Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
Rahmat dan Hidayah-Nya lah makalah ini dapat selesai pada tepat waktunya.
Makalah ini penulis buat sebagai tugas makalah pada mata kuliah Fiqih Zakat.
Salawat serta salam tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW,
yang menjadi tauladan bagi kita semua. Dalam pembahasan ini penulis fokus
menelaah tentang “ Perbedaan Zakat Infak dan Shadakah” sebagai bantuan para
pembaca untuk memudahkan melihat sumber informasi yang dibutuhkan.
Dalam pembahasan ini penulis tidak secara langsung meneliti materi ini,
tetapi mendapat pengetahuan dari buku, artikel-artikel, dan internet. Maka dari itu,
apa yang penulis sajikan ini dapat diterima atau dipahami oleh pembaca, karena
penulis merasa isi dari makalah ini jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan
penyusunan makalah yang akan datang

Sungai Penuh, 29 Maret 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan masalah ...................................................................... 2

C. Tujuan......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat Infaq dan Shadaqah......................................... 3

B. Perbedaan Zakat Infaq dan Shadaqah ........................................ 5

C. Manfaat Zakat Infaq dan Shadaqah............................................. 5

D. Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah............................................. 6

E. Ketentuan Zakat dan Asnafnya................................................... 6

1. Rukun dan Syarat Zakat........................................................ 6

2. Orang yang berhak menerima Zakat..................................... 7

BAB III PENUTUPAN

Kesimpulan ................................................................................. 9

Saran .......................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Zakat merupakan salah satu pilar dari pilar islam yang lima, Allah SWT.
telah mewajibkan bagi setiap muslim untuk mengeluarkannya sebagai penyuci
harta mereka, yaitu bagi mereka yang telah memiliki harta sampai nishab (batas
terendah wajibnya zakat) dan telah lewat atas kepemilikan harta tersebut masa
haul (satu tahun bagi harta simpanan dan niaga, atau telah tiba saat memanen
hasil pertanian).
Banyak sekali dalil-dalil baik dari al-quran maupun as-sunnah sahihah yang
menjelaskan tentang keutamaan zakat, infaq dan shadaqah. Sebagaimana firman
Allah taala yang berbunyi:

Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal saleh, mendirikan


shalat dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak
ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S.
Al Baqarah : 277 ).
Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara
tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi
Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka
bersedih hati. (Q.S. Al Baqarah : 274 )
Adapun hadist-hadits Nabi yang menjelaskan akan keutamaannya antara
lain : Rasulullah SAW bersabda :

Dari Abu Huraira radhiyallahu `anhu , ia berka a “Rasulullah shallallahu `alaihi


wasallam bersabda : “Siapa yang bersedekah dengan sebiji korma yang berasal
dari usahanya yang halal lagi baik (Allah tidak menerima kecuali dari yang halal
lagi baik), maka sesungguhnya Allah menerima sedekah tersebut dengan tangan
kanan-Nya kemudian Allah menjaga dan memeliharnya untuk pemiliknya seperti
seseorang di antara kalian yang menjaga dan memelihara anak kudanya. Hingga
sedekah tersebut menjadi sebesar gunung.” Mu afaq ’alaih.

1
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Zakat Infaq dan Shadaqah ?
2. Apakah Perbedaan zakat, infaq dan shadaqah?
3. Apakah Manfaat Zakat Infaq dan Shadaqah?
4. Apakah Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah?
5. Bagaimana Ketentuan wajib zakat dan ashnafnya?
6. Siapakah Orang yang berhak menerima zakat (ashnaf)?

C. Tujuan
1. Untuk dapat mengetahui Pengertian Zakat Infaq dan Shadaqah.
2. Untuk dapat mengetahui Perbedaan zakat, infaq dan shadaqah
3. Untuk dapat mengetahui Manfaat Zakat Infaq dan Shadaqah
4. Untuk dapat mengetahui Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah
5. Untuk dapat mengetahui Ketentuan wajib zakat dan ashnafnya
6. Untuk dapat mengetahui Orang yang berhak menerima zakat (ashnaf)

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat Infaq dan Shadaqah


1. Pengertian Zakat
Secara etimologi zakat dapat diartikan berkembang dan berkah. Selain itu
zakat juga dapat diartikan mensucikan sebagaimana dalam firman Allah SWT

‫قَدْ َأفْلَ َح َم ْن َزكَّهَا‬

Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (Q.S


Asyams(91): 9)

Sedangkan menurut istilah syar’i zakat berarti sesuatu yang dikeluarkan


atas nama harta atau badan dengan mekanisme/kadar tertentu 1. Kadar
tertentu, misalnya, 2,5% (untuk zakat mal/zakat harta, zakat emas, zakat
perak), 20% (untuk zakat barang temuan), 5% atau 10% (untuk zakat
pertanian, tergantung tingkat kesulitan pengairannya), dan lain-lain.
Sedangkan syarat tertentu adalah, misalnya, telah mencapai batas minimum
(disebut nisab), dan telah dimiliki satu tahun, dan sebagainya. Sekali lagi,
zakat sifatnya wajib
Dalam pengertian bahasa, kata zakat (dalam bahasa Arab zakâh, dari kata
kerja zakâ) berarti ‘penyucian’ atau ‘pengembangan’. Dari pengertian ini,
harta seseorang yang telah dikeluarkan zakatnya menjadi bersih, karena tidak
ada lagi “kotoran” yang sebenarnya bukan miliknya. Jiwa orang yang
mengeluarkannya pun menjadi bersih. Dari pengertian ini pula, harta yang
dikeluarkan zakatnya pada hakikatnya tidak berkurang, justru akan tumbuh
berkembang. Belum pernah ada cerita orang menjadi miskin gara-gara
mengeluarkan zakat. Zakat sendiri dibagi menjadi dua yaitu : a) Zakat Fitrah

1
Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed Hawwas, Fiqh Ibadah,
(Jakarta: Amzah, 2009), hlm.343

3
dan b) Zakat Mal, zakat mal sendiri dibagi lagi menjadi banyak seperti : zakat
produktif, zakat profesi, zakat perternakan dsb
2. Pengertian Infaq
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan sesuatu untuk
kepentingan sesuatu. Sedangkan menurut istilah infaq berarti mengeluarkan
sebagian dari harta atau pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan
yang diperintahkan ajaran islam2
Maka, Infaq juga bisa diartikan mengeluarkan sesuatu (harta) untuk suatu
kepentingan yang baik, maupun kepentingan yang buruk. Ini sesuai dengan
firman Allah yang menyebutkan bahwa orang-orang kafirpun meng "infak"
kan harta mereka untuk menghalangi jalan Allah :
َ ‫إن الَّذين كَفَروا ْ ينفقُو‬
ْ ِ‫ن عَلَيْه‬
‫م‬ ُ ‫م تَكُو‬ َ َ‫يل اللّهِ ف‬
َّ ُ ‫سيُنفِقُونَهَا ث‬ َ ‫صدُّوا ْ عَن‬
ِ ِ ‫سب‬ ْ ُ‫موَالَه‬
ُ َ ‫م ل ِي‬ ْ ‫نأ‬ َ ِ ُ ُ َ ِ َّ ِ
َ ‫حشَ ُرو‬
‫ن‬ ْ ُ‫م ي‬
َ َّ ‫جهَن‬ َ ْ
َ ‫ين كف َُروا إِلى‬ َ َّ
َ ِ‫ن وَالذ‬ َ َّ ُ ‫س َرةً ث‬
َ ‫م يُغْلبُو‬ ْ ‫ح‬
َ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk
menghalangi (orang) dari jalan Allah. mereka akan menafkahkan harta itu,
kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. dan ke
dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan” (Qs. Al
Anfal : 36)

3. Pengertian Shadaqah
Shadaqah adalah pemberian harta kepada orang-orang fakir, orang yang
membutuhkan, ataupun pihak-pihak lain yang berhak menerima shadaqah, 
tanpa disertai imbalan3
Shadaqah, dari segi bahasa berasal dari akar kata kerja shadaqa atau
bentuk nominal banyak ash-shidq yang berarti ‘kesungguhan’ dan
‘kebenaran’. Al-Qur’an menggunakan kata ini sebanyak lima kali dalam
bentuk tunggal dan tujuh kali dalam bentuk jamak kesemuanya dalam
konteks pengeluaran harta benda secara ikhlas. Sedekah sifatnya tidak wajib,
melainkan sunnah, sangat dianjurkan. Tetapi, meski demikian, kata sedekah

2
Yunus, Mahmud. Al Fiqhul Wadhih  Juz II. (Padang: Maktabah As Sa’diyah Putra.
1936)
3
Wahbah Zuhaili, Fiqh Imam Syafi’i, (Jakarta: Niaga Swadaya, 2010), hlm.433-434

4
juga terkadang digunakan oleh al-Qur’an untuk makna pengeluaran harta
yang wajib. Surah at-Taubah ayat 103 memerintahkan Nabi saw. mengambil
zakat harta dari mereka yang memenuhi syarat-syarat. Demikian juga surah
at-Taubah ayat 60 yang berbicara tentang mereka yang berhak menerima
zakat dengan menggunakan kata (shadaqah) sedekah dalam arti zakat wajib.

B. Perbedaan Zakat, Infaq dan Shadaqah


Menurut Zakat Infaq Shadaqoh
Berdasarkan Amal wajib Amal tidak Amal tidak
kewajibannya wajib wajib
Waktu Ditentukan Kapan saja Kapan saja
pembayaranny
a
Berdasarkan Memberikan Membelanjakan Membelanjakan
ketentuannya sebagian hartanya untuk hartanya dijalan
harta dengan kepentingan Allah
ketentuan diri sendiri dan
tertentu keluarganya

C. Manfaat Zakat Infaq dan Shadaqah


1. Sarana Pembersih Jiwa
Sebagaimana arti bahsa dari zakat adalah suci, maka seseorang yang
berzakat, pada hakekatnyameupakan buktrhadap duninya dari upyanya untuk
mensucikan diri;mensucikan diri dari sifat kikir, tamak dan dari kecintaan
yang sangat terhadap dunianya , juga mensucikan hartanya dari hak-hak
orang lain (QS.:103,70:24-25).
2. Realisasi Kepedulian Sosial
Salah satu alasan esensial dalam Islam yang ditekankan untuk ditegakkan
adalah hidupnya suasana? takaful dan tadhomun? (rasa sepenanggungan) dan
hal tersebut akan bisa direalisasian dengan ZIS. Jika sholat berfungsi Pembina
ke khusu’an terhadap Allah, maka ZIS berfungsi sebagai Pembina
kelembutan hati seseorang terhadap sesama (QS.9:71).

3. Sarana Untuk Meraih Pertolongan Sosial

5
Allah SWT hanya akan memberikan pertolongan kepada hambaNya,
manakala hambanya Nya mematuhi ajranNya.Dan diantara ajaran Allah yang
harus ditaati adalah menunaikan ZIS.
4. Ungkapan Rasa Syukur Kepada Allah
Menunaikan ZIS merupkan ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan
Allah kepada kita.

D. Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah


1. Menghindari kesenjangan sosial antara orang kaya dan kaum dhu'afa
2. Membersihkan dan mengingkis akhlak yang buruk
3. Alat membersih harta dan menjagah dari ketamakan orang jahat
4. Ungkapan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan
5. Untuk pengembangan potensi umat
6. Dukungan moral kepada orang yang baru masuk islam
7. Menolong, membantu,dan membina kaum dhu'afa yang lemah

1. Ketentuan Wajib Zakat dan Ashnafnya


2. Rukun dan Syarat Zakat
Rukun  dimaksud adalah unsur-unsur yang terdapat dalam zakat yaitu4 :
a) Orang yang berzakat
b) Harta yang dizakatkan
c) Orang yang menerima zakat
Syarat-syarat zakat adalah ketentuan yang mesti terpenuhi dalam setiap
unsur tersebut. Syarat-syarat tersebut diantaranya :
a) Syarat orang yang berzakat (muzakki) adalah sebagai berikut : islam,
telah baligh, berakal, memiliki harta yang memenuhi syarat.
b) Syarat harta yang dizakatkan : harta yang baik, milik yang sempurna
dari yang berzakat, telah mencapai nisab, telah tersimpan selama satu
tahun qamariyah atau haul.

4
Hasbi as-Shiddieqy, Pedoman Zakat, (Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 2002), hlm.
6-7

6
c) Syarat orang yang menerima zakat (mustahiq) adalah jelas adanya,
baik ia orang atau badan atau lembaga atau kegiatan5.
3. Orang yang berhak menerima zakat (ashnaf)
Menurut mahdzab syafii orang yang berhak menerima zakat ada 8
kelompok, yaitu :
1. Fakir : orang yang tidak mempunyai harta dan usaha untuk
mencukupi kebutuhannya.
2. Miskin : orang yang memiliki harta atau usaha namun tidak mampu
mencukupi kebutuhannya, dan hidupnya serba kekurangan.
3. ‘Amil : semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedangkan dia
tidak mendapat upah selain dari zakat itu.
4. Muallaf : ada empat macam: (1) orang yang baru masuk islam dan
masih lemah imannya,(2) orang islam yang berpengaruh dalam
kaumnya, (3)orang yang menolak kejahatan orang yang anti zakat,
(4) orang kafir yang ada harapan untuk masuk islam.
5. Memerdekakan Budak : seorang yang hamba yang dijanjikan
merdeka setelah menebus dirinya. Hamba itu diberi zakat sekedar
untuk menebus dirinya.
6. Orang yang berhutang: orang yang berhutang karena mendamaikan
dua orang yang berselisih, orang yang berhutang untuk kepentingan
dirinya sendiri pada keperluan yang mubah dan tidak maksiyat, orang
yang berhutang untuk menjamin hutang orang lain.
7. Ibnu sabil: orang yang berjuang dijalan allah untuk menegakkan
agamanya, diberi zakat untuk keperluan hidupnya selama
perjuangannya.
8. Musafir: orang yang melakukan perjalanan jauh dan tidak dalam
maksiyat mengalami kesengsaraan dalam perjalananya6

5
Amir Syarifuddin,Garis-garis Besar fiqh , (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010) hlm. 40
6
Sulaiman Rasyid, fiqh islam, hlm.213-215

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dalam pengertian bahasa, kata zakat (dalam bahasa Arab zakâh, dari kata
kerja zakâ) berarti ‘penyucian’ atau ‘pengembangan’. Infaq (bahasa Arabnya:

8
infâq), maknanya lebih umum. Infak berarti ‘membelanjakan harta, uang, ataupun
ben uk kekayaan yang lain, yang bersifat wajib maupun yang bukan wajib’.
Shadaqah, dari segi bahasa berasal dari akar kata kerja shadaqa atau bentuk
nomina verbanyaash-shidq yang berarti ‘kesungguhan’ dan ‘kebenaran’.
Manfaat Zakat Infaq dan Shadaqah ialah sebagai Sarana Pembersih Jiwa,
Realisasi Kepedulian Sosial, Sarana Untuk Meraih Pertolongan Sosial, Ungkapan
Rasa Syukur Kepada Allah.
Hikmah Zakat Infaq dan Shadaqah yaitu Menghindari kesenjangan sosial
antara orang kaya dan kaum dhu'afa, Membersihkan dan mengingkis akhlak yang
buruk, Alat membersih harta dan menjagah dari ketamakan orang jahat, ungkapan
rasa syukur atas nikmat yang allah berikan, untuk pengembangan potensi ummat,
dukungan moral kepada prang yang baru masuk islam, dan menolong,
membantu,dan membina kaum dhu'afa yang lemah.

B. Saran

Dalam makalah kami ini, masih banyak hal yang harus diperbaiki dan
dikoreksi, materi-materi yang disajikan pun masih belum lengkap. Untuk itu kami
sangat mengharapkan kontribusi positif untuk kemajuan kita bersama, karena
kami tidak menunggu sempurna untuk melakukan sesuatu, tapi kami melakukan
sesuatu untuk menuju kesempurnaan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Muhammad Azzam dan Abdul Wahhab Sayyed


Hawwas.2009. fiqh ibadah. jakarta: Amzah
Rasyid, Sulaiman. 2009. fiqh islam. Bandung : Sinar Baru Algesindo.

9
Syarifuddin, Amir. 2010.Garis-garis Besar fiqh .Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Zuhri, Saifudin. Zakat di era reformasi.Semarang: Fak. Tarbiyah IAIN
Walisongo. 2012
As-Shiddieqy, Hasbi.Pedoman Zakat.Semarang: PT. Pustaka Rizki
Putra.2002.

10

Anda mungkin juga menyukai