Makalah
Oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur marilah kita panjatkan pada Allah SWT yang telah
menciptakan manusia dan memuliakannya diatas makhluk-makhluk yang lain. Dan
juga tidak lupa pula shalawat dan salam atas pemimpin umat islam yakni baginda
Nabi besar Muhammad SAW, beserta para sahabat dan pengikunya hingga akhir
zaman.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zakat mal atau harta adalah zakat yang diwajibkan Allah SWT terhadap kaum
muslimin yang telah memiliki harta mencapai nishab dan haul serta syarat-syaratnya
lainnya.
Tujuan zakat adalah untuk membersihkan diri dari sifat kikir dan cinta yang
berlebih-lebihan pada harta benda. Adapun manfaat zakat adalah menyuburkan sifat-
sifat kebaikan dalam hati dan mengembangkan harta benda. Selain itu, untuk menjaga
harta itu sendiri, sebagaimana dalam hadis Jabir bin Abdullah r.a bahwa Nabi saw
bersabda, “Apabila engkau telah mengeluarkan zakat dari hartamu, maka
sesungguhnya engkau telaha menghilangkan keburukannya.” (HR Imam Hakim).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut diatas, yang menjadi pokok
masalahnya adalah:
Mengeluarkan zakat mal hukumnya adalah fardhu ‘ain, yaitu wajib atas setiap
orang muslim yang mampu dan telah memenuhi syarat-syaratnya. Allah SWT
berfirman:
“Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo’alah untuk mereka.” (QS. At-
Taubah: 103)
Penunaian zakat harus disalurkan pada saatnya dan tidak boleh ditunda-tunda.
Harta zakat harus disalurkan secara langsung ketika telah genap satu tahun (haul) dan
haram hukumnya menunda-nunda pengeluarannya. Hal ini berdasarkan firman Allah:
Dalam sebuah hadits dari Aisyah r.a bahwa ia mendengar Rasulullah saw
bersabda:
Semua harta yang dimiliki umat Islam wajib dizakati jika sudah mencapai
batas nishab. Syarat wajibnya zakat bagi harta milik seseorang adalah harta yang
didapatkan itu milik pribadi seseorang dengan cara yang baik. Dengan demikian,
harta yang didapatkan dengan cara yang tidak baik, seperti pencurian, korupsi,
perampasan, penipuan, dan riba tidak termasuk ke dalam zakat.3
“Tidak diterima shalat tanpa bersuci dan tidak diterima sedekah dari
kekayaan ghulul.” (HR Muslim)
Tidak hanya ancaman berupa azab terhadap orang yang tidak mengeluarkan
zakat, tetapi Islam juga mengumumkan perang dan bertindak tegas serta bijaksana
kepada mereka.4 Hal ini dimaksudkan agar mereka mau mengeluarkan zakat dari
simpanan hartanya. Hal ini tercermin ketika Islam mewajibkan 2,5% dari kekayaan
uang, apakah diusahakan oleh pemiliknya atau tidak. Dengan demikian, zakat
merupakan suatu cambuk yang bisa menggiring untuk mengeluarkan uang agar
diusahakan, diamalkan, dan dikembangkan sehingga tidak habis dimakan waktu. Ada
pesan dari umar bin Khattab r.a tentang harta anak yatim untuk dikembangkan agar
tidak habis.
Dari uraian diatas, maka diakhir makalah ini penulis dapat mengambil kesimpulan
sebagai berikut: