Anda di halaman 1dari 7

Zakat

Zakat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang digunakan untuk
membantu masyarakat lain, menstabilkan ekonomi masyarakat dari kalangan
bawah hingga kalangan atas, sehingga dengan adanya zakat umat Islam tidak
ada yang tertindas karena zakat dapat menghilangkan jarak antara si kaya
dan si miskin. Oleh karena itu, zakat sebagai salah satu instrumen negara dan
juga sebuah tawaran solusi untuk menbangkitkan bangsa dari keterpurukan.
Zakat juga sebuah ibadah mahdhah yang diwajibkan bagi orang-orang Islam,
namun diperuntukan bagi kepentingan seluruh masyarakat.

1. Pengertian Zakat

Zakat adalah salah satu rukun Islam yang lima. Zakat berarti “tumbuh
dan bertambah”. juga bisa berarti berkah, bersih, suci, subur dan berkembang
maju. Dapat kita ambil kesimpulan bahwa kita selaku umat muslim telah
diwajibkan oleh Allah SWT untuk mengeluarkan zakat, seperti firman Allah
Swt :

َ ‫الز َكا َة َوأَطِ يعُوا الرَّ سُو َل َل َعلَّ ُك ْم ُترْ َحم‬


‫ُون‬ َّ ‫َوأَقِيمُوا ال‬
َّ ‫صاَل َة َوآَ ُتوا‬
“Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan taatlah kepada
Rasul, supaya kamu diberi rahmat“. (Surat An Nur 24 : 56).

Dalam ayat yang lain Allah menjelaskan bahwa orang yang mentaati
perintah allah khususnya dalam menunaikan zakat niscaya Allah akan
memberikan rahmat kepada kita dan akan dikembalikannya kita kepada
kesucian/kembali fitrah seperti bayi yang baru dilahirkan ke alam muka bumi
ini atau seperti kertas puti9h yang belum ada coretan-coretan yang dapat
mengotori kertas tersebut, seperti firman-Nya :

“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu bersihkan
dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya dosa
kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar
lagi maha Mengetahui “. (Surat At Taubah 9 : 103).

2. Dasar Hukum Zakat

Zakat merupakan salah satu rukun islam, zakat diwajibkan di


Madinah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, zakat diwajibkan di
Madinah pada bulan Syawal tahun kedua Hijriyah setelah diwajibkannya
puasa Ramadhan dan zakat fitrah. Di dalam Al-Qur’an terdapat dua puluh
tujuh ayatyang menyejajarkan kewajiban shalat dengan kewajiban zakat
dalam berbagai bentuk kata (Mohammad Daud Ali, 1988: 90). Zakat
merupakan kewajiban bagi orang beriman (muzakki) yang mempunyai harta
yang telah mencapai ukuran tertentu (nisab) dan waktu tertentu (haul ) untuk
diberikan pada orangyang berhak (mustahiq). Sedangkan kewajiban zakat
dalam Islam memilikimakna yang sangat fundamental, saling berkaitan erat
dengan aspek-aspek keTuhanan, juga ekonomi sosial (Nuruddin Ali, 2006:1).
Sebagai rukun ketiga dari rukun Islam, zakat juga menjadi salah satu diantara
panji-panji Islamyang tidak boleh diabaikan oleh siapa pun juga. Oleh karena
itu, orang yangenggan membayar zakat boleh diperangi dan orang yang
menolak kewajibanzakat dianggap kafir (Ar-Rahman, 2003: 177). Ada beberapa
ayat dalam Alquran yang menjadi dasar kewajiban untuk menunaikan zakat.

1. QS. al-Taubah ayat 103

“Ambillah zakat dari sebahagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan diri dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.

2. QS.al-Baqarah ayat 43.

َ ‫الز َكا َة َوارْ َكعُو ْا َم َع الرَّ ا ِكع‬


‫ِين‬ َّ ‫َوأَقِيمُو ْا ال‬
َّ ‫صالَ َة َوآ ُتو ْا‬
“Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah bersama
orang-orangyang ruku”

3. QS.al-Hajj ayat 78

‫ين مِنْ َح َر ۢ ٍج ۚ ِّملَّ َة أَ ِبي ُك ْم إِب ٰ َْرهِي َم ۚ ه َُو َسم َّٰى ُك ُم‬ ۟ ‫َو ٰ َج ِه ُد‬
ِ ‫وا فِى ٱهَّلل ِ َح َّق ِج َها ِدهِۦ ۚ ه َُو ٱجْ َت َب ٰى ُك ْم َو َما َج َع َل َعلَ ْي ُك ْم فِى ٱل ِّد‬
‫وا‬ ُ ِ‫اس ۚ َفأَق‬
۟ ‫يم‬ ِ ‫ش َه َدٓا َء َعلَى ٱل َّن‬ ۟ ‫ُم َوتَكُو ُن‬
ُ ‫وا‬ ْ ‫ش ِهي ًدا َعلَ ْيك‬ َ ‫ول‬ ُ ‫س‬ ُ ‫ٱلر‬ َ ٰ ‫ل َوفِى‬
َّ َ‫هذَا لِيَكُون‬ ُ ‫ين ِمن َق ْب‬
َ ‫م‬ِ ِ‫سل‬ ُ ‫ٱ ْل‬
ْ ‫م‬
۟ ‫صلَوٰ َة َو َءا ُت‬
‫وا ٱل َّز َكوٰ َة‬ َّ ‫ٱل‬
۟ ‫َوٱعْ َتصِ م‬
‫ُوا ِبٱهَّلل ِ ه َُو َم ْولَ ٰى ُك ْم ۖ َفنِعْ َم ْٱل َم ْولَ ٰى َونِعْ َم ٱل َّنصِ ي ُر‬

“Maka dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakatdan berpegangteguhlah


kamu dengan tali Allah yang Dia merupakan Wali bagi kamu’.

3.Syarat Zakat

1) Apabila harta itu menjadi miliknya secara penuh, bukan sebagai


pinjaman, titipan, ataupun gadai.
2) Apabila harta itu diinvestasikan (dikembangkan) atau memungkinkan
untuk diinvestasikan seperti uang, emas, perak, atau surat-surat
berharga.
3) Apabila harta itu mencapai nisab zakat (batas minimal kena zakat).
Nisab emas, perak, uang, harta bisnis atau yang menyerupainya adalah
setara 85 gram (dari emas murni dan 24 karat). Nisab zakat tanaman
dan buah-buahan adalah 5 ausaq (setara 652 kg). Adapun nisab ternak
adalah tergantung jenis hewannya (unta dan sejenisnya 5 ekor, sapi dan
sejenisnya 30 ekor, domba dan sejenisnya 40 ekor).
4) Apabila harta tersebut merupakan kelebihan (net income) dari
kebutuhan pemilik harta dan orang-orang yang ditanggungnya (seperti
anak, istri, dan orangtua yang bergantung pada pemilik harta tersebut)
selama setahun. Yang dimaksud kebutuhan di sini adalah kebutuhan
primer yang harus dipenuhi oleh manusia untuk mempertahankan
hidupnya secara layak tanpa berlebihan dan pemborosan.
5) Apabila harta tersebut terbebas dari utang. Apabila harta tersebut
mempunyai beban utang maka kewajiban zakatnya dikenakan setelah
dipotong beban utang.
6) Apabila harta tersebut dimilikinya selama satu tahun Hijriyah (Haul).
Apabila kurang dari itu atau pada saat mencapai satu tahun hartanya
berkurang dan tidak mencapai nisab maka dia tidak dikenakan
kewajiban zakat. Dan dikecualikan dari kewajiban syarat Haul adalah
harta pertanian, buah-buahan dan rikaz (harta karun), pada harta
tersebut diwajibkan zakat pada saat panen atau menemukannya.
7) Apabila harta itu diperoleh dengan cara halal dan baik karena Allah
tidak menerima harta yang diperoleh dengan cara haram. Ada pun harta
yang diperoleh dengan haram maka itu harus dikembalikan kepada
pemiliknya dan apabila tidak tahu maka sebaiknya diinfaqkan pada
fasilitas milik ummah/ umum tanpa memberi tahu statusnya. Dan itu
bukan zakat tapi mengembalikan hak orang lain kepada pemilik haknya.
Wallahu A’lam.

4. Rukun Zakat

Rukun zakat adalah mengeluarkan sebagian dari harta yang telah


mancapai nisab dengan melepaskan kepemilikan sebagai milik orang yang
berhak menerimanya (mustah}iq) dan menyerahkan harta tersebut kepada
wakilnya, yakni imam atau orang yang bertugas untuk memungutnya (amil
zakat). Zakat adalah rukun ketiga dari rukun Islam yang lima yang
merupakan pilar agama yang tidak dapat berdiri tanpa pilar ini, orang yang
enggan membayarnya boleh diperangi, orang yang menolak kewajibannya
dianggap kafir. Zakat ini diwajibkan pada tahun kedua hijrah. Legitimasinya
diperoleh lewat beberapa ayat dalam Alquran, antara lain firman Allah
subhanahu wata'ala. yang berarti, "Dirikanlah salat, bayarlah zakat dan
rukuklah bersama orang yang rukuk." (Q.S. Al-Baqarah, 43) Juga dalam
firman Allah subhanahu wata'ala. yang berarti, "dan orang-orang yang dalam
hartanya tersedia hak tertentu buat orang yang meminta-minta dan orang
yang tidak bernasib baik." (Q.S. Al Ma'arij, 24-25) .

5. Macam-macam Zakat

Zakat secara garis besar digolongkan dalam dua golongan besar, yakni
Zakat Jiwa (fitrah) dan Zakat harta (Maal).

Zakat Fitrah

Zakat Fitrah adalah zakat yang dikeluarkan seluruh umat Islam, baik kecil
maupun dewasa, wanita maupun pria pada bulan Ramadhan. Besarnya Zakat
Fitrah ini telah ditentukan sebesar 3,5 Liter beras (pembayaran zakat fitrah di
Indonesia umumnya dihitung dengan berpatokan kepada beras yang
merupakakan bahan makanan pokok di Indonesia) atau boleh dibayar dengan
uang dengan seharga 3,5 Liter beras.

Zakat Harta
Zakat harta atau zakat maal terbagi kedalam beberapa jenis, yakni:

Zakat Penghasilan. Zakat penghasilan adalah zakat yang dikeluarkan oleh


orang Islam yang sudah mempunyai penghasilan (Termasuk blogger tentunya)
dan sudah kena hitungan zakat (Nisab) pada penghasilannya tersebut. Cara
menghitung zakat penghasilan bisa Anda hitung.

Zakat Emas, Perak, dan Harta lainnya: Zakat emas atau perak berlaku jika
kita memiliki emas atau perak yang tidak dengan ketentuan, memiliki emas
minimal 85 gram atau perak minimal 595 gram dalam setahun, dan emas
atau perak ini tidak dipakai. Nisabnya 2,5 persen dari emas atau perak yang
kita miliki dan tidak dipakai. (contohnya: emas atau tidak dipakai adalah emas
batangan yang disimpan sebagai aset, sedangkan emas yang dipakai adalah
kalung atau gelang yang dipakai sebagai perhiasan). Uang yang simpanan
dengan minimal seharga emas 85 gram dan disimpannya uang tersebut
sudah mencapai minimal 1 tahun, wajib pula dikeluarkan zakatnya sebesar
2,5 persen dari nilai uang simpanan kita tersebut. Ada pula zakat investasi,
zakat perniagaan dan zakat harta yang lain, yang perhitungannya sama
dengan perhitungan kena zakat (Nisab) berpatokan pada perhitungan kena
nisab emas.

Mustahiq zakat

Ada 8 golongan orang yang berhak menerima zakat atau istilah lainnya
mustahiq zakat.

 Faqir.

Faqir adalah orang yang tidak mempunyai harta ataupun pekerjaan atau
mempunyai harta/pekerjaan namun hartanya atau hasil kerjanya tidak bisa
mencukupi keperluan hidup sehari-hari bahkan jika dinominalkan, harta yang
dihasilkan kurang dari setengahnya dari kebutuhan harian. Misalnya dalam
mencukupi kebutuhan sehari-hari, kita membutuhkan Rp. 10000. Orang
dikatakan faqir jika dalam sehari hanya bisa mendapatkan uang kurang dari
Rp. 5000 saja.

 Miskin.

Sedangkan miskin sedikit lebih tinggi derajatnya dari faqir. Orang miskin bisa
mendapatkan penghasilan dari kerjanya lebih dari setengah kebutuhan
harian, namun tetap tidak bisa mencapai kebutuhan standar. Jika kebutuhan
standar Rp. 10000, maka orang miskin bisa menghasilkan uang lebih dari Rp.
5000 dari mata pencahariannya, namun masih di bawah Rp. 10000.

Adapun ayah/ibu atau kakek/nenek kita yang tidak punya harta/penghasilan


maka kebutuhannya merupakan tanggung jawab kita dan mereka tidak bisa
disebut faqir miskin. Artinya jika kita ditaqdirkan punya harta, sedangkan
kakek kita sendiri tidak punya harta, maka kita tidak boleh berzakat
kepadanya, karena memberikan penghidupan untuk sekedar kebutuhan
sehari-hari merupakan tanggung jawab kita. Begitu juga jika ada orang yang
lebih mengutamakan ibadah sunat atau mempelajari ilmu-ilmu yang sunat
sehingga terhalang untuk melakukan kasab, maka mereka tidak bisa disebut
faqir miskin, kecuali jika mereka mengejar ilmu yang wajib hukumnya
sehingga tidak bisa melakukan kasab, maka mereka bisa disebut faqir miskin.

 Amil.

Amil terbagi 4 bagian, yakni :

a) Amil Kisa'i, yakni orang yang bertugas memungut harta zakat dari
pemberi zakat/muzakki.
b) Amil Katib, yaitu orang yang bertugas sebagai pencatat masuk keluar
harta zakat.
c) Amil Qosim, yaitu orang yang bertugas membagikan harta zakat kepada
mustahiqnya.
d) Amil Hasyir, adalah orang yang bertugas mengumpulkan orang-orang
yang akan berzakat.
 Muallaf.

Ada beberapa klasifikasi yang termasuk ke dalam golongan muallaf :

a) orang yang baru masuk Islam dan masih lemah keyakinannya.


b) orang yang masuk Islam dan mempunyai keyakinan yang kuat namun
masih mempunyai posisi yang mulia di kalangan kaum kafir.
c) orang yang dekat dengan kaum kafir dan dikhawatirkan terpengaruh
kejahatan mereka.
d) orang yang dekat dengan mereka yang anti zakat dan dikhawatirkan
akan terpengaruh faham mereka.
 Riqob.
 Ghorim.

Yang termasuk golongan ghorim adalah :

1) mereka yang mempunyai utang dengan syarat utang tersebut tidak


dipakai untuk hal-hal yang haram dan mereka tak mampu
membayarnya dengan cara apapun.
2) orang yang berutang demi membereskan suatu masalah di antara 2
golongan yang bertikai dengan tujuan agar tidak terjadi fitnah.
3) orang yang berutang karena menjaminkan sesuatu/menggadaikan.
4) Sabilillah adalah orang yang berperang di jalan Allah dan mereka tidak
punya bekal ketika berjihad.
5) Ibnu Sabil adalah mereka yang melakukan perjalanan dan kehabisan
bekal, maka mereka berhak mendapat zakat dengan syarat
perjalanannya tidak untuk maksiat.
Tugas Kliping
Tentang

ZAKAT
D

Oleh :

ALAM SAHPUTRA

Kelas X IPS

MA AL-USMANIYAH
BAGAN BATU
TP. 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai