktik pencatatan dan penilaian aset merupakan konsekwensi
logis dari ketentuan membayar zakat yang besarnya dihitung berdasarkan
persentase tertentu dari aset yang dimiliki seseorang yang telah memenuhi kriteria
nisab dan haul.
15. Ajaran islam sangat kondusif dengan penggunaan dan pengembangan
akuntansi dalam kehidupan manusia. Berikan argumentasi anda guna mendukung
pendapat tersebut.
Jawab :
Islam melalui Al Quran telah menggariskan bahwa konsep akuntansi yang harus
diikuti oleh para pelaku transaksi atau pembuat laporan akuntansi adalah
menekankan pada konsep pertanggungjawaban atau accountability, sebagai
ditegaskan dalam surat Al Baqaroh ayat 282. Disamping itu, Akuntansi Syariah
harus berorietasi sosial. Akuntansi Syariah tidak hanya sebagai alat ukur untuk
menterjemahkan fenomena ekonomi dalam bentuk ukuran moneter tetapi sebagai
suatu metode untuk menjelaskan fenomena ekonomi itu berjalan dalam
masyarakat Islam.
BAB II
Perkembangan Lembaga Keuangan Syariah
Dalam Al-Quran umat islam jelas di larang untuk melakukan transaksi riba.
Berikut ayat-ayat Al-Quran yang membahas tentang riba :
Artinya: Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah SWT
tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran dan selalu berbuat dosa.
(Q.S. Al-Baqarah: 276)
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa
riba (yang belum dipungut), jika kamu orang yang beriman. (Q.S. Al-Baqarah:
278)
dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada harta
manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah. dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah,
Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat gandakan
(pahalanya)
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak secara tunai
untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah
seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah
penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan
(apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya,
dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang
itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak
mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur.
Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di antaramu).
Jika tak ada dua oang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang
seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi
keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang
itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian
itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat
kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali
jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka
tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah
apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit
menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu
adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah
mengajarmu; dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
BaitulMal
Wilayatul Hisbah
Etika Bisnis
a. Menghapus Riba
Meskipun di Madinah nabi telah dapat membangun infrastruktur dasar,
namun untuk membangun sektor ekonomi masih menghadapi kondisi yang belum
kondusif, dengan adanya praktik riba yang dilakukan oleh orang Yahudi yang
membuat masyarakat madinah resah dan sering perbuatan mereka mencekik leher.
Karena itu dengan bimbingan al-Quran nabi menyerukan untuk meninggalkan
riba. Dengan penghapusan riba tersebut akhirnya terbukti mampu menciptakan
kondisi yang kondusif untuk menumbuhkan ekonomi secara cepat. Madinah yang
pada awalnya merupakan kota miskin, ketika nabi wafat, menjadi kota baru yang
tumbuh berkembang menghidupi daerah-daerah sekitarnya.
b. Keadilan
Setiap kebijakan ekonomi nabi dapat dikatakan mementingkan prinsip
keadilan, keadilan yang berlaku bagi semua orang, bukan keadilan bagi kaum
muslimin saja. Hal ini ditunjukkan oleh bukti bahwa nabi menolak menetapkan
harga, dan membiarkan penetapan harga itu pada mekanisme pasar secara alami.
Lembaga ini didirikan oleh Bank Dunia bekerja sama dengan Bahrain
Monetery Agency. AAOIFI memiliki misi untuk menciptakan sistem
keuangan syariah yang transparan, berkesinambungan, dan bersih.
Dengan dinamika yang ada pada aspek politik dan budaya, kebangkitan
negeri-negeri muslim dari kungkungan kolonialisme menjadi faktor penentu
bangkitnya kesadaran mengaplikasikan ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip
Islam. Dan perkembangan keilmuan ekonomi-keuangan Islam mengikut
perkembangan aplikasinya dilapangan. Seperti yang banyak diketahui dari
sejarah, perkembangan ilmu ekonomi Islam modern berawal dari ketidakpuasan
tokoh agama Mesir khususnya para Guru di universitas Al Azhar Mesir atas
beroperasinya Bank Inggris menggunakan konsep riba dalam rangka pembiayaan
proyek Terusan Suez. Namun pada awal tersebut diskursus keilmuannya masih
terbatas pada ruang lingkup Ilmu Fikih dan Kalam. Hal ini wajar terjadi
mengingat saat itu, di dunia ilmu diskursus ekonomi-keuangan Islam masih
beredar dikalangan ahli hukum dan kalam (Fuqaha).
Dapat juga dilihat dari karakteristik atau ciri yang melekat pada ekonomi syariah
1. Berdasarkan prinsip syariah.
2. Larangan melakukan praktek riba atau bunga. Karakteristik ini melekat
pada operasional lembaga keuangan syariah (LKS). Setiap lembaga
keuangan yang operasionalnya sesuai dengan syariah harus terhindar
dari praktek riba atau bunga. Selama lembaga keuangan tersebut masih
mempraktekkan riba atau bunga, maka operasional lembaga keuangan
itu belum syariah.
3. Menggiatkan praktek jual-beli. Karena, riba atau bunga dilarang dalam
syariah Islam, maka sebagai solusinya praktek jual-beli dibuka lebar
untuk dipraktekkan dalam operasional lembaga keuangan syariah.
4. Mempraktekkan bagi hasil. Selain jual beli, praktek bagi hasil juga
menjadi ciri khas dari praktek ekonomi syariah.
5. Instrumen zakat. Zakat menjadi satu bagian yang penting dalam
ekonomi Islam. Secara syari, zakat merupakan bagian kewajiban dan
menjadi pilar dalam Islam.
Bentuk Kelembagaan Lembaga Keuangan Syariah Non Bank di Indonesia
A. Asuransi Syariah
Asuransi syariah menurut definisi Dewan Syariah Nasional adalah usaha
untuk saling melindungi dan tolong-menolong diantara sejumlah orang melalui
investasi dalam bentuk asset dan atau tabaru yang memberikan pola
pengembalian untuk menghadapi resiko/ bahaya tertentu melalui akad yang sesuai
dengan syariah.
Produk dan Mekanisme Operasional
Produk unggulan Asuransi Syariah agak berbeda dengan Asuransi Konvensional,
produk UnitLink (gabungan Asuransi dan Investasi) menjadi trend sementara pada
Asuransi Syariah Takaful pada setiap perusahaan memiliki produk unggulan yang
berbeda sesuai dengan permintaan nasabah. Di dalam pengelolaaan dana Asuransi
Syariah, yang sebenarnya terjadi adalah Takaful Umum.
Takaful Umum
Fokus utamanya memberikan layanan dan bantuan menyangkut asuransi jiwa dan
keluarga, dengan harapan bisa tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera
dengan perlindungan asuransi yang sesuai Muamalah Syariah Islam.
Takaful lainnya
Fulnadi (Asuransi Pendidikan)
B. Pegadaian Syariah
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah
suatu hak yang diperoleh pihak yang mempunyai piutang atas suatu barang
bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan oleh pihak yang berutang kepada
pihak yang berpiutang. Pihak yang berutang memberikan kekuasaan kepada pihak
yang mempunyai piutang untuk memiliki barang yang bergerak tersebut apabila
pihak yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat berakhirnya
waktu pinjaman.
Mekanisme Operasional Pegadaian Syariah
Teknis pelaksanaan kegiatan pegadaian syariah adalah sebagai berikut :
Jenis barang yang digadaikan:
Perhiasan
Alat-alat rumah tangga, dapur, makan-minum, kebun, dan
sejenisnya
Kendaraan
Biaya biaya:
Biaya administrasi pinjaman
Jasa simpanan
D. Koperasi Syariah
Koperasi sebagai sebuah istilah yang telah diserap ke dalam bahasa
Indonesia dari kata Cooperation (Inggris). Secara semantic koperasi berarti kerja
sama. Kata koperasi mempunyai padanan makna dengan kata syirkah dalam
bahasa Arab.[5] Syirkah ini merupakan wadah kemitraan, kerjasama,
kekeluargaan, kebersamaan usaha yang sehat baik dan halal yang sangat terpuji
dalam islam.
Fungsi dan Peran Koperasi Syariah[6]
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
anggota pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya, guna
meningkatkan kesejahteraan sosial ekonominya;
2. Memperkuat kualitas sumber daya insani anggota, agar menjadi
lebih amanah, professional (fathonah), konsisten, dan konsekuen
(istiqomah) di dalam menerapkan prinsip-prinsip ekonomi islam
dan prinsip-prinsip syariah islam;
3. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi;
4. Sebagai mediator antara menyandang dana dengan penggunan
dana, sehingga tercapai optimalisasi pemanfaatan harta;
5. Menguatkan kelompok-kelompok anggota, sehingga mampu
bekerjasama melakukan kontrol terhadap koperasi secara efektif;
6. Mengembangkan dan memperluas kesempatan kerja;
7. Menumbuhkan-kembangkan usaha-usaha produktif anggota.
Pada sisi lain, kepastian hukum bagi lembaga keuangan sektor mikro-kecil
akan memudahkan lembaga dalam melakukan kerja sama dengan institusi lain
seperti melakukan kemitraan dengan bank syariah.
Selain itu, terdapat sejumlah isu seperti pemilahan kewenangan dan tanggung
jawab lembaga-lembaga pemerintah dalam pembinaan, pengaturan dan
pengawasan lembaga keuangan mikro.
Kerja sama antara lembaga zakat dengan keuangan syariah makin erat di
Tanah Air. Kedua lembaga bisa saling memberikan keuntungan demi kemajuan
zakat dan lembaga keuangan syariah sendiri.
8. Jelaskan peran institusi seperti BI, Departemen Keuangan, MUI, dan IAI
terhadap pengembangan industri perbankan syariah.
Tahun 2010 membuka peluang besar lagi bagi peningkatan volume usaha
dan kenerja perbankan syariah. Pasalnya, laju pertumbuhan ekonomi Indonesia
setahun kedepan masih relatif tinggi, seiring dengan credit rating yang mengalami
peningkatan. Gencarannya progam edukasi dan diseminasi perbankan syariah oleh
Bank Indonesia, perbankan syariah maupun pihak-pihak terkait lainnya makin
menciptakan situasi yang kondusif bagi industri pasar modal ini.
Bank Indonesia dan para stakeholder yang terlibat lainnya yakin bahwa
pengembangan bank syariah dianggap masih mempunyai prospek yang tinggi,
jika kendala jaringan dapat diatasi. Hal tersebut diyakini karena peluang yang
besar dan dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut :
1. Respon masyarakat yang antusias dalam melakukan aktivitas ekonomi dengan
menggunakan prinsip-prinsip syariah.
2. Pengembangan instrumen keuangan syariah yang diharapkan akan semakin
menarik investor/ pelaku bisnis masuk dan membesarkan industri perbankan
syariah nasional.
3. Potensi investasi dari negara-negara Timur Tengah dalam industri perbankan
syariah nasional.
Tantangan yang sangat jelas terlihat pada masa yang akan datang dari
perbankan syariah nasional adalah bagaimana menjaga laju pertumbuhan
pembiayaan ini dengan kinerja yang juga baik dalam menekan tingkat
pembiayaan bermasalahnya. Di samping itu, tantangan yang lain juga harus
diperhatikan adalah pembiayaan perbankan syariah masih terkonsentrasi
menggunakan akad beresiko kecil yaitu produk-produk menggunakan akad
berbasis jual beli serta masih berada pada sektor-sektor ekonomi yang belum
variatif, yaitu masih dominan berada pada sektor jasa dan perdagangan.
12. Ada pendapat yang menyatakan bahwa yang boleh dikembangkan oleh
masyarakat Muslim hanyalah Baitul Maal sebagaimana yang dikembangkan nabi
dan para khalifah pemerintahan Islam, adapun bank syariah dan lembaga
keuangan syariah lain tidak memiliki dasar syariah yang kuat untuk
dikembangkan. Setujukah anda dengan pendapat tersebut dan berikan argument
guna menerima atau menolak pandangan tersebut.
Tidak setuju, karena selain baitul maal lembaga keuangan yang lain juga
sudah sesuai syariat islam. Dan apabila di katakan bidah termasuk ke dalam
bidah yang hasanah .
SISTEM BUNGA
Perbedaan utama yang paling mencolok antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional yakni pembagian keuntungan. Bank konvensional sepenuhnya
menerapkan sistem bunga atau riba. Hal ini karena kontrak yang dilakukan bank
sebagai mediator pemilik dana dengan peminjam dilakukan dengan penetapan
bunga. Ada dua macam bunga yang diberikan oleh bank yaitu bunga simpanan
yang diberikan oleh bank sebagai balas jasa bagi nasabah yang menyimpan
uangnya di bank dan bunga pinjaman yang diberikan oleh bank kepada para
peminjam. Karena nasabah telah mempercayakan dananya, maka bank harus
menjamin pengembalian pokok beserta bunganya. Selanjutnya keuntungan bank
adalah selisih bunga antara bunga simpanan dengan bunga pinjaman. Jadi para
pemilik dana mendapatkan keuntungan dari bunga tanpa keterlibatan langsung
dalam usaha. Demikian juga pihak bank tidak ikut merasakan untung rugi usaha
tersebut.
Hal yang sama tak berlaku di bank syariah. Dana masyarakat yang
disimpan di bank disalurkan kepada para peminjam untuk mendapatkan
keuntungan. Hasil keuntungan akan dibagi antara pihak pemilik dana dan pihak
bank sesuai perjanjian yang disepakati. Dari perbandingan itu terlihat bahwa
dengan sistem riba pada bank konvensional pemilik dana akan menerima bunga
sebesar ketentuan bank. Namun pembagian bunga tak terkait dengan pendapatan
bank itu sendiri. Sehingga berapapun pendapatan bank, nasabah hanya
mendapatkan keuntungan sebesar bunga yang dijanjikan saja.
Dalam sistem bunga, jika terjadi kerugian, maka kerugian itu hanya
ditanggung si peminjam (debitur) saja, berdasarkan pembayaran bunga tetap
seperti yang dijanjikan, sedangkan pada sistem bagi hasil, jika terjadi kerugian,
maka hal itu ditanggung bersama oleh pemilik modal dan peminjam. Pihak
perbankan syariah menaggung kerugian materi, sedangkan si peminjam
menanggung kerugian tenaga, waktu dan pikiran.
Pada bank konvensional, kepentingan pemilik dana adalah memperoleh
imbalan berupa bunga simpanan yang tinggi, sedang kepentingan pemegang
saham adalah diantaranya memperoleh spread yang optimal antara suku bunga
simpanan dan suku bunga pinjaman. Dilain pihak kepentingan pemakai dana
adalah memperoleh tingkat bunga yang rendah. Dengan demikian terhadap ketiga
kepentingan dari tiga pihak tersebut terjadi antagonisme yang sulit diharmoniskan.
Dalam hal ini bank konvensional berfungsi sebagai lembaga perantara saja.
Sedangkan pada Bank syariah mendorong nasabah untuk mengupayakan
pengelolaan harta nasabah (simpanan) sesuai ajaran Islam. Bank syariah
menempatkan karakter/sikap baik nasabah maupun pengelolaan pada posisi yang
sangat penting dan menempatkan sikap akhlakul karimah sebagai sikap dasar
hubungan antara nasabah dan bank.
External :
1. Menyusun dan menyempurnakan aturan yang mengacu kepada prinsip kehati-
hatian dan kepatuhan kepada prinsip syariah dengan memperhatikan karakteristik
operasional BPRS.
a. Exit policy, selesai 2007
b. Tingkat Kesehatan (TKS), selesai 2007
c. Good Corporate Governance (GCG), selesai 2007
d. Kelembagaan, selesai 2007
BAB III
Prinsip Dasar Bank Syariah
1. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) menurut Dewan Syariah
Nasional (DSN) adalah lembaga keuangan yang mengeluarkan produk
keuangan syariah dan yang mendapat izin operasional sebagai lembaga
keuangan syariah (DSN-MUI, 2003). Definisi ini menegaskan bahwa
suatu LKS harus memenuhi dua unsur, yaitu unsur kesesuaian dengan
syariah Islam dan unsur legalitas operasi sebagai lembaga keuangan.
Jawaban :
Saat ini, titik kulminasi landasan hukum perbankan syariah telah tercapai
dengan disahkannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 Tentang
Perbankan Syariah, yang membuka kesempatan bagi siapa saja yang
akan mendirikan bank syariah maupun yang ingin mengkonversi dari
sistem konvensional menjadi sistem syariah.
1. Pendirian kantor cabang atau di bawah kantor cabang baru, atau
2. Pengubahan kantor cabang atau di bawah kantor cabang yang
melakukan kegiatan usaha secara konvensional menjadi kantor yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.
UU PBI PERIZINAN
11/3/PBI/2009 1. memperoleh izin dari Bank Indonesia
BANK UMUM 2. modal utama minimal 1 triliun
SYARIAH 3. milik WNI/Badan hukum Indonesia
4. WNI bekerjasama dengan WNA atau WNA menjalin
kemitraan dengan maksimal saham 99%.
5. pemerintah daerah
11/23/PBI/2009 1. milik WNI 100% saham milik WNI
BPRS 2. milik WNI dan pemerintah daerah
3. pemerintah daerah
4. modal minimal,
2 milyar Daerah Khusus Ibukota Jakarta Raya dan
Kabupaten/Kota Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi
1 milyar diluar kota provinsi yang dicantumkan diatas
500 juta di wilayah diluar yang disebutkan diatas.
UU PBI PERIZINAN
11/1/PBI/2009 1. memperoleh izin dari Bank Indonesia
BANK UMUM 2. modal utama 3 triliun
3. milik WNI/Badan hukum Indonesia
4. WNI bekerjasama dengan WNA atau WNA menjalin
kemitraan dengan kepemilikan saham maksimal 99% dan
minimal 30 milyar untuk WNI
12. Jelaskan perbedaan antara investasi terikat channeling dan pola investasi
terikat executing ?
Pola chaneling adalah apabila semua risiko ditanggung oleh pemilik dana
dan bank sebagai agen tidak menanggung risiko apapun.
Pola executing adalah apabila bank sebagai agen juga menanggung risiko.
Prinsip mudharabah muthlaqah dapat diterapkan dalam kegiatan usaha
bank syariah untuk produk tabungan mudharabah dan deposito
mudharabah.
13. Jelaskan perbedaan antara tabungan, deposito dan giro ?
Giro adalah cek, bilyet giro, sarana perintah bayar lainnya, atau dengan
pemindahbukuan
Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan
dengan syarat tertentu yang disepakati, tidak dapat ditarik dengan cek,
bilyet giro, dan atau alat lainnya yang dipersamakan dengan itu.
Deposito, yang dimaksud dengan deposito berjangka adalah simpanan
yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu-waktu tertentu
menurut perjanjian antara penyimpan dengan bank yang bersangkutan.
Akad
Akad di sini adalah perjanjian antara nasabah dengan pihak bank. Akad pada
bank konvensional berpatokan hukum positif, sedangkan bank syariah
berdasarkan hukum agama islam. Ya seperti akad wadiah dan mudharabah di
atas contohnya.
Perbedaan bank konvensional dengan bank syariah pada poin kedua ini juga
sudah cukup singkat dijelaskan di atas. Bank umum menerapkan sistem bunga
yang jumlahnya ditetapkan sekian persen dari saldo nasabah. Jumlah bunga ini
tidak terpengaruh apakah pihak bank memperoleh laba banyak atau bahkan
justru rugi.
Sedangkan bagi bank syariah, sistem bunga seperti itu adalah riba yang harus
dihindari oleh umat muslim. Sebagai gantinya, bank islami ini menerapkan
sistem nisbah pada akad mudharabah dan bonus untuk akad wadiah.
Dewan pengawas
Hubungan antara pihak bank syariah dengan nasabahnya lebih erat dibanding
di bank konvensional. Mengapa? Ya karena bank syariah memperlakukan
nasabah sebagai partner atau mitra usaha. Selain itu nasabah bank syariah
punya hak untuk tau uang simpanannya digunakan untuk apa saja.
Promosi
1. Akad kedua Produk Penghimpun dana tidak sama. Pada Tabungan Wadiah
menggunakan akad Wadiah, lebih tepatnya akad wadiah Yad Adh-dhamanah,
Sedangkan pada Tabungan Mudharabah menggunakan akad Mudharabah.
2. Karena akadnya adalah wadiah yg merupakan akad sukarela/sosial atau
tabarru' maka tidak ada keuntungan bagi hasil bagi nasabah. Sedangkan Pada
mudharabah Keuntungan di bagi melalu bagi hasil.
3. Pada Tabungan Wadiah bank syariah dapat memberikan bonus yang langsung
ditempatkan ke rekening milik nasabah, Bonus wadiah memiliki 2 syarat
yaitu: Tidak diperjanjikan di awal, dan tidak ditentukan besarnya di awal
karena sifatnya adalah bonus dan sukarela.
4. Sedangkan Tabungan Mudharabah adalah tabungan yang sifatnya mengikat
adanya kerjasama antara bank dan nasabah.
16. Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN MUI) pun telah
mengeluarkan fatwa tentang produk tabungan di bank syariah. Dalam Fatwa DSN
MUI No 2 Tahun 2000 tentang Tabungan, ketentuan umum tabungan berdasarkan
mudharabah yaitu pembagian keuntungan harus dinyatakan dalam bentuk nisbah
dan dituangkan dalam akad pembukaan rekening, bank sebagai mudharib
menutup biaya operasional tabungan dengan menggunakan nisbah keuntungan
yang menjadi haknya, dan bank tidak diperkenankan mengurangi nisbah
keuntungan nasabah tanpa persetujuan yang bersangkutan.
17. Tabungan mudharabah adalah simpanan yang penarikannya hanya
dapatdilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi
tidak dapat ditarikdengan cek atau alat yang dapat dipersamakan degan itu seperti
dijelaskan dalam butir tabungan wadiah.
1. Dalam transaksi ini nasabah bertindak sebagai shahibul maal atau pemilik
dana dan bank bertindak sebagai mudharib atau pengelola dana
2. Dalam kapasitasnya sebagai mudharib,bank dapat melakukan
berbagaimacam usaha yang yang tidak bertentangan degan prinsip syariah
dan mengembangkannya termasuk didalamnya mudharabah degan
pihaklain.
3. Modal harus dinyatakan degan jumlahnya dalam bentuk tunai dan bukan
piutang.
Persamaan:
Sama-sama merupakan Simpanan yang di dasarkan dengan syariat islam
18. 3 skema yang digunakan dalam penyaluran dana bank syariah
b. Mudharabah (investasi)
2. Pembiayaan/Penyaluran
dana: Murabahah, ijarah, istishna, mudharabah, musyarakah dsb.
a. Murabahah
b. Ijarah
Merupakan akad sewa antara nasabah dengan bank syariah. Bank
syariah membiayai kebutuhan jasa atau manfaat suatu barang untuk
kemudian disewakan kepada nasabah. Umumnya, nasabah
membayar sewa ke bank syariah setiap bulan dengan besaran yang
telah disepakati di muka.
BSM mengaplikasikan skema ini pada BSM Pembiayaan Eduka
(pembiayaan untuk kuliah) dan BSM Pembiayaan Umrah.
Beberapa pembiayaan investasi juga menggunakan skema ijarah,
khususnya skema ijarah muntahiya bit tamlik (IMBT).
c. Istishna
d. Mudharabah
e. Musyarakah
f. Lainnya
3. Jasa: Wakalah, rahn, kafalah, sharf dsb.
a. Wakalah
b. Rahn
d. Sharf
e. Lainnya
19. Murabahah adalah jual belibarang pada harga asal dengan tambahan
keuntungan/margin yang disepakati. Akad yang banyak mendapat penilaian
tentang kehalalan pelaksanaannya adalah murabahah, yaitu jual beli dengan
harga jual terdiri dari harga beli dan keuntungan yang sudah disepakati Pada
murabahah, penyerahan barang dilakukan pada saat transaksi sementara
pembayarannya dilakukan secara tunai, tangguh ataupun dicicil.
as-salam atau as-salaf Menjual suatu barang yang penyerahannya ditunda, atau
menjual suatu (barang) yang ciri-cirinya jelas dengan pembayaran modal lebih
awal, sedangkan barangnya diserahkan kemudian hari atau bentuk jual beli
dengan pembayaran dimuka dan penyerahan barang di kemudian hari (advanced
payment atauforward buying atau future sale) dengan harga, spesifikasi, jumlah,
kualitas, tanggal dan tempat penyerahan yang jelas, serta disepakati sebelumnya
dalam perjanjian.
20. Inti dari pembiayaan berdasarkan pada akad jual beli adalah bahwa nasabah
yang membutuhkan suatu barang tertentu, maka padanya akan menerima barang
dari pihak bank dengan harga sebesar harga pokok ditambah besarnya keuntungan
yang dikehendaki oleh bank (profit margin) dan tentu saja harus ada kesepakatan
mengenai harga tersebut oleh kedua belah pihak. Murabahah merupakan jual beli,
dimana barangnya sudah ada, sedangkan dalam salam dan istishna adalah jual
beli dengan pemesanan terlebih dahulu
21. Al-Istishna adalah akad jual beli pesanan antara pihak produsen / pengrajin /
penerima pesanan ( shani)dengan pemesan ( mustashni) untuk membuat suatu
produk barang dengan spesifikasi tertentu (mashnu) dimana bahan baku dan
biaya produksi menjadi tanggungjawab pihak produsen sedangkan sistem
pembayaran bisa dilakukan di muka, tengah atau akhir.
Istishna Paralel Dalam sebuah kontrak bai al-istishna, bisa saja pembeli
mengizinkan pembuat menggunakan subkontraktor untuk melaksanakan kontrak
tersebut. Dengan demikian, pembuat dapat membuat kontrak istishna kedua
untuk memenuhi kewajibannya pada kontrak pertama. Kontrak baru ini dikenal
sebagai istishna paralel.
22. Jelaskan perbedaan antara jual beli salam dengan jual beli salam paralel
?
Secara terminologi, jual beli salam ialah menjual suatu barang yang
penyerahannya ditunda, atau menjual suatu barang yang ciri-cirinya
disebutkan dengan jelas dengan pembayaran modal terlebih dahulu,
sedangkan barangnya diserahkan dikemudian hari. Jual beli salam ialah
menjual sesuatu yang tidak dilihat zatnya, hanya ditentukan dengan sifat,
barang itu ada di dalam tanggungan si penjual. Misalnya si penjual berkata,
Saya jual kepadamu satu meja tulis dari jati, ukurannya 140x100 cm,
tingginya 75 cm, sepuluh laci, dengan harga Rp. 100.000,- . Pembeli pun
berkata, Saya beli meja dengan sifat tersebut dengan harga Rp. 100.000,-.
Dia membayar uangnya sewaktu akad itu juga, tetapi mejanya belum ada.
Jadi, salam ini merupakan jual beli utang dari pihak penjual dan kontan dari
pihak pembeli karena uangnya telah dibayarkan sewaktu akad.
Musyarakah
Adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk satu usaha tertentu
di mana masing-masing pihak memberikan konstribusi dana (expertise)
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dari resiko akan di tanggung bersama
sesuai dengan kesepakatan .
Maka bisa di simpulkan bahwa Musyarakah adalah perjanjian kerja sama
antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu. Masing-
masing pihak memberikan kontribusi dana. Keuntungan atau kerugian akan
ditanggung bersama sesuai dengan proporsi yang telah disepakati sejak awal.
24. Jelaskan perbedaan antara prinsip sewa dengan skema ijarah dan
prinsip sewa dengan skema ijarah muntahiya bittamlik ?
25. Dalam kondisi apakah skema ijarah dan skema ijarah muntahiya
bittamlik cocok digunakan ?
Pengertian Ijarah : Akad pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui
pembayaran upah sewa, tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan atas
barang itu.
Pengertian IMBT (Ijarah Muntahiyah bit Tamlik) : Ijarah yang berakhir
dengan kepemilikan.
Contoh Ijarah :
seorang nasabah yang sedang melakukan proyek pembangunan jalan raya,
membutuhkan alat-alat berat sebagai penunjang operasinya, lalu memohon
kepada Bank syariah untuk menyewa alat2 berat itu. Maka nasabah akan
membayar sewa alat2 berat tersebut kepada Bank syariah
Contoh IMBT :
Seorang nasabah yang sedang melakukan proyek pembangunan jalan raya,
membutuhkan alat-alat berat sebagai penunjang operasinya, lalu memohon
kepada Bank syariah untuk menyewa alat2 berat itu.Akan tetapi, jika ternyata
alat-alat tersebut akan terus dibutuhkan dan dia kemudian memutuskan untuk
membelinya, dia bisa melakukannya dengan ijarah muntahia bit-tamlik, yaitu
menyewa peralatan tersebut dan pada akhir masa sewa, nasabah membelinya.
BAB V
Kerangka Dasar Penyusunan Dan Penyajian Laporan Keuangan Syariah
Jawab:
Ukhuwah berarti Persaudaraan antar sesama. Akuntansi syariah
berasaskan ukhuwah memiliki makna bahwa akuntansi syariah
menjunjung tinggi nilai kebersamaan dalam memperoleh manfaat
ekonomi (sharing economics) sehingga seseorang tidak boleh memperoleh
keuntungan di atas kerugian orang lain. Ukhuwahdalam akuntansi syariah
berdasarkan pada prinsip taaruf (saling mengenal), tafahum(saling
memahami), taawun (saling menolong), takaful (saling menjamin),
dan tahaluf(saling bersinergi).
Jawab:
Transaksi syariah dapat berupa aktivitas bisnis yang bersifat komersial
maupun aktivitas sosial yang bersifat nonkomersial. Transaksi syariah
komersial dilakukan antara lain berupa: investasi untuk mendapatkan bagi
hasil; jual beli barang untuk mendapatkan laba; dan atau pemberian
layanan jasa untuk mendapatkan imbalan.
Jawab:
1. Investor, mereka membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan atau menjual investasi
tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang
memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan entitas syariah
untuk membayar dividen.
2. Pemberi dana qardh, pemberi dana qardh tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
dana qardh dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
3. Pemilik dana syirkah temporer, pemilik dana syirkah temporer yang
berkepentingan akan informasi keuangan yang memungkinkan mereka
untuk mengambil keputusan investasi dengan tingkat keuntungan
yang bersaing dan aman.
4. Pemilik dana titipan, pemilik dana titipan tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
dana titipan dapat diambil setiap saat.
5. Pembayar dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf. Pembayar
dan penerima zakat, infak, sedekah dan wakaf, serta mereka yang
berkepentingan akan informasi mengenai sumber dan penyaluran dana
tersebut.
6. Pengawas syariah, pengawas syariah yang berkepentingan dengan
informasi tentang kepatuhan pengelola bank akan prinsip syariah.
7. Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas entitas
syariah. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan entitas syariah dalam
memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.
8. Pemasok dan mitra usaha lainnya, pemasok dan mitra usaha lainnya
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk
memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat
jatuh tempo. Mitra usaha berkepentingan pada entitas syariah dalam
tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi
pinjaman qardh kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka
tergantung pada kelangsungan hidup entitas syariah.
9. Pelanggan, para pelanggan berkepentingan dengan informasi
mengenai kelangsungan hidup entitas syariah, terutama kalau mereka
terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada,
entitas syariah.
10. Pemerintah, pemerintah dan berbagai lembaga yang berada di
bawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya
dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas entitas syariah.
Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas entitas
syariah, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk
menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
11. Masyarakat, entitas syariah mempengaruhi anggota masyarakat dalam
berbagai cara. Misalnya, entitas syariah dapat memberikan kontribusi
berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan
informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran entitas syariah serta rangkaian aktivitasnya.
Jawab:
Pemberi dana qardh adalah orang atau lembaga yang memberikan
pinjaman tanpa imbalan apapun karena meminjamkan uang untuk
memperoleh imbalan adalah riba.
Jawab:
Dana syirkah temporer adalah dana yang diterima sebagai investasi dengan
jangka waktu tertentu dari individu dan pihak lainnya di mana entitas
syariah mempunyai hak untuk mengelola dan menginvestasikan dana
tersebut dengan pembagian hasil investasi berdasarkan kesepakatan.
Jawab:
Pemilik dana titipan adalah nasabah penabung, mereka harus memastikan
apakah dana yang dititipkan dapat diambil setiap saat. Hal ini terkait
dengan ketersediaan dana/kas pada entitas syariah yang ditunjukan dengan
rasio likuiditas.
Persaudaraan (ukhuwah);
Keadilan (adalah);
Kemaslahatan (masalah);
Keseimbangan (tawazun);
Universalisme (syumuliyah).
Prinsip ukhuwah berarti bahwa transaksi yang diadakan merupakan bentuk
interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan
secara umum dengan semangat saling tolong menolong. Ukuhuwah dalam
transaksi syariah melingkupi berbagai aspek, yaitu:
Implementasi trasaksi yang sesuai dengan pradigma dan asas transaksi syariah
harus memenuhi karateristik dan persyaratan antara lain:
11. Apakah tujuan utama dan tujuan lain laporan keuangan syariah ?
Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas entitas syariah
yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam
rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai
tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai
entitas syariah yang meliputi:
(a) aset;
(b) kewajiban;
(c) dana syirkah temporer;
(d) ekuitas;
(e) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian;
(f) arus kas;
(g) dana zakat; dan
(h)danakebajikan.
Tujuan lainnya adalah:
a. Meningkatkan kepatuhan terhadap prinsip syariah dalam semua
transaksi dan kegiatan usaha
b. Informasi kepatuhan entitas syariah tidak sesuai dengan prinsip
syariah, serta informasi aset, kewajiban pendapatan dan beban yang tidak
sesuai dengan prinsip syariah bila ada dan bagaimana perolehan dan
penggunaannya.
c. Informasi untuk membantu mengevaluasi pemenuhan tangung
jawab entitas syariah terhadap amanah dalam mengamankan dana,
menginvestasikan pada tingkat keuntungan yang layak
d. Informasi mengenai tingkat keuntungan investasi yang diperoleh
penanam modal dan pemilik dana syirkah temporer; dan informasi
mengenai pemenuhan kewajiban (obligation) fungsi sosial entitas
termasuk pengelolaan dan penyaluran zakat, infak, sedekah, dan wakaf.
Manfaat ekonomi masa depan yang terwujud dalam aset adalah potensi dari aset
tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun tidak langsung,
arus kas dan setara kas kepada entitas syariah. Potensi tersebut dapat berbentuk
sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas operasional entitas
syariah. Mungkin pula berbentuk sesuatu yang dapat diubah menjadi kas atau
setara kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi pengeluaran kas, seperti
penurunan biaya akibat penggunaan proses produksi alternatif.
Entitas syariah biasanya menggunakan aset untuk memproduksi barang atau jasa
yang dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan pelanggan; berhubung barang
atau jasa ini dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan ini, pelanggan bersedia
membayar sehingga memberikan sumbangan kepada arus kas entitas syariah. Kas
sendiri memberikan jasa kepada entitas syariah karena kekuasaannya terhadap
sumber daya yang lain
20. Jelaskan apa yang dimaksud dengan penghasilan, beban dan hak
pihak ketiga atas bagi hasil
Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan
kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari
kontribusi penanam modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenues)
maupun keuntungan (gain).
Beban (expenses) dalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode
akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset atau terjadinya
kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut
pembagian kepada penanam modal, termasuk di dalamnya beban untuk
pelaksanaan aktivitas syariah maupun kerugian yang timbul.
Hak pihak ketiga atas bagi hasil dana syariah temporer adalah bagian hasil
pemilik dana atas keuntungan dan kerugian hasil investasi bersama entitas syariah
dalam suatu periode laporan keuangan. Hak pihak ketiga atas bagi hasil tidak bisa
dikelompokkan sebagai beban (ketika untung) atau pendapatan (ketika rugi).
Namun, hak pihak ketiga atas bagi hasil merupakan alokasi keuntungan dan
kerugian kepada pemilik dana atas investasi yang dilakukan bersama dengan
entitas syariah.
21. Aset diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar kemungkinan
bahwa manfaat ekonominya di masa depan diperoleh entitas syariah dan
aset tersebut mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal.
Suatu aset tidak dapat diakui dalam laporan posisi keuangan jika
pengeluaran telah terjadi dan manfaat ekonominya dipandang tidak
mungkin mengalir kedalam entitas syariah setelah periode akuntansi
berjalan. Sebagai alternatif transaksi semacam ini diakui sebagai beban.
22. Kewajiban diakui dalam laporan posisi keuangan kalau besar
kemungkinan bahwa pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation)
masa kini dan jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
23. Pengakuan dana syirkah temporer dalam laporan posisi keuangan jika
entitas syariah memiliki kewajiban untuk mengembalikan dana yang
diterima melalui pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi dan jumlah yan harus diselesaikan dapat diukur dengan andal.
Jumlah DST dapat berubah-rubah sesuai dengan hasil invetasi.
24. Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kalau kenaikan
manfaat ekonomi di masa depan yan berkaitan dengan peningkatan aset
atau penurunan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini
berarti pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan
kenaikan aset atau penurunan liabilitas.
25. Beban diakui dalam laporan laba rugi komprehensif kalau penurunan
manfaat ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan aset atau
peningkatan liabilitas telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini
berarti pengakuan beban terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan
atau penurunan aset.
BAB VI
Teori Dan Praktik Kontemporer
dapat dengan leluasa mengelola dana tanpa ada batasan walaupun pastinya
dana yang dikelola harus dibidang yang halal dan sesuai dengan kaidah-
kaidah syariah.
dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kami
beruntung
Surah Al-Baqarah ayat 283 artinya jika kamu dalam perjalanan (dan
penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang
berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan
3. Rukun Mudharabah:
cakap hukum.
2. Modal yang diberikan oleh shahibul maal yaitu sejumlah uang atau
Dapat berbentuk uang atau barang yang dapat dinilai pada waktu
akad.
kelebihan dari modal yang telah diserahkan oleh shahibul maal kepada
mudharib).
pengawasan.
pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain
berdasarkan akad jual beli. Inti dari pembiayaan berdasarkan pada akad
jual beli adalah bahwa nasabah yang membutuhkan suatu barang tertentu,
maka padanya akan menerima barang dari pihak bank dengan harga
oleh bank (profit margin) dan tentu saja harus ada kesepakatan mengenai
harga tersebut oleh kedua belah pihak. Murabahah merupakan jual beli,
dimana barangnya sudah ada, sedangkan dalam salam dan istishna adalah
2. Murabahah cocok digunakan untuk transaksi jual beli, dan traksaksi jual beli
itu boleh dilakukan dengan:
1. Murabahah tanpa pesanan
Bank bertindak sebagai penjual barang yang diperolehnya tanpa adanya
pesanan
terlebih dahulu dari nasabah.
2. Murabahah berdasarkan pesanan
BANK (Membeli) ==> BARANG (Setelah) ==> NASABAH
(Pemesan)
4. Adapun rukun jual beli murabahah yang disepakati oleh jumhur ulama adalah:
a) Penjual (bai), yaitu pihak yang memiliki barang untuk dijual atau pihak yang
ingin menjual barangnya. Dalam transaksi pembiayaan murabahah di perbankan
syariah merupakan pihak penjual.
b) Pembeli (musytari) yaitu pihak yang membutuhkan dan ingin membeli barang
dari penjual, dalam pembiayaan murabahah nasabah merupakan pihak pembeli.
c) Barang/objek (mabi) yaitu barang yang diperjual belikan. Barang tersebut
harus sudah dimiliki oleh penjual sebelum dijual kepada pembeli, atau penjual
menyanggupi untuk mengadakan barang yang diinginkan pembeli.
d) Harga (tsaman). Harga yang disepakati harus jelas jumlahnya dan jika dibayar
secara hutang maka harus jelas waktu pembayaranya.
e) Ijab qabul (sighat) sebagai indikator saling ridha antara kedua pihak (penjual
dan pembeli) untuk melakukan transaksi.
5. Boleh, bank syariah boleh mengenakan denda terhadap nasabah mampu , tetapi
yang menunda-nunda pembayaran dengan sengaja, dan pengakuan denda diakui
sebagai dana kebajikan pada saat diterima
BAB X
Akuntansi Transaksi Salam Dan Paralel
b. Bagi pemerintah
Penggunaan skema salam dengan ciri pembayaran dimuka akan dapat
mempercepat pencapaian target target pemerintah dalam meningkatnkan
cadangan pengadaan produk pertanian. Skema ini dipandang dapat
mengantisipasi keengganan petanimenjual produknya kepada pemerintah
selama ini. Baik karena telah terbiasa menjual kepada tengkulak atau
pedagang besar. Keuntungan lainya bagi pemerintah ialah dengan
tercapainya target cadangan pengadaan produk pertanian dengan dana
yang terjangkau, maka akan mempercepat peran serta pemerintah dalam
ekspor produk keluar negeri.
c. Bagi pengusaha
Penggunaan skema salam bagi pengusaha berpotensi meningkatkan
efisiensi dan nilai penjualan pengusaha produk pertanian. Pengusaha,
dalam hal ini berperan sebagai penjual produk pertanian baik untuk
konsumsi local maupun ekspor, akan dapat memiliki produk pertanian dari
petani dengan harga yang relatif lebih rendah dibanding dengan harga
pasar mengingat pembayaran yang dilakukan dimuka. Adanya harga
pembelian yang relative lebih murah tersebut akan memberikan
keuntungan bagi penguasaha untuk memperoleh margin yang menarik.
Keuntungan lain bagi pengusaha adalah adanya kepastian memperoleh
barang yang di inginkan, sehingga tidak perlu khawatir atas persaingan
mendapatkan mendapatkan barang saat panen dengan pengusaha lain.
b. Dalam jual beli salam, komoditas yang tidak dimiliki oleh penjual
dapat dijual; yang dalam jual beli biasa tidak dapat dijual.
c. Dalam jual beli salam, hanya komoditas yang secara tepat dapat
ditentukan kualitas dan kuantitasnya dapat dijual, yang dalam jual beli
biasa, segala komoditas yang dapat dimiliki bisa dijual, kecuali yang
dilarang oleh Al Quran dan hadits.
d. Dalam jual beli salam, pembayaran harus dilakukan ketika mebuat kontrak;
yang dalam jual beli biasa, pembayaran dapat ditunda atau dapat dilakukan ketika
pengiriman barang berlangsung
pesanan dari pembeli. Pembuat barang lalu berusaha melalui orang lain
berdasarkan akad jual beli. Inti dari pembiayaan berdasarkan pada akad
jual beli adalah bahwa nasabah yang membutuhkan suatu barang tertentu,
maka padanya akan menerima barang dari pihak bank dengan harga
oleh bank (profit margin) dan tentu saja harus ada kesepakatan mengenai
harga tersebut oleh kedua belah pihak. Murabahah merupakan jual beli,
dimana barangnya sudah ada, sedangkan dalam salam dan istishna adalah
b. Shighat, yaitu segala sesuatu yang menunjukkan aspek suka sama suka
Jawab :
Transaksi Istishna sangat cocok untuk digunakan dalam transakasi Barang Manufaktur,
Bangunan, Rakit Mesin atau juga software.
Jawab :
Pada transaksi Istishna Paralael terdapat tiga pihak, yiatu Bank, Nasabah dan
Pemasok.
Sedangkan pada transaksi Istishna hanya terdapat dua pihak yaitu Bank dan Nasabah
BAB XII
Akuntansi Transaksi Ijarah dan Ijarah Muntahiya bit Tamlik
1. ijarah berarti urusan sewa menyewa yang jelas manfaat dan tujuanya, yang
dapat diserah terimakan, dan boleh diganti dengan upah yang telah disepakati.
Transaksi ijarah itu sendiri pada dasarnya dilandasi dengan prinsip perpindahan
manfaat. Pemilik yang menyewakan manfaat disebut Muajjir (orang yang
menyewakan). Sementara itu pihak lain yang mendapatkan manfaat sewa disebut
Mustajir (orang yang menyewa = penyewa).
2. Perbedaan antara Ijarah dan Ijarah Muntahia Bittamlik.
Banyak orang yang menyamakan ijarah dengan leasing. Hal ini terjadi karena
kedua istilah tersebut sama-sama mengacu pada sewa menyewa. Kita akan
membahas perbedaan dan persamaanantara ijarah dan leasing.
1. Dari segi objeknya.
Bila dilihat dari segi objek yang disewakan, leasing hanya berlaku untuk
sewa menyewa barang saja.
Sedangkan dalam ijarah objek yang disewakan bisa berupa barang dan
jasa/tenaga kerja.
2. Dari segi metode pembayaran.
Bila dilihat dari segi metode pembayarannya, leasing hanya memiliki satu
metode pembayaran yaitu, pembayaran sewa pada leasing tidak bergantung
kepada kinerja objek yang disewakan. Contohnya: Ahmad menyewa mobil X
pada Toyota Rent A Car untuk dua hari dengan tarif 1.000.000/hari. Dengan
mobil tersebut Ahmad berencana pergi ke Bandung. Bila ternyata Ahmad tidak
pergi ke Bandung, tetapi hanya ke Bogor Ahmad tetap harus membayar sewa
mobil tersebut seharga 1.000.000/hari. Dengan demikian, penentuan harga sewa
pada kasus diatas tergantung pada lamanyawaktu sewa, bukan apakah mobil
tersebut dapat mengantarkan kita ke Bandung atau tidak.
Dari segi metode pembayarannya ijarah, dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu ijarah yang pembayarannya tergantung kepada kinerja objek yang
disewanyadan ijarah yang pembayarannya tidak tergantung pada kinerja objeknya.
Contoh ijarah yang pembayarannya tergantung pada kinerja objek yang disewakan
adalah: Adi ingin ke Bandung bersama keluarganya. Karena tidak ingin
mengemudikan mobilnya sendiri,ia menghubungi perusahaan travel. Kepada
perusahaan travel, Ahmad mengatakan, Tolong antarkan saya beserta keluarga ke
Bandung dengan mobil perusahaan Anda. Jika Anda bisa mengantarkan kami ke
Bandung anda akan kami bayar 500.000. Contoh untuk ijarah yang
pembayarannya tidak tidak tergantung pada kinerja objeknya sama seperti contoh
Ahmad diatas.
3. Dari segi perpindahan kepemilikan.
Dalam leasing ada dua jenis perpindahan kepemilikan, yaitu: operating
lease dan financial lease. Dalam operating lease, tidak terjadi perpindahan
kepemilikan aset, baik diawal maupun diakhir. Sedangkan financial lease diakhir
periode sewa si penyewa diberikan pilihan untuk membeli atau tidak membeli
barang yang disewa tersebut. Dalam perbankan syariah dikenal dengan ijarah
muntahia bittamlik (sewa yang diikuti dengan berpindahannya kepemilikan).
Harga sewa dan harga jual disepakati pada awal perjanjian.Karena itu dalam
ijarah muntahia bittamlik, pihak yang menyewakan berjanji diawal periode
kepada pihak penyewa, apakah akan menjual barang tersebut atau akan
menghibahkannya. Dengan demikian, ada dua jenis ijarah muntahia bittamlik:
a. Ijarah muntahia bittamlik dengan janji menghibahkan barang diakhir
periode sewa.
b. Ijarah muntahia bittamlik dengan janji menjual barang pada akhir periode
sewa.
3. Rukun ijarah ada 5, yaitu:
1. Mujir (orang/barang yang disewa).
2. Mustajir (orang yang menyewa).
3. Objek transaksi (manfaat).
4. Sighat (ijab dan qabul).
5. Imbalan atau upah.
4 Pengawasan
. Untuk menguji kesesuaian transaksi ijarah dan IMBT yang dilakukan bank
dengan fatwa dewan DSN, DPS suatu bank syariah akan elakukan pengawasan
syariah. Menurut Bank Indonesia, pengawasan tersebut antara lain berupa :
a. Memastikan penyauran dana berdasarkan pronsip ijarah tidak dipergunakan
untuk kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah
b. Memastikan bahwa akad pengalihan kepemilikan dalam IMBT dilakukan
setelah akad ijarah selesai, dan dalam akad ijarah (waad) untuk pengalihan
kepemilikan harus dilakukan pada saat berakhirnya akad ijarah
c. Meneliti pembiayaan berdasarkan prinsip ijarah untuk multijasa
menggunakan perjanjian sebgaimana diatur dalm fatwa yang berlaku tentang
multijasa dan ketentuan lainnya antara lain ketentuan standar akad
5 . Bagi bank syariah, transaksi ini memiliki beberapa keunggulan jika
dibandingkan dengan jenis akad lainnya yaitu:
1. Dibandingkan dengan akad murabahah, akad ijarah lebih fleksibel dalam
hal objek transaksi.
2. Dibandingkan dengan investasi, akad ijarah mengandung resiko usaha
yang lebih rendah, yaitu adanya pendapatan sewa yang relatif tetap
BAB XIII
Akuntansi Transaksi Dana Zakat,Kebijakan dan Pinjaman Qardh
Kelebihan dari sistem Profit and Loss Sharing dan sistem Revenue Sharing
1. Merupakan alat yang terbaik untuk menghapus bunga dalam berbagai macam
transaksi dan pembiayaan jangka pendek;
2. Tingkat investasi lebih tinggi karena diberikan penawaran yang memadai
terhadap dana-dana yang dapat dipinjamkan, karena pengusaha dapat
mengabaikan kepastian bagian hasil usaha yang diberikan kepada pemberi
pinjaman yang disebabkan ketidaktentuan hasil produksinya. Sedangkan
kelemahan sistem profit and loss sharing dalam penerapannya menyebabkan
berbagai problem yang berkaitan dengan penggunaan profit and loss sharing
dalam aktivitas investasi bank-bank Islam.Berdasarkan teori perbankan Islam
kontenporer, prinsip mudharabah dan musyarakah dijadikan sebagai alternative
penerapan sistem bagi hasil (profit and loss sharing). Meskipun demikian, dalam
prakteknya, ternyata signifikasi profit and loss sharing dalam memainkan
operasional investasi dana bank peranannya sangat lemah. Menurut beberapa
pengamat perbankan Islam, hal ini terjadi karena beberapa alasan, diantaranya:
a. Standar moral
Terdapat anggapan bahwa standar moral yang berkembang di kebanyakan
komunitas muslim tidak memberikan kebebasan penggunaan profit and loss
sharing sebagai mekanisme investasi. Hal ini berdasarkan argumentasi yang
mendorong bank untuk mengadakan pemantauan lebih intensif terhadap setiap
investasi yang diberikan. Yang demikian itu membuat operasional perbankan
berjalan tidak ekonomis dan tidak efisien. Berdasarkan alasan ini bank-bank Islam
menggunakan pembiayaan profit and loss sharing yang diberikan setelah
melakukan pemantauan yang mendalam terhadap bisnis yang akan dijalankan,
dana hanya akan diberikan kepada partner yang efisien dalam mengelola
bisnis,jujur dalam melakukan transaksi, proyek usaha yang dijalankan adalah
profitable, serta pembiayaan usaha tersebut umumnya untuk jangka pendek dan
bukan untuk pembiayaan jangka panjang serta bukan pembiayaan untuk lembaga.
b. Ketidakefektifan model pembiayaan profit and loss sharing
Pembiayaan profit and loss sharing tidak melayani berbagai macam kebutuhan
pembiayaan dari ekonomi kontemporer. Meskipun demikian, profit and loss
sharing yang diterapkan dalam bentuk mudharabah dan musyarakah merupakan
alat yang terbaik untuk menghapus bunga dalam berbagai macam transaksi dan
pembiayaan jangka pendek. Namun kemungkinan untuk dilaksanakan ke dalam
kredit institusional menjadi terlambat. Berbagai problem yang berkaitan dengan
aplikasinya prinsip mudharabah dan musyarakah pada level kredit institusional
benar-benar tidak dapat di pakai. Alasannya adalah meningkatnya permintaan
pinjaman pemerintah untuk anggaran belanjanya, dengan demikian permintaan
pemakaian pinjaman dengan mengggunakan sistem profit and loss sharing
menjadi tidak terpenuhi.
Kalkulasi keuntungan dalam menggunakan sistem bagi hasil profit and loss
sharing juga mengalami kesulitan. Meskipun di dalam khazanah fiqih dijelaskan
mengenai petunjuk perhitungan keuntungan tersebut, namun kenyataannya dalam
praktek kelihatannya tidak ada keseragaman di antara bank-bank Islam mengenai
cara melakukan perhitungan keuntungan, yang dalam istilah akuntannya bersifat
subyektif. Berbagai macam cara perhitungan keuntungan ini berpangkal dari
dalam penempatan pada modal aktifa dan tanggungan pasiva. Penilaian ini
tergantung pada beberapa faktor, diantaranya tingkat penurunan modal tertentu
modal tertentu, serta kebijakan mengenai kebijakan cadangan dan persediaan.
Oleh karenanya, dlam bisnis yang sama dapat menunjukkan keuntungan yang
berbeda tanpa menaruh curiga, adanya kesalahan dalam perhitungan.
f. Kurang menariknya sistem profit and loss sharing dalam aktiva bisnis
Dalam lapangan bisnis dan industri, biaya yang dikeluarkan dari dana-dana yang
diperoleh berdasarkan sistem profit and loss sharing tidak diketahui secara jelas
dan pasti. Hal ini akan menimbulkan terbongkarnya rahasia keuangan mereka oleh
pihak bank juga intervensi bank teradap urusan manajemn mereka. Keadaan ini
sangat berbeda dengan sistem pembiayaan berdasarkan bunga, dimana modalnya
aman terjaga, pendapatan yang diperoleh pasti, dan biaya pinjaman diketahui
dengan jelas.
g. Permasalahan efisiensi
Tingkat investasi mungkin lebih tinggi di bawah sistem profit and loss sharing
dari pada sistem lainnya, karena dalam sistem profit and loss sharing diberikan
penawaran yang memadai terhadap dana-dana yang dapat dipinjamkan. Karena
pengusaha dapat mengabaikan kepastian bagian hasil usaha yang diberikan
kepada pemberi pinjaman yang disebabkan ketidak tentuan hasil prodksinya, serta
tidak adanya kekhawatiran terjadinya penyelewengan dana pinjaman terhadap
investasi yang riil. Kesanggupan para pemberi pinjaman untuk turut menanggung
resiko kemungkinan akan mendorong investasi lebih berisiko. Meskipun
kesanggupan ini juga akan mengurangi penekanan biaya-biaya untuk efisiensi
kelangsungan bisnis yang pada tingkat kepentingan tertentu cukup mengesankan.
2. Dana kebajikan merupakan dana sosial diluar zakat yang berasal dari
masyarakat yang dikelola oleh bank syariah. Dana kebajikan bisa juga disebut
dengan dana qardh. PSAK 59 dan PAPSI menggunakan istilah qardh dan bukan
istilah dana kebajikan. Akan tetapi, pada PSAK 101, istilah ini diganti dengan
istilah Dana Kebajikan. Tidak ada keterangan resmi alasan penggantian istilah
ini dalam PSAK 101. Akan tetapi, adanya istilah dana kebajikan memberi
fleksibilitas dalam sumber maupun penggunaan dana tersebut, mengingat istilah
qardh lebih tepat digunakan untuk transaksi yang terkait dengan pinjam
meminjam tanpa bunga.
3. Infaq dan Shodaqoh dalam dana kebajikan ,Berdasarkan PSAK 101 paragraf
75, sumber dana kebajikan terdiri atas: Infak, Sedekah, Hasil pengelolaan wakaf
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, Pengembalian dana kebajikan
produktif, Denda, Pendapatan non-halal, Sumbangan/hibah.
Infak dan sedekah yang dimaksud dalam dana kebajikan adalah semua jenis infak
dan sedekah baik yang peruntukannya ditentukan secara khusus oleh pemberi
infak dan sedekah maupun yang tidak. Denda merupakan sanksi berupa uang yang
dikenakan oleh bank syariah kepada nasabah yang mampu, tetapi dengan sengaja
menunda-nunda pembayaran kewajibannya kepada bank syariah. Semua
penerimaan bank syariah dari nasabah yang merupakan denda dimasukkan ke
dalam dana kebajikan. Sumbangan atau hibah pada dasarnya merupakan salah
satu bentuk sedekah sunah. Akan tetapi, istilah sumbangan atau hibah secara
terminologi dipandang universal, sehingga dapat menampung bantuan yang
mungkin berasal dari orang yang bukan beragama Islam ataupun dari instansi dan
lembaga yang cenderung memilih istilah yang umum dalam memberikan suatu
bantuan. Pendapatan non-halal merupakan sumber dana kebajikan yang berasal
dari transaksi bank syariah dengan pihak lain yang tidak menggunakan skema
syariah. Untuk keperluan lalu lintas keuangan, bank syariah dalam hal tertentu
harus memeiliki rekening di bank konvensional. Dengan memiliki rekening di
bank konvensional, baik yang ada didalam ataupun diluar negeri, adanya bunga
bank dari bank mitra merupakan suatu yang tidak dapat dihindari. Dalam hali ini,
bunga yang diterima tersebut tidak boleh menambah pendapatan bank syariah,
tetapi dimasukkan sebagai tambahan dana kebajikan.
Infaq dan Shodaqoh dalam Dana ZIS, Istilah Infaq dan Shodaqoh sering
digunakan secara bersamaan dalam beberapa pembahasan, seperti pembahasan
mengenai pengelolaan dana Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (ZIS) sehingga muncul
istilah Badan Amil Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (BAZIS) maupun Lembaga Amil
Zakat, Infaq, dan Shodaqoh (LAZIS). Padahal istilah amil hanya digunakan dalam
konsep pengelolaan dana zakat. Namun demikian, praktik pengelolaan dana ZIS
sudah begitu popular di Indonesia sehingga seolah-olah dana ZIS tidak ada
bedanya satu dengan yang lain.
4. Sumber dana kebajikan berasal dari penerimaan:
infak;
sedekah;
hasil pengelolaan wakaf sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku;
pengembalian dana kebajikan produktif;
denda; dan
pendapatan nonhalal
Penggunaan dana kebajikan untuk:
dana kebajikan produktif;
sumbangan; dan
penggunaan lainnya untuk kepentingan umum. kenaikan atau penurunan
sumber dana kebajikan; saldo awal dana penggunaan dana kebajikan; dan
saldo akhir dana penggunaan dana kebajikan.
Disyariatkannya qardh mengacu pada al-quran dan Sunah, Antara lain Q.S
Al-Baqarah:245 dan HR. Ibnu Hibban. Jadi didalam pinjaman Qardh tidak
dibolehkan disyaratkan tambahan pengembalian atas pinjaman. Akan tetapi asal
tidak dipersyaratkan pada saat akad, orang yang meminjam boleh saja
mengembalikan pinjaman lebih baik dari yang dipinjamkan ( Sesuai dengan yang
dianjurkan Rasullah kepada peminjam)
BAB XIV
Akuntansi Kas, Penempatan Bank Indonesia,Kliring dan Pajak
Sistem dana tetap adalah sistem yang menetapkan dan menyisihkan dana
kas kecil dengan nilai yang tetap atau tidak berubah tiap periode
pengisiannya. Kecuali jika perusahaan menghendaki perubahan jumlah
dana kas kecil. Kondisi tersebut mungkin terjadi ketika perusahaan
merasakan kas kecil yang sudah disisihkan ternyata tidak dapat memenuhi
semua keperluan operasional kecil, sehingga perlu ditambah lagi nilaiya.
Atau bisa juga perusahaan merasa dana kas kecil terlalu besar untuk
operasional kecil perusahaan, sehingga perlu dikurangi jumlahnya.
Dengan adanya perubahan kebijakan atas nilai dana kas kecil tersebut,
maka perusahaan (akuntan) harus melakukan catatan penyesuaian atas
penambahan atau pengurangan nilai tersebut. Yang perlu diingat dalam
sistem dana tetap adalah pencatatan pengeluaran kas kecil tidak dicatat
seketika terjadi pengeluaran. Melainkan dicatat ketika terjadi pengisian
kembali kas kecil.
Sistem dana fluktuasi adalah sistem yang menetapkan nilai dana kas kecil
sesuai dengan kebutuhan operasional. Artinya, saldo akun kas kecil ini
tidak tetap atau berfluktuasi sesuai dengan jumlah transaksi kas kecil. Jadi
nominal saldonya akan berubah tiap-tiap periode sesuai dengan kebutuhan
operasional perusahaan.
Cek (cheque)
Bilyet Giro (BG)
Wesel Bank
Surat Bukti Penerimaan Transfer dari luar kota
Lalu Lintas Giral (LLG)/ nota kredit
5. Jelaskan objek pajak dan tarif pajak yang terdapat pada bank
syariah!
Jawab :
objek Pajak (Dharibah) adalah al-Maal (harta/penghasilan),
objek Jizyah adalah jiwa (an-Nafs), objek Kharaj adalah tanah (status
tanahnya) dan objek Ushr adalah barang masuk (impor). Oleh karena
objeknya berbeda, maka jika dipakai istilah Kharaj,
Jizyah, atau Ushr untuk pajak akan rancu dengan Dharibah. Untuk itu,
biarkanlah Pajak atas tanah disebut dengan Kharaj, sedangkan istilah yang
tepat untuk pajak yang objeknya harta/penghasilan adalah Dharibah.