Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Nama : Mofed Efendi


B. Judul Modul : FIQIH
C. Kegiatan Belajar : HUKUM ZAKAT (KB 1)

D. Refleksi : Resume ini membahas tentang hukum zakat, Tanah yang di


sewakan, zakat profesi, zakat produktif dan zakat untuk masjid

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN


1 Konsep Peta konsep
(Beberapa
istilah dan
definisi) di KB TANAH
SEWA

UNTUK HUKUM
PROFESI
MASJID ZAKAT

PRODUKTIF

1. ISTILAH ZAKAH Dalam istilah ekonomi, zakat merupakan suatu


tindakan pemindahan harta kekayaan dari golongan kaya kepada
golongan miskin (mustahik). Transfer kekayaan berarti juga transfer
sumber-sumber ekonomi. Rahardjo (1987) menyatakan bahwa dengan
menggunakan pendekatan ekonomi, zakat bisa berkembang menjadi
konsep kemasyarakatan (muamalah), yaitu konsep tentang bagaimana
cara manusia melakukan kehidupan bermasyarakat termasuk di
dalamnya bentuk ekonomi.
2. TANAH YANG DI SEWAKAN
Setelah memahami pengertian zakat, maka perlu juga memahami
pengertian sewa-menyewa atau ijarah. Sewa-menyewa adalah
memanfaatkan suatu barang baik barang milik sendiri atau barang
orang lain. Istilah ini dikenal dalam Bahasa Arab disebut dengan istilah
ijarah yang berasal dari kata al-ajru yang mengandung arti upah atau
menjual manfaat. Zuhaily yang dikutip oleh Ismail Nawawi dalam
bukunya yang berjudul Fiqh Muamalah Klasik dan Kontemporer
mengatakan bahwa “Transaksi sewa (ijarah) identik dengan jual beli,
tetapi dalam sewa pemilikan dibatasi dengan waktu tertentu.

Akad ijarah dianggap sah jika memenuhi rukun-rukunya yang meliputi


1. pertama, Mujir dan musta’jir, yaitu pihak-pihak yang melakukan
akad sewa. Mujir yakni orang yang menyewa, mustajir yakni
orang yang memberi sewa.
2. Kedua, Sighat, ijab qabul antara mujir dan mustajir.
3. Ketiga, Ajr atau upah yang dibayarkan dan
4. keempat, Barang yang disewakan.

3. ZAKAT HASIL JASA (PROFESI)


Terhadap hukum zakat profesi, terdapat perbedaan pendapat diantara
ulama. Hal ini antara lain dikarenakan dasar hukum tentang zakat yang
dikeluarkan dari hasil usaha tersebut masih bersifat zhan (dugaan),
berikut bahasannya.
1. Pengertian dan Hukumnya
Dalam terminologi Arab, zakat penghasilan dan profesi lebih populer
disebut dengan istilah zakatu kasb al-amal wa al-mihan al- hurrah (
‫بٌزكاة‬A ‫ الحرةٌوالمه ٌنالعملٌكس‬,(atau zakat atas penghasilan kerja dan profesi
bebas. Istilah itu digunakan oleh Yusuf AlQardhawi dalam kitab
Fiqhu Zakah dan Wahbah Az-Zuhaili dalam kitab Al Fiqhul Islami wa
Adillatuhu.
ayat tentang zakat profesi : ْ ُّ ‫بت ْنِفقُوا ِم ْن َطي َ َم ُنوا أ ِذي َن َءا َّ َها ال‬
ُ ْ‫م ِ َبا ِت َما َك َس‬
‫ ي َ َياأ‬Artinya: “Nafkahkanlah dari hasil usahamu yang baik.” (QS. al-
Baqarah: 267)

4. ZAKAT PRODUKTIF
Kemunculan istilah di atas dapat dikatakan sebagai sebuah bentuk
“kritik” terhadap penyaluran zakat kepada mustahiq yang pada
umumnya bersifat konsumtif. Zakat yang diterima oleh mustahiq
biasanya bersifat konvensional yaitu sekedar untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari yang sifatnya “menghabiskan”. Namun di
sisi lain terdapat mustahiq yang keberadaannya masih produktif baik
dari tenaga, ilmu dan keterampilan. Mustahiq yang masih mampu
produktif tersebut dapat diberikan zakat berupa modal usaha untuk
pengembangan kemampuan yang dimilikinya.
Arif Mufraini dalam Buku Akuntansi dan Manajemen Zakat (2006:147)
telah mengemas bentuk inovasi pendistribusian zakat yang
dikategorikan dalam empat bentuk:
Pertama, distribusi bersifat “konsumtif tradisional,” yaitu zakat dibagikan
kepada mustahik untuk dimanfaatkan secara langsung, seperti zakat
fitrah, atau zakat mal yang dibagikan kepada para korban bencana
alam.
Kedua, distribusi bersifat “konsumtif kreatif.” yaitu zakat yang
diwujudkan dalam bentuk lain dari barangnya semula, seperti diberikan
dalam bentuk alat-alat sekolah atau beasiswa.
Ketiga, distribusi bersifat “produktif tradisional,” yaitu zakat diberikan
dalam bentuk barang-barang yang produktif seperti kambing, sapi, dan
lain sebagainya. Pemberian dalam bentuk ini dapat menciptakan usaha
yang membuka lapangan kerja bagi fakir miskin. Keempat, distribusi
dalam bentuk “produktif kreatif,” yaitu zakat diwujudkan dalam bentuk
permodalan baik untuk menambah modal
5. PENYALURAN ZAKAT UNTUK PEMBANGUNAN MASJID
Kelompok Mustahiq Zakat Jumhur ulama sepakat bahwa kelompok
mustahiq zakat itu terdiri delapan asnaf atau bagian. Kesepakatan
tersebut didasari oleh ayat al-Qur’an surat al-Taubat ayat 60
: sebagai berikut
ِ ‫ت لِ ْلفُقَ َر ۤا ِء َو ْال َم ٰس ِكي ِْن َو ْال ٰع ِملِ ْينَ َعلَ ْيهَا َو ْال ُمَؤ لَّفَ ِة قُلُ وْ بُهُ ْم َوفِى الرِّ قَ ا‬
‫ب َو ْال ٰغ ِر ِم ْينَ َوفِ ْي‬ ُ ‫صد َٰق‬
َّ ‫۞ اِنَّ َما ال‬
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬
‫ْضةً ِّمنَ ِ َۗو ُ َعلِ ْي ٌم َح ِك ْي ٌم‬ ‫هّٰللا‬
َ ‫َسبِ ْي ِل ِ َواب ِْن ال َّسبِي ۗ ِْل فَ ِري‬
Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-
orang miskin, para amil zakat, orang-orang yang dilunakkan hatinya
(mualaf), untuk (memerdekakan) para hamba sahaya, untuk
(membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan
untuk orang-orang yang sedang dalam perjalanan (yang
memerlukan pertolongan), sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha
Mengetahui lagi Mahabijaksana.

Delapan kelompok (mustahiq) zakat sebagaimana tercantum dalam


ayat di atas,
penjelasannya sebagai berikut.

Fuqara, yaitu Orang yang tidak memiliki harta dan pekerjaan yang
dapat memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Orang yang termasuk
kelompok ini tidak memiliki suami (isteri), ayah, ibu, dan anak yang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Masakin, yaitu Orang yang memiliki pekerjaan, tapi hasilnya tidak dapat
memenuhi kebutuhannya,
Amilin yaitu Yaitu orang yang bekerja memungut zakat (panitia zakat).
Muallaf, pengertiannya dapat berarti orang yang baru masuk Islam
sedangkan imannya masih lemah, maka untuk menguatkannya perlu
diyakinkan dengan zakat. Atau orang kafir yang berniat untuk masuk
Islam, tapi masih tipis keimanannya, maka ia dapat diberi zakat supaya
niat masuk Islamnya menjadi kuat.
Budak, yaitu orang yang hidupnya tidak merdeka, dikuasai oleh
tuannya dan berniat untuk membebaskan dirinya
Orang yang terlilit hutang, yaitu orang yang memiliki tunggakan
hutang kepada orang lain baik hutang tersebut untuk kepentingan
pribadinya atau hutang karena untuk biaya kebajikan.
Orang yang berjuang di jalan Allah, yaitu para tentara yang
berperang melawan serangan orang kafir.
Orang yang sedang dalam perjalanan. Yaitu orang yang sedang
melakukan sebuah perjalanan dengan tujuan yang baik bukan untuk
kemaksiatan, seperti pelajar atau mahasiswa yang belajar di luar negeri.
Daftar materi
1. Materi tentang zakat produktif
2 pada KB yang
sulit dipahami

Daftar materi
yang sering
mengalami 1. Pemahaman antara zakat profesi dengan zakat produktif
3
miskonsepsi
dalam
pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai