TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami:
1. karakteristik istishna
2. pengakuan dan pengukuran transaksi istishna
3. pengakuan dan pengukuran ijarah istishna paralel metode prosentase
penyelesaian
4. penyajian transaksi istishna di laporan keuangan
1. Karakteristik
Seperti telah dijelaskan pada bab akad, istishna mempunyai karakteristik yang hampir
sama dengan salam. Istishna adalah akad jual beli antara pembeli (al-mustashni) dan as
shani (produsen yang juga sebagai penjual). Berdasarkan akad tersebut, pembeli
menugasi produsen untuk menyediakan barang pesanan (al-mashnu) sesuai spesifikasi
yang disyaratkan pembeli dan penjualnya dengan harga yang disepakati. Cara
pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan, atau ditangguhkan sampai jangka
waktu tertentu. Ketentuan harga barang pesanan tidak dapat berubah selama jangka
waktu akad.
Bank dapat bertindak sebagai pembeli atau penjual dalam suatu transaksi istishna. Jika
bank bertindak sebagai penjual kemudian memesan kepada pihak lain (sub kontraktor)
untuk menyediakan barang pesanan dengan cara istishna maka hal ini disebut istishna
pararel.
Istishna paralel dapat dilakukan dengan syarat sebagai berikut.
a) Akad kedua antara entitas syariah / pembeli (misal,bank syariah) dan sub kontraktor
terpisah dari akad pertama antara penjual (bank syariah) dan pembeli akhir.
b) Akad kedua dilakukan setelah akad pertama sah.
Pembeli mempunyai hak untuk memperoleh jaminan dari produsen/ penjual atas
a) jumlah yang telah dibayarkan, dan
b) penyerahan barang pesanan sesuai dengan spesifikasi dan tepat waktu.
Jika akad istishna disepakati, maka entitas syariah akan membuat jurnal seperti
berikut:
Tgl Aset istishna dalam Rp. xx -
penyelesaian
Beban praakad tangguhan - Rp.xx
Jika akad istishna tidak disepakati, maka jurnal untuk biaya praakad akan dijurnal
sebagai berikut:
Tgl Beban lain-lain Rp. xx -
Jika estimasi persentase penyelesaian akad dan biaya untuk penyelesaiannya tidak
dapat ditentukan secara rasional pada akhir periode laporan keuangan, maka
digunakan metode akad selesai dengan ketentuan sebagai berikut:
a) tidak ada pendapatan istishna yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut
selesai;
b) tidak ada harga pokok istishna yang diakui sampai dengan pekerjaan tersebut
selesai;