Anda di halaman 1dari 40

AKUNTANSI

KEUANGAN SYARIAH
Modul ke:

02 Fakultas
Ekonomi dan
Kaidah Fiqh Muamalah untuk
Bisnis Transaksi Syariah
Program Studi Letakkan foto Terbaik anda disini
S1 Akuntansi
SAFIRA, SE. Ak., M.Si
Pembuka Daftar Pustaka Akhiri Presentasi
Bahan Kajian
• Konsep harta dalam Islam.
• Konsep akad dalam transaksi.
• Riba dan Konsekuensinya.

<
← MENU AKHIRI >

Konsep Harta dalam Islam
• Harta secara terminologi bahasa Arab disebut
al Mal yang berarti condong, cenderung, dan
miring. Oleh sebab itu manusia itu cenderung
ingin memiliki dan menguasai harta.
Sedangkan menurut pengertian etimologi
adalah sesuatu yang dibutuhkan dan diperoleh
manusia, baik berupa benda yang tampak
seperti emas, perak, binatang, tumbuh-
tumbuhan, maupun manfaat dari barang
seperti kendaraan, pakaian, dan tempat
tinggal.
<
← MENU AKHIRI >

Lanjutan…
• Secara sederhana harta dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang bernilai. Ulama
Hanafiyah mendefinisikan harta dengan segala
sesuatu yang dapat diambil, disimpan dan
dapat dimanfaatkan.

• Dalam ekonomi Islam, harta dijadikan


perantara / wasilah untuk mendukung kegiatan
ibadah ataupun muamalah.

<
← MENU AKHIRI >

Memelihara Harta
• Memelihara harta, bertujuan agar harta yang
diperoleh manusia dan dipergunakan sesuai
dengan syariah sehingga harta yang dimiliki
halal dan sesuai dengan keinginan pemilik
mutlak dari harta kekayaan tersebut yaitu
ALLAH SWT.

<
← MENU AKHIRI >

Lanjutan…
• Anjuran bekerja atau berniaga
• Konsep Kepemilikan
• Penggunaan dan Pendistribusian Harta
• - Tidak boros dan tidak kikir
• - Memberi infaq dan shodaqoh
• - Membayar zakat sesuai ketentuan
• - Memberi pinjaman tanpa bunga
• - Meringankan orang yang berhutang
• Perolehan harta
<
← MENU AKHIRI >

Anjuran bekerja atau berniaga
• “…Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu
dimuka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak
banyak supaya kamu beruntung.“ (QS 62 : 10)
• Ketika Rasulullah ditanya oleh Rafi bin Khudaij: Dari Malik bin Anas
r.a “Wahai Rasulullah, pekerjaan apakah yang paling baik?”
Rasulullah menjawab “Pekerjaan orang dengan tangannya sendiri
dan jual beli yang mabrur”. (HR Ahmad dan Al Bazzar At
Thabrani dari Ibnu Umar)
• ”sesungguhnya Allah suka kalau Dia melihat hambaNya berusaha
mencari barang dengan cara yang halal.” (HR.Ath-Thabrani dan
Ad-Dailami).
Konsep Kepemilikan
• kepemilikan harta kekayaan pada manusia
terbatas pada kepemilikan atas manfaat selama
masih hidup di dunia, dan bukan kepemilikan
secara mutlak. Saat dia meninggal, kepemilikan
tersebut berakhir dan harus didistribusikan
kepada ahli warisnya, sesuai ketentuan syariah
Penggunaan Harta
• Tidak boros dan tidak kikir
“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada
setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tapi jangan
berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-
lebihan.” (QS 7 : 31)
• Memberi infaq dan shodaqoh
Perumpamaan orang yang menginfak hartanya dijalan Allah
seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada
setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi
siapa yang dia kehendaki, Dan Allah berjanji barang siapa
melakukan kebajikan akan dilipatgandakan pahalanya dan
Allah Maha Luas, Maha Mengetahui” (QS 2:261
Penggunaan Harta
• Membayar zakat sesuai ketentuan
”Ambillah zakat dari harta mereka, guna membersihkan
dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menumbuhkan)
ketentraman jiwa bagi mereka. Allah maha mendengar
lagi maha mengetahui.” (QS 9:103)
• Memberi pinjaman tanpa bunga
• Meringankan orang yang berhutang
“Dan jika (orang berutang itu) dalam kesulitan, maka
berilah tenggang waktu sampai dia memperoleh
kelapangan. Dan jika kamu menyedekahkan, itu lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui.” (QS 2: 280)
Perolehan harta
• Harta dikatakan halal dan baik apabila niatnya benar, tujuannya benar dan
cara atau sarana untuk memperolehnya juga benar, sesuai dengan rambu-
rambu yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan as Sunnah
“Barang siapa mengumpulkan harta dari jalan haram, lalu dia
menyedekahkannya, maka dia tidak mendapatkan pahala, bahkan
mendapatkan dosa” (HR Huzaimah dan Ibnu Hiban dishahihkan oleh Imam
Hakim)

Ada konsekwensi jangka panjang dalam memperoleh harta


“Pada hari itu mereka semuanya Dibangkitkan Allah, lalu DiberitakanNYA
kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya
(semua amal perbuatan itu), meskipun mereka telah melupakannya. Dan
Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu” (QS 58 :6)
Akad / Kontrak / Transaksi

• Bahasa: ’al-’aqd (al-’uqud) : ikatan atau


mengikat (al-rabth).
• Menurut terminologi hukum Islam, akad
adalah pertalian antara penyerahan (ijab) dan
penerimaan (qabul) yang dibenarkan oleh
syariah, yang menimbulkan akibat hukum
terhadap obyeknya
Lanjutan…

• Akad yang sudah disepakati harus dipenuhi


dan tidak boleh diingkari : “Hai orang-orang
yang beriman, penuhilah akad-akad
itu…”(QS.AlMaidah (5).1)
Jenis Akad
1. Akad tabarru’ (gratuitous contract), yaitu
segala macam perjanjian yang menyangkut
transaksi nir-laba (not for profit transaction).
Contoh akad tabarru’ adalah qard, rahn,
hiwalah, kafalah, wadi’ah, hibah, waqaf,
shadaqah, hadiah.
2. Akad Tijarah/muawadah (compensational
contract) adalah segala macam perjanjian
yang menyangkut transaksi untuk laba (for
profit transaction). Contoh akad tijarah
adalah akad-akad investasi, jual-beli, sewa-
menyewa.
Jenis Akad Tijarah
1. Natural uncertainty contract, suatu jenis kontrak
transaksi yang secara alamiah mengandung
ketidakpastian dalam perolehan keuntungan.
Contoh akad dalam kelompok ini adalah akad
invesatsi / bagi hasil (musyarakah dan
mudharabah).
2. Natural certainty contract, suatu jenis kontrak
transaksi dalam bisnis yang memiliki kepastian
keuntungan dan pendapatannya, baik dari segi
jumlah dan waktu penyerahannya. Contohnya
adalah akad jual beli (murabahah, salam, istishna’),
dan akad sewa (ijarah).
Jenis Akad (contracts)
dalam Syariah
CONTRACT
Profit Non Profit
(Tijarah) (Tabarru’)

Lending $ Lending
NCC NUC Giving
(Asset) Self

Jual Beli dan Hibah,


Bagi Hasil Qardh, Hawalah
Sewa Shadaqah,
Rahn (gadai)
Wakaf, hadiah

Murabahah,Salam, Wakalah, Wadiah,


Mudharabah,
Istisna,Ijarah Musyarakah Kafalah
& IMBT

NCC = Memiliki kepastian keuntungan, berdasarkan Teori Pertukaran


NUC = Tidak memiliki kepastian keuntungan, berdasarkan Teori Percampuran
Rukun Akad

1. PELAKU
Pihak yang melakukan akad.

2. OBJEK AKAD
Sebuah konsekuensi yang harus ada dengan
dilakukannya suatu transaksi tertentu.

3. IJAB QABUL
Kesepakatan dari para pelaku
Prasyarat Transaksi

• Hai orang orang yang beriman , janganlah


kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang bathil (tidak benar), kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka diantara kamu. Dan
janganlah membunuh dirimu. Sungguh Allah
Maha Penyayang kepadamu” (QS.4:29)
Lanjutan…

• Setiap transaksi bisnis harus didasarkan pada


prinsip kerelaan antara kedua belah pihak
(antaradhim minkum) dan tidak bathil yaitu
tidak ada pihak yang menzalimi dan dizalimi (la
tazhlimuna wa la tuzhlamun).
Transaksi yang Dilarang

• Hukum muamalah secara detail dibahas oleh


ulama dalam bidang ilmu yang biasa disebut
dengan fikih muamalah.
• Dalam fikih muamalah, para ulama telah
mengidentifikasikan dan memfatwakan
beberapa jenis transaksi yang diarang oleh
Islam.
Lanjutan…

• Pelarangan beberapa transaksi tersebut secara


umum disebabkan oleh tiga hal berikut :
1. Mengandung barang atau jasa yang
diharamkan.
2. Mengandung sistem dan prosedur
memperoleh keuntungan yang diharamkan
(tadlis, bai’ ikhtikar, bai’najsy, riba, gharar,
maysir).
3. Tidak sah akadnya.
Lanjutan…
1. Semua aktifitas bisnis terkait dengan barang dan
jasa yang diharamkan.
2. Riba
3. Penipuan/ketidaktahuan satu pihak (Tadlis)
4. Perjudian (Maysir)
5. Ketidakpastian/Spekulatif/ Ketidaktahuan kedua
pihak (Gharar)
6. Penimbunan Barang (ikhtikar)
7. Monopoli
8. Rekayasa Permintaan (Bai’ An najsy)
9. Suap (Risywah)
10. Penjual bersyarat (Ta’alluq)
11. Jual beli dengan cara Talaqqi al-Rukban
Pengertian Riba
• Bahasa: tambahan (Al-Ziyadah), berkem-bang
(An-Nuwuw), meningkat (Al-Irtifa’), &
membesar (Al-’uluw)
• tambahan yang disyaratkan dalam transaksi
bisnis tanpa adanya padanan (’iwad) yang
dibenarkan syari’ah atas penambahan
tersebut.

• RIBA
• RIBAH / RIBH
4 Tahap Pelarangan Riba
Tahap 1: QS 30: 39
” Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan
agar harta manusia bertambah, maka tidak
menambah dalam pandangan Allah. Dan apa yang
kamu berikan berupa Zakat yang kamu maksudkan
untuk memperoleh keridhoan Allah, maka itulah
orang orang yang melipatgandakan (pahalanya)”
Tahap 2: QS 4:161
“Dan karena mereka menjalankan riba, padahal
sungguh mereka telah dilarang darinya, dan karena
mereka memakan harta orang dengan cara tidak sah
(batil).
Tahap 3: QS 3: 130
“Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu
memakan riba dengan berlipat ganda dan
bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
Lanjutan…
• Tahap 4; QS 2: 278-280
“Hai orang-orang beriman, bertaqwalah kepada Allah
dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut)
jika kamu orang-orang yang beriman.
”Maka jika kamu tidak melaksanakannya, maka
umumkanlah perang dari Allah dan Rasul-NYA. Tetapi
jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok
hartamu. kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan
tidak pula dizalimi (dirugikan)”
“Dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesulitan,
maka berilah tenggang waktu sampai dia
memperoleh kelapangan. Dan jika kamu
menyedekahkan, itu lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui
Lanjutan…
“… Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli
itu sama dengan riba. Padahal Allah telah Menghalalkan
jual beli dan Mengharamkan riba. Barang siapa mendapat
peringatan dari Tuhan-NYA lalu dia berhenti, maka apa yang
telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya
(terserah) kepada Allah.............. (QS 2:275)
“Riba itu mempunyai 73 pintu (tingkatan), yang paling
rendah (dosanya) sama dengan seorang yang melakukan
zina dengan ibunya.” (Ibnu Mas’ud)
Jabir berkata : ”bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang
yang menerima riba, orang yang membayarnya, dan orang
yang mencatatnya dan dua orang saksinya, kemudian beliau
bersabda, “mereka itu semua sama.” (HR Muslim).
Lanjutan…

• Riba diharamkan oleh seluruh agama samawi


(Islam, Yahudi dan Nasrani)
Jenis Riba

JENIS RIBA

AKIBAT UTANG AKIBAT


PIUTANG JUAL-BELI

•Riba Qardh •Riba Fadhl


•Riba Jahiliyyah (bersumber dari
Hadist)
•Riba Nasi’ah
(bersumber dari
AlQuran)
AKIBAT UTANG
PIUTANG

Riba jahiliyyah
Riba qardh
adalah riba yang timbul
adalah suatu tambahan
karena peminjam tidak
atau kelebihan tertentu
mampu mengembalikan
yang disyaratkan pada yang
hutangnya pada waktu yang
berhutang.
ditetapkan.

AKIBAT
JUAL-BELI

Riba fadhl
Riba nasi’ah
adalah riba yang timbul
adalah riba yang timbul
karena pertukaran antar
karena penangguhan
Barang ribawi yang sejenis
penyerahan atau penerimaan
dengan kadar dan takaran
barang yang dipertukarkan.
yang berbeda.
Lanjutan…
• Barang ribawi adalah barang yang secara
kasat mata tidak dapat dibedakan satu
dan lainnya (Nurhayati, Sri dan Wasilah,
2016, 61)
Lanjutan…
• Rasulullah SAW bersabda:
• “Jika emas ditukar dengan emas, perak ditukar
dengan perak, gandum ditukar dengan gandum,
sya’ir ditukar dengan sya’ir, kurma ditukar dengan
kurma, dan garam ditukar dengan garam, maka
jumlah (takaran atau timbangan) harus sama dan
dibayar kontan (tunai). Barangsiapa menambah atau
meminta tambahan, maka ia telah berbuat
riba. Orang yang mengambil tambahan tersebut dan
orang yang memberinya sama-sama berada dalam
dosa.”(HR. Muslim no. 1584)
Lanjutan…
Barang ribawi dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1. Kelompok mata uang dapat dibagi dalam
beberapa jenis yaitu emas dan perak secara
khusus baik dalam bentuk mata uang dan dalam
bentuk lainnya.
2. Kelompok bahan makanan pokok seperti beras,
gandum dan jagung serta bahan makanan
seperti sayur – sayuran dan buah – buahan.
Lanjutan…
• Dalam riwayat lain dikatakan:
• “Emas ditukar dengan emas, perak dengan
perak, gandum dengan gandum, tepung
dengan tepung , kurma dengan kurma, garam
dengan garam, harus semisal dengan semisal,
sama dengan sama (sama
beratnya/takarannya), dan dari tangan ke
tangan (kontan). Maka jika berbeda jenis-
jenisnya, juallah sesuka kamu asalkan dari
tangan ke tangan (kontan).” (HR Muslim no
1210).
Lanjutan…

1. Sama Kualitas
2. Sama Kuantitas
3. Harus secara tunai (transaksi spot)
Perbedaan Riba dan Jual Beli
Jual Beli Riba
Dihalalkan Allah SWT Diharamkan Allah SWT

Harus ada pertukaran barang /


manfaat yang diberikan sehingga Tidak ada pertukaran barang dan
ada keuntungan / manfaat yang keuntungan / manfaat hanya
diperoleh pembeli dan penjual diperoleh oleh penjual

Karena ada yang ditukarkan,


Tidak ada beban yang ditanggung
harus ada beban yang ditanggung
oleh penjual
oelh penjual

Memiliki resiko untung rugi, Tidak memiliki resiko sehingga


sehingga perlu kerja / usaha, tidak perlu kerja / usaha,
kesungguhan dan keahlian kesungguhan dan keahlian
Perbedaan Bunga dan Bagi Hasil
BUNGA BAGI HASIL
Penentuan bunga dibuat pada waktu akad dengan Penentuan besarnya rasio/ nisbah bagi hasil
asumsi harus selalu untung. dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung
rugi.
Besarnya persentase berdasarkan pada jumlah Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan pada
uang (modal) yang dipinjamkan. jumlah keuntungan yang diperoleh.

Pembayaran bunga tetap seperti yang dijanjikan Tergantung pada keuntungan proyek yang
tanpa pertimbangan apakah proyek yang dijalankan. Bila usaha merugi, kerugian
dijalankan oleh pihak nasabah untung atau rugi. akan ditanggung bersama oleh kedua belah
pihak.
Jumlah pembayaran bunga tidak meningkat Jumlah pembagian laba meningkat sesuai
sekalipun jumlah keuntungan berlipat atau dengan peningkatan jumlah pendapatan.
keadaan ekonomi sedang “booming”.
Eksistensi bunga diragukan (kalau tidak dikecam) Tidak ada yang meragukan keabsahan bagi
oleh beberapa kalangan. hasil.
 
Pengaruh Riba terhadap Manusia
• Merupakan transaksi yang tidak adil,
peminjam jatuh miskin karena dieksploitasi
• menghalangi orang untuk melakukan usaha
karena pemilik dapat menambah hartanya
dengan transaksi riba baik secara tunai
maupun berjangka
• terputusnya hubungan baik antar masyarakat
dalam bidang pinjam meminjam
• memberikan jalan bagi orang kaya untuk
menerima tambahan harta dari orang miskin
yang lemah.
Prinsip Sistem Keuangan
1.Syariah
Pelarangan Riba
2. Pembagian Risiko
3. Tidak menganggap Uang sebagai modal
potensial. Sistem keuangan Islam
memandang uang boleh dianggap sebagai
modal jika digunakan bersamaan dengan
sumber daya yang lain untuk memperoleh
laba
4. Larangan melakukan kegiatan spekulatif
5. Kesucian Kontrak / Akad
6. Aktivitas Usaha harus sesuai Syariah
Daftar Pustaka
Nugroho, Lucky, dkk. 2021. Akuntansi Syariah (Sebuah Tinjauan Teori dan Praktis).Widina Bhakti
Persada Bandung.

Nurhayati, Sri dan Wasilah. 2019. Akuntansi Syariah di Indonesia, Edisi 5, Salemba Empat, Jakarta.

Syafi'i Antonio, Muhammad. 2017. Bank Syariah: dari Teori ke Praktik. Gema Insani bekerja sama
dengan Tazkia Cendekia. Jakarta.

Aprianto, Naerul Edwin Kiky. 2017. Konsep Harta dalam Tinajuan Maqashid Syariah. Journal of
Islamic Economics Lariba. vol. 3, issue 2: 65-74.

<
← MENU AKHIRI
Terima Kasih
SAFIRA, SE.Ak., M.Si.

Anda mungkin juga menyukai