Anda di halaman 1dari 8

[SOAL NO.

1]
Jelaskan Penyebab Perbedaan Laporan Keuangan Komersil dan Laporan Keuangan Fiskal
Jawab:
Penyebab Perbedaan Laporan Keuangan Komersil dan Laporan Keuangan Fiskal
 Perbedaan prinsip akuntansi
 Perbedaan metode dan prosedur akuntansi
 Perbedaan perlakuan dan pengakuan penghasilan dan biaya
Perbedaan penghasilan dan biaya/pengeluaran menurut akuntansi dan menurut fiskal dapat
dikelompokkan menjadi perbedaan tetap/perbedaan permanen (permanent differences) dan
perbedaan waktu (timming differences)
 Perbedaan tetap terjadi karena transaksi-transaksi pendapataan dan biaya diakui
menurut akuntansi komersial dan tidak diakui menurut fiskal. Perbedaan tetap
mengakibatkan laba (rugi) bersih menurut akuntansi berbeda (secara tetap) dengan
penghasilan (laba) kena pajak menurut fiskal.
Contoh:
1. Penghasilan yang pajaknya bersifat final (bunga bank, dividen, sewa tanah dan
bangunan dll sebagaimana diatur dalan Pasal 4 ayat 2 UU PPh)
2. Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak contoh dividen yang diterima oleh
perusahaan perseroan terbatas, koperasi, BUMN/BUMD, bunga yang diterima
oleh perusahaan reksadana, dan penghasilan lain yang diatur dalam pasal 4 ayat 3
UU PPh
3. Biaya atau pengeluaran yang tidak diperbolehkan sebagai pengurang penghasilan
bruto seperti pembayaran imbalan dalam bentuk natura, sumbangan,
biaya/pengeluaran untuk kepentiangan pribadi pemilik, cadangan atau pemupukan
dana cadangan, pajak penghasilan, dan biaya atau pengurang lainnya yang tidak
diperbolehkan (non deductible expense) menurut fiskal sesuai pasal 9 ayat 1 UU
PPh

 Perbedaan waktu terjadi karena perbedaan waktu pengakuan pendapatan dan biaya


dalam menghitung laba. Suatu biaya atau penghasilan telah diakui menurut akuntansi
komersil dan belum diakui menurut fiskal atau sebaliknya. Perbedaan ini bersifat
sementara karena akan tertutup pada periode sesudahnya.
Contoh: 
1. Pengakuan piutang tidak tertagih
2. Penyusutan harta berwujud
3. Amortisasi harta tak berwujud atau hak
4. Penilaian persediaan
[SOAL NO. 2]
Jelaskan Penggolongan Biaya Fiskal, berdasarkan Pasal 6 UU PPh
Jawab:
Penggolongan Biaya Fiskal, berdasarkan Pasal 6 UU PPh:
Besarnya PKP bagi Wajib Pajak DN dan BUT ditentukan berdasarkan penghasilan
bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan,
termasuk:
a. Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha, antara
lain:
1. Biaya pembelian bahan
2. Biaya berkenaan denganpekerjaan atau jasa termasuk upah gaji, honorarium,
bonus, gratifikasi, dan tunjangan yang diberikan dalam bentuk uang
3. Bunga, sewa dan royalty
4. Biaya perjalanan
5. Biaya pengolahan limbah
6. Premi asuransi
7. Biaya promosi dan penjualan yang diatur dengan atau berdasarkan Peraturan
Menteri Keuangan
8. Biaya administrasi dan
9. Pajak kecuali pajak penghasilan
b. Penyusutan atas pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud dan amortisasi atas
pengeluaran untuk memperoleh hak dan atas biaya lain yang mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun sebagaimana dimaksud dalam pasal 11 dan pasal 11A;
c. Iuran kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disyahkan oleh Menteri Keuangan
d. Kerugian karena penjualan atau pengalihan harta yang dimiliki dan digunakan dalam
perusahaan atau yang dimiliki untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara
penghasilan;
e. Kerugian dari selisih kurs mata uang asing;
f. Biaya penelitian dan pengembangan perusahaan yang dilakukan di Indonesia;
g. Biaya beasiswa, magang dan pelatihan;
h. Piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih, dengan syarat:
1. Telah dibebankan sebagai biaya dalam laporan laba rugi komersial
2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
Direktorat Jenderal Pajak
3. Telah diserahkan perkara penagihannya kepada Pengadilan Negeri atau instansi
Pemerintah yang menangani piutang Negara; atau adanya perjanjian tertulis
mengenai penghapusan piutang / pembebasan utang antara kreditur dan debitur
yang bersangkutan; atau telah dipublikasikan dalam penerbitan umum atau
khusus; atau adanya pengakuan dari debitur bahwa utangnya telah dihapuskan
untuk jumlah uang tertentu
4. syarat sebagaimana dimaksud pada angka 3 tidak berlaku untuk penghapusan
piutang tak tertagih debitur kecil sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (1)
huruf k
i. Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah
j. Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia
yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah
k. Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah
l. Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah
m. Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dalam Peraturan
Pemerintah
[SOAL NO.3]
Untuk menentukan besarnya PKP bagi WPDN & BUT tidak boleh dikurangkan dengan biaya
apa saja (Pasal 9 UU PPh)
Jawab:
Pasal 9 UU PPh:
Untuk menentukan besarnya PKP bagi WPDN & BUT tidak boleh dikurangkan:
a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun seperti: deviden, termasuk
deviden yg dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis, dan pembagian
sisa hasil usaha koperasi.
b. Biaya yg dibebankan / dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu
atau anggota
c. Pembentukan atau pemupukan dana cadangan kecuali cadangan Piutang tidak tertagih
untuk usaha bank dan sewa guna usaha dengan hak opsi, cadangan untuk usaha asuransi,
dan cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan, yang ketentuan dan syarat-
syaratnya ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri Keuangan
d. Premi asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna dan
asuransi beasiswa, yang di bayar oleh Wajib Pajak Orang Pribadi, kecuali jika di bayar
oleh pemberi kerja dan premi tersebut di hitung sebagai penghasilan bagi Wajib pajak
yang bersangkutan
e. Penggatian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yg diberikan dalam
bentuk natura dan kenikmatan, kecuali penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh
pegawai serta penggantian atau imbalan dalam bentuk natura dan kenikmatan di daerah
tertentu dan yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dengan
Keputusan Menteri Keuangan
f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang bayarkan kepada pemegang saham atau kepada
pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagai imbalan sehubungan dengan
pekerjaan yang dilakukan.
g. Harta yang dihibahkan, bantuan atau sumbangan, dan warisan sebagaimana dimaksud
dlm pasal 4 ayat (3) huruf a dan huruf b, kecuali sumbangan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 6 ayat (1) huruf i, huruf j, huruf k, huruf l, dan huruf m serta zakat yang
diterima badan amil zakat atau lembaga amil zakat yg dibentuk atau disyahkan oleh
pemerintah atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang
diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan
oleh pemerintah, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah
h. Pajak Penghasilan
i. Biaya yang dibebankan atau dikeluarkan untuk kepeantingan pribadi Wajib Pajak atau
orang yang menjadi tanggungannya.
j. Gaji yang dibayarkan kepada anggota persekutuan, firma atau perseroan komanditer yang
modalnya tidak terbagi atas saham.
k. Sanksi administrasi berupa bunga, denda dan kenaikan serta sanksi pidana berupa denda
yang berkenaan dengan pelaksanaan perundang-undangan di bidang perpajakan.
[SOAL NO.4]
Jelaskan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.03/2010 tentang biaya promosi yang
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
Jawab:
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 02/PMK.03/2010 tentang biaya promosi yang
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto
a. Biaya Promosi adalah bagian dari biaya penjualan yang dikeluarkan oleh Wajib Pajak
dalam rangka memperkenalkan dan/ atau menganjurkan pemakaian suatu produk baik
langsung maupun tidak langsung untuk mempertahankan dan/atau meningkatkan
penjualan.
b. Besarnya Biaya Promosi yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto merupakan
akumulasi dari jumlah:
 Biaya periklanan di media elektronik media cetak, dan/atau media lainnya;
 Biaya pameran produk;
 Biaya pengenalan produk baru; dan/ atau 
 Biaya sponsorship yang berkaitan dengan promosi produk.
Tidak termasuk Biaya Promosi adalah:
 Pemberian imbalan berupa uang dan/atau fasilitas, dengan nama dan dalam bentuk
apapun, kepada pihak lain yang tidak berkaitan langsung dengan penyelenggaraan
kegiatan promosi.
 Biaya Promosi untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang
bukan merupakan objek pajak dan yang telah dikenai pajak bersifat final.
Dalam hal promosi dilakukan dalam bentuk pemberian sampel produk, besarnya biaya yang
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah sebesar harga pokok sampel produk yang
diberikan, sepanjang belum dibebankan dalam perhitungan harga pokok penjualan.
 Wajib Pajak wajib membuat daftar nominatif atas pengeluaran Biaya Promosi
 Daftar nominatif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit harus memuat
data penerima berupa nama, Nomor Pokok Wajib Pajak, alamat, tanggal, bentuk dan
jenis biaya, besarnya biaya, nomor bukti pemotongan dan besarnya Pajak Penghasilan
yang dipotong.
 Daftar nominatif dilaporkan sebagai lampiran saat Wajib Pajak menyampaikan SPT
Tahunan PPh Badan.

Anda mungkin juga menyukai