PERTEMUAN KE-5
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari pertemuan 5 mengenai biaya menurut Pajak dan Akuntansi,
mahasiswa diharapkan mampu membedakan biaya menurut Akuntansi dan Perpajakan
dari segi definisi dan pengakuan sehingga dapat melakukan rekonsiliasi terhadap
laporan keuangan dengan benar sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
Perpajakan.
B. URAIAN MATERI
Dalam transaksi terkait pendapatan, permasalahan yang muncul adalah kapan
pendapatan tersebut diakui. Pengakuan tersebut perlu dilakukan pada saat yang tepat
ketika suatu transaksi menghasilkan pendapatan. Jika perusahaan keliru dalam
menentukanpendapatan makaakan mengakibatkan salah dalam pengambilan
keputusan. Seperti diketahui bersama bahwa alat ukur kinerja Perusahaan salah
satunya dengan melihat instrumen-instrumen dalam Laporan Keuangan. Dengan
melihat pos–pos dalam neraca atau Laba Rugi. Dalam Laba Rugi perlu disusun secara
benar dan tepat dengan menandingkan antara Pendapatan dan Biaya dalam satu
periode Laporan. Karena sistem yang kita gunakan adalah Accrual Basis. Untuk itu kita
harus benar–benar melihat unsur pembentuk dalam Laba Rugi dimana, unsur
pembentuk terdiri dari Pendapatan dan Biaya.
Akuntansi Perpajakan 37
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1
Contoh Kasus :
1 Juni 2017, PT. Ogah Rugi membayar uang sewa untuk menyewa gedung
kantor senilai Rp. 1.000.000 untuk 5 bulan. Pengeluaran (cost) tersebut
merupakan suatu “aktiva” dalam bentuk “hak untuk menempati kantor selama
5 bulan”. Setiap hari berlalu dalam bulan tersebut sebagian dari masa pakai
harta tadi telah terpakai dan menjadi beban (expense). Pada tanggal 30 Juni
2017 biaya yang telah terpakai untuk sewa adalah sebesar Rp. 200.000 dan
harus diperlakukan sebagai beban.
Jurnal : Beban sewa Rp 200.000,-
Akuntansi Perpajakan 38
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1
2. Pengukuran Biaya
Terdapat berbagai dasar dalam melakukan pengukuran biaya namun biaya
historis merupakan pengukuran biaya yang paling sering digunakan. Biaya pada
umumnya diakui bila memenuhi salah satu dari dua kriteria berikut:
a. Konsumsi Manfaat, biaya diakui ketika manfaat ekonomi yang dihasilkan dari
penggunaan biaya tersebut telah digunakan.
b. Lenyapnya atau berkurangnya manfaat masa datang atau tidak lagi
mempunyai manfaat ekonomi
Akuntansi Perpajakan 39
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1
k. Iuran kepada dana pension yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
Keuangan
l. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan
dalam perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan
m. Kerugian selisih kurs mata uang asing.
n. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;
o. Biaya beasiswa, magang,dan pelatihan.
p. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih dengan syarat:
1) Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial;
2) Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih
kepada Direktorat Jenderal Pajak; dan
3) Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau
instansi pemerintah yang menangani piutang negara atau adanya perjanjian
tertulis mengenai penghapusan piutang/pembebasan utang antara kreditur
dan debitur yang bersangkutan
q. Syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan
piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1)
huruf k; yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan;
r. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
s. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di
Indonesia yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
t. Biaya pembangunan infrastruktur social yang ketentuannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah;
u. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah;dan
v. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Akuntansi Perpajakan 40
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1
Selain beban-beban diatas, jenis beban berikut ini merupakan beban yang
dapat dikurangkan untuk menghitung penghasilan bruto berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan :
a. Berdasarkan PMK-81/PMK.03/2009 yang berbunyi :
Pembentukan dana cadangan. Besarnya dana cadangan yang boleh
dikurangkan sebagai beban untuk :
1) Usaha bank dan badan usaha lain yang menyalurkan kredit, SGU dengan
hak opsi, perusahaan pembiayaan konsumen dan perusahaan anjak
piutang
2) Usaha asuransi
3) Lembaga Penjamin Simpanan
4) Biaya reklamasi usaha pertambangan
5) Biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan
6) Biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah industri
b. Penggantian atau imbalan dalam bentuk natura yang diatur dalam PMK-
83/PMK.03/2009 adalah sebagai berikut :
Akuntansi Perpajakan 41
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1
yang pendiriannya telah disetujui oleh Pemerintah dan atas zakat tersebut
diberikanlah tanda terima pembayaran zakat, maka untuk badan amil zakat,
zakat tersebut bukan merupakan penghasilan sedangkan untuk PT Asmaul
Husna merupakan beban yang dapat dikurangkan
d. Biaya berlangganan atau pengisian ulang pulsa dan perbaikan telepon seluler
yang dimiliki dan dipergunakan perusahaan untuk pegawai tertentu karena
jabatan atau pekerjaannya. Maka, biaya yang dapat dikurangkan oleh
perusahaan hanya sebesar 50%nya saja dalam tahun pajak yang bersangkutan
melalui penyusutan aset tetap kelompok 1 dan atas beban berlangganan dan
pengisian pulsa serta perbaikan telepon dapat dibebankan secara rutin oleh
perusahaan. Sebagai contoh : atas pembelian HP oleh PT Yudistira selama
Tahun 2017 telah dibayar langganan Kartu Telkomsel sebesar Rp 8.000.000,
maka biaya yang boleh dibebankan adalah senilai 50% x Rp 8.000.000 = Ro
4.000.000.
e. Biaya pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan sedan atau yang sejenis,
termasuk pengeluaran rutin untuk pembelian bahan bakar yang dimiliki atau
digunakan perusahaan bagi karyawan tertentu karena jabatan atau
pekerjaannya, maka pembebanan biayanya hanya diperbolehkan sebesar 50%
dalam tahun pajak yang bersangkutan melalui penyusutan aset tetap kelompok
2 dan atas beban pemeliharaan atau perbaikan rutin kendaraan tersebut dapat
dibebankan secara rutin.
f. Pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan sepanjangn dapat dibuktikan
bahwa pajak masukan tersebut telah benar-benar dibayar dan berkenaan
dengan pengeluaran yang berhubungan dengan kegiatan mendapatkan,
menagih dan memelihara penghasilan.
Berbeda dengan Akuntansi komersial, dalam perpajakan tidak semua arus
kas keluar dapat dihitung sebagai beban untuk mengurangi penghasilan bruto.
Pasal 9 ayat (1) Undang-Undang Pajak Penghasilan mengkategorikan jenis-jenis
biaya tersebut sebagai berikut :
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun, termasuk deviden
yang dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis atau
pembagian sisa hasil usaha koperasi.
Akuntansi Perpajakan 42
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1
Penjelasan pasal : Deviden dan sisa hasil usaha koperasi pada prinsipnya
merupakan bagian laba dari perusahaan tersebut sehingga bukan merupakan
biaya untuk mendapatkan penghasilan.
b. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang
saham, sekutu atau anggota
Penjelasan pasal : sebagai contoh perjalanan dinas yang dikeluarkan oleh
perusahaan selama tahun 2017 senilai Rp 700.000.000, dimana terdapat
perjalanan pemegang saham serta anggota keluarganya dalam rangka liburan
ke Singapura senilai Rp 100.000.000. Maka, atas dasar hal tersebut beban
perjalanan yang dapat dikurangkan dalam menghitung penghasilan bruto hanya
sebesar Rp 600.000.000 (beban perjalanan dinas senilai Rp 100.000.000 harus
dikoreksi fiskal).
c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan, kecuali :
1) Cadangan piutang tak tertagih untuk usaha Bank dan badan usaha lain
yang menyalurkan kredit, SGU dengan hak opsi, perusahaan pembiayaan
konsumen dan perusahaan anjak piutang
2) Cadangan untuk usaha asuransi termasuk cadangan bantuan sosial yang
dibentuk oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
3) Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan
4) Cadangan biaya penanaman kembali untuk usaha kehutanan, dan
5) Cadangan biaya penutupan dan pemeliharaan tempat pembuangan limbah
industri untuk usaha pengolahan limbah industri
Akuntansi Perpajakan 43
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1
dalam bentuk natura atau kenikmatan di daerah tertentu dan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pekerjaan.
Akuntansi Perpajakan 44
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1
Akuntansi Perpajakan 45
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1
3) Kerugian dari pengalihan harta atau utang yang tidak dimiliki dan tidak
dipergunakan dalam usaha/kegiatan untuk mendapatkan, menagih dan
memelihara objek pajak (Peraturan Pemerintah No 94 Tahun 2010). Contoh :
Tuan Agus memiliki sepeda motor tua yang dijual seharga Rp 8.000.000, jika
dilihat dari harga beli awal menunjukkan laba maka laba tersebut dikenakan
pajak, tetapi jika rugi maka tidak dikenakan pajak dan kerugiannya tidak
dibiayakan oleh pajak
4) Dalam hal pengalihan harta perusahaan kepada pegawainya maka
keuntungan berupa selisih antara harga pasar harta tersebut dengan nilai sisa
buku merupakan penghasilan bagi perusahaan (Peraturan Pemerintah No 94
Tahun 2010)
5) Biaya entertainment, representasi, jamuan tamu dan sejenisnya, sepanjang
tidak ada hubungannya dengan kegiatan usaha wajib pajak atau yang tidak
dibuatkan daftar nominatif (Peraturan Pemerintah No 94 Tahun 2010)
6) Biaya untuk mendapatkan, menagih dan memelihara penghasilan yang bukan
merupakan objek pajak atau yang penghasilannya dikenakan Pajak
Penghasilan bersifat final atau pengenaan pajaknya menggunakan Norma
Penghitungan Penghasilan Neto dan Norma Penghitungan Khusus (Peraturan
Pemerintah No 94 Tahun 2010)
7) Biaya yang tidak dapat dibuktikan pengeluarannya, seperti biaya yang tidak
didukung oleh bukti pembayaran
8) Pajak Penghasilan yang ditanggung pemberi penghasilan (Peraturan
Pemerintah No 94 Tahun 2010)
9) Bunga pinjaman seluruhnya tidak dapat dibebankan, apabila rata-rata
tertimbang perbulan < rata-rata tertimbang deposito/tabungan per bulan (Surat
Edaran-46/PJ.4/1995)
Akuntansi Perpajakan 46
Akuntansi Perpajakan Akuntansi S-1
C. LATIHAN SOAL
1. Jelaskan perbedaan pengakuan biaya menurut akuntansi dan perpajakan !
2. Jelaskan perbedaan biaya dan beban !
3. Berikan contoh biaya dan beban !
4. Salah satu jenis biaya yang boleh dikurangkan dari penghasilan bruto menurut
peraturan perpajakan adalah Penyusutuan. Jelaskan pandangan saudara mengenai
perlakuan perpajakan untuk penyusutan komputer, kendaraan bermotor perusahaan
(sedan) serta telepon seluler !
5. Biaya operasional pada laporan laba rugi secara akuntansi haruslah disesuaikan
dengan biaya operasional menurut peraturan perundang-undangan perpajakan.
Biaya yang diperbolehkan untuk mengurangi penghasilan bruto diatur dalam pasal 6
ayat (1) Undang-Undang PPh. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis biaya tersebut !
D. REFERENSI
Akuntansi Perpajakan 47