BAB I (Pendahuluan)
A. Definisi Etika
Secara etimologi berasal dari bahasa yunani ethikos yang memilki arti beragam, yang
pertama sebagai analisis konsep-konsep terhadap apa yang harus,mesti, aturan-aturan
moral, benar, salah, wajib, dll. Kedua, aplikasi ke dalam watak moralitas atau tindakan
moral. Ketiga, aktualisasi kehidupan yang baik secara moral.
Etika merupak studi standar moral yang tujuan eksplisitnya adalah menentukan standar
yang benar atau didukung oleh penalaran yang baik. Etika mencoba mencapai
kesimpulan moral anatara yang benar dan salah serta moral yang baik dan jahat.
B. Definisi Bisnis
Kata bisnis dalam al-quran biasanya yang digunakan al-tijarah yang artinya perdagangan,
perniagaan. Al-tijarah juga bermakna pengelolaan harta benda untuk mencari
keuntungan. Al-tijarah pada hakikatnya tidak semata-mata bersifat material dan
hanyabertujuan mencari keuntungan saja tetapi bersifat material sekaligus immaterial.
C. Definisi Islam
Islam adalah agama yag diturunkan Allah SWT kepada nabi Muhammad SAW untuk
mengatur hubungan manusia dengan Allah, dengan dirinya dan sesamanya. Islam
merupakan agama yang di ridhoi Allah SWT.
D. Definisi Etika Bisnis Islam
Etika bisnis islam merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-hal yang
benar dan salah yang selanjutnya tentu melakukan hal yang benar berkenaan dengan
produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan
perusahaan. Dalam membicarakan etika bisnis islam adalah menyangkut “Bussines
Form” atau “Bussines Person” yang memilki arti bervariasi. Berbisnis berati suatu usaha
yang menguntungkan. Jadi, etika bisnis islam adalah studi tentang seseorang atau
organisasi melakukan usaha ataukontak bisnis yang saling menguntungkan sesuai nilai-
nilai islam.
E. Nilai Dasar dan Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam
Beberapa nilai dasar dalam etika bisnis islam yang disarikan dari inti ajaran islam itu
sendiri adalah :
1. Kesatuan (tauhid/unity)
Konsep tauhid yang memadukan kesulurhan aspek-aspek kehidupan muslim baik
dalam bidang ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogen, serta
mementingkan konsep konsisttensi dan keteraturan yang menyeluruh.
2. Keseimbangan (equilibrium/adil)
Islam sangat menganjurkan untuk berbuat adil dalam berbisnis, dan melarang berbuat
curang atau berlaku dzalim.
3. Kehendak bebas (free will)
Kebebasan merupakan bagian penting dalam nilai etika bisnis isla, tetapi kebebasan
itu tidak merugikan kepentingan kolektif.
4. Tanggung jawab.
5. Kebenaran, kebajikan, dan kejujuran.
Tugas B
1. Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan dan mendistribusikan barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh masyarakat, mencari profit, dan mencoba memuaskan keinginan
para konsumen.
2. Bisnis islam adalah aktivitas bisnis ekonomi dengan berbagai bentuk yang tidak ada
batasan dalam hal kepemilikan harta baik itu barang maupun jasa, namun dibatasi dalam
cara memperoleh dan pendayagunaan harta lantaran aturan haram dan halal menurut
islam.
3. Jenis bisnis berdasar tujuannya :
a. Bisnis yang berorientasi pada keuntungan (profit oriented/profit motive).
Contohnya : CV, PT, Firma, dsb.
b. Bisnis yang tidak berorientasi pada keuntungan atau nirlaba (non profit
oriented/non profit motive). Contohnya : yayasan,organisasi sosial, lembaga
swadaya masyarakat, dsb.
4. Jenis bisnis berdasar kegunaanya :
a. Form utiliy, untuk menghasilkan barang dan jasa.
b. Place utiliy, mendistribusikan atau menyalurkan suatu barang dan jasa.
c. Posesif utility, bisnis dijalankan untuk memenuhi kegunaan pemilikan terhadap
suatu barang atau jasa.
d. Time utility, penyimpanan dan pemasaran dari suatu barang agar saat dikeluarkan
bisa lebih bermanfaat dan bernilai tinggi.
5. Pandangan islam dalam bisnis : bisnis menurut islam adalah suatu yang dihalalkan
bahkan sangat dianjurkan oleh islam. Bisnis bahkan dilakukan oleh Nabi dan Sahabat
Rasulullah pada zaman dahulu. Islam memperbolehkan bisnis asalkan bukan hal-hal yang
mengarah kepada riba, judi, penyediaan produk atau layanan yang mengandung barang-
barang haram. Islam pun mengharapkan agar bisnis yang dilakukan oleh seorang muslim
tidak hanya memiliki keuntungan untuk diri sendiri melainkan memberi manfaat juga
kepada banyak orang.
6. Studi Kelayakan Bisnis yaitu penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya
menganalisis layak atau tidak layak bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan
secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang tidak
ditentukan.
7. Studi Kelayakan Bisnis Islam adalah laporan sistematis penelitian dengan menggunakan
analisis ilmiah mengenai layak atau tidaknya usulan suatu usaha bisnis yang halal
menurut pandangan syariah islam dalam rangka rencana investasi perusahaan.
8. Perbedaan SKB konensional dan islam
a. SKB Konvensional
Bersumber dari daya pikir manusia, artinya setiap bisnis akan memiliki aturan
dan pedoman yang berbeda-beda sesuai dengan aturan yang telah dibuat atau
disepakati.
Berfokus untuk mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, sehingga
hampir semua bisnis yang dilakukan dianggap halal.
Tidak didahului oleh akad/perjanjian dalam pelaksanaanya.
Keuntungan yang didaptkan oleh pelaku bisnis menggunakan sistem suku
bunga, dimana kedua pelaku bisnis belum tentu mendaptkan hak yang sama
atas keuntungan yang didapatkan.
b. SKB Islam :
Bersumber dari Al-qur’an dan hadits, artinya semua proses yang terjadi dalam
sebuah bisnis harus sesuai dengan aturan yang terdapat dalam Al-qur’an dan
hadits.
Pelaku bisnis akan menjalankan suatu bisnisyang diperbolehkan (dihalalkan)
berdasarkan syariah islam dan tidak menjalan bisnis yang dilarang
(diharamkan).
Selalu didahului oleh akad/perjanjian. Dalam akad tersebut ada unsur yang
harus terpenuhiyaitu sighat (pernyataan) akad, terdiri ijab dan kabul, kedua
belah pihak, dan hal yang diakadkan.
Keuntungan yang didaptkan oleh kedua pihak menggunakan sistem bagi hasil,
dimana keuntungan yang didapatkan oleh pelaku bisnis sama besarnya
berdasarkan perjanjian yang telah disepakati.
9. Manfaat mempelajari Studi Kelayakan Bisnis Islam :
a. Pihak pertama (bagi analisis)
Memberikan pengetahuan tentang cara berpikir yang sistematis dalam
menghadapi suatu masalah dan mencari jawabannya.
Menerapkan berbagai disiplin ilmu yang telah dipelajari sebelumnya dan
menjadikannya sebagai alat bantu dalam penghitungan/pengukuran, penilaian,
dan pengambilan keputusan.
Mengerjakan studi kelayakan berarti mempelajari suatu objek bisnis secara
komprehensif.
b. Pihak kedua (bagi masyarakat)
Calon investor, lebih terkonsentrasi pada spek ekonomis dan keuangan karena
pada aspek inilah mereka dapat menentukan tingkat pengembalian modal,
payback period, aliran kas dan laba rugi.
Mitra penyerta modal.
Perbankan.
Pemerintah.
Manajemen perusahaan.
Masyarakat.
10. Perbedaan SKB dan RB
a. SKB : studi yang dilakukan untuk menguji apakah bisnis yang dijalankan layak atau
tidak.
b. RB (Rencana Bisnis) : rencana yang akan dilakukan dalam melaksanakan bisnis
setelah bisnis itu dianggap layak dari studi kelayakan bisnis.
11. Pihak-pihak yang membutuhkan studi kelayakan bisnis :
a. Pihak investor, ketika sebuah SKB dinyatakan layak maka langkah selanjutnya
mencari investor atau penanam modal. Sebelum pihak investor menyetujui untuk
menanmkan modal pada bisnis tersebut, pihak investor akan mempelajari laporan
SKB yang diajukan.
b. Pihak kreditor, pihak yang akan dipinjami modal. Semisal yang akan dipinjami modal
adalah bank, maka bank tersebut berhak meninjau ulang SKB yang telah dibuat untuk
bahan pertimbangan.
c. Pihak manajemen perusahaan, memerlukan laporan SKB ketika SKB dilakukan oleh
pihak eksternal. Sebagai project leader dan tempat dijadikan proyek, tentu pihak ini
memerlukan SKB dari proyek bisnis tersebut.
d. Pihak pemerintah dan masyarakat, bagaimanapun juga pihak ini memerlukan SKB
karena secara langsung atau tidak langsungkebijakan pemerintah akan mempengaruhi
kebijakan perusahaan.
e. Tujuan pembangunan ekonomi, SKB juga perlu menganalisis biaya dan manfaat yang
akan ditimbulkan perusahaan terhadap pembangunan perekonomian nasional.
12. Langkah—langkah dalam menyusun SKBI :
a. Pengumpulan data dan informasi, yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.
b. Melakukan pengolahan data, dengan metode-metode yang lazim digunakan kemudian
dicek ulang untuk memastikan kebenarannya.
c. Analisis data, untuk menentukan kriteria kelayakan agar bisa digunakan secara umum
dari seluruh aspek.
d. Mengambil keputusan, terhadap hasil analisis yang dilakukan. Jika layak maka dapat
direkomendasikan jika tidak maka sebaiknya dibatalkan.
e. Memberikan rekomendasi, merekomendasikan kepada pihak-pihak yang berwenang.
Sebaiknya disertai saran-saran, perbaikan yang dibutuhkan dan kelengkapan
dokumentasi.
13. Aspek-aspek yang perlu dikaji pada SKBI :
a. Aspek hukum : aspek yang pasti diteliti ketika studi kelayakan, hal ini menyangkut
pada semua hal yang berhubungan dengan legalitas atau ketentuan hukum dalam
mendirikan perusahaan.
b. Aspek syariah/halal : melihat apakah proses usaha, pengelolaan dan juga keuangan
menggunakan standar kehalalan secara islam.
c. Aspek pasar dan pemasaran : analisis yang dilakukan pada aspek ini akan menjawab
pertanyaan apakah produk yang dihasilkan memiliki peluang pasar.
d. Aspek keuangan : bagi sebagian bisnis, modal adalah hal utama yang harus dimiliki
sebelum membangun sebuah bisnis. Proses penganggaran adalah hal yang harus
dilakukan jika ingin melakukan perencanaan bisnis yang matang.
e. Aspek teknis/operasi : proses pembangunan suatu perusahaan secara teknis dan
pengoperasiannya setelah perusahaan dibangun.
f. Aspek manajemen : aspek ini berkaitan erat dengan operasional perusahaan baik itu
pembangunan maupun pengembangan.
g. Aspek sosial/ekonomi : untuk mengetahui pengaruh yang akan terjadi dengan adanya
perusahaan, khususnya dibidang perekonomian masyarakat tempatan dan bidang
sosial masyarakat.
h. Aspek AMDAL : analisis yang dilakukan untuk mengetahui dampak yang mungkin
ditimbulkan jika suatu investasi jadi dilakukan, baik dampak negatif atau positif.
14. Ilmu-ilmu yang erat kaitannya dengan SKBI :
a. Hukum bisnis.
b. Sosiologi dan lingkungan.
c. Manajemen pemasaran.
d. Manajemen operasional.
e. Manajemen sumber daya manusia,
f. Manajemen keuangan dan akuntansi.
g. Metodologi penelitian, statistika, dan komputer.
15. Kapan pelaku bisnis perlu melakukan SKB : studi kelayakan bisnis biasanya dilakukan
ketika seorang pelaku bisnis harus membuat keputusan penting mengenai kelanjutan
usaha bisnis mereka. Keputusan tersebut didasari oleh beberapa kondisi yang bervariasi,
seperti perubahan lokasi bisnis, pembelian peraltan atau perangkat lunak baru,
mengakuisisi perusahaan lain, atau merekrut karyawan tambahan. Tetapi studi kelayakn
bisnis dilakukan bagi mereka yang sedang ingin meluncurkan bisnis baru.
16. Jenis bisnis yang saya minati dan menarik untuk membuat SKBI nya : bisnis kuliner
(makanan).