Pengertian Zakat
Kata zakat َberasal dari bahasa Arab, secara
bahasa artinya suci, tumbuh berkembang dan
berkah. Makna zakat secara bahasa ini
mencerminkan sifat zakat yang dapat mensucikan
harta dan jiwa serta mengandung nilai positif yang
dapat dikembangkan berupa kebaikan bagi si
muzakki dan kemaslahatan ekonomi bagi para
mustahiq.
Menurut syara’, para ulama mendefinisikannya
dengan “Harta tertentu yang wajib dikeluarkan
sebagiannya kepada para mustahiq.” Sedangkan
Sayyid Sabiq mendefinisikan, “Zakat adalah suatu
nama hak Allah yang harus dikeluarkan oleh
manusia kepada fuqara.” Selanjutnya Sabiq
menambahkan, “Dinamakan zakat karena
mengharap berkah, pensucian diri, dan
bertambahnya kebaikan.
Dari dua macam pengertian zakat seperti
diungkapkan di atas dapat disimpulkan bahwa zakat
adalah kewajiban seseorang untuk mengeluarkan
sebagian harta miliknya yang sudah memenuhi
syarat untuk dizakati kepada orang yang berhak
menerimanya (mustahiq).
3. ZAKAT PRODUKTIF
a) Pengertian Zakat Produktif
Zakat produktif adalah zakat yang diberikan kepada
penerimanya (mustahik) sebagai modal untuk
menjalankan kegiatan ekonomi dalam bentuk usaha.
Tujuan dari zakat ini adalah membangun dan
mengembangkan tingkat ekonomi dan produktifitas
mustahik, terutama bagi mereka yang hidup dalam
kemiskinan.
2 Daftar materi pada KB 1. Bentuk dan macam zakat dalam Islam dengan melihat
yang sulit dipahami mustahiqnya:
Konsumtif tradisional
Konsumtif kreatif
Produktif tradisional
Produktif kreatif
2. Pengertian sabilillah menurut Mahmud Syaltut, al-
Maraghi, Yusuf Qardhawi, dan Sayyid Sabiq.
3. Usaha pengembangan zakat menjadi modal usaha
memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang cukup
handal. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk
meningkatkan SDM (sumber daya manusia) mustahiq
dengan mengadakan pelatihan atau training yang
dapat dilakukan oleh badan, seperti bazis atau
pemerintah, sehingga mereka benar-benar memiliki
keahlian yang mapan untuk dapat mengembangkan
modal usaha yang didapat dari zakat tersebut.
Daftar materi yang sering 1. Zakat konsumtif tradisional dan konsumtif kreatif
3 mengalami miskonsepsi 2. Zakat produktif tradisional dan produktif kreatif
dalam pembelajaran 3. Sabilillah dan ibnu sabil